Atau progressnya lama atau penyebabnya berbeda (virus, TBC, dll) Inflamasi (Radang) kronik • Infeksi Virus (Hepatitis, HIV) • Mikroba persistent (Syphilis, TBC, jamur) granulosa • Pajanan toksis (exogen debu silika atau endogen lipid atherosclerosis) • Penyakit autoimun (rheumatoid, eczema, MS) Sel radang kronik • Makrofag (sel monosit keluar jadi histiosit makrofag (fagositosit) • Limfosit • Sel plasma • Eosinofil • Sel mast Plasma cells (panah biru) and mast cells (panah hitam) Mast cells with fibroblast on the right. The mast cell granules stained bright red with solachrome cyanin. Mast cell granules, stained bright purple with toluidine blue. Mediator Radang Kronik • Limfosit T menghasilkan sitokin (Cytokine/INF-gamma mengaktifasi monosit makrofag • Sitokin (IL-1 dan TNF alpha) aktifasi sel otot dan fibroblast (proliferasi) • INF-gamma dan IL-4 makrofag fusi giant sel Interaksi sel radang kronik: • Limfosit, sel plasma, eosinofil dan mast cell • Limfosit menghasilkan IFN- gamma aktifasi makrofag • Selanjutnya makrofag menghasilkan mediator lainnya merangsang limfosit. Sel Plasma • Produk dari sel limfosit B • Menghasilkan antibodi Plasma cells and mast cells Eosinofil • Terjadi pada infeksi parasit (cacing) • Sebagai reaksi imun yang diperantarai oleh IgE (berhubungan dengan proses allergi) Eosinofil Mast Cell • Tersebar di jaringan baik pada radang akut maupun kronik • Dapat melepaskan histamin dan IgE • Berperan pada anafilaktik syok • Pada infeksi parasit Neutrofil (PMN) • Tanda klasik utk radang akut • Pada radang kronik dpt ditemukan neutrofil yang luas akibat mikroba yang menetap dan adanya mediator dielaborasi oleh sel makrofag maupun sel nekrotik • Keadaan ini disebut inflamatori kronik eksaserbasi akut (misal pada appendisitis) Inflamasi Granulomatosa • Inflamasi kronik yang “spesifik” • Ditandai oleh koleksi makrofag yang menyerupai sel epithel (disebut: epiteloid) • Ciri epiteloid: sel besar, sitoplasma banyak eosinofilik, inti besar vesikuler Contoh inflamasi granulomatous • Bakteri : TBC, Lepra, T. pallidum • Parasit: Schistosoma mansoni, amoebisis • Fungus: Cryptococcus, blastomikosis • Logam / debu: silikon • Benda asing: benang, protesis silikon implant payudara Granuloma tuberkuloid Efek inflamasi • Saluran dan kel getah bening (lymph nodes) • Efek sistemik Saluran & kelenjar getah bening • Limfangitis dan limfadenitis • Infeksi kaki ada benjolan di lipat paha (pembesaran kel. limfe), nyeri dan bengkak • Masuk ke pemb. darah bakteremia • endokarditis, meningitis, abses ginjal, artritis encephalitis sepsis syok mati. Efek sistemik • Reaksi demam (febris), malaise, anoreksia, degradasi protein otot, hipotensi (dilatasi pemb. darah) • Leukositosis (peninggian jumlah sel lekosit) • Leukopeni (virus, Salmonella typhi) Mediator fase akut (Sitokin) • IL-1, IL-6 dan TNF alpha • Sbg respon infeksi bekerja pada thermoregulator (pusat pengatur suhu) suhu badan naik • Peninggian suhu badan proses radang (infeksi) • Leukositosis N 4000-10.000 15-20 ribu bahkan 40- 100 ribu infeksi berat (reaksi leukomoid) • Leukopeni typhus, virus Morfologi ulkus duodeni (chronic duodenal ulcer). Ulkus duodeni. Tampak eksudat radang akut pada dasar ulkus Radang kronis paru. Ketiga ciri histologisnya tampak disini: (1) infiltrat limfosit sel radang kronis (*), (2) alveoli normal diganti dengan rongga yang dibatasi epitel kuboid (kepala panah), dan (3) parenchyma paru diganti jaringan ikat fibrous (fibrosis, panah). Maturasi sel mononuclear phagocytes. (From Abbas AK et al: Cellular and Molecular Immunology, 5th ed. Philadelphia, WB Saunders, 2003.)
Downloaded from: StudentConsult (on 19 February 2012 10:31 PM)