Anda di halaman 1dari 25

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAN

PEMBUANGAN PERSAMPAHAN

EDA LOISA,ST.MT
STT SAPTA TARUNA
2021/2022
BAB 1. PERENCANAAN UMUM
PENYELENGGARAAN (PSP)
PRASARANA DAN SARANA PERSAMPAHAN

Lanjutan 1.1 Rencana Induk (Master Plan)

A. Jenis Rencana Induk

B. Muatan Rencana Induk

C. Tahap Penyusunan

D. Pengumpulan Data

E. Strategi Pengembangan

F. Rencana Pengembangan

G. Tahap Pelaksanaan
E. Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan
Secara garis besar, strategi tersebut meliputi:

a. Strategi Teknis
• Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan berdasarkan kriteria
kebutuhan pengembangan.
• Peningkatan kegiatan 3R untuk skala sumber dan kawasan pada
lokasi- lokasi prioritas dan memenuhi kriteria.
• Peningkatan kegiatan penyuluhan atau pendidikan kepada
masyarakat sekitar.
• Proyeksi kebutuhan prasarana sarana persampahan.
• Rehabilitasi TPA menjadi minimal controlled landfill.
• Mengembangkan pola pelayanan regional 2 (dua) atau lebih kota
kabupaten yang berdekatan.
B. Strategi Peningkatan Kelembagaan

• Peningkatan organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku, di


antaranya sebagai berikut:
– PP 38/2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar
Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
– PP 5-/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah
– PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum
• Pemisahaan fungsi regulator dan operator.
• Peningkatan kualitas SDM bidang persampahan melalui training.
• Rekruitmen SDM untuk jangka panjang sesuai dengan kualifikasi
bidang keahlian persampahan/manajemen.
c. Strategi Peningkatan Pembiayaan
• Peningkatan prioritas alokasi dana untuk investasi maupun biaya
pengelolaan persampahan.
• Pola pembiayan mengarah pada Badan Layanan Umum.
• Peningkatan sistem tarif yang mengarah pada pola Cost Recovery.
• Penerapan pola insentif dan disinsentif.

d. Strategi Peningkatan Pengaturan


• Penyempurnaan berbagai produk hukum yang realistis dan aplikatif.
• Sosialisasi produk hukum kepada para stakeholder terutama mayarakat
• Penerapan ketentuan hukum terutama penerapan sanksi atas
pelanggaran secara bertahap.

e. Strategi Peningkatan Peran Serta Masyarakat


• Sosialisasi
• Edukasi
• Uji coba dan pendampingan
• Penerapan insentif dan disinsentif untuk program 3R
1. Tujuan dan Target Penanganan
a. Jangka Pendek
• Tujuan dan target penanganan sampah jangka pendek sangat
tergantung pada permasalahan masing-masing wilayah
perencanaan yang membutuhkan penanganan mendesak.

b. Jangka Menengah
• Tujuan dan target penanganan sampah jangka menengah
sangat tergantung pada permasalahan masing-masing wilayah
perencanaan yang membutuhkan penanganan untuk jangka
waktu 5 tahun.

c. Jangka Panjang
• Tujuan dan target penanganan sampah jangka panjang sangat
tergantung pada permasalahan masing-masing wilayah
perencanaan yang membutuhkan penanganan untuk jangka
waktu 10 tahun.
2.Strategi Pengembangan Pelayanan

A. Prediksi Timbulan Sampah


• Dasar perencanaan kebutuhan prasarana dan sarana persampahan
baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang
adalah prediksi timbulan sampah secara tepat.
• Prediksi ini berdasarkan proyeksi timbulan sampah eksisting
berdasarkan data primer yang dapat diketahui melalui sampling
analisa timbulan sampah (SNI no19-3964-1994).
• Peningkatan laju timbulan sampah berdasarkan hasil penelitian
bank dunia (Sandra Couintru, 1990) untuk Negara berkembang
adalah sebesar 4% pertahun.
• Namun dapat digunakan angka yang berbeda untuk sumber
sampah yang berbeda, misalnya laju timbulan sampah perumahan
adalah 1-2% per tahun dan 2-4 % per tahun untuk sumber sampah
komersial.
B. Efektivitas Solusi Peningkatan Pelayanan

