Annisa Jihan Sabila - Mastoiditis
Annisa Jihan Sabila - Mastoiditis
Characteristic of
Fusobacterium
Necrophorum Mastoiditis in
Children
Oleh :
Annisa Jihan Sabila (30101607604)
Pembimbing :
dr. Adi Nolodewo, Sp. THT-KL
IDENTITAS
JURNAL
JUDUL
PENULIS
TAHUN
TERBIT
ABSTRAK
LATAR
BELAKANG
Gram negatif
Bakteremia sinusitis
Infeksi kepala-
parotitis
leher
Dpat dikaitkan
dengan
MASTOIDITIS
komplikasi intra
AKUT
dan ekstrakranial
yang serius
dibandingkan
88 anak
mastoiditis
pathogen lain
50 dengan kultur
138 anak dirawat
negative
karena non- FnM
dikeluarkan
• Pengobatan antibiotic OMA sebelum ranap serupa pada kedua kelompok
• Pada kelompok FnM kultur dilakukan pada semua anak, 20 atau 46% memiliki
kultur positif (6 dari pelepasan spontan, 14 dari parasintesis)
• PCR diambil dari 36 anak sebgian besar selam aoperasi, semuanya positif Fn
• Hanya 15/36 (41,7%) anak dengan identifikasi Fn di PCR juga memiliki Fn
dalam kultur
• Infeksi polimikroba ditemukan pada 12% anak, terutama dengan H. influenza
• Pada kelompok FnM bakteri steptokokus group A paling banyak terisolasi
umum (32%) diikuti oleh streptokokus pneumonia (20%), pseudomonas
(18%), dan influenza hemofilik nontypable (14%). Pseudomonas adalah
bakteri yang paling umum diisolasi dari pelepasan spontan (37%)
• Kelompok FnM diobati dengan kombinasi dua obat IV :
Ceftriaxone + metronidazole atau
Ceftriaxone + clidamycin
• Kelompok non FnM diobati dengan monoterapi :
Cefuroxime atau
Ceftriaxone
• Pengobatan IV secara signifikan lebih lama pada kelompok FnM (22 vs 7 hari,
p = 0,0001)
● Mastoidektomi kortikal dengan penyisipan tabung
ventikasi dilakukan pada 93% anak anak dengan FnM
● Ketika thrombosis vena sinus (SVT) dan atau abses
epidural dicurigai dari imaging, nanah dikeringkan selama
mastoidektomi, granulasi dikeluarkan dari rongga mastoid
dan unroofing pelat tulang yang menutupi sinus sigmoid
dan ruang epidural dilakukan untuk mengalirkannya
● Tidak adanay trombormboli yang jauh pada semua kasus
menghalangi kebutuhan drainase sinus sigmoid dan
eksplorasi leher untuk ligase vena jugularis interna
● Semua anak dengan SVT diobati dengan antikoagulan
kurang lebih 3 bulan
● Semua anak pulih dan menunjukkan pemeriksaan fisik
yang normal saat follow up
● Dalam kelompok non FnM, hanya 15% anak dilakukan CT scan, 85%
dari mereka menjalani operasi, yang terbanyak mastidektomi (82%)
atau insisi dengan drainase subperiosteal abses dan introduction of VT
tanpa mastoidektomi (18%).
● Dua anak tambahan melakukan operasi drainase dan introduction of
VT tanpa imaging
● Streptokokus group A diisolasi pada 46% anak yang dioperasi pada
kelompok ini
● 35 anak (88%) dari kelompok FnM menunjukkan demam persisten
post operasi dengan rata-rata 4,7 hari, dibandingkan dengan hanya 1
pasien yang dioperasi pada kelompok FnM (p = 0,0001)
● Pada 16/35 (46%) anak dengan demam persisten dari kelompok FnM.
Imaging kedua dilakukan untuk memastikan komplikasi baru atau
persisten
● 4 dari anak anak mengungkapkan temyan patologis baru seperti SVT
(n = 1) dan abses periosteal berulang (n = 3)
● 4 anak ini dan 2 linnya dengan demam persisten dan keluarnya nanah
dari luka operasi menjalani operasi revisi (14%)
● Pada kelompok non FnM tidak diperlukan operasi tambahan
● Tidak ada perbedaan signifikan dalam pemulihandari FnM antara anak
yang diobati denganceftriaxone + clindamycin atau ceftriaxone +
metronidazole
Anak dengan salah satu dari variable-variable ini memiliki peningkatan
risiko untuk infeksi FnM
DISKUSI
FnM memiliki presentasi klinis yang lebih parah, tingginya tanda
inflamasi, tingginya komplikasi ekstra dan intracranial dan
membutuhkan intervensi operasi dan re-operasi yang lebih tinggi.
Peningkatan kejadian
FnM Terkait dengan
vaksinasi pneumococci,
H influenza B dan
streptococcus konjugat
pneumonia