Anda di halaman 1dari 40

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

J.A.W.A
- ARSITEKTUR JAWA -
SISTEM KEKERABATAN DAN BUDAYA JAWA

 Rumah Joglo pada umumnya hanya dimiliki oleh

mereka yang mampu atau kalangan kerajaan.

 Bangunan joglo adalah rumah adat di Jawa

Tengah yang merupakan interpretasi arsitektur

Jawa yang mencerminkan ketenangan.


- ARSITEKTUR JAWA -
SISTEM KEKERABATAN DAN BUDAYA JAWA

 Pada dasarnya rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar, dengan empat pokok tiang di tengah yang

disebut saka guru,

 Ruang bagian depan bersifat umum (publik) dan bagian belakang bersifat khusus (pribadi/privat).

Setiap ruangan tidak hanya memiliki fungsi tetapi juga sarat dengan unsur filosofi hidup etnis Jawa.
- ARSITEKTUR JAWA -
SISTEM KEKERABATAN DAN BUDAYA JAWA
- ARSITEKTUR JAWA -
ELEMEN JOGLO PADA RUMAH JAWA
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

1. JOGLO
JEMPONGAN

Merupakan bentuk rumah joglo yang memakai 2 buah pengeret dengan


denah bujur sangkar. Bentuk ini merupakan bentuk dasar joglo.
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

2. JOGLO KEPUHAN LAWAKAN

Ialah Rumah Joglo tanpa memakai geganja, atap brunjung agak tegak
sehingga kelihatan tinggi.
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

3. JOGLO CEBLOKAN

Merupakan rumah yang memakai saka pendem (terdapat bagian tiang


sebelah bawah terpendam). Rumah bentuk ini terkadang tidak memakai
sunduk.
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

4. JOGLO KEPUHAN LIMASAN/


LIMOLASAN

Rumah ini memakai uleng ganda, sunduk bandang lebih panjang dan
ander agak pendek, sehingga empyak/atap brunjung lebih panjang.
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

5. JOGLO SINOM APITAN

Merupakan rumah joglo yang memakai 3 buah pengeret, 3 atau 5 buah


tumpang dan 4 empyak (atap) emper
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

6. JOGLO KEPUHAN APITAN

Rumah Joglo dengan empyak bronjong lebih tinggi karena pengeret lebih pendek.
Bentuk rumah ini kelihatan kecil tetapi langsing.
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

7. JOGLO WANTAH APITAN

Rumah Joglo memakai lima buah tumpang, singup dan takir lumajang. Biasanya
rumah bentuk ini kelihatan langsing
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

8. JOGLO PENGRAWIT

Disebut Rumah Joglo Pengrawit karena memakai lambang gantung, atap bronjong
merenggang dari atap penanggap, atap emper merenggang dari atap penanggap,
tiap sudut diberi tiang (saka)
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

9. JOGLO HAGENG

Hampir sama dengan rumah joglo pengrawit tetapi ukuran lebih rendah
dan ditambah atap yang disebut peningrat dan ditambah tratak keliling.
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

10. JOGLO MANGKURAT

Pada dasarnya sama dengan Joglo Pengrawit, tetapi lebih tinggi dan cara
menyambung atap penanggap dengan penitih.
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

11. JOGLO SEMAR TINANDHU

Rumah Joglo yang memakai dua buah pengeret dan dua buah tiang (saka) guru
diantara dua buah pengeret. Biasanya dua buah tiang tadi diganti dengan tembok
sambungan dari beteng kebanyakan rumah bentuk ini dipakai sebagai regol
(gapura)
- ARSITEKTUR JAWA -
JOGLO SEMAR TINANDHU

 Sirkulasi udara pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar
 Rumah joglo biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah,
semakin tinggi
 ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju
ke rumah joglo
- ARSITEKTUR JAWA -
JENIS – JENIS JOGLO

12. JOGLO LAMBANG SARI

Joglo Lambangsari merupakan joglo dengan sistem konstruksi atap menerus. Bentuk ini
paling banyak dipakai pada bangunan tradisional jawa. Memiliki ciri-ciri:

 Bentuk denah persegi panjang 


 Memakai pondasi bebatur,
 Terdapat 4 saka guru sebagai penahan atap
 Menggunakan tumpang dengan 5 tingkat
- ARSITEKTUR JAWA -
JOGLO LAMBANG SARI

 Sistem penghawaan pada joglo lambangsari seperti


joglo pada umumnya
 Angin/udara bergerak sejajar di seluruh ruang terbuka
 Pada bagian ruang bagian tengah, udara bergerak ke
atas, namun kembali bergerak ke bawah
- ARSITEKTUR JAWA -
PEMBAGIAN RUANG PADA RUMAH JOGLO
- ARSITEKTUR JAWA -
PEMBAGIAN RUANG PADA RUMAH JOGLO
- ARSITEKTUR JAWA -
RUANG – RUANG PADA RUMAH JOGLO

A. PENDOPO

 Pendopo merupakan bangunan terdepan dari rumah joglo yang berfungsi sebagai tempat
menerima tamu atau tempat mengadakan upacara-upacara adat.
 Secara filosofis menggambarkan adanya prinsip keterbukaan yang dianut oleh tuan rumah.
 Umumnya pendopo selalu terbuka atau tidak diberi dinding penutup.
- ARSITEKTUR JAWA -
RUANG – RUANG PADA RUMAH JOGLO

B. OMAH NJERO/ SENTHONG

 Bagian ini digunakan sebagai tempat tidur.


 Sebelum orang tua menikahkan anaknya, maka pintu sentong akan selalu tertutup atau
terkunci.
 Sentong baru dibuka atau dipakai untuk tidur setelah anaknya dinikahkan
- ARSITEKTUR JAWA -
RUANG – RUANG PADA RUMAH JOGLO

C. GANDOK

 Gandok merupakan bangunan yang terletak di samping (pavilium).


 Biasanya menempel dengan bangunan bagian belakang.
 Gandok berfungsi sebagai tempat penyimpanan perabot dapur, ruang makan dan
terkadang berfungsi sebagai dapur
- ARSITEKTUR JAWA -
RUANG – RUANG PADA RUMAH JOGLO

D. PRINGGITAN

 Pringgitan merupakan bangunan yang biasanya terletak di antara pendopo dan


dalem
 Bangunan ini dipakai untuk pementasan wayang/
- ARSITEKTUR JAWA -
ORNAMEN PADA ARSITEKTUR JAWA

Ornamen pada bangunan Joglo banyak


mengandung makna dan simbolis.
Ornamen ini bermacam ragamnya,
misalnya gunungan, tlacapan, ayam jago,
ular naga, banyutetes, banaspati dan
sebagainya

Rumah tradisionl Jawa


Pintu Utama pada rumah
terdiri dari banyak
joglo dibuat lebar, pintu
bukaan, tetapi ukuran
biasa dihiasi ukiran-ukiran
bukaan tersebut tidak
khas yang biasa disebut
terlalu besar dan ditutupi
gebyok
oleh ukiran.
- ARSITEKTUR JAWA -
UKIRAN PADA ARSITEKTUR JAWA
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

S.U.N.D.A
- ARSITEKTUR SUNDA -
SISTEM KEKERABATAN DAN BUDAYA SUNDA

 Masyarakat Sunda hidup dengan bertani


 Sistem pertanian berpindah-pindah mengikuti
tempat yang subur
 Lokasi tempat tinggal merekapun turut
berpindah

 Sifat hidup yang berpindah-pindah ini, menjadi


penyebab mereka membangun rumah yang
bersifat sederhana, tidak permanen,
menggunakan sambungan tali bambu dan
atap tidak menggunakan genting
- ARSITEKTUR SUNDA -
POLA PERUNTUKAN LAHAN DI PERKAMPUNGAN SUNDA

A. KAWASAN SUCI:
Kawasan yang tidak boleh dimasuki sembarang orang.
Harus selalu dijaga kelestariannya dari pengaruh luar,
dijaga secara bersama-sama.

B. KAWASAN BERSIH:
Kawasan permukiman warga. Selain terdapat rumah-
rumah tradisional juga terdapat lumbung (leuit), masjid
(masigit), balai pertemuan warga (bale patemon)

C. KAWASAN KOTOR:
Berada pada lahan yang permukaannya lebih rendah.
Bangunan disini adalah bangunan penunjang dengan
bentuk & bahan sederhana
- ARSITEKTUR SUNDA -
KARAKTERISTIK ARSITEKTUR SUNDA

 Bentuk rumah masyarakat Sunda adalah


panggung dengan menggunakan
pondasi umpak.

 Di samping itu, panggung merupakan bentuk


yang paling penting bagi masyarakat Sunda,
dengan susuhunan panjang dan jure.

 Secara teknik rumah panggung memiliki tiga


fungsi: Tidak mengganggu bidang resapan air,
kolong sebagai media mengalirnya udara,
kolong juga dipakai untuk menyimpan barang
- ARSITEKTUR SUNDA -
TIPOLOGI ARSITEKTUR SUNDA
- ARSITEKTUR SUNDA -
TIPOLOGI ARSITEKTUR SUNDA
- ARSITEKTUR SUNDA -
TIPOLOGI ARSITEKTUR SUNDA
- ARSITEKTUR SUNDA -
KOSMOLOGI DALAM ARSITEKTUR SUNDA
- ARSITEKTUR SUNDA -
ARSITEKTUR SUNDA BERDASARKAN BENTUK ATAP

A. SUHUNAN JOLOPONG (SIKAP ORANG B. JOGO ANJING/TAGOG ANJING (ANJING


TIDUR YANG LURUS) SEDANG DUDUK)

 Memiliki dua bidang atap yang bertemu di


susuhunan
 Bentuk Atap yang paling sederhana yang
 Bidang atap yang lebih lebar sebagai penutup
sering disebut atap pelana.
ruangan
 Bentuk atap ini awalnya sering digunakan
 Atap yang lebih kecil sebagai pelindung dari
untuk saung, sebagai tempat istirahat petani.
matahari dan air hujan.
- ARSITEKTUR SUNDA -
ARSITEKTUR SUNDA BERDASARKAN BENTUK ATAP

C. BADAK HEUAY (BADAK BERMULUT D. PERAHU KUMUREB (PERAHU


MENGANGA) TERBALIK)

 Bentuk atap ini mirip dengan perahu terbalik


(tengkurap)
 Bentuk atap ini mirip dengan atap Jogo Anjing
 Atap terdiri dari empat bidang dengan sepasang
 Tetapi bidang atap utama lebih menjorok ke
bidang segitiga dan sepasang bidang trapezium yang
depan.
bertemu pada bubungan/nok.
- ARSITEKTUR SUNDA -
ARSITEKTUR SUNDA BERDASARKAN BENTUK ATAP

E. JULANG NGAPAK (SIKAP BURUNG F. CAPIT GUNTING


MERENTANG KEPAK)

 Bentuk atap yang bila dilihat dari samping tampak


 Bentuk bangunan rumah yang atap (suhunan)
seperti bulrung Julang yang merentangkan
bagian ujung belakang atas dan depan atas
sayapnya
menggunakan kayu atau bambu
 Jenis atap ini memiliki 4 bidang atap
 Bentuknya menyilang dibagian atas seperti
 Sudut atap bagian bawah lebih landai dari pada
gunting.
sudut atap bagian atas.
- ARSITEKTUR SUNDA -
ARSITEKTUR SUNDA SAAT INI
- ARSITEKTUR SUNDA -
ARSITEKTUR SUNDA SAAT INI

Anda mungkin juga menyukai