Anda di halaman 1dari 55

PERAN KKP DALAM PENYELENGGARAAN

KEKARANTINAAN KESEHATAN DI PINTU MASUK


DALAM RANGKA PENCEGAHAN COVID 19

BERNADINUS DARMA, S.KM


KASUBAG ADUM

DISAMPAIKAN DALAM PERTEMUAN SOSIALISASI PENYUSUNAN RENKON KKMMD


DI BANDARA TAMBOLAKA
02 JUNI 2021
Latar Belakang
 Masih banyak jenis penyakit potensial KLB
di Indonesia spt : DBD, keracunan makanan,
difteri, campak, rabies, antraks, diare, kolera,
malaria, dll (17 jenis by Permenkes 1501/2010)
 cenderung menyebar antar daerah/
Kabupaten/ Provinsi.
 Adanya Ancaman penyakit baru “new emerging
diseases” H1N1 Pandemi 2009, H5N1, H7N9,
West Nile Virus, Mers-Cov, Ebola, Zika Virus,
Covid-19.
Lanjutan Latar Belakang ….

 Mobilisasi orang baik dalam/LN


meningkatkan risiko penyebaran suatu
penyakit  penguatan Surveilans di Port
of Entry
 Globalisasi: Peristiwa kesehatan/kejadian
penyakit di satu lokasi dapat menjadi
ancaman bagi lokasi lain.
 Ancaman dari pemakaian bahan – bahan
biologis dan kimiawi serta kecelakaan
industri dan laboratorium
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI
INDONESIA
Jumlah KKP : 49
Jumlah wilayah kerja : 304

KKP KUPANG
KKP KUPANG: 1 Induk, 15 Wilker, 2 Pos Pelayanan

Wilker Kalabahi
Pos Larantuka
Wilker Reo Wilker Lembata

Wilker Labuan Bajo Wilker Maumere


Wilker Ende
PLB Mota’ain
Wilker Atapupu
Wilker Tambolaka PLB Metamauk
PLB Wini

Wilker Waingapu PLB Napan

Kantor Induk Bandara El Tari


Wilker Ba a Wilker Tenau
Wilker Bolok

5
Landasan Hukum
1. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
3. Kepmenkes RI No. 424 tahun 2007 tentang Pedoman Upaya Kesehatan
Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan
4. Kepmenkes RI No. 425 tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
5. Kepmenkes RI No. 431 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos
Lintas Batas Dalam Rangka Karantina Kesehatan.
6. Permenkes 612 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Karkes
pada PHEIC
7. SK Dirjen PP & PL tahun 2009 tentang SOP di Pintu Masuk Negara
8. International Health Regulations (IHR) 2005
KEDUDUKAN KKP
BERDASARKAN Permenkes 77 Tahun 2020 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

1
•Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya disebut KKP
adalah unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktorat Jenderal P2P
Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan

(Permenkes 2348 Th 2011 Jo Permenkes 356 Th 2008)

1. cegah masuk & keluar penyakit;


2. pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit
yang muncul kembali;
3. survailans epidemiologi;
4. kekarantinaan;
5. pengawasan OMKABA;
6. pelayanan kesehatan;
7. pengendalian dampak kesling;
8. Bioterorism dan unsur NUBIKA;

di wilayah kerja pelabuhan, Bandar Udara & PLBDN


Pelaksanaan:
1. Kekarantinaan;
2. pelayanan kesehatan;
3. pengendalian risiko lingkungan ;
4. pengamatan penyakit potensial wabah, baru, & muncul kembali;
F 5. pengamanan NUBIKA;
U 6. sentra/simpul jejaring SE lintas nasio., regio., dan internasional;
7. fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB dan
N bencana Bidkes, serta Kesma termasuk penyelenggaraan kesehatan
G haji dan perpindahan penduduk;
S 8. fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja;
9. pemberian sertifikat Kesehatan (OMKABA) ekspor dan mengawasi
I
{3}
persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor
10. pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. pemberian pelayanan kesehatan ;
12. jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
13. jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan;
14. kajian kekarantinaan, PRL dan SE;
15. pelatihan teknis bidang kesehatan;
16. ketatausahaan dan kerumahtanggaan .
23. Tindakan Kesehatan Pada Kedatangan dan Keberangkatan.
34. Peti Kemas dan Area Untuk Memuat Peti Kemas.
40. Pembiayaan untuk Tindakan Penyehatan Terhadap Pelaku Perjalnan
PORT 41. Biaya untuk Bagasi, Cargo, Peti Kemas, Alat Angkut, Barang atau
T AIRPORT Paket Pos
U LINTAS BATAS 44. Kerjasama dan Bantuan
G
A 24. Operator Alat Angkut.
S 25. Kapal dan Pesawat Yang Transit.
26. Truk, Kereta Api dan Bus Sipil Transit.
K 27. Alat Angkut Yang Terjangkit.
28. Kapal dan Pesawat Pada Saat Berada di Pintu MAsuk
K
29. Truk, Kereta Api dan Bus di Pintu Masuk.
P 33. Barang Dalam Transit
37. Maritime declaration of health.
D ALAT ANGKUT 38. Health port of aircraft general declaration.
A 39. Ships sanitation certificates
L 42. Pelaksanaan Tindakan Penyehatan.
A 43. Tindakan Penyehatan Tambahan.
46. Pengangkutan dan Penanganan Zat Biologis, Reagen dan Bahan
M
Untuk Keperluan Diagnostik.

23. Tindakan Penyehatan Pada Kedatangan dan Keberangkatan


I
30. Pelaku Perjalanan Yang Kesehatannya Sedang di Observasi.
H 31. Tindakan Penyehatan Yang Berhubungan Dengan Masuknya Pelaku
R Perjalanan.
ORANG 32. Perlakuan Terhadap Pelaku Perjalanan
35. Ketentuan Umum.
36. Certificates of Vaccination or other prophylaxis
43. Tindakan Penyehatan Tambahan.
45. Perlakuan Terhadap Data Pribadi. Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno Hatta
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN
KESEHATAN DI MASUK
PINTU
3. Pengawasan
Kekarantinaan
Kesehatan di
Pos Lintas Batas Darat
2. Pengawasan Negara
(pada saat kedatangan dan 4. Pengawasan
Kekarantinaan
keberangkatan kendaraan darat) Kekarantinaan Kesehatan
Kesehatan
terhadap Awak, Personel,
di Bandar Udara
(pada saat kedatangan dan dan Penumpang Alat angkut
keberangkatan pesawat udara)

1. Pengawasan Penyelenggaraan 5. Pengawasan


Kekarantinaan Kekarantinaan Kekarantinaan
Kesehatan Kesehatan di
Kesehatan
di Pelabuhan Laut Pintu Masuk
terhadap Barang di Alat
(pada saat kedatangan dan Angkut
keberangkatan kapal)

Dilakukan oleh Pejabat Karantina Kesehatan


TUJUAN KEKARANTINAAN KESEHATAN
 UU No 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan
Kesehatan : Menolak dan mencegah masuk dan
keluarnya penyakit karantina.
 Permenkes 77/2020 tentang OTK KKP : Cegah
tangkal penyakit menular potensial wabah dan
faktor risiko kesehatan masyarakat.
 IHR (2005) : mencegah, melindungi dan
mengendalikan penyebaran penyakit lintas
negara. Tidak hanya penyakit tetapi semua jenis
ancaman masalah kesehatan.

13
UPAYA KEKARANTINAAN KESEHATAN

 Upaya Kekarantinaan Kesehatan dilakukan


melalui kegiatan :
 surveilans epidemiologi penyakit dan faktor
risiko kesehatan masyarakat
 Pengendalian faktor risiko Lingkungan
 serta respon  Tindakan Kekarantinaan.

14
PROTOKOL DI PINTU MASUK
 Deteksi Dini Pelaku Perjalanan Yang Diduga Sakit
 Wawancara dan Anamnesis Pelaku Perjalanan Yang
Sakit Untuk Memastikan Kemungkinan adanya Gejala
COVID 19 di ruang pemeriksaan
 Pelaporan Kasus2 Pelaku Perjalanan yang Diduga
terjangkit COVID 19 kepada PHEOC
 Rujuk Untuk Isolasi Pelaku Perjalanan yang Diduga
Terjangkit COVID 19 ke RS Rujukan Dengan Ambulans
Yang Sesuai Kriteria
 Tindakan kesehatan Terhadap alat angkut dan barang
yang diduga terpapar COVID 19
RESPON
Tindakan Kekarantinan di pintu masuk :
Desinfeksi
orang, barang,
alat angkut, dan
Tindakan Desinseksi alat media Dekontaminasi
Kekarantinaan angkut, lingkungan lingkungan orang, barang, alat
dan media angkut, dan media
Kesehatan Lain lingkungan lingkungan

Berdasarkan
Situasi Dan
Deteksi
Kecenderungan Deratisasi alat
Isolasi orang
angkut dan & dan barang
Epidemiologi lingkungan
RESPONS

Karantina
Vaksinasi
Pembatasan orang
pergerakan
orang, barang,
alat angkut dan
lingkungan,
PERAN KKP DALAM UPAYA
PENCEGAHAN, DETEKSI DINI
DAN RESPON TERHADAP COVID
19 DI PINTU MASUK
1
PENGUATAN KAPASITAS PETUGAS

 Pengaktivan Tim Gerak Cepat KKP Kupang


 RefreshingSOP dan Protokol pencegahan
dan Pengendalian Covid-19 Terhadap Petugas
 Pembentukan dan Pengaktifan Posko Covid
19 KKP Kupang
2
Metode
 Surveilans
 Kartu Kewaspadaan Kesehatan / Health Alerd Card (HAC)
 Pengawasan dan Pemeriksaan Alat Angkut, Orang dan Barang
yang Datang Dari Negara/Wilayah Indonesia Terjangkit
 Rujukan Kasus Suspek dan Konfirmasi
 Tindakan Penyehatan
 Menerapkan SOP Penanggulangan dan Pengendalin
Covid 19 Baik Yang dikeluarkan oleh Kemenkes, Gugus
Tugas Nasional, Lintas Kementerian (Kemenlu,
Kemenkumham, Kemenhub) dan Kebijakan Pemerintah
Daerah
Bentuk Pemeriksaan Di Pintu MAsuk
Pendataan Menggunakan Kartu Kewaspadaan / HEALTH ALERD CARD

20
Pemeriksaan Suhu Tubuh
DENGAN INFRA RED DENGAN THERMAL SCANNER
Pemeriksaan Kapal dan Tindakan Penyehatan
3
Pemenuhan Sarana dan Prasaran

 Peralatan Deteksi : Thermal Scanner,


Thermometer IR, Isolation Chamber,
 Peralatan Evakuasi : Ambulance Evakuasi
Penyakit Menular
 Peralatan Tindakan Penyehatan : Spraycan,
Misblower
 Alat Pelindung Diri
 Ruang Isolasi Bertekanan Negatif
 Ruang Karantina (di PLBN)
3
Persiapan Peralatan

Thermometer Infra Red

Isolation Chamber / Kapsul Transport + Ruang Isolasi


Bertekanan Negati

Thermal Scnner AMBULANCE EVAKUASI BERTEKANAN NEGATIF


4
Pemenuhan Anggaran Biaya

 Pengadaan APD
 Pengadaan Ambulance
 Pengadaan Daya Tahan Tubuh untuk Petugas
 Biaya Perbantuan Petugas ke Wilayah Kerja
 Biaya Untuk Penyelidikan Epidemiologi
Surveilans Covid 19
DEFENISI OPERASIONAL
Lanjutan DO . . .
Lanjutan DO . . .
Lanjutan DO . . .
Lanjutan DO . . .
DATA GLOBAL
COVID 19, Update 31
May 2021

169.597.413 3.530.582

CFR
2,08%
Data Covid-19 di Indonesia dan NTT

CFR CFR
2,78% 2,78%
DATA COVID 19 Kab. SBD 31/5/2021

CFR
2,01%
Wilayah transmisi lokal di indonesia

34 Provinsi;

3 Kab/Kota di NTT :
Kota Kupang, Sumba Timur,
Ende, Manggarai Barat

PENTING UNTUK :
PENETAPAN
STATUS ALAT
ANGKUT DALAM
KARANTINA
Penemuan Kasus COVID 19 di Pintu
Masuk

Tujuan •Mengidentifikasi Ada atau Tidaknya Kasus Yg melewati Pelabuhan, Bandara, PLBN

Kegiatan •To Prevent, To Detect & To Respon

Melalui •Pengawasan Alat Angkut, Orang, Barang dan Lingkungan yang datang dari negara/wilayah terjangkit Covid-19

Dilaksanakan oleh KKP dan berkoordinasi dg Lintas Sektor Terkait


Langkah-Langkah Penemuan Kasus di Pintu Masuk
Pelaku Perjalanan dari Negara/Daerah dengan transmisi lokal

Pemeriksaan Suhu Tubuh, tanda & Gejala Covid 19.

Pemeriksaan Dokumen Kesehatan

Bila Demam Melalui Thermal Scanner/Thermometer Infra Bila ditemukan Gejala Pneumonia di atas alat angkut
Red maka pelaku perjalanan dipisahkan dan dilakukan maka petugas KKP dg APD lengkap lakukan
wawancara di ruangan khusus Pemeriksaan ke atas Kapal

Bila dinyatakan SEHAT maka diijinkan lanjutkan


Bila Masuk Kategori Suspek, Kontak Erat, Kasus Konfirmasi
perjalanan dengan tetap melaksanakan protokol
Lakukan Tatalaksana Sesuai Kriteria
kesehatan

Lakukan Tindakan Kekarantinaan/Penyehatan terhadap


Barang dan Alat Angkut Sesuai SOP
ALUR DETEKSI DINI DAN RESPON

PINTU MASUK
WILAYAH
NEGARA
SOP Pengawasan Pelaku
Perjalanan Dalam Rangka
Pencegahan dan Pengendalian
Covid 19 di Pintu Masuk
Protokol Kesehatan Bagi pelaku
Perjalanan Secara Ketat
Memakai Masker wajib dilakukan dengan benar menutupi hidung
dan mulut

Jenis Masker Yang digunakan pelaku perjalanan adalah masker kain 3


lapis atau masker medis

Tidak diperkenankan berbicara satu arah maupun dua arah melalui


telepon ataupun sepanjang perjalanan dengan moda transportasi
umum darat, perkeretaapian, laut, sungai, danau, penyeberangan dan
udara

Tidak diperkenankan makan dan minum sepanjang perjalanan


penerbangan bagi perjalanan kurang dari 2 jam terkecuali individu yang
wajib mengkonsumsi obat dalam rangka pengobatan yang jika tidak
dilakukan membahayakan keselamatanya
Ketentuan Bagi Pelaku Perjalanan
Dalam Negeri (PPDN)
a. setiap individu yang melaksanakan perjalanan orang dengan
kendaraan pribadi maupun umum bertanggung jawab atas
kesehatannya masing-masing, serta tunduk dan patuh
pada syarat dan ketentuan yang berlaku;
b. pelaku perjalanan transportasi udara wajib
menunjukkan surat keterangan:
 hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun
waktu maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau
 hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun
waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau
 hasil negatif tes GeNose C19 di Bandar Udara sebelum
keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan, dan
 mengisi e-HAC Indonesia;
Ketentuan Bagi Pelaku Perjalanan
Dalam Negeri (PPDN)
c. pelaku perjalanan transportasi laut wajib menunjukkan surat keterangan:
 hasil negatif tes RT-PCR, atau hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya
diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau
 hasil negatif tes GeNose C 19 di Pelabuhan sebelum keberangkatan sebagai
persyaratan perjalanan dan
 mengisi eHAC Indonesia;
d. pelaku perjalanan penyeberangan laut wajib menunjukkan surat
keterangan:
 hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu
maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau
 hasil negatif tes GeNose C19 di pelabuhan sebelum keberangkatan sambil
menunggu keputusan pelaksanaan tes RT-PCR sebagai persyaratan perjalanan
dan
 mengisi e-HAC Indonesia;
Ketentuan Bagi Pelaku Perjalanan
Dalam Negeri (PPDN)
e. khusus perjalanan rutin di Pulau Jawa dengan moda transportasi laut
yang bertujuan melayani pelayaran lokasi terbatas antar pulau, atau
antar pelabuhan domestik dalam satu wilayah aglomerasi, atau
dengan transportasi darat baik pribadi maupun umum dalam satu
wilayah aglomerasi perkotaan tidak diwajibkan untuk menunjukkan
surat hasil tes RT-PCR/rapid test antigen/tes GeNose C19 sebagai
syarat perjalanan namun akan dilakukan tes acak apabila diperlukan
oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Daerah;

f. pelaku perjalanan kereta api antarkota wajib menunjukkan surat


keterangan hasil negatif tes RT-PCR, atau negatif rapid test antigen
yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam
sebelum keberangkatan, atau hasil negatif tes GeNose C19 di stasiun
kereta api sebelum keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan;
Ketentuan Bagi Pelaku Perjalanan
Dalam Negeri (PPDN)
g. pelaku perjalanan transportasi umum darat akan
dilakukan tes acak rapid test antigen/tes Ge Nose C19
apabila diperlukan oleh Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Daerah;
h. pelaku perjalanan transportasi darat pribadi, dihimbau
melakukan tes RT-PCR atau rapid test antigen yang
sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24
jam sebelum keberangkatan, atau hasil negatif tes Ge
Nose C 19 di rest area sebagai persyaratan
melanjutkan perjalanan dan akan dilakukan tes acak
apabila diperlukan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-
19 Daerah;
Ketentuan Bagi Pelaku Perjalanan
Dalam Negeri (PPDN)
i. khusus perjalanan ke Pulau Bali dengan transportasi udara,
laut, dan darat, baik pribadi maupun umum, wajib menunjukkan
surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau negatif rapid test
antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal
2 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau hasil negatif tes
GeNose C19 di bandara, pelabuhan, dan terminal sebelum
keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan dan mengisi e-
HAC Indonesia;

j. pengisian e-HAC Indonesia dihimbau bagi pelaku perjalanan


dengan seluruh moda transportasi darat umum maupun
pribadi, kecuali bagi pelaku perjalanan udara dan laut wajib
melakukan pengisian e-HAC Indonesia;
Ketentuan Bagi Pelaku Perjalanan
Dalam Negeri (PPDN)

k. anak-anak di bawah usia 5 tahun tidak


diwajibkan untuk melalukan tes RT-PCR/rapid test
antigen/tes GeNose C19 sebagai syarat perjalanan;
l. apabila hasil tes RT-PCR/rapid test antigen/tes
GeNose C19 pelaku perjalanan negatif namun
menunjukkan gejala, maka pelaku perjalanan
tidak boleh melanjutkan perjalanan dan
diwajibkan untuk melakukan tes diagnostik RT-
PCR dan isolasi mandiri selama waktu tunggu hasil
pemeriksaan; dan
Ketentuan Bagi Pelaku Perjalanan
Dalam Negeri (PPDN)
m. kementerian/lembaga/perangkat daerah yang
menyelenggarakan fungsi terkait perhubungan
darat/laut/udara/perkeretaapian menindaklanjuti Surat
Edaran ini dengan melakukan penerbitan instrumen
hukum dengan mengacu pada Surat Edaran ini dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. anak-anak di bawah usia
5 tahun tidak diwajibkan untuk melalukan tes RT-PCR/rapid
test antigen/tes GeNose C19 sebagai syarat perjalanan;

4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 tidak berlaku


untuk moda transportasi perintis termasuk di wilayah
perbatasan dan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Laporan Notifikasi Penemuan Kasus di
Pintu Masuk
 Pencatatan dan Pelaporan Kasus Terkait
COVID-19 di Pintu Masuk Negara dan area
Kekarantinaan Kesehatan dilakukan melalui
aplikasi Online SINKARKES/e-HAC
EOC

PHEOC:
Telp. 0877-7759-1097
Whatsapp 0878-
0678-3906 Email:
poskoklb@yahoo.co
m
Setiap penemuan kasus baik di pintu masuk negara maupun wilayah harus
melakukan pencatatan sesuai dengan formulir (terlampir) dan menyampaikan
laporan. Selain formulir untuk kasus, formulir pemantauan kontak erat juga
harus dilengkapi. Laporan hasil orang dalam pemantauan, pemantauan
kontak erat, dan pemantauan orang dalam karantina dilaporkan setiap
Form Notifikasi Pelaku Perjalanan
DATA PENGAWASAN ALAT ANGKUT & PELAKU PERJALANAN DALAM
RANGKA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 PADA KKP
KUPANG TAHUN 2020 DAN 2021

80

70 0
ALAT ANGKUT
60 900 846
14 730 701
800 723
50 664 685
03 700 628
582
40 66 KONTAK ERAT 600 518 546
18 491
0 SUSPEK 436
30 0 8 500
KONFIRMASI
16 47 14 400
0 42
20 0
30 5 300
25 24
10 18 17 20 4 200
14 4
5 1 0 4 100
0 0 0 0 0 0 01
I 0
N LI S EP T V ES AN EB ET IL EI
JU JU AG S OK NO D J F AR PR M NI LI S
SE
P T V S N B T IL EI
M A JU JU AG OK NO DE JA FE ARE PR M
M A

JUMLAH ODP/PDP/SSUPEK/KASUS
JUMLAH PELAKU PERJALAN JUMLAH ALAT ANGKUT
KONFIRMASI

421.765 400 7.550

(Data Posko Covid 19 KKP KUPANG)


DATA PENGAWASAN ALAT ANGKUT & PELAKU PERJALANAN DALAM
RANGKA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 PADA WILKER
TAMBOLAKA KUPANG TAHUN 2020 DAN 2021

Series1
ALAT ANGKUT
4751
31 32

23 24
22
18
2229

12 12

0 0 0 80

NI LI S
SE
P T V S N B ET IL EI
JU JU AG OK NO DE JA FE AR PR M
M A EHAC HAC PMI

JUMLAH ODP/PDP/SSUPEK/KASUS
JUMLAH PELAKU PERJALAN JUMLAH ALAT ANGKUT
KONFIRMASI/PMI

6.980 80 174
TERIMA KASIH

Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno Hatta

Anda mungkin juga menyukai