Anda di halaman 1dari 19

M PO K

KE L O

5
O M I S YARIAH
BAB EKON

XI MIPA 6 

>
NAMA ANGGOTA
1. ERINDHA DWI pradhasiwi

2. KHOIRUNNISA ALYASARI

3. REVANSYAH ARMADITO

4. THYO ARVIN SAPUTRA

< >
MATERI
PERBANK
KAN
SYARIAH
< >
DAFTAR ISI

1. 2. 3.
PENGERTIAN LANDASAN HUKUM MACAM” AKAD
DAN DALIL

4. 5. 6.
SYARAT RUKUN PERBEDAAN STUDY KASUS

< >
Pengertian Menurut
Mon
Istilah dan umum :
Tue Apa sih yang dimaksud Bank Syariah ituu?

Wed Menurut Pemahaman saya sendiri : Bank Syariah merupakan Bank yang pengoperasiannya
sesuai dengan kententuan syariat Islam dimana tidak adanya gharar, masyir, riba, dan zalim.
Thu
Menurut Istilah : Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip prisip
syariah. Pada intinya prinsip syariah itu mengacu pada Syariah Islam
Fri berpedoman Al – Qur’an dan Hadist.

Menurut Umum : Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Wknd
Syariah, bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah atau prinsip hukum islam. Prinsip syariah Islam yang dimaksud mencakup dengan
... prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah).
< >
Landasan Hukum Bank Syariah
Mon
- Peraturan yang mengatur mengenai bank syariah di Indonesia pertama kali
adalah UU No. 7 Tahun 1992. 
Tue
- Enam tahun selanjutnya, melalui UU No. 10 tahun 1998, dilakukan
Wed penyempurnaan terhadap peraturan perundang-undangan sebelumnya. Pada
landasan hukum yang satu ini, diberikan penjelasan yang terelaborasi mengenai
pengertian serta prinsip-prinsip bank syariah itu sendiri.
Thu
- Landasan hukum bank syariah selanjutnya yang masih juga digunakan
Fri hingga saat ini adalah UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Peraturan perundangan yang satu ini, berupaya memberikan penjelasan
komprehensif mengenai operasional bank syariah. Di dalamnya secara jelas
Wknd
diatur mengenai jenis-jenis usaha, ketentuan dalam melaksanakan prinsip
syariah, penyaluran dana, kelayakan dalam berusaha, serta beberapa hal yang
... harus dihindari oleh sebuah Bank Syariah.

< >
Dalil Yang Berhubungan Mengenai
Bank Syariah
Surat AL BAQARAH Ayat 275

‫وا َواَ َح َّل هّٰللا ُ ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم‬ ِّ ۗ ‫ش ْي ٰطنُ ِم َن ا ْل َم‬


ۘ ‫س ٰذلِكَ بِاَنَّ ُه ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ا ْلبَ ْي ُع ِم ْث ُل ال ِّر ٰب‬ َّ ‫ي يَت ََخبَّطُهُ ال‬ْ ‫اَلَّ ِذ ْي َن يَْأ ُكلُ ْو َن ال ِّر ٰبوا اَل يَقُ ْو ُم ْو َن اِاَّل َك َما يَق ُ ْو ُم الَّ ِذ‬
ۤ ٰ ُ ‫ف َواَ ْم ُر ٗ ٓه اِلَى هّٰللا ِ ۗ َو َمنْ َعا َد فَا‬
‫ب النَّا ِر ۚ ُه ْم فِ ْي َها ٰخلِد ُْو َن‬ ُ ‫ص ٰح‬ ْ َ‫ول ِٕىكَ ا‬ َ ‫وا فَ َمنْ َج ۤا َء ٗه َم ْو ِعظَةٌ ِّمنْ َّربِّ ٖه فَا ْنت َٰهى فَلَ ٗه َما‬
َ ۗ َ‫سل‬ ۗ ‫ال ِّر ٰب‬

Artinya : Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama
dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa
mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu
menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka
itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Surat An Nisa ayat 29

ٍ ‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن تِ َجا َرةً َع ْن تَ َر‬


‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل‬ ِ َ‫ٰ ٓياَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
َ ‫تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َك‬
‫ان بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬

Artinya : orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas
dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh : Wahai
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
Dengan mengacu pada petunjuk Al-Quran, surah Al Baqarah: 275 dan surah An-
Nisaa: 29 seperti yang
disebutkan di atas, bahwa Allah Swt. telah menghalalkan
jual beli dan mengharapkan berbagai praktek riba serta
menyuruh makhluk-Nya dengan mengarahkan pada jalan
perniagaan dengan prinsip suka sama suka.Dengan
formula demikian, maka setiap transaksi perbankan
syariah selalu dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan
perdagangan atau yang transaksinya dilandasi oleh adanya
pertukaran antara uang dengan barang/ jasa. Transaksi
seperti ini akan mendorong dan melancarkan produksi
barang/ jasa, sehingga dapat menghindari adanya
penyalahgunaan kredit, spekulasi, dan inflasi
MACAM MACAM AKAD
A
• Akad murabahah adalah akad pembiayaan di mana penjual menyatakan harga beli
produk kepada pembeli, kemudian pembeli membayarnya dengan harga lebih sebagai
B perolehan laba penjual.

• Akad al-Bai’ wal Al-Isti’jar adalah jual beli suatu aset yang kemudian pembeli
C
menyewakan aset tersebut kepada penjual. Dalam akad ini, pembeli boleh berjanji
kepada penjual untuk menjual kembali kepadanya aset yang dibelinya sesuai dengan
D kesepakatan.

E • Akad mudharabah adalah jenis akad dalam pembiayaan syariah yang berbentuk
kerjasama usaha antara pihak pemilik modal dan pihak pengelola modal. Dalam akad
ini, kerugian biasanya akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak pemilik modal, kecuali
F jika pihak pengelola modal melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi
perjanjian di awal.
G
• Akad ijarah merupakan pembiayaan syariah dengan sistem sewa antara kedua belah
pihak. Salah satu pihak berperan sebagai penyewa dan membayar kepada pihak lain
A
(pemilik produk) untuk mendapatkan manfaat atau hak guna dari produk yang
dipinjam, tanpa memindahkan kepemilikan barang tersebut.
B
• Ijarah muntahiyah bit tamlik (IMBT) merupakan akad syariah di mana penyewa
C membayarkan sejumlah dana untuk memperoleh manfaat atas produk atau barang
tersebut, tetapi pihak penyewa dapat mengambil pilihan pemindahan hak milik
produk tersebut di akhir transaksi.
D
• Akad qardh merupakan jenis akad syariah di mana nasabah meminjam dana
E talangan yang dibutuhkan segera dalam periode singkat sehingga dana tersebut akan
dikembalikan sesuai besaran yg dipinjam,kepada pihak perusahaan pembiayaan.
F

G
Rukun Mudharabah dan Syaratnya dalam Perbankan Syariah
Syarat Mudharabah
Syarat mudharabah adalah kriteria yang melekat pada rukun mudharabah
Rukun Mudharabah
Rukun mudharabah penting untuk diketahui dan dilaksanakan karena jika satu rukun saja tidak
terpenuhi, maka dapat menyebabkan akad ini tidak sah. Berikut rukun mudharabah beserta
kriteria pelaksanaannya.
• Terdapat Pemilik dan Pengelola Modal
Ada 2 pihak, yakni pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) yang harus memenuhi kriteria
cakap hukum, yakni sebagai berikut: Sudah dewasa (berusia di atas 18 tahun), Tidak gila atau hilang ingatan,
Tidak dalam pengampuan, Tidak dilarang oleh undang-undang. Rukun mudharabah yang satu ini penting untuk
dipenuhi. Apabila salah satu pihak tidak cakap hukum, perjanjian mudharabahnya dapat dibatalkan.
• Ijab Qabul
Kedua pihak melakukan ijab dan qabul untuk menunjukkan kehendak dalam mengadakan kontrak. Syaratnya adalah
sebagai berikut :
Kedua pihak harus secara eksplisit menyebutkan tujuan kontrak/ akad, Penerimaan dan penawaran modal dilakukan
bersamaan dengan pembuatan kontrak, Akad dituangkan dalam bentuk tertulis, korespondensi, atau cara-cara modern
lainnya.
• Adanya modal
Modal sebagai rukun mudharabah harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Diketahui jenis dan jumlahnya oleh kedua belah pihak, Modal berbentuk uang atau barang yang dapat ditakar
nilainya.Modal tidak dalam bentuk piutang mudharib, Saat modal diserahkan, mudharib menerimanya secara
langsung.
• Keuntungan
Keuntungan adalah sejumlah harta kelebihan hasil usaha dibanding modal yang dikeluarkan. Syarat keuntungan dalam
rukun mudharabah adalah sebagai berikut.Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak.Jumlah keuntungan harus
diketahui secara jelas oleh kedua pihak.Persentase keuntungan harus dituangkan dalam kontrak secara tegas, misalnya
melalui klausula bahwa shahibul maal mendapat bagian 1/3 dari total keuntungan sedangkan mudharib mendapatkan
⅔-nya.
Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konfensional

• Pengertian
Bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, atau prinsip hukum islam. Sedangkan bank konvensional yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang mana dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran berdasarkan prosedur dan ketentuan
yang telah ditentukan.

• Tujuan Pendirian
Bank konvensional memiliki orientasi keuntungan dengan bebas nilai atau menganut prinsip
yang dimiliki oleh masyarakat umum.Berbeda dengan bank syariah, tujuan pendiriannya tidak
hanya berorientasi pada profit saja, namun penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas
keuangan perbankan dilakukan tidak hanya melihat efek dunia saja, tetapi juga memperhatikan
aspek akhirat juga.
• Prinsip Pelaksanaan
Bank konvensional menggunakan prinsip konvensional dengan acuan peraturan nasional dan
internasional berdasarkan hukum berlaku. Sementara, prinsip bank syariah berdasarkan hukum
Islam mengacu dari Al-quran dan Hadist serta diatur oleh fatwa Ulama. Sehingga seluruh aktivitas
keuangannya menganut prinsip Islami.

• Sistem Operasional
Pada bank konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan penerapan suku bunga dan
perjanjian secara umum berdasarkan aturan nasional. Akad antara bank dan nasabah bank
banyak dilakukan berdasarkan kesepakatan jumlah suku bunga.Sementara itu, bank syariah tidak
menerapkan bunga dalam transaksinya. Menurut syariat Islam, bunga masuk dalam kategori riba.
Sehingga sistem operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau nisbah. Kesepakatan
antara nasabah dan pihak bank berdasarkan pembagian keuntungan dan melibatkan kegiatan jual
beli.
• Pembagian Keuntungan
Keuntungan perbankan merupakan perbedaan bank syariah dan konvensional. Pada
bank syariah, keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa, dan
kemitraan dengan nasabah. Tetapi bank konvensional mendapatkan keuntungan dari
suku bunga yang dibebankan pada nasabah.

• Proses Pengelolaan Dana


Pada bank konvensional, pengelolaan dana dapat dilakukan dalam seluruh lini bisnis
menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang. Sementara, uang nasabah dalam
bank syariah harus dipergunakan sesuai aturan Islam. Bank syariah harus mengelola
dana nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Akibatnya, uang
nasabah tidak boleh diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha bertentangan
dengan nilai Islam, seperti perusahaan rokok, narkoba, dan sebagainya.
STUDY KASUS
Kasus ini diambil dari masalah sengketa antara Sugiharto Widjaja (50) yang merupakan warga
Kota Bandung dengan Bank Swasta Syariah ternama. Kasus ini terkait kredit lahan yang
macet.
Di tahun 2014, Sugiharto membeli lahan dan bangunan dengan harga 20 miliar. 70% dananya
atau sebesar 13 miliar bersumber dari bank syariah dan 7 miliar adalah dana pribadi.
Sisa dananya kemudian dicicil oleh Sugiharto dengan cicilan 136 juta perbulan. Dana yang
sudah dibayarkan adalah 1,3 miliar. Namun, cicilan tersebut mengalami kemacetan dan
tidak dibayarkan hingga beberapa waktu.Hingga akhirnya bank syariah tersebut
mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri Kota Bandung secara verstek. Gugatan
tersebut dimenangkan oleh pihak Bank Swasta Syariah dan menjual tanahnya ke pihak
lain.Pada kasus ini, Sugiharto melalui kuasa hukumnya meminta untuk PN Bandung agar
mencabut putusan bank syariah tersebut. Namun, ditolak karena alasan kewenangan.
Padahal kuasa hukum sudah memaparkan dasar hukumnya.Kedua belah pihak menjalani
proses media mengenai kesepakatan yang hendak diambil sebelum akhirnya melaju ke
persidangan. Meski sudah beberapa opsi ditolak oleh pihak bank syariah.
Analisa Sengketa
Berdasarkan kasus di atas ada poin yang perlu diperhatikan dan menjadi nilai minus dalam
menangani sengketa perbankan syariah. Yaitu mengenai tumpang tindih laporan yang
menyebabkan kesulitan pihak tergugat.

Adanya tumpang tindih laporan antara Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama. Pihak bank
menggugat melalui Pengadilan Negeri dan gugatan tersebut tidak dapat dicabut karena
kewenangan perekonomian syariah.Dalam perbankan syariah memang tidak dapat terhindar
dari sengketa dan masalah lainnya.
PERTANYAAN 

Anda mungkin juga menyukai