Anda di halaman 1dari 43

KONSEP DASAR ASUHAN

KEHAMILAN
INTAN SARI
PENGERTIAN
• Konsep adalah suatu medium yang menghubungkan subjek
dan objek yang diketahui, pikiran, dan kenyataan.
• Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/
value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang/kelompok.
• Filosofi kebidanan adalah keyakinan dan pandangan hidup
bidan, yang digunakan sebagai kerangka berfikir bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
• Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang
dianut bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa
kehamilan.
FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN
1. Kehamilan merupakan proses yg alamiah
suatu penyakit
2. Asuhan kehamilan mengutamakan
kesinambungan pelayanan
3. Pelayanan yg terpusat pd wanita (women
centered)serta keluarga (family centered)
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu
hamil
5. Asuhan kebidanan berfokus pd pencegahan.
FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN
6. Sbg profesi bidan hrs mpy pandangan hidup
yg sll mengutamakan perikemanusiaan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
7. Perempuan hrs diberdayakan dlm mengambil
keputusan
8. Fungsi utama profesi bidan, sll mengupayakan
kesehakteraan ibu dan bayinya
9. Setiap perempuan adlh pribadi yg unik
10. Ibu hamil berhak memperoleh pelayanan
kebidanan yg aman dan sehat
Tujuan Asuhan Kehamilan

a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik serta


mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi,
kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan melakukan penatalaksanaan
komplikasi medis, bedah atau obstetric selama
kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan
menghadapi komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak secara
fisik, psikologis, dan sosial
Lingkup Asuhan Kehamilan
a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan
serta menganalisa setiap kunjungan.
b. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan
lengkap
c. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus
uteri ( TFU ), posisi, presentasi, dan penurunan janin.
d. Melakukan penilaian pelviks, ukuran dan struktur panggul
e. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut
jantung
f. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir ( HPL )
Lingkup Asuhan Kehamilan
g. Mengkaji status gizi dengan pertumbuhan janin serta kenaikan
berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
h. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana
menghubungi bidan.
i. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,
hiperemesis gravidarium tingkat I, abortus iminens, dan
preeclampsia ringan.
j. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan kehamilan.
k. Mengidentifikasikan penyakit dan resiko pada kehamilan dan
penanganannya terhadap rujukan.
l. Memberikan bimbingan pendidikan kesehatan dan persiapan
persalinan.
Prinsip Asuhan Kehamilan

1. Kelahiran adalah suatu proses yang


normal
2. Pemberdayaan
3. Otonomi
4. Tidak membahayakan
5. Tanggung Jawab
Sejarah Asuhan
Kehamilan
Intan Sari, S.Si.T,
M.Kes
Zaman dahulu persalinan dan wanita
menstruasi dianggap kotor dan
menjijikan sehingga cara-cara
persalinan terkesan tidak manusiawi
Perkembangan Pelayanan Kebidanan
(1700-1800)
Willian Smellie dari Scotlandia (1677-1673)
mengembangkan forceps dengan kurva pelvic seperti
kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran
konjungata diagonalis dalam pelvimetri. Menggambarkan
metodenya tentang persalinan lahirnya kepala pada
persentasi bokong dan penanganan resusitasi bayi
aspiksia dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah
metal kateler.
Perkembangan Pelayanan Kebidanan (1800-2000)
• Pada tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada sejenis
gandung hitam, diketahui efektif dalam mengatasi pendarahan
postpartum yang merupakan permulaan pengguguran.
• Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818-1865)
memperkenalkan tentang cuci tangan yang bersih mengacu pada
pengendalian sepsis puerperium.
• James Young simpson dan Edenburgh, scotlandia (1811-1870)
memperkenalkan dan menggunakan anastesi umum,
• James Blundell, tahun 1824 dari inggris yang menjadi orang pertama
berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunkan
transfuse darah.
• Jean lubmean dari Perancis ( orang kepercayaan Rene Laenec,
penemu stetoskop pada tahun 1819 ) pertama kali menggunakan
stetoskop untuk mendengar bunyi jantung janin
Perkembangan Pelayanan Kebidanan (1800-2000)
• Jhon Charles Weaven dari inggris (1811-1859) pada tahun 1843,
melakukan test urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan adanya
eklamsia.
• Adolf Pinard dari Perancis (1844-1934) pada tahun 1878,
mengumumkan kerjanya pada palpasi abdominal.
• Carl Crede dari Jerman (1819-1892) menggambarkan metodanya
stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan
plasenta.
• Juduig Badl, dokter obstetric dari Jerman (1842-1992), pada tahun
1875, menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada
pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam
persalinan macet atau sulit.
• Daunce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan
penggunaan incubator dalam perawatan bayi prematur.
Refocusing Asuhan Kehamilan

Refocusing asuhan kehamilan


adalah asuhan yang diberikan pada
ibu hamil dengan hal-hal yang
terfokus pada kebutuhan ibu
sehingga bermanfaat untuk
menurunkan angka kesakitan,
kematian ibu dan bayi baru lahir.
Tujuan Refocusing Asuhan
Kehamilan
1. Memberikan kajian singkat tentang
perkembangan terbaru tentang efektifitas asuhan
antenatal
2. Mengidentifikasi praktik-praktik asuhan antenatal
yang terbaik
3. Mengidentifikasi praktik-praktik yang tidak lagi
direkomendasikan
4. Mengajukan langkah-langkah selanjutnya untuk
menerapkan asuhan antenatal yang berdasarkan
bukti klinik ( evidence based )
Tujuan Refocusing Asuhan
Kehamilan
5. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan
mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan
mengenai gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran
bayi.
6. Mendekteksi dan menatalaksana komplikasi medis,
bedah ataupun obstetric selama kehamilan
7. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana
kesiagaan menghadapi komplikasi.
8. Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses,
menjalankan puerperium normal, merawat anak secara
fisik, psikologis dan sosial.
Meningkatkan Efektifitas Asuhan Antenatal
• Asuhan Antenatal yg efektif adalah :
1. Asuhan yg diberikan oleh petugas yg terampil scr
berkesinambungan
2. Persiapan persalinan dan potensi komplikasi
3. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan
penyakit tetanus toksoid, suplemen gizi, konsumsi
alkohol dan tembakau dll.
4. Deteksi penyakit dan melakukan perawatan
5. Deteksi dan penatalaksanaan komplikasi secara dini.
Intervensi terarah akan memberikan Asuhan ANC tradisional
kerangka acuan ANC yg efektif

1. Deteksi penyakit 1. Berasal dari mode yg


2. Konseling dan promosi dikembangkan di eropa pd
kesehatan awal abad ini
3. Persiapan persalinan 2. Lebih mengarah pd ritual
drpd rasional
4. Kesiagaan menghadapi
komplikasi 3. Penekanan pd kunjungan
adalah frekuensi dan
jumlah drpd unsur yg
mengarah pd tujuan
esensial.
Mempersiapkan kelahiran normal dg
1. Petugas kesehatan yg terampil
2. Tempat persalinan yang memadai dg
peralatan medis yg lengkap
3. Biaya persalinan yg cukup
4. Makanan dg nutrisi yg seimbang
5. Peralatan lain yg diperlukan dg persalinan
Kesiapan menghadapi komplikasi dg
:
a. Melakukan deteksi dini
b. Menetapkan orang yg akan
membuat keputusan
c. Persiapan biaya gawat darurat
d. Komunikasi
e. Transportasi
f. Donor darah
Mengadakan penyuluhan
mengenai :
a. Tanda – tanda bahaya dlm
kehamilan
b. Nutrisi atau makan dg gizi seimbang
c. Keluarga berencana
d. ASI (IMD, ASI Eksklusif)
e. HIV (penularan dari ibu ke anak)
f. Kesadaran ibu untuk mengadakan
konseling
Asuhan antenatal dg praktik-praktik terbaik
sbg berikut :
Yg tidak direkomendasikan adlh : Yg direkomendasikan adlh :
• Melakukan byk kunjungan • Kunjungan antenatal terfokus
rutin oleh nakes terampil
• Perencanaan persiapan kelahiran
• Pendekatan resiko tinggi & kesiapan menghadapi
• Penilaian rutin (TB, Posisi komplikasi
Janin, Edema Pergelangan • Penyuluhan mengenai KB, ASI,
kaki) tanda-tanda bahaya, HIV.
• Deteksi & penatalaksanaan
kondisi dan komplikasi yg dialami.
• Tetanus toksoid
• Zat besi dan asam folat
Standar Asuhan Kehamilan
Berdasarkan standar pelayanan antenatal, terdapat 6 standar
sbb :
a.Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
b.Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
c.Standar 5 : Palpasi abdominal
d.Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
e.Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
f.Standar 8 : Persiapan persalinan
Pelayanan Antenatal Terpadu

Intan Sari, S.Si.T, M.Kes


Pelayanan Antenatal Terpadu dan berkualitas
secara keseluruhan meliputi hal-hal sbb :
• Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi
agar kehamilan berlangsung sehat;
• Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyakit/
komplikasi kehamilan
• Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;
• Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.
• Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan.
• Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam
menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan
dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi.
TENAGA PROFESIONAL
ASUHAN KEHAMILAN

Intan Sari, S.Si.T, M.Kes


Pengertian
• Bidan merupakan suatu profesi yang
profesional, dimana seorang bidan
bisa menjalankan pekerjaannya jika
telah menyelesaikan program
pendidikan kebidanan, yang diakui
negara tempatnya berada, dan
memenuhi kualifikasi yang
diperlukan untuk dapat terdaftar dan
/ atau izin resmi untuk melakukan
praktik kebidanan.
Ciri – Ciri Tenaga Profesional
• Terikat dengan pekerjaan seumur hidup.
• Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan
sebagai landasan pemilihan kariernya dan
mempunyai komitmen seumur hidup.
• Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan
keterampilan khusus melalui pendidikan dan
pelatihan.
• Mengambil keputusan demi kliennya,
berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori.
• Berorientasi pada pelayanan menggunakan
keahlian demi kebutuhan klien.
Ciri – Ciri Tenaga Profesional
• Pelayanan yang diberikan kepada klien
berdasarkan kebutuhan objektif klien.
• Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien
mempunyai otomi dalam mempertahankan
tindakan.
• Membentuk / mengikuti perkumpulan
profesi mentaati peraturan untuk profesi.
• Mempunyai kekuatan status dalam bidang
keahliannya, pengetahuan mereka dianggap
khusus.
• Tidak diperbolehkan mengadakan advertensi
klien.
Perilaku Etis Profesional
• Seorang bidan profesional harus memiliki
komitmen yang tinggi untuk memberikan
asuhan kebidanan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku yang etis
dalam praktik asuhan kebidanan.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai
dari pendidikan bidan dan berlanjut pada
forum atau kegiatan ilmiah baik formal
atau non formal dengan teman sejawat,
profesi lain maupun masyarakat.
Dalam membantu pemecahan masalah bidan
menggunakan dua pendekatan dalam asuhan
kebidanan, yaitu :
1). Pendekatan berdasarkan prinsip.
Menurut Beauchamp Childres, menyatakan ada 4
pendekatan prinsip dalam etika kesehatan, meliputi :
a. Adanya perhatian : tindakan sebaiknya mengarah sebagai
penghargaan terhadap kapasitas otomi setiap orang.
b. Tidak berbuat salah: menghindarkan diri dari perbuatan
kesalahan.
c. Dengan murah hati : memberikan sesuatu yang bermanfaat
dengan segala konsekuensinya.
d. Keadilan : menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang
dihadapi
lanjutan
2). Pendekatan berdasarkan asuhan
Bidan memandang asuhan sebagai dasar dan
kewajiban moral. Perspektif asuhan
memberikan arah dengan cara bagaimana
bidan dapat berbagi waktu untuk duduk
bersama dengan pasien atau sejawat,
merupakan suatu kebahagian bila didasari
etika.
Bidan dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan harus bersikap etis profesional
dengan :
• Bekerja sesuai standar
• Melaksanakan advokasi
• Menjamin keselamatan pasien
• Menghormati terhadap hak – hak pasien
Ada beberapa unsur pelayanan
profesional, yaitu :
• Pelayanan yang berlandaskan sikap dan
kemampuan profesional.
• Ditujukan untuk kepentingan yang
menerima
• Pelayanan yang diberikan serasi dengan
pandangan dan keyakinan profesi
• Memberikan perlindungan bagi anggota
profesi.
Bidan harus menampilkan perilaku
profesional :
• Bertindak sesuai dengan keahliannya dan
didukung oleh pengetahuan dan
pengalaman serta keterampilan.
• Bermoral tinggi
• Berlaku jujur
• Tidak melakukan tindakan coba-coba
• Tidak memberikan janji yang berlebihan
• Tidak melakukan tindakan- tindakan yang
semata-mata didorong oleh pertimbangan
komersial.
lanjutan
• Memegang teguh etika profesi
• Mengenali batas-batas kemampuan
• Menyadari ketentuan hukum yang
membatasi geraknya. Dengan mengikuti
pendidikan kebidanan maka seorang bidan
terus dilatih dan dituntut untuk mampu
serta menguasai kompetensi yang
dibutuhkan dalam bidang pekerjaannya.
Dari situlah maka ilmu yang diperoleh
akan diaplikasinya secara terus-menerus,
terutama ketika terjun langsung di
masyarakat. Hal inilah yang menjadikan
bidan semakin ahli dalam bidangnya.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam
Asuhan Kehamilan
1. Peran Bidan
a. Bidan sebagai pelaksana, meliputi :
1). Tugas Mandiri
2) .Tugas Kolaborasi
3) .Tugas Rujukan
b. Bidan sebagai pengelola
c. Bidan sebagai pendidik
d. Bidan sebagai peneliti
e. Bidan sebagai pemberdaya
f. Sebagai penasihat yang baik dan pembela pasiennya
g. Sebagai perencana
2. Tanggungjawab bidan
• Bidan wajib memiliki pengetahuan dan
keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan
masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari
asuhan kebidanan kehamilan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya, untuk wanita, janin dan
keluarganya.
• Bidan wajib memberikan asuhan kehamilan yang
bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap
terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan
kehidupan keluarga dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat,
perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi
orang tua.
lanjutan
• Bidan wajib memberikan asuhan antenatal
bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi :
deteksi dini, penyakit atau rujukan dari
komplikasi tertentu.
• Bidan wajib memberikan asuhan antenatal
bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan,
memimpin selama persalinan yang bersih dan
aman, menangani kegawatdaruratan tertentu
untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir.
ISSUE TERKINI DALAM ASUHAN KEHAMILAN
a. Keterlibatan klien dalam perawatan diri
sendiri (self care)
b. ANC pada usia kehamilan lebih dini
c. Praktik yang berdasarkan bukti (evidence-
based practice)
EVIDENCE BASED DALAM PRAKTIK KEHAMILAN

• Praktik berbasis riset dalam kebidanan telah lama


dianggap sebagai alat untuk memastikan bahwa
perawatan yang berkualitas sudah diberikan.
• Praktik yang berbasis bukti dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi
• Praktik yang berbasis bukti menjadi cara utama
“pengaturan klinis“ untuk memperbaiki kualitas
asuhan kebidanan. Hal ini akan menghasilkan
asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan
intervensi.
• Menurut maternal neonatal health asuhan
antenatal care merupakan prosedur rutin yang
dilakukan petugas kesehatan dalam membina
suatu hubungan dalam proses pelayanan pada
ibu hamil untuk persiapan persalinannya.
Lanjutan
• Untuk meningkatkan efektitifitas asuhan antenatal perlu
memahami mengenai tujuan asuhan antenatal.
• Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan
antenatal adalah melakukan screaning untuk memprediksi suatu
penyakit. Pendekatan risiko mempunyai prediksi yang lebih buruk.
• Setiap wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami
komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu
bersalin yang berkualitas.
• Wanita yang biasanya digolongkan dalam risiko rendah tetapi
justru mengalami komplikasi.
• Pendekatan risiko bukan merupakan stategi yang efisien ataupun
efektif untuk menurunkan angka mortalitas ibu sehingga
dianjurkan untuk memberikan kerangka asuhan antenatal yang
efektif, meliputi
• Deteksi dini penyakit
• Konseling dan promosi kesehatan
• Persiapan persalinan
• Kesiagaan menghadapi komplikasi ( birth preparedness,
complication readiness ).

Anda mungkin juga menyukai