Anda di halaman 1dari 16

Tugas PJJ Sosiologi

X IPS 1
Nasywa Auliaranti
No. absen 28
Kelas X IPS 1
Waktu : 21.30
Pengertian Sosiologi

Istilah sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata socius dan logos
(Soerjono Soekanto: 1990). Socius artinya teman atau kawan dapat juga
diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat dan logos artinya
berbicara, mengajar atau ilmu.

Dengan demikian, secara sederhana sosiologi berarti ilmu tentang hubungan


antarteman. Secara umum, sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.

Singkatnya, sosiologi merupakan ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan


yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat (tidak
sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakat), serta ikatan-
ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agama, tingkah laku, dan kesenian
atau kebudayaan masyarakat tersebut.
Pengertian sosiologi menurut pendapat para ahli.
• Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang
mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya
(August Comte).
• Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial
merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di
luar individu, serta mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan
(Emile Durkheim).
• Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Tindakan
sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan
berorientasi pada perilaku orang lain (Max Weber).
• Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-
hubungan sosial antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, serta sifat dan perubahanperubahan dalam lembaga-
lembaga dan ide-ide sosial (PJ. Bouman).
• Kelahiran sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memberikan alasan tersendiri bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Kelahiran sosiologi tak terlepas dari tokoh-tokoh fisafat,
seperti Aristoteles dan Plato. Sebelum sosiologi lahir sebagai ilmu pengetahuan para teori
sosiologi dan tokohnya telah mendesain bagimana ilmu pengetahuan mampu memberikan
kontribusi bagi masyarakat untuk bisa hidup bahagia, kebahagian itulah menjadi latar
belakang sejarah sosiologi di lahirkan.

• Adapu untuk istilah ilmu sosiologi pertama kali telah diperkenalkan oleh Auguste Comte yang
sampai saat ini dikenal dengan Bapak Sosiologi Dunia. Aguste Comte memberikan peryataan
bahwanya objek kajian sosiologi adalah manusia atau masyarakat yang dipandang kedua hal
tersebut saling bekaitan secara keseluruhan.

