Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH TRAFO

Kelompok :

SALSAH LUTVI RAMADANI (105821107519)

ANNAS INDI (105821109319)

DOSEN PENGAMPUH:

ADRIANI S.T M.T

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TEKNIK ELEKTRO

TAHUN AJARAN 2022


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Transformator (Trafo)

Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang


berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian
listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan
transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetis, dimana perbandingan tegangan antara sisi primer
dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan
berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. Transformator (trafo) adalah
alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik
(AC).

Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer)


yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai
output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan.

Dalam bidang teknik listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:

1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan
transformator tegangan.

Prinsip kerja dari sebuah transformator yaitu Transformator terdiri atas dua buah
kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini
terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang
memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan
tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer
maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi
di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut
sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks
magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian
sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara
magnetisasi) Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang
dapat ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika,
transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban
untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik
antararangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk
mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis (common
magnetic circuit).

- Kumparan Trafo; kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat


tembaga yang dilapisi dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk
mengisolasi baik terhadap inti besi maupun kumparan lain. . Untuk trafo
dengan daya besar lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media
pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus
yang ada pada sisi sekunder.Kadang kala transformator memiliki
kumparan tertier. Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan
tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut,
kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering juga
untuk dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti kondensator
synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
- Inti Besi; dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang
berguna untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi
untukmengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh
arus eddy“Eddy Current”.
- Minyak Trafo; berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak

trafo mempunyai sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya
tegangan tembus tinggi..Pada power transformator, terutama yang berkapasitas
besar,kumparan-kumparan dan inti besi transformator direndam dalam minyak-
trafo. Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai
berikut:

- Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )


- Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak
dapat mengendap dengan cepat
B. Jenis-Jenis Trafo

Berkaitan dengan topic yang dikaji yakni kegunaan transformator, berikut akan
dijabarkan mengenai jenis-jenis transformator :

1. Transformator Step-up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih


banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan
dalam transmisi jarak jauh. (Ns > Np).

2. Transformator Step-down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. (Np > Ns).

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan


sekunder adalah:

1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).


2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
4. Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa
dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.
Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan
kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis
ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

4. Autotransformator Variabel
Gambar 2.4 Skema Autotransformator Variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang


sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang berubah-ubah.

5. Transformator Isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan


lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi
antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak
digantikan oleh kopling kapasitor.

6. Transformator Pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk


memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu,
fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya
terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah..
7. Transformator Tiga Fasa

Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan


secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang
(Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).

 Berdasarkan penyusun intinya


a. Transformator inti besi
trafo inti besi banyak dipakai sebagai alat interface, step up, step down
rangkaian matching impedansi, matching voltage dalam rangkaian
elektronik frekuensi rendah.
b. Transformator inti ferit
Trafo inti ferit banyak dipakai sebagai alat interface, Rangkaian
matching Impedansi dalam rangkaian elektronik frekuensi menengah
c. Transformator inti udara
Trafo inti udara banyak dipakai sebagai alat interface rangkaian
matching impedansi dalam rangkaian elektronik frekuensi tinggi.

C. Hubungan Trafo

Sepeti yang telah dijelaskan dalam jenis trafo, salah satu jenis trafo adala trafo tiga
phasa. Pada prinsipnya dalam transformator tiga phasa, metode atau cara
merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder Transformator, umumnya
dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan
hubungan zig zag.

- Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)


Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan
secara bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini
lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil,pada transformator
tegangan tinggi
- Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ)
Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain
yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga.
Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus
besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan
dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami
kegagalan.
- Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - Δ)
Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang
(wye) dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada
trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan
(Step- Down). Perbandingan tegangan jala- jala 1/√3 kalinperbandingan
lilitan transformator. Tegangan sekunder tertinggal 300 dari tegangan
primer.
- Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)
Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada
sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi
sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan
tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam
hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan
transformator dan tegangansekunder mendahului sebesar 30° dari
tegangan primernya.
- Hubungan Zig – Zag
Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah
satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga
fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan
menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan,
karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-
beda.Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya
adalah dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zigzag.
- Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan
Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab
sebelumnya, ada transformator tiga fasa dengan dua kumparan.Ini
dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya
menggunakan 2 buah trafo yang terhubung secara open delta. Hubungan
open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi salah satu trafo tidak
dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena load capacity nya hanya
86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Kekurangan Hubungan ini adalah :

•Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira
86,6% dari faktor daya beban seimbang.

•Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban


bertambah.

Hubungan Scott atau T – T

Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua
buah transformator (Kumparan). Satu dari transformator mempunyai “Centre
Taps “ pada sisi primer dan sekundernya dan disebut “ Main Transformer“.
Transformator yang lainnya mempunyai “0,866 Tap“ dan disebut “Teaser
Transformer “. Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder “teaser
Transformer” disatukan ke “ Centre Taps” dari “ main transformer “. “ Teaser
Transformer” beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan tegangannya dan
kumparan “ main transformer “ beroperasi pada Cos 30 ° = 0,866 p.f, yang
ekuivalen dengan “ main transformer “ bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya
semunya
Kesimpulannya adalah Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk
menangani listrik dengan daya yang besar. Terdapat berbagai macam hubungan
pada trafo tiga fasa yang dalam penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan
dan rating tegangan yang akan dipikulnya.

Salah satu hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan
Delta Bintang dan Bintang Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai
dalam sistem tenaga listrik khususnya pada bagian transmisi listrik untuk
menaikkan tegangan (Δ-Y) dan menurunkan tegangan (Y - Δ ). Untuk suatu
keadaandarurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun dengan
kapasiatas hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

D. Teori Motor Listrik AC

Motor AC adalah sebuah motor listrik yang digerakkan oleh alternating current
atau arus bolak balik (AC). Umumnya, motor AC terdiri dari dua komponen
utama yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian yang diam dan letaknya berada
di luar. stator mempunyai coil yang di aliri oleh arus listrik bolak balik dan
nantinya akan menghasilkan medan magnet yang berputar. bagian yang kedua
yaitu rotor. Rotor adalah bagian yang berputar dan letaknya berada di dalam (di
sebelah dalam stator). rotor bisa bergerak karena adanya torsi yang bekerja pada
poros dimana torsi tersebut dihasilkan oleh medan magnet yang berputar.
Gambar 6.2 Prinsip kerja Motor Listrik AC

Motor arus bolak-balik (motor AC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus bolak-balik (listrik AC) menjadi tenaga gerak atau tenaga
mekanik berupa putaran dari pada Rotor. Motor listrik arus bolak-balik dapat
dibedakan atas beberapa jenis Seperti pada motor DC pada motor AC, arus
dilewatkan melalui kumparan, menghasilkan torsi pada kumparan. Sejak saat itu
bolak, motor akan berjalan lancar hanya pada frekuensi gelombang sinus. Hal ini
disebut motor sinkron. Lebih umum adalah motor induksi, dimana arus listrik
induksi dalam kumparan berputar dari pada yang diberikan kepada mereka secara
langsung. Salah satu kelemahan dari jenis motor AC adalah arus tinggi yang harus
mengalir melalui kontak berputar. Memicu dan pemanasan pada kontak-kontak
dapat menghabiskan energi dan memperpendek masa pakai motor. Dalam motor
AC umum medan magnet yang dihasilkan oleh elektro magnet didukung oleh
tegangan AC sama dengan kumparan motor.

Kumparan yang menghasilkan medan magnet yang kadang-kadang disebut


sebagai “stator”, sedangkan kumparan dan inti padat yang berputar disebut
“dinamo”. Dalam motor AC medan magnet sinusoidal bervariasi, seperti arus
dalam kumparan bervariasi.

Teori Motor Listrik DC

Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang


tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang
tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.

Gambar 2.6 Motor DC

Dari gambar diatas dapat diuraikan penjelasaannya sebagai berikut ini :

Kutub Medan

Motor DC memiliki 2 kutub medan magnet yaitu kutub utara dan kutub selatan
yang stasioner dan dynamo yang menggerakkan bearing pada ruang diantara
kutub medan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-
kutub dari utara ke selatan.

Dinamo

Dinamo pada motor DC berbentuk silinder, dihubungkan kearah penggerak


untuk menggerakkan beban. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini
akan menjadi elektromagnet.
Pada motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk
oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan berganti lokasi. Saat hal itu
terjadi arus yang masuk kedalam motor DC akan berbalik dan merubah kutub-
kutub utara dan selatan dinamo.

Commutator

Kegunaan komponen ini pada motor DC adalah untuk membalikkan arah arus
listrik dalam dinamo, commutator juga membantu motor DC dalam hal transmisi
arus antara dinamo dan sumber daya. Bisa dilihat pada Gambar 7.1

Gambar 7.1 Stator commutator

Keuntungan penggunaan motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang


tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC umumnya dibatasi untuk
penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang, ini
dikarenakan karena sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik
mekanis pada ukuran yang lebih besar. Motor DC juga relative lebih murah
daripada motor AC.

Jenis-jenis motor DC, yaitu sebagai berikut :

Motor DC sumber daya terpisah / Separately Excited

Motor DC jenis ini adalah dimana jika arus medan dipasok dari sumber terpisah
jadi arus yang masuk kedalam motor DC bukanlah arus yang ada pada motor DC
itu sendiri melainkan dari sumber yang tepisah.
Motor DC sumber daya sendiri / Self Excited motor shunt

Pada motor shunt , gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A) oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan
penjumlahan arus dan arus dinamo. Jika dijabarkan tentang kecepatan motor
shunt adalah sebagai berikut :

Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu kecepatan berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan
komersial dengan beban awal yang rendah.

Kecepatan komersial dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam


susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang
tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

Motor DC daya sendiri/ motor seri

Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) duhubungkan secara seri
dengan gulungan dinamo oleh karena itu arus medan sama dengan arus dinamo.
Dimana kecepatan dibatasi pada 5000 RPM dan harus menghindari menjalankan
motor seri tanpa ada beban sebab kecepatan motor diluar 5000 RPM tidak dapat
dikendalikan. Motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan
torque penyalaan awal yang tinggi.
Motor DC Kompon/gabungan

Motor kompon/ gabungan motor seri dan shunt dimana pada motor kompon
gulungan medan dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo
(A). Motor kompon memiliki torque penylaan awal yang bagus dan kecepatan
yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (persentase gulungan medan
yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang
dapat ditangani oleh motor ini.

Jenis-Jenis dan Contoh Perhitungan pada Motor Listrik

Jenis motor DC

Sebuah motor DC didesain untuk bergerak dengan daya listrik DC. Tipe motor
DC yang populer adalah jenis brushed (bersikat) dan jenis brushless (tanpa sikat),
di mana masing-masing menggunakan commutation internal dan eksternal untuk
menciptakan arus osilasi AC dari sumber arus DC.

Motor DC Bersikat (Brushed DC motor)

Motor DC klasik menghasilkan arus osilasi dalam sebuah rotor lilitan dengan
sebuah commutator split ring, dan sebuah stator berupa magnet lilit maupun
magnet permanen. Sebuah rotor terdiri dari sebuah koil yang melilit rotor yang
bertenaga arus listirk batere atau sejenisnya.

Motor DC tak Bersikat (Brushless DC motor)

Banyaknya keterbatasan dari commutator motor DC klasik adalah akibat


kebutuhan sikat untuk menekan commutator yang mengakibatkan gesekan. Pada
kecepatan tinggi, sikat-sikat kesulitan dalam menjaga kontaknya. Sikat dapat
oleng dan membuat ketidak seragaman pada permukaan commutator, yang
menghasilkan loncatan api. Hal ini membatasi kecepatan maskimum dari motor.
Kerapatan arus per unit luasa dari sikat membatasi outmpu dari motor. Ketidak
sempurnaan kontak juga menyebabkan electrical noise. Sikat sering aus dan perlu
penggantian, dan commutator perlu dipelihara. Komponen
commutator pada motor ukuran besar merupakan elemen yang mahal,
memerlukan pemasangan yang presisi dari bagian-bagiannya.

Masalah tersebut diatasi pada motor tanpa sikat (brushless motor). Pada motor
jenis ini, “rotating switch” mekanis atau susunan comutator/brushgear diganti
dengan sebuah switch elektronik yang disinkronkan dengan posisi dari rotor.
Motor tanpa sikat ini memiliki efisiensi 85-90%, sedangkan motor DC dengan
brushgear memiliki efisiensi 75-80%.

Motor DC tak bersikat biasanya digunakan bila kontor kecepatan yang presisi
dibutuhkan, seperti pada disk drives komputer atau pada video cassette recorders,
kipas, laser printer dan mesin photocopy. Ada beberapa keuntungan dari motor
jenis ini dibandingkan motor convensional:

☺ Dibandingkan dengan kipas motor AC menggunakan motor Shded-pole, motor


DC tak bersikat sangan efisien, bergerak lebih dingin sehingga meningkatkan
umur kerja bantalan kipas.

☺ Tanpa sebuah komutator yang sering aus, umur kerja motor DC tak bersikat
lebih lama dan noise yang lebih kecil.

☺ Motor dapat dengan mudah disinkronkan dengan sebuah clock internal atau
eksternal, untuk kontrol kecepatan yang lebih presisi.

☺ Karena tidak terjadi percikan listrik, seperti yang terjadi pada morot dengan
sikat, membuatnya cocok untuk lingkungan dengan bahaya terbakar seperti bahan
kimia atau bahan bakar.

☺ Motor jenis ini sering digunakan pada peralatan kecil seperti komputer dan
sejenisnya.
☺ Motor ini juga lebih senyap yang merupakan keuntungan bila dipasang pada
peralatan yang memberikan getaran.

Motor DC tak bersikat yang modern memiliki variasi daya dari satu Watt hingga
beberapa kilowatt. Motor ukuran besar hingga 100 kW digunakan pada mobil
listrik.

Jenis Motor AC

Berdasarkan kecepatan putaran rotor:

Motor Listrik Sinkron = motor listrik AC, yang pada kondisi steady, kecepatan
putaran rotornya tersinkronisasi atau sebanding dengan frekuensi gelombang arus
AC. Jika dikaitkan dengan rumus 1.1, maka kecepatan rotor akan selalu sebanding
dengan frekuensi listrik supply dan berbanding terbalik dengan jumlah kutub
magnet.

Motor Listrik tak Sinkron (Asinkron)

Motor listrik asinkron dikenal dengan motor induksi. Istilah tersebut digunakan
karena untuk menciptakan kutub magnet rotor, system menggunakan induksi
elektromagnetik dari medan magnet kumparan stator. Rotor motor induksi bukan
sebuah magnet permanen dan bukan pula menggunakan system eksitasi. Bentuk
rotor didesain sedemikian rupa sehingga jika terinduksi oleh medan
elektromagnetik stator, akan tercipta arus listrik pada rotor diikuti dengan
terciptanya medan magnet rotor (fenomena elektromagnetik)

Prinsip kerja:

Sumber tegangan AC yang dialirkan ke kumparan-kumparan stator motor, akan


menghasilkan medan magnet putar dengan kecepatan sinkron sesuai dengan
frekuensi sumber listrik. Medan magnet putar stator tersebut akan menginduksi
secara elekrtromagnetik kepada rotor sehingga tercipta arus listrik pada sisi rotor
dan stator, maka rotor motor akan mengalami torsi putar mengikuti putaran medan
magnet stator. Dari kondisi diam, rotor akan berakselerasi sampai nilai arus listrik
terinduksi pada rotor serta torsi seimbang dengan beban motor. Rotor motor akan
terakselerasi hingga mencapai kecepatan sinkronisasinya. Namun justru pada saat
kecepatan sinkron tercapai, arus listrik induksi rotor tidak akan terjadi. Hal ini
dikarenakan pada saat kecepatan rotor sama dengan kecepatan medan magnet
putar stator, maka tidak akan terjadi pemotongaan garis gaya magnet stator oleh
rotor, sehingga induksi elektromagnetik tidak berfungsi. Maka dari itu, putaran
rotor motor induksi tidak akan pernah mencapai kecepatan sinkron. Kecepatan
rotor motor induksi akan selalu lebih rendah sedikit daripada kecepatan medan
magnet putar stator. Perbandingan kecepatan antara rotor dan stator ini disebut
dengan slip.

Berdasarkan fase, motor listrik dibagi menjadi :

Motor listrik satu fase

Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai,
dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini
merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah
tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk
penggunaan hingga 3 -4 Hp.

Motor listrik tiga fase

Motor induksi tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling banyak digunakan
dalam dunia industri. Salah satu kelemahan motor induksi yaitu memiliki
beberapa karakteristik parameter yang tidak linier, terutama resistansi rotor yang
memiliki nilai yang bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda, sehingga tidak
dapat mempertahankan kecepatannya secara konstan bila terjadi perubahan beban.
Oleh karena itu untuk mendapatkan kecepatan yang konstan dan peformansi
sistem yang lebih baik terhadap perubahan beban dibutuhkan suatu pengontrol

Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak digunakan dalam
dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai konstruksi yang
sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah,
sehingga motor induksi mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri.
Motor induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat non-linier, terutama
resistansi rotor, yang memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang
berbeda. Hal ini yang menyebabkan pengaturan pada motor induksi lebih rumit
dibandingkan dengan motor DC.

Salah satu kelemahan dari motor induksi adalah tidak mampu mempertahankan
kecepatannya dengan konstan bila terjadi perubahan beban. Apabila terjadi
perubahan beban maka kecepatan motor induksi akan menurun. Untuk
mendapatkan kecepatan konstan serta memperbaiki kinerja motor induksi
terhadap perubahan beban, maka dibutuhkan suatu pengontrol. Penggunaan motor
induksi tiga fasa di beberapa industri membutuhkan performansi yang tinggi dari
motor induksi untuk dapat mempertahankan kecepatannya walaupun terjadi
perubahan beban. Salah satu contoh aplikasi motor induksi yaitu pada industri
kertas. Pada industri kertas ini untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang
baik, dimana ketebalan kertas yang dihasilkan dapat merata membutuhkan
ketelitian dan

kecepatan yang konstan dari motor penggeraknya, sedangkan pada motor induksi
yang digunakan dapat terjadi perubahan beban yang besar.

Beberapa penelitian pengaturan kecepatan motor induksi yang telah dilakukan


antara lain oleh Brian heber, Longya Xu dan Yifan tang (1997) menggunakan
kontroller logika fuzzy untuk memperbaiki performansi kontroller PID pada
pengaturan kecepatan motor induksi. Demikian juga penelitian yang dilakukan
oleh Mohammed dkk(2000) mengembangkan kontroller fuzzy yang digunakan
untuk menala parameter PI. Kontroller fuzzy juga dikembangkan pada penelitian
yang dilakukan Chekkouri MR dkk (2002) dan Lakhdar M & Katia K (2004)
dengan melengkapi mekanisme adaptasi pada kontroller fuzzy pada pengaturan
motor induksi.
Pada penelitian ini dirancang suatu pengaturan kecepatan motor induksi 3 fasa
dengan menggunakan pengontrol adaptif fuzzy. Dengan adanya pengaturan
kecepatan ini diharapkan kecepatan motor induksi dapat konstan sesuai yang
diinginkan, walaupun mendapat perubahan beban, sehingga menghasilkan
performansi motor induksi yang tinggi .

Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling luas
penggunaannya. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan

menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns =

120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor


pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun
akan ikut berputar mengikuti medan putar stator.

Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar
pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran
rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor
cenderung menurun. Dikenal dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan
rotor belitan dan rotor sangkar.
DAFTAR PUSTAKA

http://bambang_dwi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37446/TRANSFORM
ATOR.pptx (di akses 30 November 2015 pada 20:40)

http://te.unib.ac.id/lecturer/amrirosa/wpcontent/uploads/2013/07/Transformator.pd
f (di akses 30 November 2015 pada 20:43)

https://wandasaputra93.wordpress.com/2015/01/10/motor-ac/ (di akses 30


November 2015 pada 20:45)

http://informasicuy.blogspot.co.id/2013/07/jenis-dan-fungsi-trafo-
transformator.html#ixzz3syx48qlm (di akses 30 November 2015 pada 20:50)

Jurnal JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 53-68,


Mengurangi
Harmonisa Pada Transformator 3 Fasa (diakses 30 November 2015 pada
20:58)

https://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/05/transformator.pdf (di akses 30


November 2015 pada 21.03)

http://eprints.undip.ac.id/25604/1/ML2F301431.pdf (di akses 30 November


2015

pada 21.11)

Anda mungkin juga menyukai