• Agar solusi yang direncanakan dapat efektif


menyelesaikan permasalahan pengelolaan
persampahan dalam jangka pendek, menengah, dan
panjang, maka perlu diperhatikan permasalahan di
setiap daerah pelayanan secara spesifik baik yang
menyangkut aspek organisasi, teknis, pembiayaan,
pengaturan maupun masalah yang berkaitan dengan
peran serta masyarakat dan dunia usaha secara
menyeluruh dan terpadu.
C.Sistem Pelayanan
• Sistem Pelayanan persampahan lebih difokuskan pada aspek teknis
yang meliputi penentuan daerah pelayanan dalam kurun waktu
perencanaan yang didasarkan pada:
 Daerah pelayanan eksisting
 Rencana pengembangan kota
 Rencana wilayah strategis,
 Kepadatan penduduk
 Dan wilayah kumuh serta wilayah daerah aliran sungai (DAS)

• Pola pelayanan yang meliputi pewadahan, pengumpulan,


pemindahan 3R, pengangkutan dan TPA yang akan diterapkan di
daerah perencanaan direncanakan berdasarkan sumber
sampahnya dan sesuai dengan karakteristik wilayah pelayanan
masing-masing.
3. Strategi Pembiayaan
A. Strategi Investasi

• Di samping mempertimbangkan kebutuhan pelayanan secara


teknis, investasi prasarana dan sarana persampahan harus
memperhatikan dan disesuaikan dengan kemampuan daerah dan
masyarakat.
• Selain itu potensi swasta untuk investasi bidang persampahan juga
perlu dikaji lebih intensif.
• Investasi yang dapat ditawarkan kepada pihak swasta adalah
sebagai berikut:
• Pengangkutan sampah
• Transfer Station
• Pengolahan sampah skala kota (ITF : Intermediate Treatment
Facilities),Tempat Pemrosesan Akhir
• Pemanfaatan Gas Landfill melalui mekanisme CDM
B. Strategi Operasi dan Pemeliharaan

• Keberhasilan pengelolaan sampah pada dasarnya


sangat bergantung pada ketersediaan dana operasi dan
pemeliharaan (O/P) yang memadai.
• Strategi untuk penyediaan dana O/P dapat berupa:
 Penyediaan dana O/P dari APBD sesuai kebutuhan
Kontribusi dana O/P masyarakat berupa pengelolaan
sampah mandiri berbasis masyarakat skala kawasan
(didahului dengan program kampanye atau sosialisasi
dan pemberdayaan masyarakat).
 Peran swasta dalam penyediaan dana O/P berupa
kontrak manajemen, Build Own Operate (BOO), Build
Operate Transfer (BOT) dll sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku.
F. Rencana Pengembangan
1. Rencana Daerah Pelayanan
Rencana pengembangan daerah pelayanan harus didasarkan pada :
 Rencana pertumbuhan dan perkembangan kota, Peningkatan cakupan
pelayanan di daerah yang saat ini sudah mendapatkan pelayanan (daerah
eksisting), serta kriteria yang berlaku.
 Rencana daerah pelayanan dilengkapi dengan Peta Rencana Daerah
Pelayanan.

2. Proyeksi Kebutuhan Pelayanan


- Jangka Pendek : 2 tahun
- Jangka Menengah : 5 Tahun
- Jangka Panjang : 10 Tahun

• Prosentase kepadatan penduduk(> 100 jiwa/ha, 50 – 100 jiwa/ha dan < 50


jiwa/ha) harus dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk pada tahun
dimaksud untuk setiap kelurahan.
• Proyeksi fasilitas kota harus dihitung sesuai dengan rencana pengembangan
kota pada tahun dimaksud.
3. Rencana Teknis Pengembangan Pelayanan Persampahan (Studi
Kasus).
• Rencana pengembangan pelayanan persampahan jangka panjang di
samping harus memperhatikan kondisi kota, kemampuan daerah dan
masyarakat serta NSPK yang ada, maka beberapa alternatif yang perlu
dikaji berkaitan dengan beberapa kemungkinan skenario
pengembangan pelayanan adalah sebagai berikut:
A. Skenario alokasi lahan TPA
B. Skenario SPA (stasiun peralihan antara)
C. Skenario pengurangan sampah melalui kegiatan 3R
D. Skenario lain sesuai kondisi dan kebijakan lokal

4. Rencana Pengembangan Kelembagaan


Rencana pengembangan organisasi pengelola sampah, meliputi:
a.Bentuk institusi
b.Bentuk Organisasi
c.Sumber daya Manusia
d.Tata Laksana Kerja
e. Pola Kerja sama antar Kota, bagi TPA Regional
5. Rencana Pengembangan Peraturan

a. Jenis Perda terdiri dari Perda Pembentukan Institusi,


Perda Ketentuan Penangan Persampahan dan Perda
Retribusi.
b. Substansi materi Perda harus cukup menyeluruh, tegas
dan dapat diimplementasikan untuk jangka panjang (10
Tahun).
c. Penerapan Perda perlu didahului dengan sosialisasi, uji
coba di kawasan tertentu dan penerapan secara
menyeluruh. Selain itu juga diperlukan kesiapan aparat
dari mulai kepolisian, kejaksaan dan kehakiman untuk
penerapan sanksi atas pelanggaran yang terjadi.
d. Evaluasi Perda perlu dilakukan setiap 5 tahun untuk
menguji tingkat kelayakannya
6. Rencana Pengembangan Pola Investasi
• Rencana pembiayaan untuk pengembangan sistem pengelolaan
persampahan jangka panjang meliputi :
a. Biaya Investasi :
• Perhitungan didasarkan pada rencana investasi pengadaan lahan
(TPA, TPST dll), prasarana dan sarana persampahan (pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, 3R,pengangkutan dan TPA).
b. Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan
• Perhitungan didasarkan pada rencana kebutuhan alternatif
pengoperasian seluruh kegiatan penanganan sampah dari sumber
sampai ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah untuk jangka
waktu panjang.
c. Indikasi Retribusi Sampah, perhitungan berdasarkan pada indikasi
biaya satuan penanganan sampah (Rp./m3) atau Rp/kapita/tahun
dll).
d. Potensi sumber dana pihak swasta
7. Rencana peningkatan peran serta masyarakat,
meliputi:
a. Penyusunan program penyuluhan/kampanye
b. Pelaksanaan penyuluhan/kampanye
c. Internalisasi penanganan sampah ke kurikulum sekolah
d. Uji coba kegiatan 3R berbasis masyarakat
e. Replikasi pengembangan kegiatan 3R berbasis
masyarakat untuk mencapai target yang telah ditentukan
selama minimal 10 tahun masa perencanaan (10-30%)
G. Tahap Pelaksanaan

