Anda di halaman 1dari 52

AURIS

Auris (Ear) is
divided into
the external,
middle, and
internal ear
EXTERNAL EAR
The external ear is composed of the shell-like auricle (pinna), which collects sound,
and the external acoustic meatus (ear canal), which conducts sound to the
tympanic membrane.
PINNA / AURICULA
EXTERNAL ACOUSTIC MEATUS
MIDDLE EAR
The middle ear is an irregular, laterally compressed space in the petrous part of the temporal bone). The contents of
the middle ear are the:
• Auditory ossicles (malleus, incus, and stapes).
• Stapedius and tensor tympani muscles.
• Chorda tympani nerve, a branch of CN VII (Fig. 7.114).
• Tympanic plexus of nerves.
TYMPANIC CAVITY
TYMPANIC MEMBRANE
AUDITORY OSSICLE
TYMPANIC PLEXUS
INNER EAR
The internal ear contains the vestibulocochlear organ concerned with the
reception of sound and the maintenance of balance. Buried in the petrous part of
the temporal bone, the internal ear consists of the sacs and ducts of the
membranous labyrinth
STRUCTURE OF COCHLEA
VESTIBULOCOCHLEAR NERVE
PEMERIKSAAN FISIK
PF Telinga
• Inspeksi telinga luar
• kelainan bentuk telinga
• tanda-tanda peradangan
• tumor dan secret yang keluar dari liang telinga.
• palpasi pada telinga
• nyeri tekan pada anak telinga / tragus,
• nyeri tarik aurikula/daun telinga
• tanda-tanda pembesaran kelenjar pre dan post aurikuler.
PF Telinga
• Pemeriksaan liang telinga dan membran timpani/ gendang telinga
• memposisikan liang telinga sedemikian rupa agar diperoleh aksis liang telinga yang
sejajar dengan arah pandang mata sehingga keseluruhan liang telinga sampai
permukaan membrane timpani dapat terlihat. Tarik ke superior-dorso-lateral dan
mendorong tragus ke anterior dengan menggunakan jari telunjuk
• Cari, apakah ada
• stenosis atau atresia meatal
• obstruksi yang disebabkan oleh secret
• jaringan ikat, benda asing,
• serumen obsturan, polip, jaringan granulasi, edema atau furunkel.
• Semua sumbatan ini sebaiknya disingkirkan/ dibersihkan jika mungkin agar
membran timpani dapat terlihat jelas.
• Pemeriksaan membrane timpani
• memperhatikan permukaan membrane timpani
• posisi membranewarna,
• ada tidaknya perforasi, refleks cahaya,
• struktur telinga tengah yang terlihat pada permukaan membrane seperti
manubrium mallei, prosesus brevis, plika maleolaris anterior dan posterior
TUNNING FORK TEST
(Tes Garputala)

 Satu set garputala terdiri dari 7 dengan frekwensi 128, 256, 512, 1024,
2048, 4096, 8192 Hz.
 Frekuensi 1024 : Batas nada tinggi dan rendah
 Manfaat : Dapat menetapkan KP / tidak. Bila KP dapat menetapkan
jenisnya (CHL / SNHL)
 Yang digunakan GT frekuensi 512 Hz
MODAL DASAR EVALUASI / TES PENDENGARAN
 Pendengaran pemeriksa harus normal
 Membandingkan air conduction (AC) dengan bone
conduction (BC)
 AC merupakan transmisi suara ke Telinga Dalam
secara alamiah yaitu melalui CAE & Telinga Tengah
 BC merupakan transmisi buatan melalui tulang
tengkorak.
 Tes AC menilai total system (konduksi & sensorineural)
 Tes BC hanya menilai sistem sensorineural saja
CARA TES:
1. Cara sederhana / dasar / umum :
 Membandingkan AC penderita dan pemeriksa
(normal) untuk berbagai frekuensi.
 Dapat diketahui normal / KP pd nada rendah /
tinggi / semua nada.
2. Cara modifikasi / pengembangan - khusus:
 Yang dipakai cukup satu garputala saja yaitu
frekuensi 512 Hz (paling optimal) .
 Ada bermacam-macam :
Utama : Rinne, Weber, Schwabach
Tambahan : Bing, Gele
TES WEBER
• Prinsip : Membandingkan BC pada kedua sisi telinga
• Cara : Tangkai GT ditempatkan di glabella  bila suara
GT terdengar lebih keras di satu sisi  ada lateralisasi.
• Evaluasi :
1. Tidak ada lateralisasi : ketajaman pendengaran kedua sisi
-sama  bisa : normal, CHL/SNHL/MHL bilateral sama
berat
2. Ada lateralisasi : - ipsilateral dengan CHL
- kontralateral dengan SNHL
TES WEBER
4. Prinsip Test Garpu tala

Weber : membandingkan konduksi tulang (BC) telinga kanan dengan kiri

penderita

Hasil :

Normal : tidak ada lateralisasi = suara terdengar sama di kedua telinga

CHL : suara terdengar ke arah telinga (lateralisasi) yang “sakit”

SNHL : suara terdengar ke arah telinga (lateralisasi ) “sehat”


TES RINNE
• Prinsip : membandingkan AC dan BC sesisi
• Cara : 1. Tangkai GT di procesus mastoideus
 tidak dengar lagi pindahkan GT
di depan aurikula (tes AC)
2. Dibalik
• Evaluasi : AC > BCRinne (+)  N/SNHL
AC < BCRinne (-)  CHL
TES RHINNE
1. Pilih Garpu tala 512 Hz

2. Getarkan dengan ujung jari atau siku

3. Lakukas tes Garpu Tala

4. Prinsip Test Garpu tala

Rhinne : membandingkan konduksi udara (AC )/ konduksi tulang (BC)

penderita

Rhinne + : normal : AC>BC atau SNHL

Rhinne - : CHL :AC < BC


TES SCHWABACH
• Prinsip : membandingkan BC penderita dan
pemeriksa (harus normal).
• Cara : 1. Tes BC pada pendrita  tidak dengar
lagi  pindah tes BC pemeriksa
2. Dibalik
• Evaluasi :
1. Penderita masih mendengar, pemeriksa tidak 
schwabach memanjang  CHL
2. Sebaliknya  schwabach memendek  SNHL.
3. sama-sama  schwabach normal  normal
TES SCWABAH
4. Prinsip Test Garpu tala

Scwabah : membandingkan konduksi tulang (Bc telinga pemeriksa dengan

penderita

Hasil :

Normal : sama antara pemeriksa dan penderita

CHL : memanjang : pemeriksa tidak mendengar, penderita mendengar

SNHL : memendek : pemeriksa mendengar, penderita tidak menengar

Note : pemeriksa : normal


No Macam Tes Normal CHL SNHL

1 Rinne + - +

2 Schwabach N memanjang memendek

3 Weber Lateralisasi Lat - ipsi Lat - kontra


(-)
UJI PENDENGARAN DGN ALAT ELEKTRO
AKUSTIK = AUDIOMETRI
Pemeriksaannya : Audiometri
Alatnya : Audiometer
Rekamannya : Audiogram

Jenis-jenisnya
1. Pure Tone Audiometry
2. Speech Audiometry
3. Impedance Audiometry
4. Bekesy Audiometry
5. BERA (Brainstem Evoked Respons Audiometry)
Audiogram nada murni :
• Adalah grafik perekam hasil audiometri (diagram
pencatat NA AC & BC)
• Terdiri :
1. Sumbu tegak (ordinat) untuk intensitas
(-10 s/d 110 dB)
2. Sumbu datar ( Axis) untuk frekuensi ada yang 6
frekuensi (250, 500, 1000, 2000, 4000, 8000 Hz)
Pencatatan yang disepakati sebagai berikut :
1. Kanan Kiri
AC Unmasked o x
Masked Δ ‫ם‬
BC Unmasked < >
Masked
2. Bila memakai warna : Kanan  merah
Kiri  Biru
3. Untuk grafik :
AC : garis tidak putus
BC : garis putus-putus
Interpretasi :

1. Derajat KP :

Pure tone average (PTA) dari AC test 500, 1000, 2000,


4000 Hz

2. Macam/ tipe KP :
Dari hubungan grafik AC & BC (AB Gap)

3. Pola/ konfigurasi KP :
Dari grafik AC seluruh frekuensi
Derajat :

 Ringan bila PTA : 20-40 dB

 Sedang bila PTA : 40-60 dB

 Berat bila PTA : 60-80 dB.

 Berat sekali bila PTA : > 80 dB.

CHL maksimal 60-70 dB (s/d derajat sedang)

SNHL bisa dari ringan s/d berat sekali).


Jenis :

• BC N & tidak ada AB GAP  normal

• BC N & ada AB GAP (> 10-15 dB)  CHL

• BC turun & AC turun, tidak ada AB GAP  SNHL

• BC turun & AC turun, ada AB GAP  MHL

NOTE : NA BC selalu sama/lebih baik daripada NA AC

Anda mungkin juga menyukai