Anda di halaman 1dari 14

Anatomi fisiologi Sistem

Peraba (Kulit)
Definisi Kulit
 Kulit  organ tubuh paling luar  Luas kulit 1,5 m2, berat 15% BB.
 Kulit elastic, longgar (palpebra, bibir dan preputium)
 Kulit tebal, tegang (telapak kaki dan telapak tangan dewasa.)
 Kulit tipis (muka)
 Kulit lembut (leher dan badan)
 Kulit berambut kasar ( kepala)
 Kulit  alat indera  menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan,

rasa sakit, tekanan, tekstur


 kulit terdapat reseptor  percabangan dendrit dari neuron sensorik 

ujung jari, ujung lidah, dahi


Lapisan kulit Manusia
1. Epidermis  Lapisan terluar, struktur tipis ketebalan 0,07 mm,
terdiri beberapa lapisan :
a) Stratum korneum  lapisan zat tanduk
b)Stratumlusidum berfungsi“pengecatan”kulit dan rambut
c)Stratum granulosum menghasilkan pigmen warna kulit
(melamin)
d) Stratum germinativumsebagai sel hidup lapisan yang aktif
membelah.
2. Dermis  struktur lebih rumit dari epidermis  banyak lapisan,
lebih tebal dari epidermis ( 2,5 mm),  dibentuk oleh serabut-
serabut khusus membuatnya lentur, terdiri atas kolagen ( suatu jenis
protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh) 
Kolagen berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya
usia (tekstur kulit kasar dan keriput)
Lapisan dermis terdiri beberapa bagian:
a) Akar Rambut
b) Pembuluh Darah
c) Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
d) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
e) Serabut Saraf
Lanjutan……..
 Lapisan dermis kulit terdapat puting peraba  merupakan
ujung akhir saraf sensoris  merupakan indera perasa panas,
dingin, nyeri, dan sebagainya kulit merupakan organ terluas
terdapat reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin
(krause), rasa nyeri / sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor
sentuhan (meissner).
3. Subkutis  lapisan dibawah dermis / hipodermis terdiri
lapisan lemak, banyak jaringan ikat menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan dibawahnya
Jumlah dan ukuran berbeda tergantung daerah tubuh dan nutrisi
individu berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk
regenerasi
Fungsi subkutis / hipodermis : melekat kestruktur dasar, isolasi
panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh, mechanical
shock absorber
Fisiologi peraba
Fungsi kulit secara umum.

1. Sebagai proteksi

• Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)

• Melindungi dari trauma yang terus menerus

• Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh

• Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak

• Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV

 2. Pengontrol/pengatur suhu.

• Vasokonstriksi (suhu dingin) dan dilatasi (kondisi panas) peredaran darah

meningkat terjadi penguapan keringat


Lanjutan….
3. Proses Hilangnya Panas Dari Tubuh
• Radiasi pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah
• Konduksipemindahan panas dari tubuh ke benda lain yang lebih dingin
• Evaporasi  membentuk hilangnya panas lewat konduksi
• Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi suhu permukaan kulit  ditentukan oleh
peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)
4. Sensibilitas
• Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.
5. Keseimbangan Air
• Sratum korneum  menyerap air  mencegah kehilangan air serta elektrolit
berlebihan dari bagian internal tubuh  mempertahankan kelembaban jaringan
subcutan
• Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa
Sensasi suhu
 Tingkatan suhu dibedakan oleh tiga jenis organ akhir sensories  reseftor
dingin, reseftor hangat dan dua subtife reseftor nyeri ( reseftor nyeri dingin dan
reseftor nyeri panas)
a) Perangsang Reseftor Suhu – Sensasi Dingin, Sejuk, Indeferen Hangat dan
Panas
 Respon empat jenis serabut saraf  serat nyeri dingin, serat dingin, serat hangat
dan serat nyeri panas.
 Menerima suhu dari sensasi suhu oleh tingkat perangsang relatif dari berbagai
jenis ujung saraf  Daerah sangat dingn serabut nyeri dingin yang terangsang
 suhu di atas 10 sampai 15oC impuls nyeri berhenti  reseptor dingin mulai
terangsang pada suhu 30oC reseftor hangat terangsang progresif 
reseftor dingin mereda pada suhu 43oC  suhu 45oC serabut nyeri panas mulai
terangsang
b) Efek Perangsang dengan Menaikan dan Menurunkan
Suhu – Adaptasi Resftor Suhu
 Perubahan suhu bereaksi menyolot terhadap perubahan suhu
disamping dapat bereaksi dengan perubahan suhu yang stabil
 artinya jika suhu kulit turun secara aktif, orang merasa jauh
lebih dingin dari pada bila suhu tersebut tetap pada tingkat yang
sama  sebaliknya jika suhu meningkat secara aktif orang
tersebut merasa jauh lebih hangat dari pada yang akan
dirasakannya pada suhu yang sama seandainya ia konstan
karena reseftor tersebut sebagian besar bradaptasi tetapi tidak
seluruhnya
c) Mekanisme Perangsang Reseftor Suhu
 Reseftor suhu terangsang oleh perubahan kecepatan metabolik 
disebabkan suhu mengubah kecepatan reaksi kimia intra sel kira-kira 2 kali
untuk tiap perubahan 10oC  karena deteksi suhu tidak disebabkan oleh
perangsangan fisik langsung tetapi oleh perangsangan kimia dari ujung saraf
yang di ubah oleh suhu. 
d) Penjumlahan Ruangan dari Sensasi Suhu
 Jumlah dingin atau hangat dalam tiap sedikit daerah permukaan tubuh sangat
kecil  sulit untuk menilai gradasi suhu
 Daerah tubuh yang luas dirangsang  mencapai kemampuan maksimumnya
 membedakan varian suhu yang kecil bila seluruh tubuhnya mengalami
perubahan suhu secara serentak.
 Contoh perubahan suhu cepat kecil 0,01oC dapat di
diteksi  Sebaliknya perubahan suhu besarnya 100 kali
tidak mendeteksi bila permukaan kulit yang dipengaruhi
hanya berukuran kira-kira satu sentimeter persegi.
Daftar Pustaka

 Robert Priharjo,(2002).Pengkajian Fisik Keperawatan.EGC

 Syaifuddin,Drs.H,(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa


Keperawatan Edisi 3.Jakarta:EGC.
SEKIAN
Wassalamu’allaikum

Anda mungkin juga menyukai