Anda di halaman 1dari 23

DASAR PENGUKURAN,

INSTRUMENTASI DAN
KALIBRASI

Kolonel Lek Dudik purwanto,S.T.


BAB III
OHM METER

 Tujuan : a. Taruna dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja Ohm


meter
b. Taruna dapat menjelaskan perbedaan prinsip kerja Ohm
meter tipe seri dan Ohm meter tipe Shunt
 Ohm meter  Utk ukur besarnya tahanan/hambatan sebuah
komponen, juga utk mengetes hub pengantar dr sumber teg menuju
muatan dlm sistem listrik/lek.
 Pengukuran ini diatur oleh “Hukum Ohm,” yang menyatakan bahwa
kuat arus yang melalui rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan/beda potensial dan berbanding terbalik dengan
hambatannya.
 Ohm meter harus memiliki sumber tegangan internal untuk melakukan
pengukuran.

2
 Prinsip Kerja Ohm meter :

a. Saat lakukan pengukuran, ohm-meter akan alirkan arus lalui sumber


tegangan internalnya ke komponen yg akan diukur. Besar arus yg
melewati komponen tsb bergantung pada besarnya hambatan.

b. Arus yang kembali melalui kutub negatif alat ukur akan lalui


kumparan yg berada pada ohm-meter yg menyebabkan jarum
menyimpang. Besar penyimpangan jarum bergantung pada besar
arus yg masuk Kembali ke alat ukur ohm-meter.

3
 Dua type Ohmmeter
a. Ohm meter Type Seri.
b. Ohm meter Type Shunt.

c. Ohm meter Type Seri.


• Merupakan desain yang popular dan digunakan secara luas
untuk pemakaian umum.
• Kandung sebuah gerak d’arsonval (Gerakan d’Arsonval
merupakan gerakan dasar kumparan putar magnet permanen)
yg dihub seri dg sebuah tahanan & baterey ke sepasang
terminal utk hubungan ke tahanan yg tdk diketahui.
• Arus melalui alat ukur bergantung pada tahanan yang tidak
diketahui dan indikasi alat ukur sebanding dengan nilai yang
tidak diketahui. (Kalibrasi harus diperhitungkan)

4
Ohmmeter Type Seri

R1 = Tahanan pembatas arus R2 = Tahanan pengatur nol


E = Tegangan Batrey R m = Tahanan dlm d’arsonal
Rx = Tahanan yg tdk diketahui

Cara Kerja :
Bila Rx = 0 (Terminal A dan B terhubung singkat) arus paling besar mengalir ke dlm
rangk. Dalam keadaan ini R2 pd posisi skala penuh yg ditandai dg “0 Ohm”.

Bila Rx = ∞ (Terminal A dan B terbuka) arus dlm rangk berubah ke 0 dan jarum
menunjuk arus 0 yang ditandai oleh ∞ pd skala.
5
• Walaupun Ohmmeter tipe seri merupakan desain yang popular
dan digunakan secara luas untuk pemakaian umum, tipe ini
memiliki beberapa kekurangan. Diantara yang penting adalah
jika tegangan batrey berkurang secara perlahan-lahan (karena
waktu dan umur), mengakibatkqan skala penuh berkurang dan
alat ukur tidak membaca “0” sewaktu A dan B
dihubungsingkatkan.
• Sampai batas tertentu, pengaturan pada R2 masih dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah ini oleh karena tahanan
paralel R2 dan Rm selalu kecil dibandingkan R1 , sehingga
penyetelan ini tidak mengubah kalibrasi begitu banyak.

6
Analisa Rangkaian
• Besaran yang menarik dalam perencanaan sebuah Ohmmeter
tipe seri adalah nilai Rx yang membuat defleksi ½ skala. Pada
posisi ini, tahanan terminal A dan B didefinisikan sebagai
tahanan pada posisi setengah skala Rh
• Dengan mengetahui arus skala penuh Idp dan tahanan dalam
Gerakan Rm, Tegangan batrey E dan nilai Rh yang diinginkan,
rangkaian dapat dianalis, yakni nilai R1 dan R2 dapat diperoleh.

7
• Jika Rh menyatakan arus ½ Idp ,
Tahanan yang tidak diketahui
harus sama dengan tahanan
total dalam rangkaian.

……………………………………... (1)

• Kemudian tahanan total yang dihadirkan ke batrey adalah 2 Rh, dan


arus batrey yang diperlukan untuk memberikan defleksi setengah skala
adalah :
𝐸 ..………………………………...................…...(2)
I h=
2 Rh
• Untuk menghasilkan defleksi skala penuh arus batrey harus dikali dua
dan berarti :

𝐸 ...………………………………………………(3)
I 𝑡 =2 I h=
Rh

8
• Arus yang melalui R2 adalah :
……………………………………………………. (4)
I 2= I 𝑡 − I 𝑑𝑝
• Tegangan pada Esh, sama dengan tegangan pada alat ukur :

E 𝑠h=E 𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 I 2 . R 2=I 𝑑𝑝 . R 𝑚
I 𝑑𝑝 . R 𝑚 ..………………………………...(5)
R2 =
I2
• Substitusi persamaan (4) kedalam persamaan (5) memberikan :

I 𝑑𝑝 . R 𝑚 I 𝑑𝑝 . R 𝑚 .………………………………(6)
Rh
R2 = =
I 𝑡 − I 𝑑𝑝 𝐸 − I 𝑑𝑝 . R h
9
• Selesaikan persamaan (1) untuk menghasilkan :

R2 . R 𝑚
…………..….……………………. (7)
R 1= R h −
R2+ R𝑚

• Substitusi persamaan (6) kedalam persamaan (7) dan selesaikan :

………………………………(8)
I 𝑑𝑝 . R 𝑚 . R h
R2 = Rh −
𝐸

10
Contoh Soal :
1. Ohmmeter pd gambar rangkaian dibawah ini menggunakan gerak dasar 50
memerlukan arus skala penuh sebesar 1mA. Tegangan batrey adalah 3 V. Tanda
skala yang diinginkan untuk defleksi setengah skala adalah 2000 . Tentukan :
a. Nilai dan
b. Nilai Terbesar untuk mengkompensir penurunan tegangan 10% dalam
batrey.

11
Solusi :

12
a. Nilai yang diperlukan adalah :

= =

Arus total batrey pada defleksi skala penuh adalah () :

Jadi :
= = = =100

Nilai Tahanan pembatas arus yang diperlukan adalah :

R2 . R 𝑚
R 1= R h −
R2+ R𝑚
-33,3

13
b. Nilai yang diperlukan jika tegangan batrey menurun10% :

= =
tegangan batrey menurun 10% berarti tegangannya berubah menjadi
90% dari 3 Volt

Jadi Nilai adalah :

= = = = 143

14
b. Ohm meter Tipe Shunt

• Dipakai untuk pengukuran tahanan rendah, biasanya digunakan dalam laboratorium.


• Alat ini terdiri dari sebuah batere yang dihubungkan seri dengan sebuah tahanan R 1 dan
gerak d'Arsonval.
• Tahanan yang diukur dihubungkan ke terminal A dan B.
• Di dalam rangkaian ini diperlukan sebuah saklar menghidupkan-mematikan (off-on
switch) untuk memutuskan hubungan batere ke rangkaian bila instrumen tidak
digunakan.
• Bila tahanan yang tidak diketahui R x = 0 ohm (A dan B terhubung singkat), arus melalui
"gerakan" adalah nol.
• Jika Rx = ∞(A dan B terbuka) arus hanya mengalir ke "gerakan", dan melalui
pengaturan R1 jarum dapat dibuat membaca skala penuh.
• Berarti ohmmeter ini mempunyai tanda "nol" di sebelah kiri (tanpa arus) dan "tak
berhingga" di sebelah kanan skala (defleksi paling besar). :
Keterangan
E = Tegangan Batrey
R1 = tahanan pembatas arus
Rm = tahanan dlm dr “gerakan”
Rx = tahanan yg tdk diketahui

15
Analisa Rangkaian
• Jika Rx = , maka arus skala
penuh adalah :
𝐸 …….(1a)
I 𝑑𝑝 =
R1 + R𝑚

• Dengan demikian diperoleh


R1 sebesar :
Dimana : = Arus skala penuh
𝐸 …….(1b) E = Tegangan Batrey
R1= − R𝑚
I 𝑑𝑝 = Tahanan pembatas arus

= Tahanan dalam gerakan

• Untuk setiap nilai Rx yang dihubungkan ke terminal-terminal arus


melalui alat ukur berkurang dan diberikan oleh :

I 𝑚 =¿
16
• Persamaan tersebut dapat pula ditulis dalam bentuk :

𝐸 . R𝑥 ………………………(2)
I 𝑚=
R1 . R 𝑚 .+ R 𝑥 ( R1 + R𝑚 )
• Arus melalui alat ukur pada setiap nilai dibandingkan terhadap arus
skala penuh adalah :

I𝑚 R 𝑥 ( R1 + R𝑚 )
𝑠= =
I 𝑑𝑝 R 1 ( R ¿ ¿ 𝑚+ R 𝑥 )+ R𝑚 R 𝑥 ¿
R 𝑥 (R 1 + R 𝑚 )
¿ ………………………(3)
R 𝑥 ( R ¿ ¿ 1 + R 𝑚 )+ R 1 R 𝑚 ¿
• Dengan definisi :
R1 . R𝑚 ……………………..(4)
= 𝑅𝑝
R 1+ R 𝑚
• Substitusi pers (4) ke dalam persamaan (3), sehingga diperoleh :
R𝑥
𝑠=
R1 + R 𝑝 ……………………….(5)
17
• Jika persamaan (5) digunakan, alat ukur dapat dikalibrasi dengan
menentukan R yang dinyatakan dalam dan
• Pada pembacaan setengah skala (Im = 0,5 Idp), persamaan (2) menjadi :

𝐸 . Rh
0,5 I 𝑑𝑝 =
R1 . R 𝑚 .+ R h ( R1 + R𝑚 )
dimana = tahanan luar yang menyebabkan defleksi setengah skala.
• Dengan membagi persamaan (1a) dengan persamaan (6), diperoleh

R 1 . R𝑚
Rh =
R 1+ R 𝑚
• Analisis menunjukkan bahwa tahanan setengah skala ditentukan oleh
tahanan batas R1 dan tahanan dalam Gerakan kumparan Rm. Tahanan
batas R1 berturut-turut ditentukan oleh Rm dan arus defleksi penuh Idp

18
2. Rangkaian dibawah ini menggunakan gerak d’arsonal 10 mA dengan tahanan
dalam 5 . Tegangan batrey E = 3 V. diinginkan untuk mengubah rangkaian
dengan menambahkan sebuah tahanan yang sesuai dengan Gerakan sehingga
instrument menunjukkan 0,5 pada pertengahan skala. Tentukan :
a. Nilai tahanan shunt
b. Nilai tahanan batas

19
Jawaban :

a. Untuk defleksi setengah skala adalah :


mA

Tegangan pada ‘Gerakan’ adalah :


= 5 mA x 5 = 25 mV

Karena tegangan ini juga muncul pada arus melalui adalah :

= = 50 mA

Arus melalui Gerakan () ditambah arus melalui shunt () harus sama


dengan arus melalui tahanan yang tidak diketahui () berarti

= - = 50 mA – 5 mA = 45 mA

Shunt menjadi :

= = = 0,56

20
b. Nilai tahanan batas

Arus total batrey adalah :

= + = 5 mA + 45 mA + 50 mA = 100 mA

Penurunan tegangan pada tahanan batas sama dengan

3V – 25 mV = 2,975 V, maka :

= = 29,75

21
Cara Kalibrasi Ohm meter

1. Pastikan Saklar Jangkar (BU =


Batas Ukur) pada posisi
Ohmmeter

2. Hubungkan kedua Probe


(Jumper) alat ukur positif
(merah) dan negatif (hitam),
maka jarum akan bergerak
menuju angka NOL/ Mendekati
NOL

3.Putar Knop Zero Ohm


Adjustment, sampai jarum
berhenti di angka NOL.

Catatan : setiap kali perpindahan nilai range switch ohmmeter, misalnya dari posisi "
x1" kemudian di pindah pada posisi "x10K". Maka kalibrasi harus di lakukan lagi
(ulangi langkah 1-3). Dikarenakan besar tahanan dalam alat ukur yang berbeda pada
setiap perpindahan nilai range switch. agar hasil pengukuran dapat terbaca dengan
benar dan akurat.  22
Soal Latihan :

1. Jelaskan prinsip kerja Ohm meter !


2. Sebutkan type Ohm meter dan gambarkan rangkaiannya !
3. Jelaskan Langkah-Langkah untuk mengkalibrasi Ohm meter !
4. Sebutkan fungsi Ohm meter !

23

Anda mungkin juga menyukai