Anda di halaman 1dari 31

P E R H I T U N G A N U L A N G A N

T R A N S M I S I S A B U K D A N P U L I S E R T A
P E M I L I H A N A L T E R N A T O R U N T U K
M E M A K S I M A L K A N K E R J A A L A T D I
T E R M I N A L B B M S U R A B A Y A
G R O U P - P E R T A M I N A P E R A K .

Nama : Deva Dian Satrio Aji


NPM : 1940303004
MK : Elemen Mesin 2
b e l a k a n g
A. L a t a r
c a n a a n
peren
PT. Pertamina adalah sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
yang bergerak di bidang pengelolaan penambangan minyak dan
gas bumi di Indonesia. Sebagai negara yang terus bertumbuh,
Indonesia memliki kebutuhan energi yang semakin meningkat.
Kebutuhan energi listrik sendiri merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi rakyat Indonesia dan pasokan listrik selalu bertambah
dari tahun ke tahun. Kebutuhan listrik dari Terminal BBM
Surabaya Group – Pertamina Perak.
b e l a k a n g
A. L a t a r
c a n a a n
p er en

Kebutuhan listrik untuk menyalakan lampu di area Terminal BBM


Surbaya Group – Pertamina Perak yaitu 6 lampu LED masing
masing 60 watt dan menyala selama 10 jam per hari membutuhkan
daya sebesar 3600 Wh. Maka dengan adanya hal ini, pertamina
mengupayakan untuk mengurangi sedikit beban listrik yang
dibutuhkan dengan cara membuat alat Kinetic Flywheel
Convertion.
b e l a k a n g
A. La t ar
a n a a n
perenc
Alat ini memanfaatkan pijakan dari mobil tangki yang akan
menggerakan connecting rod ke arah bawah dan menekan tabung
silinder berisikan udara menjadi udara bertekanan. Lalu udara
bertekanan akan disalurkan menuju ke air receiver. Ketika air
receiver sudah mencapai kapasitas dan tekanan maksimum, maka
udara bertekenan akan keluar melalui check valve menuju air
motor. Air motor akan bergerak memutar pulley besar dan
terhubung dengan v-belt utnuk memutar pulley kecil. Pulley kecil
berada satu proos dengan flywheel sehingga flywheel ikut
berputar. Flywheel akan meneruskan putarannya ke pulley besar
setelahnya, dan pulley besar tersebut terhubung dengan v-belt
untuk memutar pulley kecil sehingga putaran pada pulley kecil
menjadi lebih besar.
b e l a k a n g
A. La t ar
a n a a n
perenc
Putaran pulley kecil akan memutar alternator sehingga
menghasilkan arus listrik yang akan disimpan di aki (battery)
untuk digunakan menyalakan lampu LED 60 watt di area Terminal
BBM Surabaya Group – Pertamina Perak. Namun pada alat
Kinetic Flywheel Convertion I (KFC I) ditemukan sebuah masalah
yaitu air motor yang tidak dapat memutar pulley dikarenakan
pemilihannya yang tidak sesuai dengan torsi yang dibutuhkan oleh
pulley untuk berputar. Maka dari itu diperlukan adanya
perhitungan ulang dai kebutuhan daya lampu (output yang
dibutuhkan) hingga ke pulley yang dihubungkan langsung ke air
motor, sehingga dapat menentukan air motor yang cocok untuk
memutar pulley pada alat Kinetic Flywheel Convertion I (KFC I).
si p K e rja
1. P r i n
Kinetic Flywheel Convertion (KFC) adalah suatu alat yang
memanfaatkan energi kinetik yang bersumber dari pijakan mobil
tangki pertamina . Mobil tangki pertamina melewati KFC dengan
kecepatan maksimal 10 km/jam. Udara bertekanan yang
bersumber dari pijakan mobil tangki akan disalurkan melalui air
receiver untuk disimpan secara sementara. Apabila tekanan yang
masuk telah mencapai kapasitas maksimum dengan waktu
tertentu, pressure relief valve akan membuang udara bertekanan
yang berlebih menuju lingkungan. Udara yang dibutuhkan oleh air
motor sebelumnya akan melewati Filter Regulator Lubricator
(FRL) sehingga udara yang masuk telah dipisahkan dengan air.
si p K e rja
1. P r i n

Udara bertekanan akan menggerakkan airmotor dan


menggerakkan flywheel untuk memutar altenator. Dari altenator
tersebut menghasilkan arus listrik bolak-balik (AC) yang
kemudian diubah menggunakan inverter menjadi arus listrik
searah (DC) lalu kemudian disimpan ke accumulator (baterai)
setalah baterai terisi penuh, akan digunakan untuk penerangan
lampu di area Terminal BBM Surabaya Group – Pertamina Perak.
s e d u r
2. Pro
ra s i a n
p en g o p
1. Sebelum Pengoperasian
Hal hal yang harus dilakukan sebelum menyalakan mesin adalah
sebagai berikut :
a) Pastikan panel instrument sudah dalam posisi on
b) Alternator tidak ada halangan untuk berputar
c) Flywheel dalam keadaan siap berputar
d) Pijakan truk tidak terganjal
e) Pastikan kabel aki dalam box terhubung dengan kabel sumber
ke control panel
s e d u r
2. Pro
ra s i a n
p en g o p
2. Saat Pengoperasian
a.) Panel instrument sudah dalam posisi on
b.) Mobil tanki melewati Kinetic Flywheel Convertion
c.) Landasan permukaan ditekan oleh mobil tanki
d.) Silinder single acting menekan udara sehingga menjadi udara bertekanan
e.) Udara bertekanan dari silinder akan masuk menuju ke air receiver.
f.) Jika udara betekanan yang masuk melebihi kapasitas dengan waktu
tertentu, maka udara akan keluar melalui PRV (Pressure Relief Valve)
g. ) Udara disaring dengan FRL (Filter Lubricator Regulator) untuk
memisahkan udara dari air.
s e d u r
2. Pro
ra s i a n
p en g o p
h. ) Udara bertekanan akan menggerakkan air motor
i. ) Air motor akan memutar puli kecil yang terhubung dengan
v-belt ke puli besar.
j. ) Puli besar berada satu poros dengan flywheel sehingga
flywheel beputar dengan putaran yang sama.
k. ) Flywheel akan menyimpan energi untuk menstabilkan putaran
pada puli setelahnya yang terhubung dengan –belt
ke puli kecil
l. ) Puli kecil berada satu poros dengan alternator dan membuat
alat tersebut berputar dan menghasilkan sumber energi
s e d u r
2. Pro
ra s i a n
p en g o p
m. ) Alternator yang berputar menghasilkan arus bolak-balik
(AC) yang kemudian diubah menggunakan inventer
menjadi arus searah (DC)
n. ) Kemudian arus listrik disimpan di aki (baterai)
o. ) Setelah baterai terisi penuh baru nanti mampu digunakan
untuk penerangan lampu di area Terminal BBM Surabaya
Group – Pertamina Perak.
o s e d u r
2. Pr
p ra s i a n
p en g o
3.Sesudah pengoperasian
a) Lepas aki dari sambungan panel instrument
b) Ubah status panel pada posisi off
4. Keuntungan Penggunaan Kinetic Flywheel Convertion
1.Memanfaatkan energi yang terbuang
2. Menggunakan alat untuk mengkonversi energi yang terbuang
menjadi energi listrik yang berguna untuk menyalakan lampu di
beberapa daerah di Terminal BBM Pertamina, Perak – Surabaya
3. Menghemat biaya listrik yang digunakan di Terminal BBM
Pertamina, Perak – Surabaya
4. Memiliki konstruksi yang kuat
5. Bisa bertahan 2 – 3 tahun
6. Menghasilkan daya yang lumayan besar
a n S i s t e m
re n c a na
3. Pe n ga n V - be l t
ns m i si d e
Tr a
1.Daya Momen Dan
Perencanaan Diketahui :

P = 0,75 watt = 0,75 kW

= 1,6 (variasi beban sedang, 3-5 jam/hari)


dimana,

= Daya perencanaan (kW) 𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 . 𝑃


= Faktor koreksi 𝑃𝑑 =1,6 . 0,75 𝑘 𝑊
= Daya motor yang
di hasilkan (kW) 𝑃𝑑 = 1,2 kW

13
3. Perenc
anaan Sis
Transmis tem
i dengan
2. Momen Torsi V-belt
Hubungan antara daya dengan momen torsi dapat menggunakan
rumus sebagai berikut

 Diketahui :
 Pd : 1,2 kW
 n : 1500 rpm
Maka
3. Pemilihan dan Perhitungan Diameter Pulley

Untuk memilih dan menghitung besarnya diameter pulley, dapat menggunakan rumus perbandingan
putaran (i). Bila rangkaian diabaikan, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana,
D = Diameter puli (mm)
n = Putaran puli (rpm)
3. Perencanaan Sistem
Diketahui :
Transmisi dengan V-belt
Data didapatkan dari Terminal BBM Surabaya Group – Pertamina Perak
D1 : 95 mm
D2 : 540 mm
n1 : 1500 rpm

Asumsi :

1. Koefisien rangkaian diabaikan, 𝜍 = 0


4. Jarak Kedua – Sumbu Poros (C) dan Panjang Belt (L)

Jarak kedua poros dan panjang belt saling berhubungan , untuk kontruksi open belt drive hubungan tersebut dapat dilihat pada
persamaan sebagai berikut
Dimana,
D = Diameter puli (mm)
n = Putaran puli (rpm)

Diketahui :
Diameter puli kecil (D1) = 95 mm
Diameter puli besar (D2) = 540 mm
𝐶= 2𝐷2 = 1080 𝑚𝑚

Asumsi :
Jarak sumbu poros (C) harus sebesar 1,5 sampai 2 kali
diameter puli besar,
maka C =
Reference [9] hal. 166

3. Perencanaan Sistem
Transmisi dengan V-belt
5. Kecepatan Keliling atau Kecepatan Linear (v)

Besarnya kecepatan keliling atau kecepatan linear dapat menggunakan rumus sebagai berikut

Diketahui : 3. Perencanaan Sistem


Diameter puli kecil (D1) = 95 mm Transmisi dengan V-belt
Putaran pada puli kecil (n1) = 1500 rpm

Dari hasil perhitungan di atas, maka kecepatan linier pulley penggerak dapat dikatakan aman,
karena nilai v tidak lebih dari 30m/s.
6. Gaya Keliling pada Belt

Mencari gaya keliling belt dapat menggunakan rumus berikut dengan menggunakan nilai V :

Diketahui :
3. Perencanaan Sistem
N = 2,97 kW
Transmisi dengan V-belt
v = 7,45 m/s
7. Tegangan Maksimum pada Belt
Untuk menghitung tegangan maksimum pada belt dapat dihitung menggunakan rumus

Diketahui : 3. Perencanaan Sistem


= Tegangan awal V-Belt (12 kg/cm2) Transmisi dengan V-belt
𝛾 = 0,75 – 1,05 kg/dm2
Berat spesifikasi untuk bahan belt “Solid Wofen Cotton”
Lampiran 5
Eb = Modulus elastisitas 300 – 600 kg/cm2

A = 0,8
Lampiran 4
Frated = 40,66
Dmin = 95 mm = 9,5 cm
8.Jumlah Putaran Belt
Untuk mengetahui jumlah putaran belt digunakan rumus sebagai berikut :

Diketahui : 3. Perencanaan Sistem


v = 7,45 m/s Transmisi dengan V-belt
L = 3550 mm = 3,55 m
9. Umur Belt
Dari jumlah putaran belt yang didapat diatas maka selanjutnya adalah menghitung rumus belt dalam
perancangan mesin ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Diketahui :
𝑁𝑏𝑎𝑠𝑒 = basis dari fatique test, cycle
Diktat, Elemen Mesin hal.91
u = 2,1 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
m = 8 (untuk v-belt)
Diktat, Elemen Mesin II, hal.91
𝜎𝑚𝑎𝑥 = 119,5 𝑘𝑔𝑓.𝑐𝑚2
𝜎𝑓𝑎𝑡 = 90 kg.cm2
X = sepasang (2)

3. Perencanaan Sistem
Transmisi dengan V-belt
1. Daya dan Momen Perencanaan
4. Perencanaan Sistem
Transmisi dengan V-belt

dimana,
= Daya perencanaan (kW)
= Faktor koreksi
= Daya motor yang dihasilkan (kW)

Diketahui :
P = 800 watt = 0,8 kW
= 1,6 (variasi beban sedang, 3-5 jam/hari)

𝑃𝑑= 𝑓𝑐 . 𝑃
𝑃𝑑=1,6 . 2,97 𝑘𝑊
𝑃𝑑= 4,75 kW
2. Momen Torsi
Hubungan antara daya dengan momen torsi dapat menggunakan rumus sebagai berikut

Diketahui : 4. Perencanaan Sistem


Transmisi dengan V-belt
Pd : 1,2 kW
n : 1500 rpm

Maka
3. Pemilihan dan Perhitungan Diameter Pulley

Untuk memilih dan menghitung besarnya diameter pulley, dapat menggunakan rumus perbandingan
putaran (i). Bila rangkaian diabaikan, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana,
D = Diameter puli (mm) 4. Perencanaan Sistem
n = Putaran puli (rpm) Transmisi dengan V-belt

Diketahui :
Data didapatkan dari Terminal BBM Surabaya Group – Pertamina Perak
D3 : 150 mm
D4 : 200 mm
n3 : 263,89 rpm

Asumsi :
1. Koefisien rangkaian diabaikan, 𝜍 = 0
4. Perencanaan Sistem
4. Jarak Kedua – Sumbu Poros (C) dan Panjang Belt (L)
Transmisi dengan V-belt
Jarak kedua poros dan panjang belt saling berhubungan , untuk kontruksi open belt drive hubungan
tersebut dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut :

Dimana,
D = Diameter puli (mm)
n = Putaran puli (rpm)

Diketahui :
Diameter puli kecil (D3) = 150 mm
Diameter puli besar (D4) = 200 mm
𝐶= 2𝐷2 = 2(200 mm) = 400 mm

Asumsi :
Jarak sumbu poros (C) harus sebesar 1,5 sampai 2 kali diameter puli besar,
maka C =
Reference [9] hal. 166
5. Kecepatan Keliling atau Kecepatan Linear (v)
Besarnya kecepatan keliling atau kecepatan linear dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Diketahui : 4. Perencanaan Sistem


Diameter puli kecil (D3) = 150 mm Transmisi dengan V-belt
Putaran pada puli kecil (n3) = 263,89 mm

Dari hasil perhitungan di atas, maka kecepatan linier pulley penggerak dapat dikatakan aman, karena
nilai v tidak lebih dari 30 m/s.
6. Gaya Keliling pada Belt
Mencari gaya keliling belt dapat menggunakan rumus berikut
dengan menggunakan nilai V : 4. Perencanaan Sistem
Transmisi dengan V-belt
Dimana :
N = Daya alternator (kW)
v = Kecepatan linier (m/s)

Diketahui :
N = 2,97 kW
v = 2,07 m/s
7 .Tegangan Maksimum pada Belt
Untuk menghitung tegangan maksimum pada belt dapat dihitung menggunakan rumus :

Diketahui :
= Tegangan awal V-Belt (12 kg/cm2)
𝛾 = 0,75 – 1,05 kg/dm2
Berat spesifikasi untuk bahan belt “Solid Wofen Cotton”
Lampiran 5
Eb = Modulus elastisitas 300 – 600 kg/cm2
Lampiran 5
A = 0,8
Lampiran 4
Frated = 146,35
v = 2,07 m/s
Dmin = 150 mm = 15 cm 4. Perencanaan Sistem
Transmisi dengan V-belt
8. Jumlah Putaran Belt
Untuk mengetahui jumlah putaran belt digunakan rumus sebagai berikut :

Diketahui : 4. Perencanaan Sistem


v = 2,07 m/s Transmisi dengan V-belt
L = 1351,06 mm = 1,35 m
9. Umur Belt
Dari jumlah putaran belt yang didapat diatas maka selanjutnya adalah menghitung rumus
belt dalam perancangan mesin ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Diketahui :
𝑁𝑏𝑎𝑠𝑒 = basis dari fatique test, cycle
Diktat, Elemen Mesin hal.91
u = 1,48 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛/𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
m = 8 (untuk v-belt)
Diktat, Elemen Mesin II, hal.91
𝜎𝑚𝑎𝑥 = 119,5 𝑘𝑔𝑓.𝑐𝑚2
𝜎𝑓𝑎𝑡 = 90 kg.cm2
X = sepasang (2)

4. Perencanaan Sistem
Transmisi dengan V-belt
TERIMA KASIH

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Anda mungkin juga menyukai