Anda di halaman 1dari 19

Konsep dasar BLS/ BHD

Siti Aminah, SST, M Si


Tujuan pembelajaran
 Mhs mampu menjelaskan pengertian Basic
Life Support ( BLS) / Bantuan Hidup Dasar
(BHD)
 Mhs mampu menjelaskan tujuan Basic Life

Support ( BLS) / Bantuan Hidup Dasar (BHD)


 Mhs mampu menjelaskan langkah-langkah

Basic Life Support ( BLS) / Bantuan Hidup


Dasar (BHD)
 Mhs mampu memahami Basic Life Support

( BLS) / Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Pendahuluan
 Resusitasi jantung paru (RJP)
merupakan usaha yang dilakukan
untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan atau sirkulasi pada
henti nafas (respiratory arrest) dan
atau henti jantung (cardiac arrest).
Resusitasi jantung paru otak dibagi
dalam tiga fase : bantuan hidup dasar,
bantuan hidup lanjut, bantuan hidup
jangka lama. Namun pada
pembahasan kali ini lebih difokuskan
pada Bantuan Hidup Dasar.
Pengertian
 Basic Life Support BLS  Menurut AHA Guidelines
atau BHD adalah suatu tahun 2005, tindakan BLS
tindakan penanganan ini dapat disingkat dengan
teknik ABC yaitu airway
yang dilakukan dengan
atau membebaskan jalan
sesegera mungkin dan nafas, breathing atau
bertujuan untuk memberikan nafas buatan,
menghentikan proses dan circulation atau pijat
yang menuju kematian. jantung pada posisi shock.

Namun pada tahun 2010 tindakan BLS diubah


menjadi CAB (circulation, breathing, airway).
Indikasi BLS
Henti nafas Henti jantung
( respiratory ( cardiac arrest)
arrest) ditandai ditandai dengan
dengan tidak adanya adanya pernafasan
gerakan dada dan yang terganggu
aliran udara ( tersengal-sengal)
pernafasan dari
pasien
Tujuan BLS/BHD:
 Mempertahanakan dan mengembalikan fungsi
oksigenesi organ-organ vital (otak, jantung dan paru)
 Mempertahankan hidup dan mencegah kematian
 Mencegah komplikasi yg bisa timbul akibat kecelakaan
 Mencegah tindakan yg membahayakan korban
 Melindungi orang yang tidak sadar
 Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya
respirasi
 Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan
ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung
atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru (RJP)
Tujuan BLS/BHD

 Tujuan utama dari BLS adalah untuk


melindungi otak dari kerusakan  yang
irreversibel akibat hipoksia, karena peredaran
darah akan berhenti selama 3-4 menit.
Langkah-Langkah BLS (Sistem CAB)

1. Memeriksa keadaan
pasien, respon pasien,
termasuk mengkaji ada / 2. Melakukan panggilan
tidak adanya nafas secara darurat dan mengambil
visual tanpa teknik Look Automated External
Listen and Feel. Defibrillation (AED)
3. Circulation

 Meraba dan menetukan denyut  Untuk penolong non petugas


nadi karotis. Jika ada denyut kesehatan tidak dianjurkan
nadi maka dilanjutkan dengan untuk memeriksa denyut nadi
memberikan bantuan korban.
pernafasan, tetapi jika tidak  Pemeriksaan denyut nadi ini
ditemukan denyut nadi, maka tidak boleh lebih dari 10 detik.
dilanjutkan dengan melakukan
kompresi dada.

Lokasi kompresi berada pada tengah dada korban (setengah bawah


sternum). Penentuan lokasi ini dapat dilakukan dengan cara tumit dari
tangan yang pertama diletakkan di atas sternum, kemudian tangan
yang satunya diletakkan di atas tangan yang sudah berada di tengah
sternum. Jari-jari tangan dirapatkan dan diangkat pada waktu
penolong melakukan tiupan nafas agar tidak menekan dada.
Gambar 2 Chest compression
 Kompresi dada dilakukan sebanyak satu
siklus (30 kompresi, sekitar 18 detik)
 Kecepatan kompresi diharapkan mencapai

sekitar 100 kompresi/menit. Kedalaman


kompresi untuk dewasa minimal 2 inchi (5
cm), sedangkan untuk bayi minimal sepertiga
dari diameter anterior-posterior dada atau
sekitar 1 ½ inchi (4 cm) dan untuk anak
sekitar 2 inchi (5 cm).
4. Airway
Korban dengan tidak ada/tidak
dicurgai cedera tulang belakang
maka bebaskan jalan nafas melalui
head tilt– chin lift. Caranya dengan
meletakkan satu tangan pada dahi
korban, lalu mendorong dahi
korban ke belakang agar kepala
menengadah dan mulut sedikit
terbuka (Head Tilt) Pertolongan ini
dapat ditambah dengan
mengangkat dagu (Chin Lift).
Namun jika korban dicurigai cedera
tulang belakang maka bebaskan
jalan nafas melalui jaw thrust yaitu
dengan mengangkat dagu sehingga
deretan gigi Rahang Bawah berada
lebih ke depan daripada deretan
gigi Rahang Atas.
5. Breathing

Berikan ventilasi sebanyak 2 kali.


Pemberian ventilasi dengan jarak 1 detik
diantara ventilasi. Perhatikan kenaikan
dada korban untuk memastikan volume
tidal yang masuk adekuat. Untuk
pemberian mulut ke mulut langkahnya
sebagai berikut :
·   Pastikan hidung korban terpencet rapat
·   Ambil nafas seperti biasa (jangan
terelalu dalam)
·   Buat keadaan mulut ke mulut yang
Gambar 5 Pernafasan mulut ke mulut
serapat mungkin
·   Berikan satu ventilasi tiap satu detik
·   Kembali ke langkah ambil nafas hingga
berikan nafas kedua selama satu detik.
Langkah RJP
 Langkah dilakukan 1 orang
 Langkah dilakukan 2 penolong
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai