Anda di halaman 1dari 10

BATUAN SEDIMEN

KARBONATAN

FAJAR MULYAWAN
1032011028
TEKNIK PERTAMBANGAN
A. PENGERTIAN
Batuan sedimen karbonat merupakan batuan dengan
kandungan material karbonat lebih dari 50 % yang
tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan
atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung. Secara
umum batuan karbonat ini mengandung fase primer,
sekunder dan butiran reworked. Fase primer ini
merupakan mineral presipitasi yang dihasilkan oleh
organisme, sementara mineral karbonat sekunder
dihasilkan oleh presipitasi alami non organik yang  terjadi
saat proses diagenesis berlangsung. Material reworked ini
sama dengan mekanisme yang terjadi pada batuan terigen
klastik yaitu hasil abrasi pelapukan batuan.
B. KOMPONEN PENYUSUN BATUAN SEDIMEN KARBONAT

•Skeletal Grain
Merupakan butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri
dari seluruh mikrofosil, butiran fosil ataupun pecahan dari fosil-fosil
makro. Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai
dalam batu gamping.

•Non Skeletal Grain


Merupakan komponen yang bukan berasal dari tubuh fosil atau
murni hasil presipitasi, terdiri atas ooid dan pisoid, peloid, pellet serta
aggregat dan intraklast.
• Micrite
Merupakan matriks yang biasanya berwarna gelap. Pada
batugamping hadir sebagai butir yang sangat halus. Micrite
memiliki ukuran butir kurang dari 4 mikrometer. Micrite dapat
mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mosaik mikrospar
yang kasar.

• Semen Parit
Merupakan material halus yang menjadi pengikat antar butir
dan mengisi rongga pori yang terendapkan setelah fragmen dan
matriks. Semen dapat berupa kalsit, silika, sulfat atau oksida besi.
C.Tekstur Batuan Sedimen Karbonat
Ada 3 unsur yang mempengaruhi tekstur batuan
sedimen karbonat yaitu grain, massa dasar (matriks)
dan semen.
D. Sortasi/pemilahan
Seperti halnya dalam batupasir derajat sortasi dalam
batuan karbonat merupakan fungsi dari “mean grain
size”. Sebagai contohnya adalah dalam suatu kasus
sebagai berikut; bila semua material karbonat disusun
oleh fosil, jadi hanya satu sifat saja, maka sortasi akan
bagus. Dan sebaliknya apabila material karbonat
umunya disusun oleh sebagaian fosil dan semen maka
sortasinya buruk.
E. Rounding/kebundaran
Proses pembundaran di hasilkan oleh banyak factor yang kompleks dan
salah satunya adalah fosil yang merupakan indicator yang bagus untuk
menentukan daya abrasi.
Contoh ooid dan pellet sejak semula berada dalam keadaan bulat hingga
tidak dapat dipakai untuk menghitung dalam evaluasi pembundaran oleh
abrasi dalam suatu contoh batuan. Interklast pada umumnya mempunyai
sifat amat lemah hingga akan cepat menjadi bundar, hal ini juga tidak dapat
dipakai untuk mengadakan evaluasi pembundaran oleh abrasi. 
Dalam butiran yang sebagian besar mengandung ooid, pellet, atau
interklast, proses pembundaran dari setiap asosiasi fosil dapat dipakai
sebagai indicator dari tingkat keefektifan proses abrasi dari suatu
lingkungan pengendapan. Akan tetapi juga akan dijumpai banyak
kesukaran yaitu dalam mengevaluasi pembundaran dari proses abrasi
karena banyak diantara fosil tersebut mempunyai bentuk yang membulat
seperti ecninodermata dan foraminifera. Kemungkinan proses
pembundaran dari cangkang-cangkang hanya akan terjadi di daerah pantai
karena di daerah pantai inilah terjadi proses pembundaran yang efektif oleh
aktifitas gelombang.
Klasifikasi Batuan Sedimen Karbonat
 Klasifikasi Dunham (1962) didasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping.
Karena menurut Dunham, dalam sayatan tipis, tekstur deposisional merupakan
aspek yang tetap. Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil Dunham
(1962) berbeda dengan Folk (1959).
 Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah
fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud supported diinterpretasikan terbentuk
pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya
terbentuk pada lingkungan yang berarus tenang. Sebaliknya Dunham
berpendapat bahwa batuan dengan fabrik grain supported terbentuk pada energi
gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran yang dapat mengendap.
 Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10 %) di dalam matriks
lumpur karbonat disebut mudstone, dan bila mudstone tersebut mengandung
butiran tidak saling bersinggungan disebut wackestone. Lain halnya bila antar
butirannya saling bersinggungan disebut packstone atau grainstone; packstone
mempunyai tekstur grain-supported dan biasanya memiliki matriks mud.
Dunham memakai istilah boundstone untuk batugamping dengan fabrik yang
mengindikasikan asal-usul komponennya yang direkatkan bersama selama
proses deposisi (misalnya : pengendapan lingkungan terumbu). Dalam hal ini
boundstone ekuivalen dengan istilah biolithite dari Folk.
 Klasifikasi Dunham (1962) memiliki kemudahan dan kesulitan.
Kemudahannya adalah tidak perlunya menentukan jenis butiran
dengan detail karena tidak menentukan dasar nama batuan.
Kelebihan yang lain dari klasifikasi ini adalah dapat dipakai
untuk menentukan tingkat diagenesis karena apabila sparit
dideskripsi maka hal ini bertujuan untuk menentukan tingkat
diagenesis.
 Kesulitan adalah di dalam sayatan petrografi, fabrik yang menjadi
dasar klasifikasi kadang tidak selalu terlihat jelas karena di dalam
sayatan hanya memberi kenampakan dua dimensi, oleh karena
itu harus dibayangkan bagaimana bentuk amensi batuannya agar
tidak salah dalam penafsirannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai