Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK KOMPLESI & KERJA ULANG - 14

KOMPREHENSIF

DOSEN : NOVRIANTI,
ST.,MT

DEVAN MAULANA
203213014
1. MINYAK BUMI

1. Proses terbentuknya minyak bumi (HC):


I. Organik : terbentuk dari makhluk hidup yang mati, tertimbun, dihanyutkan menuju laut,
mengendap dalam jangka waktu yang lama. (waktu, temperatur tinggi, dan tekanan )
menjadi gelembung minyak atau gas.
II. An-organic : terbentuk akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur kimia (O2, N2, belerang) dari
zat-zat organic.
Proses HC terbentuk selama ribuaan - jutaan tahun. Minyak bumi/HC terakumulasi pada batuan
sedimen. Ini terjadi karena sifat fisik batuan : porositas & permeabilitas.
2. BATUAN

I. Siklus batuan
BATUAN

II. Jenis dan perbedaaan batuan


• Batuan beku : hasil dari pendinginan magma.
• Batuan sedimen : hasil rombakan dari bantuan beku, batuan metamorf, atau batuan
sedimen yang telah ada.
• Batuan metamorf : terbentuk dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan
komposisi mineral & perubahan fisika.
BATUAN

III. Jenis batuan sedimen


• Klastik : terbentuk dari hancuran batuan lain,
tertransportasi dan terdeposisi yang
selanjutnya mengalami diagenesa.
(Konglomerat, Batu pasir, Siltstone,
Serpih/Shale).
• Non-klastik : tidak mengalami proses
transportasi. Pembentukannya kimiawi dan
organis. (Limestone, Dolomite, Salt Gypsum
Coal).
3. PETROLEUM SYSTEM

1. Source rock (batuan induk) : batuan shale atau batuan karbonat yang memiliki kadar organik
(kerogen) yang tinggi dan mampu menghasilkan migas.
2. Migration :proses pergerakan/ perpindahan minyak bumi menjauhi source rock menuju batuan
reservoir (ke tekanan rendah). Migrasi terbagi 3 : primer, sekunder, tersier
3. Reservoir rock : batuan porous dan permeable sebagai tempat terakumulasinya hidrokarbon dan
air di bawah permukaan . Contoh : pasir dan karbonat
4. Trap : batuan yang mencegah bermigrasi, menjebak hidrokarbon. (trap : structural, stratigrafi,
kombinasi)
5. Cap rock : porositas dan permeabilitas yang buruk (impermeable) seperti chalks, shale atau
batuan evaporit.
3. PETROLEUM SYSTEM
4. TAHAP KEGIATAN UPSTREAM (HULU)
EXPLORATION, APPRAISAL,DEVELOPMENT,PRODUCTION,ABANDONMENT

I. Exploration
• Explorasi seismik (geofisika)
• Site survey (lebih lengkap tentang data geologi permukaan, kedalaman akhir, target lapisan,
water column dan lingkungan di sekitar lokasi pemboran yang potensial
• Pemboran explorasi (memasstikan adanya HC dan pengumpulan data subsurface)

II. Appraisal (pemboran deliniasi)


III. Development
• Plan of development (POD) : Geological finding, Keekonomian lapangan, Skenario
pengembangan, Fasilitas pengembangan lapangan, Jadwal proyek pembangunan fasilitas, QHSE
dan community development, Abandonment & site restoration.
4. TAHAP KEGIATAN UPSTREAM (HULU)
EXPLORATION, APPRAISAL,DEVELOPMENT,PRODUCTION,ABANDONMENT

IV. Production
• Produksi HC secara optimal atau sesuai perencanaan

V. Abandonment
• Kegiatan menutup sumur karena tidak produktif
4. TAHAP KEGIATAN UPSTREAM (HULU)
EXPLORATION, APPRAISAL,DEVELOPMENT,PRODUCTION,ABANDONMENT
5. WELL DIAGRAM (JENIS BATUAN)

X
X-mastree

Sandstone 0-400 ft
Silt 400-600 ft
Limestone 600-900 ft

Shale 900-1150 ft
Dolomite 1150-1350 ft

Sandstone 1350-1800 ft
Junction box

Conductor casing
24” (0-100m) Well data
Sumur :vertikal well
Jenis komplesi : cased hole
surface casing Artificial lift : electric submersible pump
18 5/8 ” (100-250m) Jenis packer :
1)   Mechanical set packer √
intermediate casing 2)   Hydraulic set packer
16 ” (250-1000m) 3)   Permanent packer

production casing
13 3/8 ” (1000-13500m)

Liner casing Tubing 3 ½ “


7” (1350-1600m) Perforasi 1500-1502m

6. WELL DIAGRAM (CASING & TUBING)


TE R I M A KA SI H

Anda mungkin juga menyukai