Anda di halaman 1dari 15

KONSEP HOSPITALISASI

NAMA ANGGOTA :
NURUL NEPIANA ( 19320023 )
RACHMAT RIZKYAWAN ( 19320024 )
PENGERTIAN
• Kecemasan (anxyety) merupakan reaksi emosional
yang timbul oleh penyebab yang tidak spesifik yang
dapat menimbulkan khawatir dan merasa tidak
nyaman. Timbulnya kecemasan biasanya didahului
oleh faktor-faktor tertentu. Demikian pulayang di
alami oleh orang tua terkait hospitalisasi anak usia
toddler bisanya di pengaruhi oleh faktor usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi, tingkat
pengetahwan, lama rawat inap dan juga oleh
prilaku caring perawat
Penyebab Kecemasan Anak
• Hockenberry & Wilson (2011), penyebab kecemasan anak prasekolah karena
hospitalisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
• a. Kecemasan karena perpisahan Anak usia prasekolah memiliki koping yang
lebih baik dari pada usia toddler. Anak usia prasekolah dapat mementolerir
jika mereka harus berpisah dengan rang tua mereka walaupun anak
prasekolah mulai untuk belajar mempercayai orang lain selain orang
terdekat mereka.
• b. Kehilangan control (loss of control) Anak usia prasekolah kehilangan
control karena pembatasan aktifitas dfisik yang menyebabkan anak
ketergantungan dengan bantuan dari orang lain.
• c. Luka pada tubuh dan sakit atau nyeri Reaksi anak terhadap luka dan nyeri
dengan menyeringaikan wajah, menangis, mengatupkan gigi, mengigit bibir,
membuka mata dengan lebar atau anak melakukan tindakan agresif seperti
menggigit, menendang, dan memukul.
Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan
Akibat Hospitalisasi
Reaksi anak menurut Hockenberry & Wilson
(2011) berbeda-beda pada masing-masing
individu
a. Usia anak
Usia anak merupakan salah satu faktor utama
yang dapat mempengaruhi reaksi anak
terhadap sakit dan proses perawatan. Reaksi
anak terhadap sakit berbeda-beda sesuai
tingkat perkembangan anak
• . Jenis kelamin
Dibandingakan dengan anak lakimlaki, anak
perempuan memiliki kecnderungan mudah
mengalami kecemasan
• Pengalaman dirawat sebelumnya
Pengalaman anak dirawat sebelumnya
mempengaruhi reaksi anak. Apabila anak pernah
dirawat sebelumnya dan anak mengalami
pengalaman tidak menyenangkan dirawat dirumah
sakit dan trauma dan apabila ketika anak dirawat
dirumah sakit dan anak mendapatkan perawatan
yang baik dan menyenangkan anak akan lebih
kooperatif pada perawat dan dokter
• Lama perawatan
Lama hari dirawat bisa mempengaruhi
kecemasan anak. Studi yang dilakukan
Auileraperez dan Whetsell dengan melakukan
pengukuran kecemasan pada waktu 12 jam
setelah anak masuk kerumahsakit, 12 jam
sebelum keluar dari rumah sakit, dan 10 hari
setelah keluar dari rumah sakit menunjukan
bahwa lama dirawat mempengaruhi
kecemasan anak.
Tahap Respon Perilaku Kecemasan Anak
• Tahap Protes (Phase of Protest) Tahap ini ditandai dengan anak
menangis kuat, menjerit, mamanggil orang terdekatnya misalnya ibu.
Secara verbal anak akan menyerang dengan rasa marah seperti anak
mengatakan “pergi”. Perilaku protes anak tersebut akan terus
berlanjut dan hanya berhenti jika anak merasa Lelah dan orang
terdekatnya mendampinignya.
• b. Tahap Putus Asa (Phase of Despair) Pada tahap ini anak tampak
tegang, menangis berkurang, anak kurang aktif, kurang minat untuk
bermain, tidak ada nafsu makan, manarik diri, tidak kooperatif,
perilaku regresi seperti mengompol atau menghisap jari.
• c. Tahap Menolak Pada tahap ini anak akan mulai menerima
perpisahan, mulai tertarik dengan lingkungan sekitar, mulai membina
hubungan dengan orang lain.
Dampak Hospitalisasi Anak
• Kemajuan yang signifikan dalam teknologi dan
kedokteran selama beberapa dekade terakhir
sangat pesat mengurangi kematian pada anak-
anak dengan penyakit kronis atau penyakit
yang melemahkan
Peran Perawat Terhadap Anak yang
Menjalani Hospitalisasi
• Anak menganggap tindakan dan prosedur
rumah sakit menyebabkan rasa sakit dan luka
di tubuhnya. Oleh karena itu anak seringkali
menunjukkan perilaku tidak kooperatif seperti
sering menangis, marah-marah, tidak mau
makan, rewel, susah tidur, mudah tersinggung,
meminta pulang dan tidak mau berinteraksi
dengan perawat dan seringkali menolak jika
akan diberikan pengobatan
Peran Orang Tua Terhadap Anak yang
Menjalani Hospitalisasi
• Peran orangtua diperlukan untuk mengurangi
penyebab:
• 1. Kecemasan,
• 2. Perpisahan,
• 3. Perasaan kehilangan kontrol dan
• 4. Menurunkan perasaan takut terhadap rasa
sakit. (Rahayuningrum, L. M., 2015)
• Dukungan yang diberikan dari orang tua,
seperti:
• 1. Bersedia menemani anak selama dirawat,
• 2. Berperilaku baik dan mampu bekerjasama
dalam perawatan anak.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Orangtua
Terhadap Anak yang Menjalani Hospitalisasi

• Dukungan konkrit (concretes support)


Dukungan konkrit (concretes support)
merupakan bantuan praktis yang di berikan
secara real atau nyata kepada anggota
keluarga yanag membutuhkanya, bantuan
secara nyata ini dapat dilakukan kapan saja
dan dimana saja
• Dukungan emosional (emotional support)
Dukungan emosional (emotional support)
merupakan dukungan yang memberi ungkapan
empati, kepedulian, dukungan yang memberikan
rasa nyaman dan memberikan semngat kepada
anggota keluarga yang membutuhkan
. Dukungan informatif (support advice)
Dukungan informatif (support advice) bantuan ini
apabila diberikan akan membuat individu merasa
lebih tenang dan nyaman. Dukungan yang diberikan
berupa pemberian informasi, nasihat, pengetahuan,
petunjuk serta memberikan solusi kepada anggota
keluarga yang membutuhkan
• Dukungan penghargaan (Esteem Support)
Dukungan penghargaan (Esteem Support)
dukungan ini merpakan keahlian dan
kemampuan yang dimiiki sseorang.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai