Anda di halaman 1dari 49

BAB III

KONSEP ALIRAN DAN PERSAMAAN


DASARNYA

Tidak seperti gerak benda padat, gerak cairan


cukup komplek dan tidak selalu dapat
diselesaikan/dipecahkan dengan pasti dengan
analisa matematis. Hal ini karena elemen dari
cairan yang mengalir dapat bergerak dengan
kecepatan dan percepatan yang berbeda baik
menurut tempat maupun menurut waktu. Namun
demikian tidak berarti bahwa masalahnya tidak
dapat dipecahkan.
Ada tiga konsep yang penting dalam aliran benda cair,
yaitu:
a. Hukum ketetapan massa, dimana dengan menggunakan
hukum ini dapat diturunkan persamaan kontinuitas.

b. Hukum ketetapan energi, dimana dengan prinsip ini


dapat diturunkan persamaan energi dengan melibatkan
energi kinetik, energi potensial dan energi internal dan
persamaan-persamaan lainnya.

c. Hukum momentum, dimana dapat diturunkan persamaan-


persamaan untuk gaya dinamis.
Parameter aliran seperti kecepatan, tekanan dan
kerapatan yang akan memberi ciri pada gerak aliran
atau karakteristik aliran, pada dasarnya dapat berubah
menurut tempat atau waktu, dari suatu titik ke titik
yang lain, atau dari suatu waktu ke waktu yang lain,
atau berubah menurut waktu dan tempat.

Dengan adanya kemungkinan perubahan parameter


terhadap waktu dan tempat tersebut, maka dapat
dibedakan beberapa tipe aliran dengan definisi
sebagai berikut :
Aliran tetap adalah suatu aliran dimana parameter aliran
tidak berubah menurut waktu. Dalam hal ini kedalaman
aliran (h) dan kecepatan aliran (u) tidak berubah menurut
waktu, atau dapat dianggap tetap dalam suatu interval
waktu tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
persamaan-persamaan sebagai berikut :
h
0 (3.2.1)
t
dan

u
0 (3.2.2)
t
Aliran tidak tetap adalah kebalikan dari aliran tetap.
Dalam hal ini parameter aliran berubah menurut waktu,
yang dapat ditunjukkan dengan persamaan-persamaan :
h dan u
0 (3.2.3) 0 (3.2.4)
t t

Aliran seragam adalah aliran dimana parameter alirannya


tidak berubah menurut tempat di sepanjang aliran. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan persamaan-persamaan :

h u
0 (3.2.5) dan 0 (3.2.6)
s s
Aliran tidak seragam adalah aliran dimana parameter-
parameter alirannya berubah menurut tempat.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan persamaan-persamaan :
h
0 (3.2.7)
s
dan

u
0 (3.2.8)
s

Aliran tidak seragam dapat dibagi dua yaitu “aliran


berubah lambat laun (gradually varied flow) dan aliran
berubah dengan cepat (rapidly varied flow )
Ketetapan dan keseragaman dari aliran tidak harus
terjadi bersama-sama.
Terdapat empat kombinasi ketetapan dan keseragaman
yang mungkin terjadi dalam aliran, yaitu :

a. Aliran tetap seragam (steady uniform flow)

u u
yaitu apabila : 0 dan 0
t s

Tipe aliran ini juga disebut aliran beraturan.


b. Aliran tetap tidak seragam (steady un uniform flow)
u u
yaitu apabila  0 dan 0
t s

Tipe aliran ini banyak dijumpai di dalam praktek yaitu


aliran berubah lambat laun atau aliran berubah dengan
cepat.

c. Aliran seragam tidak tetap (unsteady uniform flow)


u u
yaitu apabila  0 dan 0
t s
Tipe ini hampir tidak pernah terjadi.
d. Aliran tidak seragam tidak tetap (unsteady un uniform
flow)

yaitu apabila u dan u


0 0
t s

Di dalam buku ini hanya akan disajikan tipe yang


pertama saja yaitu aliran tetap seragam. Kemudian,
karena aliran tetap tidak seragam banyak dijumpai dalam
aliran saluran terbuka maka akan disajikan di dalam buku
hidrolika saluran terbuka.
Suatu pola aliran adalah suatu karakteristik dari garis-
garis di dalam batas alirannya yang disebut garis-garis
arus.