1. Rencana Jangka Pendek


2. Rencana Jangka Menengah
3. Rencana Jangka Panjang
4. Rencana Program
5. Rencana Pembiayaan
6. Sosialisasi
1. Rencana Jangka Pendek
• Menyiapkan kebijakan pengelolaan sampah kota/kabupaten yang
mengacu pada kebijakan nasional, propinsi dan NSPK yang berlaku.
• Peningkatan kelembagaan terutama SDM sebagai dasar untuk
peningkatan kinerja operasional penanganan sampah.
• Penyiapan dan penyempurnaan Perda yang sesuai dengan NSPK dan
UU Nomor 18/2008.
• Perencanaan detail penanganan persampahan (penutupan TPA
dengan penimbunan terbuka atau rehabilitasi TPA, kegiatan 3R).
• Penyusunan AMDAL atau UKL dan UPL atau kajian lingkungan sesuai
kebutuhan.
• Kampanye dan edukasi sebagai dasar untuk menyiapkan masyarakat
berpartisipasi kegiatan 3R.
• Penyediaan prasarana sarana untuk mengatasi masalah persampahan
yang bersifat mendesak (bin pemilahan sampah, peningkatan TPA dll).
• Penyiapan peningkatan iuran tarif (iuran dan retribusi).
2. Rencana Jangka Menengah
• Melanjutkan peningkatan kelembagaan (pemisahan operator dan
regulator) dan pelatihan SDM yang menerus disesuaikan dengan
kebijakan nasional, propinsi dan NSPK yang baru.
• Pelaksanaan penegakan peraturan yang didahului dengan
sosialisasi dan uji coba selama 1 tahun.
• Peningakatan cakupan pelayanan sesuai perencanaan.
• Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana persampahan
sesuai perencanaan.
• Pelaksanaan revitalisasi TPA sesuai perencanaan.
• Pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan TPA.
• Pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan
kegiatan 3R di beberapa kawasan.
• Kampanye dan edukasi yang menerus.
• Pelaksanaan peningkatan retribusi baik melalui perbaikan tarif
maupun mekanisme penarikannya.
• Merintis kerja sama dengan pihak swasta
3. Rencana Jangka Panjang
• Peningkatan kelembagaan (pemisahan operator dan regulator) dan pelatihan
SDM yang menerus disesuaikan dengan kebijakan nasional, propinsi dan NSPK
yang baru.
• Review atau penyempurnaan Perda yang sesuai dengan NSPK dan kondisi
terkini yang berkembang di daerah.
• Peningkatan cakupan pelayanan sesuai target perencanaan.
• Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana sesuai cakupan pelayanan serta
penggantian peralatan yang sudah habis umur teknisnya.
• Peningkatan kinerja TPA sesuai dengan kebutuhan.
• Pemilihan lokasi TPA baru sebagai persiapan penutupan TPA lama yang sudah
penuh (sesuai dengan kebutuhan) disertai studi kelayakan dan AMDAL atau
UKL UPL.
• Penutupan TPA lama (jika diperlukan) dan pemantauan kualitas TPA yang telah
ditutup selama 20 tahun scara berkala.
• Pembangunan TPA baru sesuai NSPK.
• Pembangunan TPST skala kota (sesuai kebutuhan).
• Replikasi 3R sesuai dengan target pengurangan sampah.
• Kampanye dan edukasi sebagai dasar untuk penyiapan masyarakat dalam
partisipasi kegiatan 3R.
• Meningkatkan pola kerjasama dengan pihak swasta dan CDM (clean
development mechanism)
4. Rencana Program
• Rencana program peningkatan penyelenggaraan prasarana dan
sarana persampahan jangka pendek, menengah dan panjang untuk
setiap aspek pengelolaan ( Kelembagaan, Peraturan, Teknis,
Pembiayaan, PSM).

5. Rencana Pembiayaan
• Perhitungan retribusi perlu dibuat berdasarkan perkiraan biaya
investasi dan O & P untuk jangka menengah dan jangka panjang.
• Diperlukan estimasi biaya satuan penanganan persampahan
berdasarkan kebutuhan biaya investasi dan pengoperasian serta
pemeliharaan, yang meliputi:
a. Rp./kapita/tahun
b. Rp./m 3 atau Rp./ton
c. Biaya pengumpulan/ton
d. Biaya pengangkutan/ton
e. Biaya pengolahan/ton
f. Biaya TPA/ton
6. Sosialisasi
• Dokumen perencanaan penyelenggaraan
prasarana dan sarana persampahan harus
disosialisasikan secara lebih memadai baik
kepada pihak eksekutif, legislatif maupun
masyarakat umum, yang bertujuan agar dapat
mendapat dukungan dari semua pihak agar
proses pelaksanaannya dapat berjalan seperti
yang diharapkan.
Tenaga Ahli dalam Menyusun Rencana
Induk

1. Ahli Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan/Ahli


Sanitasi/Ahli Persampahan
2. Ahli Teknik Hidrologi/Geohidrologi
3. Ahli Sosial Ekonomi/Keuangan
4. Ahli Kelembagaan/Manajemen
5. Ahli Perencanaan Kota/Planologi
Contoh Rencana Induk DKI
Jakarta
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai