Kel 5. Kep Jiwa NARAPIDANA
Kel 5. Kep Jiwa NARAPIDANA
NAMA KELOMPOK :
Evi Sasmita (P201901027)
Aulia Saputri (P201901007)
Fitrawati (P202102004)
Fina Anwar (P201901017)
Nur Haliki (P201901015)
Marzul Arzak (P201901009)
Andriani Cahya Saputri (P201901026
Anggi Intan Lestari (P202102006)
Nurasfa Nursanda (P201901037)
Pengertian
Pengertian narapidana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah orang hukuman (orang yang sedang menjalani hukuman
karena tindak pidana) atau terhukum
Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di lembagapemasyarakatan, yaitu seseorang yang
dipidana berdasarkan putusan pengadilan yangtelah memperoleh
kekuatan hukum (UU No.12 Tahun 1995).
Narapidana yang ditahan dirutan dengan cara tertentu menurut
Undang-Undang No. 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana
(KUHAP) pasal 1 dilakukan selama proses penyidikan,
penuntutandan pemeriksaan untuk disidangkan di pengadilan
Etiologi
Faktor-faktor penyebab kejahatan sehingga sesorang menjadi
narapidana adalah:
• Faktor ekonomi
• Faktor mental
• Faktor pribadi
Masalah Kesehatan Narapidana
Kesehatan Mental
Penyakit jiwa yang sering dijumpai adalah skozofrenia, bipolar
affective disorder dan personality disorder
Kesehatan Fisik
Terapi kerja atau terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan
partisipasi seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah
ditetapkan.Terapi ini berfokus pada pengenalan kemampuan yang masih
ada padaseseorang, pemeliharaan dan peningkatan bertujuan untuk
membentuk seseorang agar mandiri, tidak tergantung pada pertolongan orang lain.
Asuhan Keperawatan Pada Narapidana Anak
Kasus :
Nn. R berumur 19 tahun, masuk RSJ di Kota Kendari dibawa oleh petugas lapas karna sejak
seminggu yang lalu mendekam di lapas. Petugas mengatakan bahwa klien sejak 3 hari yang lalu
tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Ketika ditanya klien hanya menunduk dan tidak ada kontak
mata. Klien merasa malu dan mengatakan tidak pantas berada diantara orang lain. Diketahui bahwa
Nn.R melakukan tindak pencurian dikarnakan ekonomi dia dan keluarga sulit. Dari hasil pemeriksaan
fisik diketahui TD: 120/80 mmHg, N: 82x/menit, Suhu: 36.5℃, RR : 26x/menit, TB:156cm dan BB:
57kg.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Nn. R
Umur : 19 Tahun
Alamat : Kendari
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum Menikah
2. Alasan Masuk
Seminggu sebelum masuk ke lapas klien melakukan tindakan pencurian
3. Faktor Predisposisi
Klien belum pernah melakukan kejahatan sebelumnya
Klien dan keluarga memiliki ekonomi sulit
4. Pemeriksaan fisik
TTV :
5. Psikososial
1. Konsep diri
Citra tubuh : klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah mata karna bisa melihat
Lanjutan…
Identitas : klien anak ke-4 dari 5 bersaudara
Peran : Klien mengatakan didalam keluarga atau rumah perannya sebagai anak
Ideal diri : Klien mengatakan dia takut jika keluar lapas, Klien mengurung diri ketika di lapas
Harga diri: klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain, klien merasa tidak
pantas jika berada diantara orang lain, kurang interaksi sosial karena statusnya sebagai narapidana
2. Hubungan sosial
Peran serta kelompok/masyarakat : sebelum klien masuk lapas selalu berada diluar rumah keluyuran
tidak jelas
3. Status mental
Penampilan : penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, klien menggunakan baju yang
disediakan di lapas
Pembicaraan : Klien berbicara lambat dan lirih tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami
Alam perasaan : Klien mengatakan merasa malu jika masa tahanannya sudah selesai karena takut
C. Intervensi Keperawatan
1. Harga Diri Rendah Situsional (D.0087 hal. 194)
Intervensi :
Promosi Harga Diri (I. 090307 hal. 364)
Tujuan & Kriteria Hasil
Harga Diri (L. 09069 hal. 30)
Ekspektasi : meningkat
Kriteria hasil :
• Penilaian diri positif meningkat (5)
• Perasaan malu menurun (5)
• Percaya diri berbicara meningkat (5)
• Postur tubuh menampakkan wajah meningkat (5)
• Percaya diri berbicara cukup meningkat (4)
Observasi :
• Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
• Monitor tingkat harga diri seriap waktu, sesuai kebutuhan
Terapeutik :
• Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
• Diskusikan tentang pernyataan diri sendiri
• Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
• Diskusikan persepsi negatif diri
• Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
• Diskusikan penetapantujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
• Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan yang jelas
• Berikan umpan balik positif atas peningkatan tujuan
• Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri
Edukasi :
Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif
diri pasien
Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain
Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif
Latih peningkatan tanggung jawab diri sendiri
Latih pernyataan/kemampuan positif diri
Latih cara berfikir dan berperilaku positif
Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menagani situasi
2. Isolasi sosial (D. 0121 hal. 268)
DS :
Merasa tidak aman ditempat umum
DO :
Menarik diri
Observasi :
• Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
• Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
Terapeutik :
• Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
• Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok
• Diskusikan perencanaan kegiatan dimas depan
• Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri
• Berikan umpan balik pada setiap peningkatan kemampuan
Edukasi :
• Anjurkan beriteraksi dengan orang lain secara bertahap
• Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
• Anjurkan meningkatkan kejujuran dan menghormati hak orang lain
• Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.
D. Implementasi dan Evaluasi
No Implementasi Evaluasi
1. Harga diri rendah situsional b/d S : Klien menjawab salam dan mengatakan
koping individu tidak efektif selamat pagi, menyebutkan nama dan alamat
1. Bina hubungan saling percaya O :
dengan : Klien mau berjabat tangan
Menyapa klien dengan ramah Klien mau duduk berdampingan dengan
Memperkenalkan diri dengan perawat
sopan A : Penurunan penilaian negatif berlebihan
Menanyakan nama lengkap serta pada diri sendiri
alamat klien P :
Menunjukkan sikap empati, jujur, Melanjutkan intervensi cara berkenalan
dan menempati janji dengan orang lain
Menanyakan masalah yang Anjurkan klien untuk dapat menyapa
dihadapi. perawat jika bertemu dan percaya jika
perawat akan membantu masalah yang
dihadapi.
2. Bina hubungan terapeutik dengan S : Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
perawat dengan : O:
Pendekatan dengan baik, Klien mampu berbincang- berbincang dengan
menerima klien apa adanya perawat
Mengidentifikasi perasaan dan Klien mampu merespon tindakan perawat
reaksi perawatan diri sendiri A : Penerimaan terhadap diri sendiri tercapai
Menyediakan waktu untuk bina P : Anjurkan klien mampu berkomunikasi, mampu
hubungan yang sopan memulai berbicara dan tidak tanggungjawab
Memberikan kesempatan untuk
merespon
2. Isolasi Sosial S : Klien memberi salam dan mengatakan selamat
1. Mengidentifikasi penyebab pagi, menyebutkan nama dan alamat
isolasi social O:
Klien mampu menyebutkan apa yang dialami
Klien menyebutkan cara berkenalan
Kontak mata masih kurang
Bicara lambat
A : Klien mampu latihan berinteraksi dan
berkenalan
P : Melanjutkan intervensi yang kedua yaitu
berinteraksi dengan perawat lain maupun orang
sekitarnya
2. Mengajarkan klien berkenalan dan S : Klien mampu memperkenalkan dirinya
berinteraksi dengan perawat lain maupun danberinteraksi dengan perawat lain maupun
orang sekitarnya orang sekitarnya
O :
Klien sudah mampu berinteraksi dengan
orang disekitarnya
Klien sudah mulai ada kontak mata
Klien masih berbicara lambat
A : Masalah sebagian teratasi
P : Pertahankan intervensi cara berkenalan
dan berinteraksi dengan orang lain
TERIMA KASIH