Anda di halaman 1dari 27

ASKEP GANGGUAN

SISTEM
MUSKULOSKELETAL
DI SUSUN OLEH:FITRI BELA
STIKES DR.SISMADI JAKARTA
TA 2020/2021
PENGERTIAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang
terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon,
fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3).
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang
yang utuh, kebanyakan fraktur disebabkan oleh
trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan
pada tulang (Reeves, Charlene, 2001: 248). Tulang
femur merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar
di dalam tulang kerangka pada bagian pangkal yang
berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala
sendi yang disebut kaput femoris (Syaifudin, 1992:
32).
Fraktur dapat dibagi menjadi 150, tetapi lima yang utama
adalah:
1. Incomplete: Fraktur hanya melibatkan bagian potongan
menyilang tulang. Salah satu sisi patah; yang lain biasanya
hanya bengkok (greenstik).
2. Complete: Garis fraktur melibatkan selurah potongan
menyilang dari tulang, dan fragmen tulang biasanya berubah
tempat.
3. Tertutup (Simple): Fraktur tidak meluas melewati kulit.
4. Terbuka (Complete): Fragmen tulang meluas melewati otot
dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi.
5. Patologis: Fraktur terjadi pada penyakit tulang dengan tak
ada trauma atau hanya minimal
MASALAH PADA OTOT
1. Kram atau spasme sering terjadi pada otot rangka.
Mereka dapat menyertai penyakit sistem motoris,
penyakit metabolik, seperti uremia, tetanus, dan
kehabisan elektrolit, khususnya natrium, kalium, dan
kalsium
2. Tetani adalah keadaan spasme intermitten akibat
hipoklasemia dan hipomagnesemia. Hiperventilasi
dapat memicu kadaan ini dengan menurunkan CO2
serum.Penyebab tetani yang paling umum adalah
ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, terutama
disebabkan oleh hipokalsemia (kekurangan kalsium
dalam tubuh).
3. Hipertrofi Pembesaran masing-masing
serat otot, sebagian akibat kerja keras
4. Atrofi adalah mengecilnya massa otot
akibat mengecilnya ukuran miofibril
5. Rigor mortis adalah keadaan kontraksi
otot 2-4 jam setelah mati somatik
Pengertian dan Klasifikasi Fraktur
Fraktur adalah kerusakan atau patah
tulang yang disebabkan oleh adanya
trauma ataupun tenaga fisik. Pada kondisi
normal, tulang mampu menahan tekanan,
namun jika terjadi penekanan ataupun
benturan yang lebih besar dan melebihi
kemampuan tulang untuk bertahan, maka
akan terjadi fraktur (Garner, 2008; Price &
Wilson, 2006.
Klasifikasi fraktur

 Fraktur sederhana(simple) tidak merusak kulit diatasnya.


 Fraktur kompleks merusak kulit diatasnya. Fraktur ada
yang komplet, artinya keutuhan tulangnya terputus, atau
tidak komplet.
 Fraktur kominitBila trauma itu sampai menghancurkan
tulang menjadi tiga atau lebih fragmen/ keping.
 Fraktur impak ada fragmen yang terpendam dalam
substansi yang lain
 Fraktur kompresi dimana tulang itu hancur, umumnya
mengenai tulang vertebrata
 Fraktur depresi umumnya pada tulang tengkorak, yang
masuk kedalam.
Tipe –tipe fraktur :
Kondisi yang mempengaruhi
penyembuhan fraktur
Karena penyembuhan luka adalah proses
kontinu dan sekuensial, adanya penghentian
dapat mengubah hasil akhir.
Gambar 1. Fraktur kompresi pada vertebrata
lumbal:
Gambar 2.

Keterangan gambar 2 : penyembuhan fraktur .A segera


setelah fraktur, darah merembes kedalam area fraktur dan
membentuk hematoma. B. Setelah 1 minggu, osteoblas
mulai membentuk sesuai reyraksi bekuan. C. Setelah kira-
kira 3 minggu, prokalaus mulai terbentuk dan menstabilkan
fraktur. D .dari 6-12 minggu,kalus membentuk sel-sel tulang.
E. Dalam 3 -4 bulan, osteoklas mulai pembentukan kembali
tempat fraktur. F. Dengan penambahan normal, tulang akan
dibentuk kembali secara komplet dalam 12 bulan
Gangguan Metabolik dan Nutrisi Tulang

1. Osteoporosis adalah osteopenia karena reduksi


pada matriks tulang dan mineralisasi tulang
2. Osteomalacia/ rickets (rachitis)
rickets adalah penyakit anak-anak karena
kekurangan vitamin D. Osteomalacia terdapat pada
orang dewasa
3. Scurvy
Vitamin c diperlukan untuk pembentukan kolagen dari
jaringan ikat dan matriks tulang. Kekurangan vitamin
c berakibat Scurvy, yang ditandai perdarahan,
anemia, dan kelainan pada gigi dan tulang.
Penyaki infeksi tulang

 Osteomielitis Tulang dan sumsu tulang


terkena infeksi
 Tuberkulosis memnyebar melaui darah
dan limfe
Kelainan Struktur Skelet
 Kurvatura spinal abnormal dipakai pada
pemeriksaan medis rutin. Perubahan pada
konturnya memberikan petunjuk bermakna
terhadap gangguan muskuloskeletal
 Kifosis Sebuah deformitas tulang belakang yang
ditandai dengan dengan fleksi berat (bongkok).
Dapat disertai dengan nyeri pada area vertebral
dan tanda radiologis osteoporosis.
 Skoliosis Tulang belakang melengkung ke lateral
(berbentuk S) . timbulnya berangsur-angsur
paling sering pada remaja
faktor Risiko Gangguan Muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal terjadi ketika kamu terlalu sering


menggunakan atau menyalahgunakan sekelompok otot atau
tulang untuk waktu yang lama tanpa istirahat. Risiko terjadinya
gangguan muskuloskeletal dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain:
 Paksaan: Menggunakan kekuatan untuk melakukan suatu
kegiatan, seperti mengangkat, mendorong, menarik, ataupun
membawa benda-benda berat.
 Pengulangan: Melakukan tindakan sama berulang kali
dengan otot atau sendi yang sama.
 Postur: Membungkuk atau memutar tubuh kamu untuk waktu
yang lama.
 Getaran: Mengoperasikan mesin dan peralatan yang bergetar.
PENYEBAB MUSKULOSKELETAL
1. Traumatik Sebagian besar fraktur disebabkan oleh
kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat
berupa pukulan, penghancuran, penekukan, penarikan.
Bila terkena kekuatan langsung tulang patah pada tempat
yang terkena dan jaringan lunakpun juga rusak.
2. 2. Kelelahan atau tekanan berulang-ulang Retak dapat
terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda
lain, akibat tekanan yang berulang-ulang. Keadaan ini
paling banyak ditemukan pada tibia fibula, terutama pada
atlit, penari
3. 3. Kelemahan dan abnormal pada tulang (patologis)
Fraktur dapat terjadi pada tekanan yang normal jika
tulang itu lemah atau tulang itu sangat rapuh.
Proses penyembuhan fraktur
1. Tahap Pembentukan Hematom Dimulai setelah fraktur sampai
hari ke 5 (lima) terjadi perdarahan, dalam 24 jam pertama
terbentuk darah dan fibrin yang masuk ke daerah fraktur,
setelah 24 jam pertama, suplai darah meningkat ke daerah
fraktur dan terbentuk hematom
2. Tahap Proliferasi Seluler Proses ini terjadi sampai hari ke 12
(dua belas). Pada area fraktur, periosteum endosteum dan
sum-sum tulang yang mensuplai sel, berubah menjadi fibro
kartilago, kartilago hialan dan jaringan penunjang, fibrosa
terjadinya osteogenesis dengan cepat
3. Tahap Pembentukan Kalus Enam sampai sepuluh hari
setelah cidera, jaringan granulasi berubah menjadi bentuk
prakalus, prakalus menjadi puncak ukuran maksimal pada 14
(empat belas) – 21 (dua puluh satu) hari setelah cidera
NEXT
4. Tahap Osifikasi Kalus Ini terjadi sampai
minggu ke 12 (dua belas). Membentuk
osifikasi dan kalus intermediate pada
minggu ke 3 (tiga) sampai 10 (sepuluh)
kalus menutupi tulang
5. Tahap Konsolidasi Dengan aktifitas
osteoblas dan osteoklast, kalus mengalami
pembentukan tulang sesuai dengan bentuk
aslinya
Pencegahan Gangguan Muskuloskeletal
 Letakkan benda yang sering digunakan dekat dengan kamu dan mudah
diraih untuk menghindari peregangan berlebih pada lengan.
 Gunakan mesin pembantu sebisa mungkin, seperti menggunakan troli dan
bukan menjinjing tas belanja jika memang belanjaan kamu banyak atau
menggunakan alat-alat listrik bukan alat-alat tangan.
 Jika kamu perlu duduk untuk waktu yang lama, sebaiknya gunakan kursi
yang empuk.
 Mengatur meja kerja kamu secara efektif, seperti menempatkan pulpen
dan telepon di sebelah kiri atau kanan tergantung dari posisi tangan.
 Pertimbangkan menggunakan headset untuk ponsel jika kamu sering
membuat panggilan telepon.
 Batasi mengangkat beban yang berat.
 Menggunakan desain alat yang berbeda yang menurunkan kekuatan dan
mudah digenggam.
 Beristirahat singkat saat melakukan kegiatan yang berulang atau dalam
jangka panjang.
CONTOH PENYAKIT PADA
MUSKULOSKELETAL
 Tendinitis.
 Carpal Tunnel Syndrome.
 Osteoarthritis.
 Rheumatoid arthritis.
 Fibromyalgia.
 Patah tulang
MANIFESTASI KLINIS
1. Kelemahan pada daerah fraktur
2. Nyeri bila ditekan atau bargerak
3. Krepitasi
4. Deformitas
5. Perdarahan (eksternal atau internal)
6. Syok
PENATALAKSANAAN
Ada empat konsep dasar dalam menangani
fraktur, yaitu :
a. Rekognisi Rekognisi dilakukan dalam hal
diagnosis dan penilaian fraktur.
b. Reduksi Reduksi adalah usaha / tindakan
manipulasi fragmen-fragmen seperti letak
asalnya. c. Retensi Setelah fraktur direduksi,
fragmen tulang harus dimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran
yang benar sampai terjadi penyatuan.
PENGKAJIAN
 Aktifitas istirahat Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian
yang terkena fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder
dari pembengkakan jaringan: nyeri
 Sirkulasi
a. Takikardi (respon stress, hipovolemi)
b. Penurunan atau tak ada nadi pada bagian distal yang cidera.
 Neoro Sensori
a. Hilang pergerakan
b. Kesemutan
c. Deformitas lokal
 Nyeri atau kenyamanan Nyeri berat, spasme otot.
 Keamanan Laserasi kulit, ovulasi jaringan, perubahan warna
DIAGNOSIS
 Kelemahan atau degenerasi
 Setiap kedutan yang dapat
menunjukkan kerusakan saraf
 Pembengkakan atau kemerahan
IMPLEMENTASI
Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat dan di dokumentasikan.
 Pembedahan: Mungkin diperlukan agar sendi dapat berfungsi sepenuhnya; penguragan-
pengurangan perbaikan terbuka terhadap jaringan yang terkoyak.

 Kemotherapi: Dengan analgetik aspirin (100-400 mg setiap 4 jam) untuk meredakan


nyeri dan peradangan. Kadang diperlukan narkotik (codeine 30-60 mg peroral setiap 4
jam) untuk nyeri hebat.

 Elektromekanis, yaitu dengan:


a) Penerapan dingin;
b) Pembalutan/wrappig external, dengan pembalutan, cast, atau   pengendongan (sung); c)
Peninggian posisi: Jika yang sakit bagian extremitas;
d) Latihan ROM: Tidak dilakukan latihan padasaat terjadi nyeri hebat dan perdarahan.
Latihan pelan-pelan dimulai setelah 7-10 hari tergantung jaringan yang sakit;
e) Penyangga beban: Menghentikan penyangga beban dengan penggunaan kruk selama 7
hari atau lebih tergantung jaringan yang sakit.
INTERVENSI
1)Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan.
2) Kaji nyeri, penyebab, karakteristik,
tempat, skala dan durasi
3) Pertahankan istirahat dengan posisi
semi fowler
4) Ajarkan tehnik relaksasi
5) Kolaborasi dengan Dokter dalam
pemberian terapi analgesik
KESIMPULAN
Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh
yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang
yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik
(gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh
yang terdiri dari tulang-tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk,
sikap dan posisi.Didalam tubuh manusia tersusun
dari 3 otot diantaranya yaitu,  Ada 3 jenis otot
yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka

Anda mungkin juga menyukai