Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH III
ASUHAN KEPERAWATAN
GlAUKOMA

Kelompok 3
Ledy Febrina Hendar s(P201901034)
Arista Gustiati Putri (P201901029)
Wa Ode Yuni (P201901041)
Fina Anwar (P201901017)
Hildayanti P201901083)
Retno Ningsih (P202102005)
Muh.Bayu Yusril (P201901038)
DEFINIS
 Glukoma adalah penyakit mata dimana terjadi kerusakan
saraf optik yang diikuti gangguan pada lapang pandang
yang khas.kondisi utamanya ini diakibatkan oleh
tekanan bola mata yang meninggi yang biasanya
disebabkan oleh hambatan pengeluaran cairan bola mata
(Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan,
2015).

 Glaukoma adalah kelainan mata yang ditandai


dengan adanya neuropatik optik glaukomatosa dan
hilangnya lapang pandang yang khas,dengan
peningkatan TIO sebagai salah satu faktor risiko utama
( Artini,Widya, 2011)
ETIOLOGI

Glaukoma terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara proses


produksi dan ekskresi aliran aquous humor, Bila terdapat gangguan,
misalnya sumbatan, cairan akan menumpuk, tekanan bola bata akan
meningkat. riwayat trauma fisik, misalnya pernah mengalami
pukulan pada mata yang dapat mengakibatkan tekanan bola mata.
selain itu radang dan tumor pada mata juga dapat meningkatkan
tekanan.kortikosteroid penggunaan jangka panjang dapat
meningkatkan risiko glukoma sekunder (Simmons et al, 2008).
Penurunan penglihatan pada glaukoma terjadi karena adanya
PATOFISIOLOGI
apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan
serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkungnya akson
dinervus optikus.Diskusi optikus menjadi atrofi disertai pembesaran
cawan optik.kerusakan saraf dapat dipengaruhi oleh peningkatan
tekanan intraokuler.semakin tinggi tekanan inraokuler semakin besar
kerusakan saraf pada bola mata.pada bola mata normal tekanan
intraokuler memiliki kisaran 10-22 mmHg.Tekanan intraokuler pada
glaukoma sudut tertutup akut dapat menimbulkan kerusakan
iskemik akut pada iris yang disertai dengan edema kornea dan
kerusakan nervus optikus (Riordan paul, Eva.Vaugan & Asbury’s,
2009) .
MANIFESTASI KLINIS

5. Kornea yang keruh akibat


1. Rasa pegal yang ringan pada kompresi pada intraokuler
kedua mata akibat kenaikan
TIO 6. Penglihatan yang kabur dan
2. Kehilangan penglihatan perifer penurunan ketajaman
akiat kompresi sel-sel batang
pada retina dan serabut saraf penglihatan akibat gangguan
3. Perasaan tertekan pada mata hantaran neuron
akibat kenaikan TIO
4. Pelebaran pupil yang sedang 7. Mual muntah akibat kenaikan
dan tidak bereaksi terhadap TIO
rangsangan cahaya
8. Mata terlihat merah
9. Merasa sakit kepala
KLASIFIKASI

Glaukoma Primer 1. Glaukoma sudut terbuka primer


2. Glaukoma sudut tertutup primer

Glaukoma Sekunder

Glaukoma Kongenital

Glaukoma Absolut
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dll.
2. Keluhan Utama
Pada pasien dengan glaukoma biasanya mengeluh pandangan berkabut,mata merah
nyeri pada mata,mata tegang dan sulit tidur, Nyeri hebat dikepala, penglihatan
menurun.
3. Riwayat Kesehatan
- Riwayat penyakit sekrang
Hal ini meliputi keluhan utama
PENGKAJIAN -Riwayat penyakit terdahulu
Pernah mengalami infeksi: uveitis, trauma, pembedahan
-Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikel atau
horisontal memiliki penyakit yang serupa.
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Ds: Obstruksi jaringan trabekuler Nyeri Akut
 Klien mengatakan  
mata tegang,nyeri Hambatan pengaliran aqueus
hebat,lebih sakit humor
unutk melihat,Sulit  
tidur TIO meningkat
Do:  
 Meringis,menangis Bolat mata terlihat menonjol
menahan nyeri  
 Sering memegangi Nyeri mata di kepala
mata  
Nyeri Akut
Lanjutan……
TIO meningkat Gangguan persepsi
Ds:
  sensor
 Klien mengatakan Tekanan pada sel
ganglion
penglihatan
 
kabur,tidak Kerusakan
retina,gangguan fungsi
jelas,penurunan area
penglihatan
penglihatan  
Penurunan fungsi
Do:
penglihatan,penuruanan
 Pemeriksaan lapangan lapang pandang
 
pandang menurun
 Penurunan Gangguan persepsi
sensor
kemampuan
identifikasi
lingkungan
( benda,orang tempat)
Lanjutan…..

Ds: TIO meningkat Risiko Cedera


 
 Klien mengatakan Kerusakan
penglihatan retina,gangguan fungsi
penglihatan
kabur,tidak jelas  
Do: Penurunan fungsi
penglihatan,penuruanan
 Penurunan lapang pandang
kemampuan  
Gangguan persepsi
identifikasi sensor
lingkungan  
Resiko Cedera
( benda,orang
tempat)
Lanjutan…….

TIO Meningkat Nausea


Ds:
 
 Klien mengeluh mual
Tekanan pada saraf vagus
Merasa ingin mutah
 
Tidak berminat makan  
Mual munta
 
 
Do: -
Nausea
Lanjutan…….

Kerusakan Ansietas
Ds:
retina,gangguan fungsi
 Klien mengeluh penglihatan
merasa khawatir
 
dengan kondisi yang Penurunan fungsi
penglihatan,penuruanan
dihadapi saat ini
lapang pandang
Sulit berkonsentrasi  
Do:
 
 Klien tampak Gelisah Ansietas
 Klien Tampak tegang
 Sulit tidur
1. Nyeri Akut b.d Peningkatan Tekanan intra
okuler
DIAGNOSA
2. Gangguan persepsii sensori b.d Penurunan
fungsi penglihatan
3. Risiko Cedera b.d penurunan lapang pandang
4. Nausea b.d peningkatan tekanan intrakranial
5. Ansietas b.d Krisis Situasional
INTERVENSI KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI

Nyeri Akut b.d Setelah diberikan tindakan Manajemen Nyeri


Observasi:
Peningkatan TIO keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi
diharapkan tingkat nyeri yang lokasi,karakteristik,durasi,frekuen
( D.0077 )
si,kualitas,intensitas nyeri
dirasakan menurun dengan kriteria 2. Identifikasi faktor yang
hasil sebagai berikut: memperberat dan memperingan
nyeri
1)Tingkat Nyeri 3. Identifikasi nyeri pada kualitas
( L.080066,Hal 145 ) hidup
Terapeutik:
1.Keluhan Nyeri , Menurun (5) 4. Berikan teknik nonfarmakologis
2.Meringis, Menurun (5) untuk mengurangi rasa nyeri
5. Fasilitas istirahat dan tidur
3.Kesulitan tidur, Menurun (5) 6. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
mereda nyeri
LANJUTAN…..

Edukasi:
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
4. Ajarkan teknik nonfarmakologi
untukmengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
5. Kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu
LANJUTAN……
Gangguan persepsii Minimalisasi Rangsangan
Setelah diberikan tindakan
sensori b.d penurunan Observasi:
fungsi penglihatan keperawatan selama 3x24 jam 1. Periksa status mental ,status
( D.0085 ) sensori ,dan tingkat kenyamanan
diharapkan Fungsi sensori dapat
( mis. Nyeri ,kelelahan)
membaik dengan kriteria hasil 2. Diskusikan tingkat toleransi
terhadap beban
sebagai berikut:
sensori(mis.bising,terlalu terang)
1) Fungsi sensori 3. Batasi stimulus
lingkungan(ms.cahaya,suara,akti
1. Ketajaman penglihatan
vitas)
Meningkat (5) Edukasi:
4. Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus(mis.mengatur
pencahayaan
ruangan,mengurangi
kebisingan,membatasi
kunjungan)
Kolaborasi: Pemberian obat yang
mempengaruhi presepsi simulus
LANJUTAN…….
Manajemen kesehatan lingkungan
Risiko cedera b.d Setelah diberikan tindakan
Observasi:
Penurunan lapang keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi kebutuhan keselamtan
(mis.kondisi fisik,fungsi kognitif dan
pandang diharapkan Fungsi sensori dapat
riwayat perilaku)
( D.0136 ) membaik dengan kriteria hasil 2. Monitor perubahan status
keselamatan lingkungan
sebagai berikut:
Terapeutik:
1) Fungsi sensori 3. Hilangkan bahaya keselamatan
lingkungan(mis.fisik,bilogis,dan
1. Ketajaman penglihatan
kimia) jika memungkinkan
Meningkat (5) 4. Sediakan alat bantu keamanan
lingkungan( mis.commode chair dan
pegangan tangan)
5. Fasilitasi relokasi ke lingkungan
yang aman
Edukasi:
6. Ajarkan individu,keluarga dan
kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan
LANJUTAN……
Setelah diberikan tindakan Manajemen mual muntah
Nausea b.d peningkatan
keperawatan selama 3x24 jam Observasi:
tekanan intakranial diharapkan Tingkat nausea dapat 1. Monitor mual(mis. frekuensi,
menurun dengan kriteria hasil durasi, tingkat keparahan)
( D.0076 )
sebagai berikut: 2. Identifikasi faktor penyebab
1) Tingkat Nausea muntah
1. Perasaan ingin muntah 3. Monitor keseimbangan cairan dan
Menurun (5) elektrolit
2. Nafsu makan Terapeutik:
Membaik (5) 4. Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual munta
5. Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual munta
(mis.cemas, ketakutan)
6. Berikan dukungan fisik saat
muntah
LANJUTAN………..
Edukasi:
1. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
2. Anjurkan penggunaan
teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual
muntah
3. Ajarkan teknik
farmakologis untuk
mengelolah muntah
Kolaborasi:
4. Kolaborasi pemberia
antiemetik, jika perlu
LANJUTAN……..
Setelah diberikan tindakan Reduksi Ansietas
Ansietas b.d krisis
keperawatan selama 3x24 jam Observasi:
situasional diharapkan Tingkat ansietas dapat 1. Identifikasi saat tingkat
( D.0080 ) menurun dengan kriteria hasil ansietas berubah (mis.
sebagai berikut: Kondisi, waktu, stresor)
1) Tingkat Ansietas 2. Monitor tanda-tanda ansietas
1. Vebalisasi khawatir akibat Terapeutik:
kondisi yang dihadapi 3. Ciptakan suasana terapeutik
Menurun (5) untuk menumbuhkan
2. Perilaku gelisah kepercayaan
Menurun (5) 4. Pahami situasi yang membuat
3. Perilaku tegang ansietas
Menurun (5) 5. Motivasi mengedintifikasi
4. Pola tidur situasi yang memicu
Membaik (5) kecemasan
Edukasi:
6. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
LANJUTAN……….

2. Anjurkan keluarga untuk tetap


bersama pasien
3. Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
4. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi:
5. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
Thanks !

Anda mungkin juga menyukai