Anda di halaman 1dari 27

BUDAYA

ORGANISASI
M. AMBARDI
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SURAPATI
PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI

• Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai


perangkat sistem nila-inilai (values), keyakinan-
keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions),
atau norma-norma yang telah lama berlaku,
disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu
organisasi sebagai pedoman perilaku dan
pemecahan masalah-masalah organisasinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI BUDAYA ORGANISASI
1. Observed Behavioral Regularities (Keteraturan perilaku yang Diamati),
2. Norms (Norma), yakni berbagai perilaku yang ada,
3. Dominant values (Nilai Dominan)
4. Philosophy (Filosofi),
5. Rules (Aturan)
6. Organization climate (Iklim Organisasi),
Kekuatan yang mempengaruhi terciptanya
Budaya Organisasi
Terbentuknya Budaya Organisasi
Cara mempertahankan Budaya
Organisasi
KOMITMEN
ORGANISASI
M. AMBARDI
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SURAPATI
PENGERTIAN KOMITMEN ORGANISASI

• Komitment organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang


karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi
tersebut.
• Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan yang tinggi
berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu, sementara komitmen
organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut.
Dalam organisasi sekolah guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan
langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik
mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan
mempunyai komitmen yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.
Menurut Greenberg & Baron (2003:160)

• Komitmen organisasi adalah derajat dimana karyawan


terlibat dalam organisasinya dan berkinginan untuk
tetap menjadi anggotanya, dimana didalamnya
mengandung sikap kesetiaan dan kesediaan karyawan
untuk bekerja secara maksimal bagi organisasi tempat
karyawan tersebut bekerja.
Menurut Allen & Meyer

• Komitmen organisasi adalah kelekatan emosi,


identifikasi dan keterlibatan individu dengan
organisasi serta keinginan untuk tetap menjadi
anggota organisasi.
Menurut Steers & Porter (1983:442)

• Komitmen organisasi adalah suatu sikap dimana


individu mengidentifikasikan dirinya terhadap tujuan-
tujuan dan harapan-harapan organisasi tempat ia
bekerja serta berusaha menjaga keanggotaan dalam
organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi
tersebut.
ORGANISASI SEBAGAI KELOMPOK KECIL
• Organisasi sebagai suatu kelompok sosial memiliki karakteristik
antara lain, Walgito dalam Edy Sutrisno (2010: 296):
• 1) Interaksi Interaksi
• adalah saling mempengaruhi individu satu dengan yang lain, interaksi
dapat berlangsung secara fisik, verbal, non verbal, emosional dsb.
• 2) Tujuan
• Orang yang bergabung dalam kelompok memiliki beberapa tujuan. Tujuan
itu bisa karena dorongan intrinsik anggota dan bisa juga bersifat ekstrinsik
yaitu tujuan tidak bisa dicapai sendiri, melainkan harus dicapai secara
bersama-sama. Tujuan terakhir ini disebut common goals.
• 3) Struktur
• Setiap kelompok memiliki struktur, artinya didalam struktur itu terdapat peran,
norma dan hubungan antara anggota. Peran dari masing-masing anggota
kelompok akan tergantung kepada posisi atau kemampuan individu masing-
masing. Sedangkan norma merupakan ketentuan yang mengatur perilaku
anggota kelompok. Idealnya semua anggota kelompok menyadari adanya
ketentuan tersebut. Sementara itu hubungan antar anggota dalam organisasi
dilandasi oleh banyak hal, diantaranya adalah otoritas keterikatan.
• ) Groupness
• Adalah sekumpulan orang yang membentuk satu kesatuan, sehingga terjadilah
apa yang disebut unit, diantara anggota tidak saling lepas melainkan
interdependen. Sebagai suatu bentuk kelompok sosial organisasi juga memiliki
karakteristik tersebut.
TEORI TEORI DASAR KOMITMEN
• Menurut Moreland dalam Edy Sutrisno (2010: 298) ada beberapa teori
yang menjelaskan dasar-dasar motivasional munculnya komitmen
individu dalam organisasi yaitu: 1) Teori sosialisasi kelompok Menurut
teori ini baik kelompok maupun individu melakukan proses evaluasi
dalam hubungan bersama dan membandingkan dengan valuenya yang
selama ini berlagsung. Dalam evaluasi ini perubahan perasaan akan
berpengaruh terhadap komitmen yang dimiliki individu
• Teori pertukaran sosial
• Teori ini semula dikembangkan oleh Thibaut dan Kelley (1995)
• dalam perkembanganya mengalami berbagai perubahan. Ide dasar
teori ini sangat sederhana yaitu: a) Setiap hubungan akan
melibatkan pertimbangan untung dan rugi bagi partisipannya. b)
Dalam bagian besar suatu hubungan partisipan termotivasi untuk
memaksimalkan reward dan cost yang diakibatkan hubungan
tersebut. c) Orang dapat berpartisipasi dalam beberapa hubungan
secara simultan sehingga nilai relatif pada suatu hubungan juga
dipengaruhi oleh relationship yang sesuai dengan partisipan.
• Teori katagorisasi diri
• Teori ini semula dikembangkan oleh Turner
(1987) dan berkembang menjadi hubungan antar
kelompok. Teori ini membahas berbagai
fenomena kelompok seperti pembentukan
kelompok, konformitas, penyimpangan dalam
pengambilan keputusan dan kekompakan, teori
ini bisa dibawa kearah komitmen.
• Teori identitas
• Teori ini disampaikan oleh Stryker (1987)
• teori ini menawarkan perspektif lain pada komitmen dan
perannya dalam kelompok sosial. Pertama peran sosial
yang merupakan representasi dari suatu harapan tertentu
dari seseorang yang memiiki pengaruh yang kuat
terhadap perilaku. Kedua, peran sosial merupakan
representasi dari suatu harapan tertentu dari seseorang
bisa menjalankan suatu peran.
MEMBANGUN KOMITMEN ORGANISASI

• Dari konsep teori organisasi telah dijelaskan bahwa komitmen organisasi


merupakan hal yang penting bagi organisasi. Terutama untuk menjaga
kelangsungan dan pencapaian tujuan. Namun untuk memperoleh
komitmen yang tinggi diperlukan kondisi-kondisi yang memadai untuk
mencapainya. Dalam teori sosialisasi kelompok idealnya suatu organisasi
sudah menuntut komitmen organisasi sejak pertama kali masuk, sehingga
efisiensi biaya dapat ditekan.
• Katagorisasi merupakan proses yang timbul akibat dari
pemahaman diri ketika melihat fenomena sosial. Dari
pemahaman ini seorang bisa mengenali diri dan
lingkunganya dengan segala atribut dan sifat-sifatnya.
Bila perbedaan atribut ditonjolkan dalam organisasi,
maka konflik kelompok kecil akan terjadi dan
akibatnya komitmen organisasi menjadi rendah
• Dalam teori pertukaran sosial komitmen organisasi
akan bisa dicapai apabila yang diberikan organisasi
sesuai dengan apa yang dituntut anggotanya, dan
sebaliknya apabila yang diharapkan organisasi sesuai
dengan besarnya kontribusi anggota. Dengan prinsip ini
maka komitmen akan dicapai sejak awal rekruitmen
dan kontrak.
RUANG LINGKUP
RELATIONSHIP MARKETING
• Gronroos (2000) mendefinisikan relationship marketing sebagai aktivitas
menetapkan, menjaga, dan memperkuat hubungan dengan konsumen dan
partner lain, keuntungannya, sehingga tujuan dari kelompok-kelompok yang
terlibat terpenuhi. Berry (2002) mendefinisikan relationship marketing
sebagai upaya menarik, memelihara, dan keseluruhan pelayanan organisasi
dalam menjaga hubungan dengan pelanggan. Sedangkan menurut Kotler dan
Armstrong (2008), mendefinidikan relationship marketing sebagai proses
menciptakan, memelihara dan mengalihkan keunggulan, muatan nilai
hubungan antara pelanggan dan pemegang saham lainnya.
RUANG LINGKUP RELATIONSHIP MARKETING
DALAM MEMBANGUN KOMITMEN ORGANISASI

• Pengaruh komitmen terhadap relationship intention dikembangkan dari


penelitian Moorman et al., (2002) yang menyatakan bahwa pelanggan
yang komit dengan relationship dapat memiliki kecenderungan yang lebih
besar untuk ingin tetap menjalin hubungan dengan perusahaan karena
kebutuhan mereka untuk tinggal konsisten dengan komitmen mereka.
Komitmen pelanggan adalah bukti dari adanya emosi yang
menstranformasikan perilaku pembelian berulang menjadi suatu
relationship.
• Moorman et al., (2002) yang menyatakan bahwa komitmen sebagai
keinginan yang terus–menerus untuk memelihara hubungan yang bernilai.
Relationship yang bernilai berhubungan dengan keyakinan bahwa
komitmen relasional hanya ada ketika relationship dipertimbangkan
sebagai hal yang penting. Selain itu, keinginan yang terus menerus untuk
mempertahankan hubungan berhubungan dengan pandangan bahwa mitra
yang komit menginginkan relationship dapat berjalan terus-menerus dan
akan berusaha untuk mempertahankanny
MEMBANGUN KOMITMEN MELALUI
RELATIONSHIP MARKETING
• Winer (2004) berpendapat jika perusahaan dapat mengkombinasikan
kemampuan untuk merespon dan menyediakan permintaan pelanggan
dengan baik, serta melakukan hubungan yang lebih intensif dengan
pelanggan melalui peningkatan kualitas layanan pelanggan sesuai dengan
permintaan pelanggan maka perusahaan tersebut dapat mempertahankan
pelanggannya untuk jangka panjang.
• Winer (2004) menyatakan bahwa program relationship marketing terdiri
dari tiga program yaitu:
• a. Customer service
• Customer service adalah pelayanan tambahan yang diberikan untuk mendukung produk utama, juga merupakan
komponen penting dari customer satisfaction. Customer Service merupakan salah satu faktor yang 20 sangat penting
dalam setiap usaha baik dalam bidang jasa maupun barang. Customer service diperlukan untuk membina hubungan
jangka panjang dengan cara memberikan pelayanan tambahan sehingga membedakan produk perusahaan dengan produk
pesaing. Dengan memberikan pelayanan yang baik maka pelanggan akan datang kembali dan akan menjadi loyal.
• Winer (2004) juga menyebutkan bahwa service dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
• (1) Reactive service, dimana jika pelanggan punya masalah (misalnya product failure, pertanyaan seputar bill, product
return, dan lain-lain) pelanggan akan menghubungi perusahaan untuk menyelesaikannya,
• 2) proactiveservice adalah situasi dimana manajer dari sebuah perusahaan tidak lagi menunggu komplain dari pelanggan,
tetapi manajer yang memulai percakapan dengan pelanggan untuk menanyakan apakah pelanggan merasa puas, atau
apakah pelanggan mempunyai komplain terhadap perusahaan.
• b. Loyalty programs
• Loyalty programs adalah program promosi yang dirancang untuk membangun hubungan jangka
panjang yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan, kuncinya untuk
menciptakan pembelian yang terus menerus dari sebuah produk atau jasa tertentu (Lamb, 2003).
Winer (2004) mendefinisikan loyalty programs juga disebut frequency marketing sebagai
program yang mendorong repeat buying (pembelian ulang) melalui program formal dan
pendistribusian atau penyaluran keuntungan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
loyalty program diadakan 21 agar pelanggan melakukan pembelian berulang kali kepada
perusahaan sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Program loyalitas kini telah
banyak diterapkan oleh perusahaanperusahaan diseluruh dunia, program ini dilakukan agar
pembeli melakukan pembelian kembali dan menjadi pelanggan bagi perusahaan tersebut.
• c. Community building
• Community building ini dimaksudkan untuk membangun hubungan antara pelanggan
agar memberikan informasi atau saran dan untuk menciptakan suatu hubungan yang
baik antara pelanggan dengan perusahaan. Misalnya dengan memberikan websites
khusus untuk pelanggan yang ingin memberikan saran dan kritik, dimana dalam
websites tersebut pelanggan juga bisa melihat produk terbaru dari perusahaan itu. Hal
itu dilakukan dengan harapan akan ada hubungan yang baik antara pelanggan maka
akan terjadi ikatan emosional yang semakin baik dan hal ini akan membantu untuk
menciptakan ikatan yang semakin harmonis dengan pelanggan

Anda mungkin juga menyukai