• Jauh sebelum Auguste Comte memberikan pandangan tentang Ilmu ini, di dalam
perkembangan yang ada di dunia Arab (Islam), Kajian masyarakat telah diperkenalkan oleh
Ibnu Khaldun pada Tahun 1332 sampai tahun 1406. Dalam buku Muqaddimah karya Ibnu
Khaldun, terdapat pemikiran sosiologis lebih terperinci dan sangat maju sehingga ia sering
juga disebut sebagai peletak batu pertama dalam sejarah kajian ilmu sosiologi sebagai ilmu.
Sejarah Awal Perkembangan Sosiologi
• Sosiologi tumbuh dari gejolak sosial sejak terjadinya revolusi industri dan revolusi Perancis.
Revolusi ini menyebabkan terjadinya urbanisasi, pengekploitasian pekerja anak-anak,
demokratisasi dan lain sebaginya. Tradisi lama tidak mampu untuk menjawab lagi perubahan
ini.
• Saat bersamaan berkembang metode ilmiah pada bidang ilmu kimia dan fisika. Banyak
rahasia alam terungkap. Karena tradisi tidak lagi dapat menjawab persoalan perubahan
dalam kehidupan mahluk sosial, maka dicarilah metode ilmiah (seperti metode ilmiah dalam
ilmu alam) utuk memberikan jawaban atas persoalan tersebut. Dari situlah tahap awal
perkembangan lahirnya Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sejarah Sosiologi Abad ke-19
Atas dinamika kelompok sosial yang terjadi di Negara
Prancis, Auguste Comte sebagai cedekiawan yang lahir
pada tahun 1798 merasa kekhawatiran yang mendalam
atas keadaan negaranya, puncak kekhawatirannya saat
terjadi Revolusi Prancis.  Yang banyak menimbulkan atau
menciptakan dampak negatif perubahan sosial, salah
satunya terjadinya konflik antarkelas dalam masyarakat
yang seolah memberikan arah pada sikap anarkisme di
dalam kehidupan masyarakat.
Sosiologi di Indonesia
• Sebelum terjadinya gejolak pada Perang Dunia II perkembangan ilmu sosiologi yang ada
dalam kajian keilmuah hanya dianggap sebtas pembantu bagi keperluan ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya, khususnya kejaian ini berlaku di Indonesia. Akan tetapi setelah
Indonesia merdeka, tepatnya pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
Sosiologi mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
• Perkembangan ini menjadi cikal bakal adanya sejarah Ilmu Sosiologi sebagai Ilmu
pengetahuan di Indonesia. Untuk pelaksanaan materi penyampaian Ilmu Sosiologi,
pertama kali dilakukan sistem perkuliahan Sosiologi, yang diberikan oleh Soenario
Kolopaking pada Tahun 1948.
• Perkuliahan sosiologi pertama kali di Indonesia ini lakukan di dalam di Akademi Ilmu
Politik Yogyakarta, yang pada saat ini Akedemi Politik berubah nama menjadi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik UGM (Univeritas Gajah Madah). Maka tak khalal jurusan sosiologi
pertama dan tertua di Indonesia adalah Jurusan Sosiologi di UGM.
Sejarah Akhir Perkembangan Sosiologi
• Sejarah akhir perkembangan Ilmu Sosiologi sebagai Ilmu pengetahuan adalah munculnya
paradigam bahwa pembangunan yang ada di dalam perkembangan suatu negara, bukan
hanya di ukur dalam pembangunan infrastruktur, atau pembangunan SDA, akan tetapi
yang jauh lebih penting adalah pembangunan dalam SDM (Sumber Daya Manusia).
Dengan posisi tersebut, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan pada akhirnya mmeberikan
solusi atas permasalah yang terjadi. Salah satunya dengan memberikan berbagai cabang
dalam Ilmu Pengetahuan Sosiologi.
Sosiologi sebagai ilmu
• Sosiologi merupakan pengetahuan tentang fenomena masyarakat, seperti interaksi sosial, aturan-aturan dalam
kehidupan masyarakat, pertikaian atau konflik, perubahan sosial, dan sebagainya. Sosiologi tersusun secara
sistematis.
Artinya mempunyai sistematika tertentu dengan unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan.Misalnya,
pembahasan tentang interaksi sosial mempunyai kaitan dengan norma sosial karena interaksi sosial
membutuhkan aturan-aturan tertentu.
Meskipun demikian, sistematika yang dimaksud dalam pembahasan sosiologi itu bersifat dinamis yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Menurut Harry M. Johnson dalam bukunya Sosiology: A Systemic Introduction (1967), setiap ilmu mempunyai
karakteristik yang khas.Begitu juga sosiologi, karakteristik (ciri-ciri) keilmuan sosiologi sebagai berikut:

• Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi itu mendasarkan diri pada observasi dan penalaran, bukan atas
dasar wahyu atau hasil spekulasi.
• Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi berusaha memberi ikhtisar (summary) yang menunjukkan
hubungan pernyataan atau proporsi-proporsi secara logis.
• Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibangun atas dasar teori yang sudah ada. Teori-teori
baru yang lebih besar dan luas, pada dasarnya merupakan penyempurnaan teori-teori yang sudah ada.
• Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi bukan ajaran tentang tata susila. 
Realitas Sosiologi
• sosiologi umumnya mempelajari gejala-gejala atau fenomena masyarakat dan kebudayaannya yang normal atau teratur.Dengan
kata lain gejala sosial merupakan segala sesuatu yang dibuat maupun dilakukan oleh manusia dalam lingkungan kehidupannya.

• Sebagai kumpulan makhluk yang dinamis, masyarakat cenderung untuk melakukan perubahan sehingga tidak selamanya gejala-
gejala itu tetap dalam keadaan yang normal. Gejala-gejala tersebut dikenal sebagai realitas sosial budaya di masyarakat.

Konsep-konsep realitas sosial, yaitu:


–Konsep keluarga
– Konsep masyarakat
–Kelompok sosial atau organisasi sosial
–Komunitas sosial

Suku bangsaProses terjadinya realitas sosial, yaitu:


–Eksternalisasi adalah proses dimana semua ide muncul dari pemikiran manusia.
–Objektifikasi adalah proses dimana semua ide dipresepsikan dalam kenyataan.
–Interalisasi adalah proses dimana kenyataan objek dimasukkan ke dalam diri manusia menjadi suatu pengetahuan.
Realitas sosial budaya adalah isi dasar sosiologi, yaitu kenyataan kehidupan sosial, berikut
akan dijelaskan lebih lanjut mengenai apa sajakah bentuk-bentuk realitas sosial dalam
sosiologi

1. Masyarakat yaitu pekumpulan dari beberapa individu yang menduduki suatu wilayah
tertentu serta memiliki aspek-aspek kehidupan di dalamnya.

2. Interaksi sosial yaitu hubungan bolak balik antara individu satu dengan individu lain, individu
dengan kelompok, serta kelompok satu dengan kelompok lain.

3. Sosialisasi yaitu suatu proses dalam pergaulan individu dalam lingkungan masyarakat.Nilai
dan norma yaitu suatu hal yang dianggap baik dan benar yang diwujudkan dalam norma.

4. Organisasi sosial yaitu suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh mesyarakat tertentu
untuk mencapai tujuan bersama

5. .Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat dimana akan
memperngaruhi kehidupan sosialnya.
a. Realitas Objektif
Kehidupan manuasia yang dihadapi setiap hari merupakan suatu fakta, artinya masyarakat
yang dapat mempengaruhi dan mengubah bentuk perilaku manusia melalui suatu
norma/aturan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri. Hal ini membuktikan bahwa
kehidupan manusia hanyalah sebuah objek dan sasaran dari suatu aturan. Kehidupan
manusia dalam masyarakat membentuk kehidupan sosial yang lebih luas. Kehidupan sosial
tersebut menjadi suatu objek dan dapat dijelaskan melalui realitas objektif.

• Sarana belajar berperan penting terhadap kemajuan belajar seorang siswa. Adanya
kelengkapan belajar yang memadai dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai
siswa. Sarana belajar yang merupakan faktor eksternal mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Dalam sudut pandang kehidupan objektif tidak mempertimbangkan kemampuan dan
motivasi seseorang secara pribadi. Hal tersebut menjelaskan bahwa prestasi siswa
dipengaruhi oleh sarana belajar, tanpa melihat usaha, minat dan motivasi
pribadinya. Realitas objektif dapat dikatakan sebagai pengetahuan manusia yang bersifat
umum (massal) yang mempunyai sifat memaksa di luar masing-masing individu.
b. Realitas Subjektif
Ada banyak realitas yang tidak dapat dijelaskan hanya dari sisi objeknya
saja, hal ini juga berlaku pada kehidupan sosial. Kehidupan sosial
manusia yang dihadapi sehari-hari dapat dilihat dari sisi subjeknya atau
dari sudut pandang pelaku supaya memiliki penjelasan yang lebih luas.
Subjek dalam hal ini bisa meliputi individu maupun institusi lainnya

c. Kehidupan Sosial Merupakan Proses Objektivikasi 


Objektivikasi merupakan proses dari gagasan atau pendapat masing-
masing individu yang dikemukakan dengan cara berinteraksi dengan
individu lain. Ketika gagasan atau pendapat dari seseorang disepakati dan
menjadi gagasan umum di masyarakat, maka saat itu realitas subjektif
berubah menjadi realitas objektif atau yang biasa disebut objektivikasi.
Gejala Sosial

Gejala sosial merupakan hubungan timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial
yang terjadi akibat adanya hubungan interaksi dalam masyarakat. Dalam hal dapatlah
dikatakan bahwa hekekatnya Btanda-tanda yang muncul dalam suatu lingkungan masyarakat
yang disinyalir akan menimbulkan permasalahan sosial apabila tidak diantisipasi dengan baik.

Faktor Terjadinya Gejala Sosial


Adapun faktor-faktor terjadinya gejala sosial adalah sebagai berikut:

• Faktor Kultural, Faktor kultural ini merupakan nilai sosial yang tumbuh dan berkembang
dalam lingkungan masyarakat maupun kelompok.

• Faktor Struktural, Faktor struktural merupakan sebuah keadaan yang dapat mempengaruhi
struktur yang telah disusun oleh pola-pola tertentu. Faktor struktural dapat dilihat dari pola
hubungan antara individu maupun kelompok yang terjalin dalam lingkungan masyarakat.
Macam Gejala Sosial
Adapun bentuk – bentuk gejala sosial yang ada dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

• Ekonomi, Tingkat pendapatan berbeda yang dimiliki oleh tiap individu dapat mengakibatkan
gejala sosial dalam masyarakat. Dalam aspek ekonomi, gejala sosial sangat berkaitan dengan
perekonomian masyarakat.
• Budaya, Adanya perbedaan dalam pengertian budaya dapat memicu terjadinya gejala sosial.
Hal tersebut berupa peniruan terhadap budaya asing, kenalkalan remaja, dan lain sebagainya.
• Lingkungan alam, Gejala sosial terkait lingkungan alam adalah menyangkut aspek kesehatan.
Seseorang yang tejangkit penyakit dapat menyebabkan gejala sosial di lingkungan
masyarakat.
• Psikologis, Perilaku seseorang dalam kehidupan sosial dipengaruhi oleh aspek psikologis. Jika
seseorang mengalami gangguan dalam kejiwaan, maka dapat menyebabkan gejala sosial
dalam masyarakat seperti disorganisasi jiwa, maupun ajaran aliran sesat.
• Politik, Gejala sosial  yang disebabkan oleh faktor politik terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan. Apabila hal tersebut tidak ditanggulangi dengan keterbukaan pikiran, maka hal
tersebut dapat menjadi konflik dalam masyarakat.
• Demografis, Gejala sosial yang muncul akibat demografis adalah karena adanya
ketidakmerataan persebaran penduduk. Akibatnya, bila suatu daerah mengalami kepadatan
penduduk, gejala sosial yang ditimbulkan adalah adanya ketimpangan sosial dan lain
sebagainya.
Contoh Gejala Sosial

• Adapun untuk beragam contoh-contoh gejala sosial di masyarakat yang mudah ditemukan
dalam keseharian, antara lain adalah sebagai berikut;
• Timbulnya geng motor yang meresahkan lingkungan masyarakat sekitar.
• Tawuran antar sekolah yang disebabkan adanya kesalahpahaman.
• Tingkat kemiskinan yang tinggi akibat kepadatan penduduk di berbagai daerah.
• Banyaknya pengangguran yang disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan di lingkungan
masyarakat.
• Kasus pembunuhan dan perampokan yang semakin meningkat akibat terbatasnya
kemampuan ekonomi seseorang.
• Pencopetan dan pemalakan yang terjadi di berbagai daerah.
• Banyaknya anak jalanan yang disebabkan oleh perceraian orang tua mereka, sehingga mereka
ditelantarkan.
• Munculnya pemukiman kumuh yang disebabkan kurangnya penataan kota.
• Pencemaran lingkungan yang berdampak pada menurunnya kualitas air bersih di lingkungan
masyarakat.
.
Sekian dari saya, terima kasih
WASSALAMUALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai