Anda di halaman 1dari 16

HUKUMAN MATI BAGI PELAKU PIDANA NARKOTIKA

DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA POSITIF


INDONESIA DAN HUKUM HAK ASASI MANUSIA

Nama : DIMAS ARYA MANDEGANI

NPM : 18.0201.0046
Latar Belakang

Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Meskipun
narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun apabila
narkotika digunakan tidak sesuai standar pengobatan, terlebih jika disertai dengan peredaran narkotika
secara gelap akan menimbulkan akibat yang sangat merugikan perorangan maupun masyarakat.
Latar Belakang

Untuk memberantas tindak pidana narkotika, Indonesia juga telah

mengupayakan seperangkat pengaturan guna mencegah dan menindaklanjuti

tindak pidana penyalahgunaan narkotika, adalah dengan dikeluarkannya

Undang- Undang No. 35 Tahun 2009 (disingkat UU Narkotika).


Latar Belakang

Dalam Undang-Undang ini menunjukkan adanya upaya-upaya


dalam memberikan efek psikologis kepada masyarakat, UU
memberikan ancaman pidana mati agar masyarakat tidak
mempunyai niat untuk melakukan tindak pidana narkotika dan
sadar bahwa mereka dapat dijatuhi pidana mati.
Latar Belakang

Pidana mati dalam UU Narkotika salah satunya diancamkan dalam Pasal 114 ayat (2)
yang berbunyi, “Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika
Golongan 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman
beratnya melebihi 1 kg atau melebihi 5 batang pohon atau dalam bentuk bukan
tanaman beratnya 5 g, pelaku dipidana dengan pidana mati.”
Latar Belakang

Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No. 2-3/PUU-V/2007, dijelaskan bahwa


penerapan sanksi pidana mati bagi para pelaku tindak pidana narkotika tidak
melanggar hak asasi manusia, akan tetapi justru para pelaku tersebut yang telah
melanggar hak asasi manusia lain, yang telah memberikan dampak terhadap
kehancuran generasi di masa yang akan datang
Latar Belakang

Pidana mati telah diatur dalam Pasal 10 KUHP yang merupakan bagian dari sistem
hukum nasional. Pelaksanaan pidana mati tidak bertentangan dengan UUD NRI
1945 dan Pasal 6 ayat (2) ICCPR. UUD NRI 1945 tidak bisa sepotongpotong,
“hak setiap orang untuk hidup” sebagaimana tertera dalam Pasal 28A dan 28I ayat
(1) harus dibaca dan ditafsirkan dalam kesatuan dengan Pasal 28J ayat (2) yaitu
dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilainilai
agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat yang demokratis
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana sanksi pidana mati Bagaimana efektivitas sanksi pidana


diatur dalam Undang-Undang mati dalam kasus tindak pidana
Narkotika di Indonesia? narkotika dikaitkan dengan hak asasi
manusia?
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Objektif

1. Untuk mengetahui bagaimana sanksi pidana mati diatur dalam

Undang-Undang Narkotika di Indonesia

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat

kualitas pelayanan di Kantor


MANFAAT PENELITIAN

Memperkaya referensi dan literatur

Memberikan sumbangan kepustakaan Pelayanan Pubik tentang


pemikiran bagi pengembangan
“Hukuman Mati Bagi Pelaku Pidana Memberikan hasil yang dapat dijadikan
ilmu hukum pada umumnya dan
Hukum Pidana Narkotika Dalam Perspektif Hak Asasi bahan acuan bagi penelitian yang sama

Manusia” atau sejenis pada tahap selanjutnya


PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Judul Metode Hasil

1.   Musa Darwin Pane Kebijakan Hukuman 1. Bagaimana kebijakan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : 1) Kebijakan

(2019) Mati Ditinjau Dari hukuman mati ditinjau hukuman mati apabila ditinjau dari Hak Asasi Manusia sangat

Perspektif Hukum dari Hak Asasi Manusia? bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Hal ini dikarenakan hak

Positif Dan Hak Asasi 2. Bagaimana efektivitas hidup merupakan hak asasi yang paling hakiki. Undang-Undang

Manusia hukuman mati bagi pelaku Dasar 1945 sebagai hukum dasar tertulis bagi bangsa Indonesia telah

kejahatan di Indonesia ? menyatakan bahwa setiap orang berhak un tuk hidup,

mempertahankan hidup dan kehidupannya; dan 2) Hukuman mati

yang dijatuhkan kepada pelaku kejahatan di Indonesia pada

kenyataannya sangat tidak efektif. Hal ini terlihat antara lain pada

kejahatan narkoba. Para pelaku kejahatan narkoba banyak yang telah

dihukum mati namun kejahatan narkoba semakin meningkat baik dari

segi kualitas maupun kuantitas.(Pane, 2019)


PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Judul Metode Hasil
Peneliti

2.  Amelia Problematika Penjatuhan 1. Bagai mana Hasil penelitian menunjukkan, pertama, masalah hukuman mati, terdapat berbagai

Arief (2019) Hukuman Pidana Mati pandangan HAM pandangan dari pemikiran para ahli hukum. Kedua, Hukuman mati dalam

dalam Perspektif Hak dalam penjatuhan pandangan Hak Asasi Manusia yang ada dalam Undang-Undang Dasar Negara

Asasi Manusia dan Hukuman pidana Republik Indonesia, dan Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Hukum Pidana mati? Manusia berusaha mengadopsi piagam Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-

Bangsa untuk menghapuskan hukuman mati. Ketiga, dalam Kitab Undang-undang

Hukum Pidana dan beberapa peraturan perundang- undangan di Indonesia, ancaman

pidana mati masih tetap dipertahankan, walaupun mendapat kritikan dari para

aktifis Hak Asasi Manusia, karena itu dalam Rancangan Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana yang baru ada semacam kompromi (penal policy), dengan

menjadikan hukuman mati bukan sebagai pidana pokok tetapi sebagai pidana

altematif yang diperlakukan hanya bagi kejahatan luar biasa. (Arief, 2019)
PENELITIAN TERDAHULU
No. Nama Peneliti Judul Metode Hasil

3.  Agus Hukuman Mati Bagi 1. Bagaimana pandangan Dalam perspektif sosiologi hukum, sebuah perangkat

Purnomo Tindak Pidana Narkoba di Sosiologi Hukum pemidanaan hendaknya mencakup dua hal, yakni:

(2017) Indonesia: Perspektif dalam penjatuhan pertama, harus menampung aspirasi masyarakat yang

Sosiologi Hukum Hukuman pidana mati menuntut pembalasan sebagai pengimbangan atas

bagi pelaku tindak dasar tingkat kesalahan si pelaku. Kedua, harus

pidana Narkoba? mencakup tujuan pemidanaan, yakni memelihara dan

mempertahankan kesatuan masyarakat. Dengan

demikian, hukum harus mewakili rasa keadilan

masyarakat. Karenanya sikap dan tindakan

masyarakat yang memilih hukuman mati bagi pelaku

tindak pidana narkoba dapat dibenarkan


LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI YANG DIGUNAKAN DALAM


PENELITIAN INI ADALAH:

TEORI HUKUM KOMPARATIF


METODE
PENELITIAN
Jenis Penelitian Yuridis Normatif
Fokus Penelitian Hukuman Mati Bagi Pelaku Pidana Narkotika Dalam Perspektif Hukum
Pidana Positif Indonesia Dan Hukum Hak Asasi Manusia.
Lokasi Penelitian Kementerian Hukum dan HAM, Website International Covenant on Civil and
Political Rights (ICCPR), Website Badan Narkotika Nasional RI, Universitas
Muhammadiyah Magelang
Sumber Data 1. Bahan Hukum Primer: Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
TentangHak Asasi Manusia dan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana
2. Bahan Hukum Sekunder: buku, jurnal dan berbagai hasil penelitian
yang berkaitan erat dengan Hukuman Mati Bagi Pelaku Pidana
Narkotika Dalam Perspektif Hukum Pidana Positif Indonesia Dan
Hukum Hak Asasi Manusia.
3. Bahan Hukum Tersier: media internet.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai