Anda di halaman 1dari 20

PENGUKURAN KINERJA

AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
Pengukuran Kinerja Pusat Investasi
 Return on investment. Ukuran kinerja yang paling umum bagi
pusat investasi. Laba operasi bersih / aktiva operasi rata-rata.
Semakin tinggi ROI nya maka semakin besar laba yang
dihasilkan dan yang diinvestasikan dalam aktiva operasi
tersebut.
 Laba operasi bersih = laba sebelum bunga & pajak (EBIT)
 Aktiva operasi = kas, piutang, persediaan, pabrik dan peralatan
dan lainnya untuk keperluan produksi organisasi. Yang non
operasi seperti gedung, tanah, investasi jangka panjang dan
lainnya.
 Aktiva sering digunakan dengan nilai buku yang akan terus
berkurang dengan adanya akumulasi. Sehingga akan lebih baik
menggunakan biaya perolehan kotor aktiva yang nilainya tetap
dari waktu ke waktu.
 Pada prakteknya perusahaan menggunakan nilai buku
bersih untuk menghitung rata-rata operasi karena depresiasi
sudah dicatat sebagai beban operasi di laporan laba rugi.
 Pengukuran ROI memiliki keunggulan berupa mendorong
manajer untuk fokus pada:
 Penjualan, biaya dan investasi seperti yang diharapkan
 Efisiensi biaya dan efisiensi aktiva operasi.
 Namun ROI dapat membuat perusahaan berfokus sempit
pada profitabilitas divisi namun mengabaikan profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan. Dan juga dapat membuat
manajer fokus pada kepentingan jangka pendek dan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
ROI, Margin Dan Perputaran
 ROI = margin x perputaran
 Margin = rasio laba operasi terhadap penjualan. Artinya
bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak
dan laba. Perputaran adalah ukuran yang dihitung dengan
membagi pendapatan dalam bentuk penjualan dengan
aktiva operasi rata-rata. Hal ini menunjukkan seberapa
produktif aktiva yang digunakan untuk menghasilkan
penjualan.
 Margin dilakukan dengan meningkatkan penjualan,
mengurangi beban operasi dan beban admin. Beberapa
manajer fokus ke margin namun mengabaikan perputaran.
Dana berlebihan dalam bentuk aktiva operasi (kas,
piutang, persediaan) akan menurunkan angka ROI.
ROI, Margin Dan Perputaran
 DuPOnt mempelopori penggunaan RPI dan mengakui
pentingnya melihat margin dan perputaran sekaligus
untuk menilai kinerja manajer. ROI dapat
dibandingkan dengan imbal hasil dari pusat investasi
lainnya di dalam perusahaan, industri yang sama dan
investasi itu sendiri.
 Perubahan ROI dipengaruhi oleh peningkatan
penjualan, penurunan beban operasi dan aktiva operasi.
Contoh Perhitungan ROI
 Berikut data hasil operasi PT Toshi selama bulan berakhir :
Penjualan Rp 100.000.000
Beban operasi Rp 90.000.000
Laba operasi Rp 10.000.000
Rata-rata aktiva operasi Rp 50.000.000
Sehingga nilai ROI nya adalah berikut :
ROI = Laba Operasi bersih x penjualan .

penjualan rata-rata aktivitas operasi


= Rp 10.000.000 x Rp 100.000.000
Rp 100.000.000 Rp 50.000.000
= 10% x 2 = 20%
Contoh Lainnya
 Manajer mampu meningkatkan penjualan sebesar Rp 10%
tanpa adanya kenaikan aktiva operasi. Karena penjualan
meningkat mengakibatkan beban operasi meningkat
sebesar Rp 7,8%. Sehingga akan dihitung berikut :
Penjualan (110% x 100.000.000)Rp 110.000.000
Beban operasi (107,8% x 90.000.000) Rp 97.020.000 -
Laba operasi Rp 12.980.000
Sehingga ROI nya :
ROI = Rp 12.980.000 x Rp 110.000.000
Rp 110.000.000 Rp 50.000.000
= 11,8% x 2,2 = 25,96%
Kritik terhadap ROI

 Membuat manajer untuk meningkatkan ROI saja tidak


cukup menguntungkan bagi perusahaan. Masih banyak
faktor lain yang perlu diperhitungkan untuk
meningkatkan profitabilitas perusahaan
 Manajer yang dievaluasi berdasarkan ROI mungkin
menolak atau tidak memanfaatkan peluang investasi
yang menguntungkan
Laba Residu
 Agar ROI tidak menciptakan investasi yang
menguntungkan perusahaan namun mengurangi ROI
divisi, perusahaan mengadopsi metode lain yang
disebut laba residu atau EVA (Economic Value Added)
 Laba residu adalah laba operasi setelah pajak dikurang
total biaya modal tahunan. EVA (+) berarti perusahaan
telah menciptakan kekayaan bagi dirinya dan
sebaliknya berarti menyia-nyiakan modalnya. Jangka
panjangnya hanya perusahaan yang menghasilkan
modal atau kekayaan yang dapat bertahan. Sumber
dana perusahaan/modal berasal dari pinjaman ataupun
saham yang diterbitkan
Perbandingan Rumus
Rumus Formula
ROI Laba operasi / aktiva operasi rata-rata
Aktiva operasi rata-rata = (nilai buku bersih awal-nilai buku bersih akhir)
2
ROI (Margin x perputaran)
(Laba operasi / penjualan) x (Penjualan x aktiva operasi)
EVA (laba Laba operasi setelah pajak – (biaya tertimbang rata-rata atas modal x total
residu) modal (terpakai)
Perhitungan Biaya Variabel Dan Biaya
Absorpsi
 Biaya variabel. Hanya biaya manufaktur yang dibebankan
ke produk. Biaya seperti bahan baku langsung, tenaga
langsung dan overhead variabel. Sedangkan overhead tetap
di suatu periode dianggap sebagai beban periode berjalan
yang dibandingkan secara total terhadap pendapatan
periode tersebut dan tidak dimasukkan ke dalam penentuan
biaya produk.
 Overhead tetap dianggap biaya yang selalu ada dan bukan
sebagai komponen yang membentuk produk. Biaya admin
dan pemasaran diperlakukan sebagai beban periode
berjalan.
 Perhitungan biaya ini mampu memberikan informasi biaya
yang penting dalam pengambilan keputusan dan
pengendalian.

Perhitungan Biaya Absorpsi
Biaya manufaktur dibebankan seluruhnya ke produk yaitu
DL, DM, OHV dan OHF. Biaya admin dan penjualan serta
biaya produksi dimasukkan ke beban periode berjalan.
 Bila kalkulasi biaya variabel sering digunakan untuk
pengambilan keputusan internal, perhitungan biaya
penyerapan penuh diwajibkan untuk pelaporan keuangan
eksternal dan pelaporan pajak. Bila diringkas akan menjadi
berikut PERHITUNGAN
Biaya absorpsi Biaya variabel
Biaya produk Bahan baku langsung B Baku langsung
TK langsung TK Langsung
Overhead Variabel Overhead Variabel
Overhead Tetap
Biaya periode Beban penjualan Overhead Tetap
Beban administrasi Beban penjualan
Beban administrasi
 Kedua metode tersebut mempengaruhi nilai persediaan dan
penetapan laba. Biaya produk perunit merupakan dasar bagi
perhitungan HPP, sehingga kedua metode tersebut menghasilkan
laba bersih yang berbeda pula. Contoh :
Unit Kuantitas/rupiah
Persediaan awal -
Unit yang diproduksi 6000
Unit yang terjual (Rp 18.000/unit) 5000
Volume normal 6000

Biaya perunit variabel ;


Bahan langsung Rp 5.000
T Kerja langsung Rp 3.000
Overhead variabel RP 1.000
Penjualan dan admin variabel Rp 2.000

Biaya tetap :
Overhead tetap Rp 24.000.000
Penjualan dan admin tetap Rp 9.000.000
Perhitungan Biaya/unit
Perhitungan biaya
Variabel Absorpsi
T kerja langsung Rp 3.000 Rp 3.000
Bahan langsung RP 5.000 Rp 5.000
Overhead variabel Rp 1.000 Rp 1.000
Overhead tetap/unit RP 4.000
(24.000 / 6.000)
Biaya/unit RP 9.000 Rp 13.000
Laporan Laba rugi 2 Metode
Biaya Variabel Biaya Penuh
Keterangan Nilai (Rp) Keterangan Nilai (Rp)
Penjualan (18 x 5000) Rp 90.000.000 Penjualan Rp 90.000.000
Dikurang beban Dikurang : HPP (Rp (Rp 65.000.000)
variabel 13.000 x 5.000)
HPP variabel (Rp 9.000 (Rp 45.000.000) Laba Kotor Rp 25.000.000
x 5000)
Dikurang : beban (Rp 9.000.000)
Penjualan dan admin (Rp 10.000.000) penjualan dan admin
variabel (Rp 2.000 x
Laba bersih Rp 16.000.000
5.000)
Rp 55.000.000
Marjin kontribusi Rp 35.000.000 Dari kedua metode tersebut
menghasilkan laba yang berbeda. Hal
Dikurangi beban tetap :
ini karena biaya variabel
Overhead tetap (Rp 24.000.000) membebankan biaya overhead tetap
Penjualan dan admin (Rp 9.000.000) sebagai beban periode berjalan,
Laba bersih Rp 2.000.000 sementara biaya penuh
memperlakukan biaya Overhead
pabrik sebagai biaya produk
Perhitungan Biaya Variabel Untuk
Perencanaan Dan Pengendalian
 Biaya tetap tidak akan berubah bila tingkat penjualan
berubah. Berbeda dengan variabel. Dari contoh
sebelumnya, diketahui bahwa perhitungan biaya
variabel membuat harga barang lebih murah daripada
biaya absorpsi. Namun ketika perhitungan laba rugi,
biaya absorpsi yang membuat perusahaan mengalami
keuntungan yang cukup besar dibanding biaya
variabel
 Hal ini karena pada biaya/unit pada biaya variabel,
biaya overhead tidak dihitung. Dihitung pada laporan
laba rugi, sehingga menghasilkan biaya yang cukup
besar dan cukup signifikan dapat mengurangi laba.
Kaitan Antara Produksi, Penjualan Dan
Laba
Produksi > penjualan = laba bersih absorbsi > laba bersih variabel
Produksi < penjualan = laba bersih absorbsi < laba bersih variabel
Produksi = penjualan = laba bersih absorbsi = laba berish variabel
 Inti perbedaan dari kedua laba tersebut adalah analisis overhead
tetapnya.
Pelaporan Segmen
 Laporan kontribusi laba dari berbagai aktifitas
atau unit lain di organisasi tertentu. Untuk
mengevaluasi berbagai aktifitas yang berbeda di
perusahaan tertentu dibutuhkan ringkasan
informasi pada laporan laba rugi.
 Biasanya perusahaan memiliki berbagai divisi
yang beroperasi di pasar berbeda, dan perlu
diketahui bagaimana profitabilitas masing-
masing divisinya.
Dasar Perhitungan Biaya
Variabel Pelaporan Segmen
Karena biaya variabel memiliki keunggulan sendiri
dibanding biaya absorpsi. Beban tetap dikategorikan
berikut :
 Beban tetap langsung. Biaya yang akan hilang
apabila segmen ditutup atau dihapus
 Beban tetap umum. Biaya yang akan tetap muncul
bila salah satu segmen ditutup atau dilepas
Laba segmen negatif dapat mengurangi total laba
perusahaan sehingga membuat pertimbangan untuk
menghapus segmen tersebut.
Pendekatan ABC pelaporan segmen
 Terdapat kaitan yang kuat dengan biaya aktifitas tingkat unit,
tingkat kelompok produk, biaya aktifitas tingkat produk dan biaya
aktifitas tingkat fasilitas sehingga memberikan penilaian yang
lebih akurat terhadap laba yang dihasilkan dari berbagai produk.
 Profitabilitas pelanggan. Perusahaan yang mampu menaksir
profitabilitas berbagai kelompok pelanggan secara lebih akurat
juga mampu meningkatkan laba mereka. Langkah menentukan
profitabilitas pelanggan adalah :
 Mengidentifikasi pelanggan
 Menetapkan pelanggan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.
 Biasanya menarik konsumen baru lebih mahal daripada
mempertahankan konsumen lama. Seperti biaya promosi,
proposal dll. Analisis profitabilitas berbagai kelas pelanggan juga
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai