Anda di halaman 1dari 16

OBAT OTONOM

BY: Kelompok 2
1. Zainul hasan
2. Abd Rahman
3. Innani Kholidatul j
4. Fina Zaiana Putri
Obat Otonom

• Obat-obat otonom adalah obat yang dapat


memengaruhi penerusan implus dalam SSO
(system saraf otonom) dengan jalan
mengganggu sintesa, penimbuhan, pembebasan,
atau penguraian neurotransmitter atau
memengaruhi kerjanya atas reseptor khusus.
Akibatnya adalah dipengaruhinya fungsi otot
polos dan organ, jantung dan kelenjar.(Tan
Hoan & Raharja, 2007)
Golongan Obat otonom
1. Zat-zat yang bekerja terhadap SO
Simpatikomimetika (adrenergika)
Simpatikalotika (adrenolitika)
2. Zat-zat yang bekerja terhadap SP
Parasimpatikomimetika (kolinergika)
Parasimpatikolitika (antikolinergika)
3. Zat-zat perintang Ganglion
PENJABARAN (Klasifikasi, Kontraindikasi,
Efek Samping, dll) DARI BEBERAPA
CONTOH OBAT OTONOM
1. Efedrin
A. RUTE DAN DOSIS
Brankodilator, dekongestan nasal
• PO (Dewasa): 25-50 mg tiap 3-4 jam sesuai kebutuhan
• PO (Anak-anak): 2-3 mg/kg/hari atau 100 mg/m2/hari
dalam 4-6 dosis terbagi.
• IV, IM, SC (Dewasa): 12,5-25 mg
• Top (Dewasa dan Anak-anak > 6 tahun): nasal/larutan,
semprotan, atau jeli tidak boleh digunakan lebih sering
dari tiap 4 jam atau lebih dari 3-4 hari.
B. KERJA OBAT
• Agonis adrenergic alfa dan beta. Efek agonis
beta menyebabkan akumulasi siklis AMP pada
reseptor adrenergic beta, mengakibatkan
bronkodilatasi, stimulasi jantung dan SSP,
diuresis-deuresis dan sekresi asam lambung.
Efek adrenergic alfa primer adalah
vasokontriksi periver.
C. INDIKASI
• PO, IM, IV, SC: digunakan sebagai bronkodilator
dalam penatalaksanaan obstruksi jalan napas
reversible akibat asma atau PPOM
• PO nasal: penyembuhan kongesti nasal pada infeksi
saluran napas atas akibat virus atau rhinitis alergika
• PO: penatalaksanaan hipotensi ortostatik
• Penatalaksanaan hipotensi akut sehubungan dengan
overdosisi agens anti hipertensi
• PO: penatalaksanaan depresi mental dan narkolepsi.
D. REAKSI MERUGIKAN DAN EFEK SAMPING
• SSP: Stimulasi SSP, gugup, status paranoid ansietas
(penggunaan jangka panjang), pusing, kunang-
kunang, fertigo.
• Mata dan THT: kongesti pantulan (penggunaan
nasal), iritasi local.
• Resp: sulit bernafas
• KV: angina pectoris, palpitasi, takikardia, ARITMIA
• GU: retensi urin, penurunan haluaran urin.
• Lain-lain: cepat terjadi toleransi (takifilaksis),
diaphoresis.
E. KONTRAINDIKASI
• Hipersensitiftas
• Diketahui intolerans
• Glau, sudut sumpit
• Anastesia siklopropan atau haloten
• Tirotoksikosis
• Diabetes militus
• Kehamilan
• Hipertensi
• Penyakit kardiovaskuler berat.
F. INTERAKSI
Obat-obatan: siklopropan, glikosida jantung, atau haloten
meningkatkan resiko aretmia
• Efek tambahan bila digunakan bersama agens adrenergic
(simpatomimetik)
• Penggunaan bersama inhibitor MAO menyebabkan krisis hipertensi
• Respon tekanan dapat dikurangi oleh resepin, metildopa, atau
furosemide
• Teofilin meningkatkan resiko efek merugikan
• Reflex bradikardia dan efek tekanan dilemahkan oleh antropin
• Asidifikasi urin (ammonium clorida) menurunkan waktu paruhnya
• Alkalinisasi urin (natrium bikarbonad) meningkatkan waktu paruhnya
2.Fisotigmin
A. RUTE DAN DOSIS
• IM, IV(Dewasa): 0,5 – 2 mg diawal, kemudian
dapat diberikan 1-4 mg setiap 20-30 menit bila
gejala kambuh.
• IV (Anak-anak): 20 mcg/kg dapat dibilang setiap
5-10 menitsesuai kebutuhan (sampai total 2 mg)
• Oft (Dewasa dan anak-anak): 1 tetes sampai 4
kali sehari atau salep 1-3 kali sehari.
B. Kerja obat
Menghambat pemecahan asetirkolin sehingga akan terakumulasi
dan efknya memanjang. Hasilnya adalah generalisasi respon
kolinergik, antara lain:
• Miosis
• Peningkatan tonus usus dan otot rangka
• Konstriksi bronkus dan ureter
• Bradikardia
• Bertambahnya salifasi
• Lakrimasi
• Berkeringat
• Stimulasi SSP
C. INDIKASI

IM, IV, SC: Mengubah efek SSP yang berkaitan dengan


overdosis obat yang mampu mneyebabkan sindrom
antikolinergik, antara lain:
• Beladona atau alkaloid tanaman lainnya
• Fenotiazil
• Antidepresal trisiklis
• Antihistamin (merubah efek derilium, halusinasi,
koma, dan beberapa aritmia, namun tidak sepenuhnya
efektif mengubah efek defek konduksi jantung atau
takikardia)
D. REAKSI MERUGIKAN DAN EFEK SAMPING

• SSP : pusing,kelemahan, gelisah, halusinasi, kejang.


• Mata dan THT : miosis, lakrimasi, Oft-penglihatan
kabur, nyeri mata, iritasi, sakit dahi, kedutan
kelopak mata
• Resp: kelebihan sekresi pernafasan, bronskospasme
• KV : bradikardia, hipotensi
• GI: kram abdomen, mual, muntah, diare, saliva
berlebihan.
• Derm: ruam
E. Kontraindikasi
• Hipersensitifitas
• Hipersensifitas terhadap bisulfide(hanya
injeksi)
• Sediaan yang mengandung benzyl alcohol
harus dihindari pada bayi baru lahir
• Obstruksi mekanik saluran GI dan GU
• Kehamilan atau laktasi (10-20% bayi baru lahir
akan menderita kelemahan otot)
F. INTERAKSI OBAT

Obat-obatan:
• Efek kolinergik dapat dilwan oleh obat lain yang memiliki
sifat antikolinergik, termasuk antihistamin, antidepresan,
atropine, haloperidol, fenotiazin, quinidine dan disofiramid
• Memperpanjang kerja agen perelaksasi otot dekolarisasi
(suksinilkolin, dekametonium)
• Efek oftalmik yang bermanfaat dapat berkurang bila digunakan
bersama alkaloid beladona oftalmik (atrofin, skopolamin)
• Dapat mengurangi durasi kerja ekotiopat atau isoflurofat bila
diberikan sebelum hisostigmin

Anda mungkin juga menyukai