Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PAJAK
C3
Untuk
SMK/ MAK
Kelas XI
A. PAJAK PENGHASILAN
Bab
5 BAGI WAJIB PAJAK
BADAN
B. MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
Perhitungan
PPh Wajib C. BIAYA YANG
Pajak Badan DIPERKENANKAN
SEBAGAI PENGURANG
PENGHASILAN
D. MENGHITUNG PPH
WAJIB PAJAK BADAN
A. PAJAK PENGHASILAN
BAGI WAJIB PAJAK BADAN
2. Metode Pembukuan
Stelsel adalah metode pengakuan penghasil-
an dan/ atau biaya yang terjadi dalam suatu
periode pembukuan yang terdiri atas:
1. Beban Usaha
a. Beban yang secara langsung atau tidak lang-
sung berkaitan dengan usaha, antara lain
1). Bunga, sewa, royalty dan biaya perjalanan
2). Biaya pengolahan limbah
3). Premi asuransi
4). Biaya administrasi
5). Pajak kecuali Pajak Penghasilan
6). Biaya promosi dan penjualan yang diatur
dengan atau berdasarkan peraturan
Menteri Keuangan
7). Biaya pembelian bahan, biaya berkenaan
dengan pekerjaan, atau jasa termasuk
upah, gaji, honorarium, grafitasi dan
tunjangan yang diberikan dalam bentuk
uang.
b. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
c. Biaya besarnya magang dan pelatihan
d. Piutang yang nyata nyata tidak dapat ditagih
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing
f. Sumbangan dalam angka pembinaan olah raga
g. Biaya penelitian dan pengembangan perusaha-
an yang dilakukan di Indonesia.
h. Sumbangan fasilitas pendidikan yang keten-
tuannya diatur dalam Peraturan Pemerintah.
i. Biaya pembangunan infrastruksur sosial
yang ketentuannya diatur dalam Peraturan
Pemerintah
j. Sumbangan dalam rangka penanggulangan
bencana nasional yang ketentuannya diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
Contoh tabel
3. Amortisasi Harta tetap tak berwujud
Contoh tabel
4. Konpensasi kerugian
Kerugian dapat dikonpensasikan dengan peng-
hasilan terhitung mulai Tahun Pajak berikutnya
hingga berturut turut sampai dengan lima tahun
5. Biaya yang tidak dapat dikurangkan
Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan sebagai
biaya, adalah pengeluaran untuk mendapatkan, me
nagih, dan memelhara penghasilan yang bukan me
rupakan objek pajak.
Pengeluaran yang melampaui batas kewajaran
yang dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka
pengeluaran tersebut tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto. Biya yang tidak oleh dikurang-
kan untuk menentukan besarnya penghasilan kena
pajak bagi wajib pajak, adalah sbagai berikut:
a. Pembagian laba dengan nama dan bentuk
apapun seperti dividen, termasuk dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi
kepada pemegang polis dan pembagian hasil
usah koperasi.
b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan
pribadi pemegang saham, sekutu atau ang-
gota
c. Pembentukan dana cadangan kecuali:
1). Cadangan piutang tak tertagih untuk
usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna, usaha hak
opsi perusahaan pembiayaan konsumen
dan perusahaan anjak piutang.
2). Cadangan untuk usaha asuransi termasuk
cadangan bantuan sosial yang dibentuk
oleh penyelenggara jaminan sosial.
3). Cadangan penjaminan untuk lembaga
penjamin simpanan
4). Cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan
5). Cadangan biaya penanaman kembali untuk
usaha kehutanan
6). Cadangan biaya penutupan dan pemeliha
raan tempat pembuangan industri untuk
usaha pengolahan limbah industri yang
ketentuan dan syarat syaratnya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecela-
kan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna dan asu
ransi bea siswa yang dibayar oleh Wajib Pa-
jak Orang Pribadi, kecuali dibayar oleh pem-
beri kerja dan premi tersebut dihitung seba-
gai penghasilan Wajib Pajak yang bersang-
kutan.
g. Pajak penghasilan
Contoh tabel
2. Menghitung Pajak Penghasilan
Berdasarkan Pasal 31-E
a. Menghitung Pajak Penghasilan berdasarkan
Pasal 31-E untuk peredaran bruto kurang dari
Rp.4.800.000.000,00
Perhitungan Pajak Penghasilan berdasarkan
pasal 31-E untuk peredaraan bruto kurang dari
Rp4.800.000.000,00 mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif pasal
17 ayat 1 yang dikenakan atas penghasilan ke-
na pajak dari bagian bruto sampai dengan
Rp4.800.000.000,00. Jika peredaran bruto ku-
rang dari Rp4.800.000.000,00 maka perhitungan
terutang: (lihat tabel)
KETEKUNAN DAN KEJUJURAN
TIDAK AKAN MENGHASILKAN
KE-SIA-SIA-AN