(b) garis arus

(c) pipa arus


(a) Garis-garis arus

Gambar 3.1.Suatu pola aliran, garis arus dan pipa arus


Garis arus adalah suatu garis lurus atau melengkung yang
dibentuk oleh gerak partikel cairan sedemikian sehingga
garis singgung pada tiap-tiap titiknya merupakan vektor
kecepatan pada titik tersebut.

Karena arah kecepatan menyinggung garis arus tersebut


maka tidak akan ada aliran yang memotong garis tersebut.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan memisalkan suatu aliran
dari suatu tanki melalui suatu lubang di salah satu sisinya
seperti pada gambar 3.1.a.

Pada gambar tersebut ditunjukkan sket pada lima titik pada


posisi yang berbeda-beda yaitu posisi a, b, c, d dan e.
Karena tidak ada aliran yang akan menembus dinding dan
dasar tanki yang kedap air, maka semua garis arus yang
berada di dekat dinding harus sejajar dengan batas kedap
air tersebut. Oleh karena itu vektor kecepatan d dan e
pada gambar 3.1.a. sejajar dengan dasar dan dinding
saluran. Selama partikel cairan bergerak pada arah garis
arus tersebut maka perpindahannya sejauh ds mempunyai
komponen dx 
, dy dan dz dan mempunyai arah dari vektor
kecepatan V yang mempunyai komponen kecepatan u, v
dan diarah x, y, dan z.
Dari gambar 3.1.b. dapat dilihat persamaan garis arus
adalah :
dx dy dz
  (3.31)
u v w
Pipa arus adalah sekumpulan garis-garis arus yang
diawali dan diakhiri dengan lengkung tertutup, seperti
tampak pada gambar 3.1.c. Dalam hal ini dapat
dinyatakan bahwa tidak terdapat aliran yang memasuki /
memotong pipa arus tersebut kecuali yang masuk dari
ujung-ujungnya yang merupakan lengkung tertutup
tersebut.
Lintasan arus adalah suatu garis yang menunjukkan
lintasan dari gerak partikel-partikel cairan yang
mengalir. Karena partikel-partikel cairan bergerak pada
arah garis singgung garis arus maka di dalam aliran tetap
dimana pada garis-garis arusnya tertentu, lintasan arus
akan berimpit dengan garis arus.

Di dalam suatu percobaan dengan menggunakan zat


pewarna yang kerapatannya sama dengan kerapatan air
tampak jelas garis-garis arus yang dimaksud diatas.
Garis-garis arus yang berwarna ini disebut garis tegas
( streak line ) dari garis arus.
Gambar 3.2. menunjukkan suatu pola aliran dari aliran
saliran terbuka (a) dan aliran diantara dua pelat (b).

(a) (b)

Gambar 3.2. Pola aliran, (a) aliran saluran terbuka, (b)


aliran diantara dua pelat
Pada umumnya aliran adalah tiga dimensi dalam arti
bahwa parameter-parameter aliran berubah dalam tiga
arah koordinat x, y dan z. Untuk beberapa kondisi aliran
tidak terdapat perubahan dalam salah satu arah salib
sumbu. Dalam aliran dua dimensi parameter-parameter
aliran merupakan fungsi dari waktu dan jarak di dua
koordinat ruang (misalnya x dan z) saja, misalnya aliran
melalui suatu bendung atau dibawah bendung seperti pada
gambar 3.3.
z

v V
u
z

(a)
u

v
x
(b)

Gambar 3.3.Aliran dua dimensi (a) aliran melalui bendung


pelimpah dan (b) aliran dibawah bendung
Aliran yang paling sederhana adalah aliran satu dimensi,
dalam hal mana parameter-parameter aliran dapat
dinyatakan sebagai fungsi dari waktu dan tempat pada
satu arah koordinat saja.Salah satu contoh adalah suatu
aliran melalui pipa tertutup (conduit), dimana kecepatan
di tiap penampang adalah tetap, tetapi hanya berubah
menurut jaraknya di sepanjang aliran.
Debit aliran dengan notasi Q adalah jumlah kuantitas
cairan yang melalui suatu penampang tertentu dalam satu
satuan waktu. Kecepatan aliran adalah variabel pada
penampang dimana cairan mengalir. Misalnya pada suatu
elemen cairan seperti pada gambar 3.4., jumlah aliran
atau debit aliran melalui suatu penampang kecil dA
adalah u.dA, dan besarnya debit total adalah :

Q   u  dA (3.5.1)
A
A 
V


X
dA u

Gambar 3.4.Kecepatan tidak tegak lurus

Pada gambar 3.4. ditunjukkan suatu aliran melalui


penampang AA dengan kecepatan yang arahnya tidak
tegak lurus bidang AA, maka perlu diambil komponen
kecepatan yang tegak lurus penampang. Dalam contoh
ini adalah komponen kecepatan diarah x, jumlah debit
aliran adalah :

Q   u  dA   V cos  dA (3.5.2)
A A

dimana u adalah komponen kecepatan diarah x.

Dari persamaan tersebut dapat dicari besarnya kecepatan


rata-rata dengan cara sebagai berikut :

Q  u  A   u dA
A

1
u   u dA (3.5.3)
AA
Penurunan persamaan gerak cairan dengan menggunakan
konsep volume kontrol digunakan atas dasar dua
pertimbangan, yaitu :

Pertama : menurunkan langsung persamaan dalam bentuk


integral, dimana persamaan dalam bentuk ini lebih mudah
penggunaannya daripada persamaan diferensial dari
persamaan gerak cairan.

Kedua : menunjukkan penggunaan hukum ketetapan


massa, hukum ketetapan energi dan hukum ketetapan
momentum ( law of conservation of mass, conservation of
energy and conservation of momentum ) untuk masalah
aliran cairan.
z z

Volume kontrol III

II
II
I Sistem
Sistem Volume kontrol
y y
Permukaan
Kontrol x x

(a) Volume control pada waktu t (b) Volume kontrol pada waktu t + dt

Gambar 3.5.Suatu aliran dengan volume kontrol yang


identik pada waktu t

Gambar 3.5.a menunjukkan suatu volume dari suatu


sistem aliran yang didalamnya penuh cairan. Volume ini
diambil tetap (diukur terhadap tiga salib sumbu) dan
disebut “volume kontrol”. Permukaan (batas) dari volume
ini disebut “permukaan kontrol (control surface).”
Apabila H merupakan jumlah dari parameter aliran (masa,
energi atau momentum) dari cairan yang berada di dalam
suatu sistem, sedang h merupakan parameter tersebut tiap
satuan masa (h = H / m) maka dapat ditulis persamaan :

H  h m (3.6.1)

H     h  dV (3.6.2)
V

dimana :

V = volume cairan
Misalkan :

H1 = H dari sistem pada waktu t


H2 = H dari sistem pada waktu t+Δt
1
H 1 = H dari volume kontrol pada waktu t
1
H2 = H dari volume kontrol pada waktu t+Δt

Jumlah dari H di dalam sistem pada waktu t+Δt adalah


sama dengan H di dalam volume kontrol, ditambah H yang
keluar dari volume kontrol (ΔH0) pada waktu Δt, dikurangi
H yang masuk ke dalam volume kontrol (ΔHi) pada waktu
Δt.
Jadi :

H 2 H 2   H 0  H i
 (3.6.3)
selama masa cairan yang sama yang terdapat pada waktu t,
maka :
 (3.6.4)
H1  H1

maka perbedaan H dari sistem adalah :


 
H  H 2  H 1  H 2  H o  H i  H 1 (3.6.5)

Apabila persamaan tersebut dibagi Δt

 
H H 2  H 1 H o  H i (3.6.6)
 
t t t
Untuk Δt kecil sekali  0 , maka persamaan (3.6.6) dapat
dinyatakan dalam bentuk :

dH dH  dH o  dH i
  (3.6.7)
dt dt dt
d d dH o  dH i

dt V
 h dV    h dV 
dt V dt
(3.6.8)

Karena volume dari masa cairan di dalam sistem berubah


menurut waktu maka penurunan terhadap waktu merupakan
penurunan dari integral parameter aliran, sedangkan masa
cairan di dalam volume kontrol adalah tetap sehingga
integral dari volume kontrol merupakan fungsi dari waktu,
jadi persamaan (3.6.8) dapat ditulis sebagai berikut :
d  dH o  dH i (3.6.9)

dt CV
 h dV  
t CV
 dV 
dt
dH      

dt t CV
h dV    h  V d A
 
(3.6.13)
CA

Persamaan tersebut menyatakan bahwa besarnya


tambahan H dalam suatu waktu di dalam sistem aliran
sama dengan besarnya penambahan H dalam suatu waktu
di dalam volume kontrol ditambah dengan penambahan H
dari aliran melalui batas dari volume kontrol (permukaan
kontrol). Untuk aliran tetap (steady flow) tidak terdapat
perubahan menurut waktu sehingga persamaan (3.6.13)
dapat dinyatakan sebagai berikut :
dH  
   h V d A  (3.6.14)
dt CA  
Persamaan (3.6.13) merupakan persamaan dasar yang
akan digunakan untuk penurunan persamaan
kontinuitas, energi dan momentum.(Streeter & Wyley).
Salah satu penerapan konsep volume kontrol yang paling
sederhana adalah penurunan persamaan kontinuitas, yaitu
persamaan yang menyatakan bahwa di dalam aliran cairan
termampatkan (compressible) jumlah aliran tiap satuan
waktu adalah sama di semua penampang di sepanjang
aliran. Penurunan persamaan kontinuitas dapat dilakukan
dengan menerapkan “hukum ketetapan masa” pada konsep
volume kontrol.
Hukum ketetapan masa menyatakan bahwa masa di dalam
suatu sistem aliran akan tetap menurut waktu m = tetap,
sehingga :
dm
0 (3.7.1)
dt
dimana m adalah jumlah masa di dalam sistem.
Misalkan H adalah jumlah masa di dalam sistem dan h adalah
dH dm
 1
dm dm
maka persamaan (3.6.13) dapat dinyatakan sebagai berikut :
dH   
   h dV    h  V d A  (3.6.13)
dt t CV CA  

dm   
   . 1. dV    .1 V d A   0 (3.7.2)
dt t CA
 

  
Kemudian, untuk mencari harga    V d A 
CA  
dapat digunakan suatu volume kontrol yang berbentuk
suatu pipa arus seperti pada gambar 3.7 berikut ini :

V2
VK

dA2
V1
PK VK = Volume kontrol (control volume/CV)
PK = Permukaan kontrol (control area/CA)
dA1

Gambar 3.7.Aliran tetap melalui suatu pipa arus

Volume kontrol dari pipa arus tersebut adalah bagian


yang dibatasi oleh tepi pipa diantara penampang 1 dan
penampang 2 yang ditunjukkan oleh garis putus-putus.
Luas penampang 1 adalah dA1 dan kecepatan rata-rata
penampang ini adalah V1, sedang luas penampang 2
adalah dA2 dengan kecepatan rata-rata V2.
Oleh karena aliran merupakan aliran tetap atau tidak
berubah menurut waktu, maka penurunan terhadap waktu
adalah nol. Dengan demikian suku pertama dari ruas kanan
persamaan 3.7.2 dapat dinyatakan sebagai berikut :



t CA
 dV  0 (3.7.3)

Selanjutnya persamaan (3.7.2) dapat disederhanakan


menjadi :
 
   V d A   0 (3.7.4)
CA

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa jumlah netto


masa yang masuk kedalam dan keluar dari volume kontrol
adalah sama.
Pada penampang 1 inflow dari masa cairan adalah :
 
1 V1 d A1   1 u1 dA1 (3.7.5)
dan outflownya adalah :
 
 2 V2 d A2   2 u 2 dA2 (3.7.6)

Selama tidak terdapat masa cairan yang masuk atau keluar


melalui tepi pipa maka jumlah cairan yang mengalir melalui
pipa arus diarah s (di arah arus) adalah :
  u1 dA1   u 2 dA2  0
atau
 u1 dA1   u 2 dA2 (3.7.7)

Persamaan (3.7.7) tersebut dikenal sebagai “persamaan


kontinuitas” yang berlaku untuk dua penampang dari satu
pipa arus pada aliran tetap (steady flow).
Untuk sekumpulan pipa-pipa arus seperti pada gambar 3.8,
apabila ρ1 adalah kerapatan rata-rata pada penampang 1
dan ρ2 adalah kerapatan rata-rata penampang 2, maka :

m   1 u1 A1   2 u 2 A2 (3.7.8)
dimana u 1 dan u 2 adalah kecepatan rata-rata pada penam-
S
pang 1 dan penampang 2
A2

S
A1

Gambar 3.8.Sekumpulan pipa arus dalam batas tertentu


Dari persamaan (3.5.2) diketahui bahwa besarnya debit
aliran Q adalah :
1
Q   u dA atau : Q  u A dimana u   u dA
A
AA

maka persamaan (3.7.8) dapat dinyatakan sebagai berikut :


1 Q1   2 Q2 (3.7.9)
untuk aliran cairan tak termampatkan (incompressible)
ρ adalah tetap, dengan demikian persamaan (3.7.9) dapat
disederhanakan menjadi :
Q1  Q2  Q
atau
Q  u1 A1  u 2 A2 (3.7.10)
Untuk penggunaan yang lebih luas yaitu di dalam hal aliran
satu, dua dan tiga dimensi perlu diturunkan persamaan
diferensial dari persamaan kontinuitas tersebut.
Dalam penurunan ini, persamaan (3.7.2) di terapkan pada
suatu elemen volume kontrol kecil sekali yang berbentuk
parallel epipedum di dalam suatu koordinat kartesian,
seperti pada gambar 3.9.
z

dx dx
2 2
Gambar 3.9.Suatu

u 

 u  dx  
volume kontrol di
 x 2  
 u   u  dx  dalam koordinat
P  x 2 
 dx dy dz
kartesian
dz dy
dx

y
Titik pusat dari volume kontrol dx dy dz tersebut terletak
pada titik P(x,y,z). Komponen kecepatan di arah x, y dan z
adalah u, v dan w. Sesuai urutan, sedang kerapatan cairan
adalah ρ
Aliran yang masuk ke dalam volume kontrol melalui sisi
kiri adalah :
  dx 
  u  x   u  2  dy dz

Sedang yang keluar dari volume kontrol melalui sisi kanan


adalah :
  dx 
  u  x   u  2  dy dz
Dengan demikian selisih aliran yang keluar dari dan yang
masuk ke volume kontrol adalah :
  dx    dx  
  u    u   dy dz    u    u   dy dz    u dx dy dz
x 2 x 2 x
Dengan cara yang sama (analog) didapat :

  v dx dy dz diarah y dan
y

  w dx dy dz diarah z
z
Sehingga jumlah seluruh masa aliran keluar adalah :
    
     
 x  u  y  v  z  w  dx dy dz
 
dan persamaan (3.7.2.) dapat dinyatakan :
     
  dV     u    v    w   dx dy dz  0
t CV  x y z 
atau :
     
dx dy dz     u    v    w   dx dy dz  0
t  x y z 
dibagi dengan dx dy dz persamaan tersebut menjadi :
   
  u    v    w    (3.7.11)
x y z t
Persamaan (3.7.11) adalah persamaan kontinuitas yang
berlaku umum baik untuk aliran tetap, aliran tidak tetap,
dari cairan termampatkan maupun tidak termampatkan.
Untuk aliran dua dimensi, misalnya aliran tidak berubah
diarah y maka persamaan kontinuitas menjadi :
u w
 0 (3.7.12)
x z

Untuk aliran dua dimensi, misalnya aliran tidak berubah


diarah y maka persamaan kontinuitas menjadi :
u w
 0 (3.7.12)
x z
Sedang untuk persamaan aliran tetap satu dimensi,
persamaan kontinuitas menjadi :
u
0 (3.7.13)
x
Karena di dalam aliran satu dimensi ini, aliran hanya
berubah menurut x maka persamaan (3.7.13) dapat
dinyatakan sebagai berikut :
du
(3.7.14)
dx
untuk suatu pipa seperti pada gambar 3.9 dimana aliran
merupakan aliran satu dimensi diarah s, persamaan
kontinuitas secara umum dapat dinyatakan :

  u A      A 
s t
atau
  A    Au 
 0 (3.7.15)
t s
A
untuk aliran tetap  0 maka :
t
  Au 
0 (3.7.16)
s

Karena hanya berubah diarah s maka persamaan (3.7.16)


dapat dinyatakan menjadi :

d  Au  (3.7.17)
0
ds

Atau Au = tetap

Q  A u  A1 u1  A2 u 2 (3.7.18)
Penurunan persamaan energi dapat dilakukan dengan
menerapkan hukum ketetapan energi dalam konsep volume
kontrol dengan bantuan hukum dari thermodinamika.

E  QH  W (3.8.1)
dimana :
ΔE = total energi
QH = pemindahan panas pada sistem
W = kerja yang dilakukan pada atau oleh sistem

E  E k  E p  Eu (3.8.2)
Kemudian apabila harga-harga tersebut dimasukkan ke
dalam persamaan (3.6.12) di dapat persamaan :
dE 
 
   ek  e p  eu  dV   ek  e p  eu  v N dA (3.8.3)
dt t CV CA

Dengan memasukkan persamaan (3.8.1) kedalam


persamaan (3.8.3) dan mengambil asumsi bahwa aliran
adalah aliran tetap maka didapat persamaan :
dE dQ H dW
    
   e k  e p  eu  V d A  (3.8.4)
dt dt dt CA  

dengan demikian maka persamaan (3.8.4) dapat


dinyatakan sebagai berikut :
 2   
dQH dW  V  
    g z  eu   V d A  (3.8.5)
dt dt CA  2  
 
Selanjutnya besarnya kerja yang dilakukan pada atau oleh
sistem dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
i. Kerja aliran (flow work) wf
yaitu kerja yang dilakukan oleh gaya-gaya tekan
selama sistem bergerak di dalam ruang. Misalnya suatu
sistem bergerak melalui suatu pipa tertutup seperti
pada gambar 3.10.
2

N 2 V 2
1

V 1
N1 A2

A1
Gambar 3.10.Sistem aliran bergerak melalui suatu
saluran tertutup
Dengan demikian kerja yang dilakukan oleh sistem pada
cairan di dalam waktu Δt adalah :

w f , 2  p 2 A2 V2 t

Jumlah kerja w f , 2  p 2 A2 V2 (3.8.6a)

Sama halnya dengan di penampang 1.



w f ,1   p1 A1 V1 (3.8.6b)

Di dalam bentuk vektor produk dari persamaan (3.8.6)


adalah :
  (3.8.7)
wf  p V d A 
 
ii. Kerja ….(shaft work) ws
yaitu kerja yang dilakukan oleh cairan pada mesin
(turbine) dimana energi dikeluarkan dari sistem, atau
kerja yang dilakukan pada cairan oleh mesin (pompa)
dimana energi diberikan pada sistem.
iii. Kerja geseran (shear work)
yaitu kerja yang dilakukan oleh gaya geser. Karena
gaya geser bekerja pada dinding dimana kecepatan
gerak cairan sama dengan nol maka kerja geseran ini
juga sama dengan nol.
Dengan ketentuan-ketentuan tersebut maka persamaan
(3.8.5) dapat dinyatakan sebagai berikut :
 
  
dQ H dws  p V 2
 
  
   
g z eu   V d A  (3.8.8)
dt dt CA   2  
 
Apabila persamaan (3.8.8) diterapkan untuk suatu sistem
aliran dimana terdapat satu pompa dan satu turbin seperti
pada gambar 3.11 akan didapat :
N 3 p3
s

V3

Pompa

Turbin


V1
V2
N1 s N2
p1 p2
Z1 Z2
datum

Gambar 3.11.Suatu sistem aliran melalui satu pompa


dan satu turbin

dw  2   
dQH dw p V1  
 p  T   1    g z1  eu   V d A1  
dt dt dt CA 1  1 2  
 

 2   
p V2
 2 
    g z 2  eu   V d A 2   (3.8.9)
2 2  
CA 2
 

 2   
p V
 3 
  g z 3  eu   V d A3 
3
 
3 2  
CA 3
 
Maka persamaan (3.8.12) dapat dinyatakan sebagai berikut :
 u2 p 
g Qm k f  g Qm k T  g Qm k p     g z  Qm 2 
 2  2
(3.8.17)
 u2 p 
    g z  Qm1
 2  1
Karena debit aliran konstan maka apabila persamaan
(3.8.17) dibagi dengan g Qm dimana Qm = Qm1 = Qm2, akan
di dapat :
 u 2 p   u 2 p 

 k f  k p  kT     z     z  (3.8.18)
 2g g 2  2g g 1

atau :

 u1 2 p1  u 2 2 p2
  z1  k p    z 2  k f  kT (3.8.19)
2g  2g 
Persamaan (3.8.18) atau Persamaan (3.8.19) dikenal
sebagai bentuk umum persamaan energi (mechanical
energy balance) dalam dimensi tinggi energi
 LF 
  L 
 F 
dimana :

u2
= tinggi kecepatan dalam m
2g
p
= tinggi tekanan dalam m
g

z = tinggi letak dalam m

Anda mungkin juga menyukai