Anda di halaman 1dari 16

FRAKTUR

NAMA KELOMPOK :
Kasmawati (P201901020)
Nur Haliki (P201901015)
Sitti Wahyuni Sinapoy (P201901031)
Sulistiana (P201901018)
Astari Nasar (P202102001)
Evi Sasmita (P201901027)
Ahmad Adrian (P201801032)
Andriani Cahya (P201901026)
KONSEP MEDIS
Definisi
 Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C dikutip dalam Bare B.G,
2001).
 Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh,
yang biasanya disebabkan oleh trauma atau ruda paksa atau
tenaga fisik yang ditentukan jenius dan luas trauma ( dikutip
dalam Reves, 2001).

Etiologi
 Trauma
 Gaya meremuk
 Gerakan puntir mendadak
 Kontraksi otot ekstrem
 Keadaan patologis: osteoporosis, neoplasma
 Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit (Brunner
dikutip dalam Suddarth 2001)
Klasifikasi Fraktur
 Fraktur tertutup (closed).
Dikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
 Fraktur terbuka (open/compound fraktur).
Dikatakan terbuka bila tulang yang patah menembus otot dan kulit yang memungkinkan / potensial
untuk terjadi infeksi dimana kuman dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang
patah. 
Manifestasi Klinis
 Tidak dapat menggunakan anggota gerak
 Nyeri
 Echimosis (memar)
 Deformitas
 Pergerakkan abnormal
 Krepitasi
 Edema/Bengkak : muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang
berdekatan dengan fraktur.
 Kurang/Kehilangan sensasi (mati rasa mungkin terjadi dari rusaknya saraf atau perdarahan)
 Rontgen abnormal
Patofisiologi
Sel-sel osteoblast didalam periosteum, dan endosteum akan memproduksi osteoid (tulang muda dari
jaringan kolagen yang belum mengalami klasifikasi, yang juga disebut kalus). Osteoid ini akan
mengeras disepanjang permukaan luar korpus tulang dan pada kedua ujung patahan tulang.
Lanjutan…
Sel-sel osteoklast mereabsorpsi material dari tulang yang terbentuk sebelumnya dan sel-
sel osteoblast membangun kembali tulang tersebut. Kemudian osteoblast mengadakan
transformasi menjadi osteosit (sel-sel tulang yang matur). (dikutip dalam Jennifer P,
Kowalak.2014)

Penatalaksanaan Medis
1. Fraktur Terbuka
Fraktur terbuka Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh
bakteri dan disertai perdarahan hebat dalam waktu 6-8 jam (golden periode).

2. Fraktur Tertutup
Penatalaksanaan fraktur tertutup yaitu dengan pembedahan, perlu diperhatikan karena
memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif perioperatif yaitu reduksi tertutup
dengan memberikan traksi secara lanjut dan counter traksi yaitu memanipulasi serta
imobilisasi eksternal dengan menggunakan gips.

3. Seluruh Fraktur
 Rekognisi (Pengenalan)
 Reduksi (manipulasi/ reposisi)
 Retensi (Immobilisasi)
 Rehabilitasi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, nomor register, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan.
2. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut
biasa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk
berapa lama tulang tersebut akan menyambung.
5. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi
pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara
genetik.
6. Riwayat psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
7. Pola-pola fungsi kesehatan
 Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
 Pola Nutrisi dan Metabolisme
 Pola Eliminasi
 Pola Tidur dan Istirahat
 Pola aktivitas
 Pola hubungan dan peran
 Pola persepsi dan konsep diri
 Pola sensori dan kognitif
 Pola reproduksi seksual
 Pola penanggulangan stress
 Pola tata nilai dan keyakinan
8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
 Kesan umum : lemah
 Kesadaran :
 Bentuk tubuh :
 Warna Kulit : Sawo matang
 TB/BB : 165/60
 Risiko jatuh : 8
Gejala Kardinal :
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg Palpasi :
 Suhu : 37 oC  mata teraba keras
 Nadi : 94x/menit  tidak ada nyeri tekan.
 Respirasi : 20x/menit c. Hidung
Keadaan Fisik : Inspeksi :
a. Kepala  bentuk simetris
Inspeksi :  tidak ada sekret
 bentuk simetris  tidak ada nafas cuping hidung
 rambut pendek Palpasi :
 warna rambut hitam  Tidak ada pembengkakan
 kulit kepala bersih  Tidak ada nyeri tekan
Palpasi : d. Telinga
 Tidak ada massa Inspeksi :
 Tidak ada pembengkakan  bentuk simetris
 Tidak ada bejolan  tidak ada sekret
 Tidak ada nyeri tekan  pendengaran baik
b. Mata  tidak ada lesi
Inspeksi : Palpasi :
 Mata nampak sembab  Tidak ada nyeri tekan
 bentuk mata cekung  Tidak ada massa
 refleks mata baik
 pupil ishokor
 lapang pandang baik
 konjungtiva merah muda.
e. Mulut & Gigi
Inspeksi :  arteri karotis teraba
 mukosa bibir lembab  tidak ada pembesaran vena jugularis.
 keadaan gigi bersih dan lengkap Palpasi :
 lidah simetris  Tidak ada nyeri tekan
 warna lidah merah muda  arteri karotis teraba
 tidak ada lesi  tidak ada massa
Palpasi :  tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 Tidak ada nyeri tekan  tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Tidak ada massa h. Thorax
 Tidak ada pembengkakan Inspeksi :
f. Wajah  bentuk simetris
Inspeksi :  pergerakan dada simetris
 Wajah terlihat pucat dan lemas Palpasi :
 bentuk simetris  Tidak ada nyeri tekan
 tidak ada lesi  Tidak ada massa
Palpasi : Perkusi :
 Tidak ada nyeri tekan  bunyi ketukan terdengar dan terasa
 Tidak ada pembengkakan Auskultasi :
 Tidak ada massa  Tidak terdengar sumbatan aliran udara
g. Leher  Suara nafas terdengar
Inspeksi :  Nafas teratur
 bentuk simetris i. Abdomen :
 tidak ada nyeri tekan bentuk normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi.
 tidak ada pembesaran kelejar tiroid
9. Analisa Data
DS :
Data yang dihasilkan dari pernyataan klien atau pernyataan keluarga klien
DO:
Data yang dihasilkan dari pemeriksaan serta analisis perawat.

B. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (SDKI D.0077 Hal.172)
2. Resiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan fraktur dan
immobilisasi (SDKI D.0067. Hal.151)
3. Risiko Gangguan Integritas kulit/Jaringan berhubungan dengan penekanan pada
tonjolan tulang
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
(SDKI D.0054. Hal.124)
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahan tubuh primer
(kerusakan integritas kulit) (SDKI 0142 Hal. 304)
C. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan nyeri akut dapat
teratasi dengan kriteria hasil:
Luaran utama:Tingkat nyeri(SLKI L.08066 Hal.145)
 Keluhan nyeri menurun (5)
 Meringis menurun (5)
 Sikap protektif menurun (5)
 Kesulitan tidur menurun (5)
 Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat (5)
 Frekuensi nadi membaik (5)
Intervensi :
1. Manajemen nyeri (SIKI 1.08238 Hal.201)
Observasi :
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Pemberian analgesik(SIKI 1.08243. Hal.251)


Observasi
 Identifikasi karakteristik nyeri
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Identifikasi kesesuaian jenis analgesik dengan tingkat keparahan nyeri
 Monitor efektivitas analgesik
Terapeutik
 Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal
 Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan respon pasien
 Dokumentasikan respon pasien terhadap efek analgesik yang tidak
diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
2. Resiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan fraktur dan
immobilisasi (SLKI L.06051. Hal.69)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan sirkulasi dan sensasi
pergerakan ekstremitas dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Luaran utama: neurovaskuler perifer
 Sirkulasi arteri meningkat (5)
 Sirkulasi vena meningkat (5)
 Nyeri (5)
 Nadi membaik (5)
 Suhu tubuh membaik (5)
 Warna kulit (5)
 Luka tekan membaik (5)
Intervensi
1. Manajemen sensasi perifer (SIKI 1.06195 Hal 218)
Observasi
 Identifikasi penyebab perubahan sensasi
 Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
 Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
 Monitor perubahan kulit
Terapeutik
 Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya
Edukasi
 Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air
 Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak
3. Risiko Gangguan Integritas kulit/Jaringan berhubungan dengan penekanan pada
tonjolan tulang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keutuhan kulit atau jaringan
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Luaran utama : integritas kulit dan jaringan (SLKI L.14125 Hal 33)
 Kerusakan jaringan menurun (5)
 Kerusakan jaringan kulit menurun(5)
 Nyeri menurun (5)
 Suhu kulit membaik (5)
 Sensasi membaik (5)
Intervensi
1. Perawatan integritas kulit(SIKI 1.11353 Hal.316)
Observasi
 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
 Lakukan pimijitan pada area penonjolan tulang, jika perlu
 Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
 Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
 Anjurkan menghindari terpapar suhu yang ekstrem
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kemampuan dalam
gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Luaran utama : mobilitas fisik
 Pergerakan ekstremitas meningkat (5)
 Kekuatan otot meningkat (5)
 Rentang gerak meningkat (5)
 Nyeri menurun (5)
 Kecemasan menurun (5)
 Gerakan terbatas menurun (5)
Intervensi
Dukungan mobilisasi (SIKI 1.05173 Hal.30)
Observasi
 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
 Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
 Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
 Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
5. Risiko Infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan risiko infeksi dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
Luaran utama : tingkat infeksi (SLKI L.14137 Hal.139)
Demam menurun (5)
Kemerahan menurun (5)
Nyeri menurun (5)
Bengkak menurun (5)
Kadar sel darah putih membaik (5)
Kebersihan tangan meningkat (5)
Kebersihan badan meningkat (5)
Intervensi
Pencegahan infeksi (SIKI 1.14539 Hal.278)
Observasi :
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik :
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
Edukasi:
Ajarkan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
Ajarkan etika batuk
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai