Anda di halaman 1dari 30

COST BENEFIT ANALYSIS

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Untuk memahami, memutuskan dan akhirnya memilih sistem
proteksi terhadap bahaya kebakaran, maka perlu dikenali
terlebih dahulu bahaya-bahaya yang mungkin dihadapi yang
berkaitan dengan kebakaran maupun kerugian-kerugian yang
lain.

Adapun jenis resiko dalam dunia usaha adalah :


•Resiko terhadap perorangan atau harta benda misalnya resiko
kecelakaan, kebakaran, bencana alam dsb
•Resiko pemasaran
•Resiko keuangan
•Resiko produksi dan keuangan
•Resiko lingkungan
•dll
Analisa Biaya dan Manfaat
Di dalam memasang/pengadaan sarana/sistem proteksi kebakaran
atau program training/equipment perlu dipertimbangkan investasi
yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan.
Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya
yang dikeluarkan, maka sarana/sistem proteksi kebakaran
dikatakan tidak bernilai atau tidak layak.
Tehnik yang digunakan untuk menilai layak atau tidaknya
suatu sarana/sistem proteksi kebakaran adalah dengan
menggunakan tehnik analisis biaya/keuntungan (cost/benefit
analysis) atau disebut juga dengan analisis biaya/efektivitas
(cost/effectiveness analysis).
Analisa manfaat – biaya (benefit-cost analysis)
Analisa manfaat-biaya adalah suatu metode untuk membandingkan
konsekuensi-konsekuensi yang akan timbul pada investasi.
Langkah-langkah penting pada analisa manfaat-biaya adalah :
• Identifikasi manfaat dan biaya yang relevan
Identifikasi manfaat-biaya tergantung kepada proyek yang akan
dikerjakan. Jadi, dalam kasus fire prevention manfaat akan didasasrkan
pada kerugian akibat kebakaran dibandingkan dengan bila proyek tidak
dilakukan.
Kerugian akibat kebakaran dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu
langsung (direct) dan tak langsung (indirect). Kerugian langsung meliputi
property dan isinya, sementara kerugian tak langsung menyangkut non
material seperti nyawa manusia, gangguan usaha, kehilangan pangsa
pasar maupun kehilangan reputasi.
• Penghitungan manfaat dan biaya itu sendiri
Untuk menghitung kerugian langsung (direct loss)
biasanya menggunakan data statistik, baik
berdasarkan statistik secara nasional dari semua
industri atau data statistik dari jenis industri
tertentu
BUDGET PELAKSANAAN K3
• Rencana anggaran yang diperlukan untuk
mencapai tujuan K3 sesuai prioritas.
• Secara umum budget menunjukkan :
– Kegiatan yang akan dilakukan;
– Jumlah dana yang diperlukan;
– Asal dan perolehan sumber dana.

• Rencana anggaran disiapkan tahunan, dapat


juga kwartalan atau bulanan.
PERANAN OSH PROFESSIONAL
DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN

1. Menyusun kebutuhan anggaran sendiri


2. Memberikan masukan kpd Supervisor & Manager dalam
penyusunan budget K3
3. Bersama-sama dgn P2K3 menyeleksi dan menetapkan
prioritas kegiatan K3
4. Memberikan rekomendasi kemana pengeluaran K3 harus
dialokasikan
5. Menghitung ROI pelaksanaan K3
6. Menyediakan CBA utk pelaksanaan K3

RETURN ON INVESMENT OSH= Occ. Safety and Health


SIKLUS ANGGARAN
(The Budget Cycle)

1. Penyusunan rencana kerja tahunan oleh setiap unit


kerja/departemen
2. Penentuan resources yang diperlukan untuk penerapan
rencana
3. Penentuan biaya dari setiap resources
4. Penetapan dimana biaya akan dialokasikan
5. Proses persetujuan oleh budget committee
6. Persetujuan dan pelaksanaan anggaran untuk
dilaksanakan
7. Penyusunan laporan bulanan pelaksanaan kegiatan
JENIS-JENIS BIAYA K3
Accident Industrial hygiene Office and Supply Safety and health
investigation costs Assistance Expense OSH consultant cost
employees

Audit costs Inspection Cost Monitoring Safety and health


Equipment meeting

Cost relating to Devises for clearing Printing for OSH Safety and health
implementing the air of harmful related newsletter related incentives
government substances and brochures
requirement

Job safety analysis Medical dispensary Printing and Safety and health
cost expenses duplicating training

Eye wash fountains Machine guards Office space for OSH Safety and health
staff staff salaries

Fire protection Machine design Personal protective Safety and health


expenditure equipment promotions
KENAPA DIPERLUKAN
COST BENEFIT ANALYSIS
1. K3 hanya sebagai OVERHEAD COST
2. OSH Professionals sulit meyakinkan Management bhw kebijakan dan
prosedur K3 sangat bermanfaat
3. Manager Produksi sering melihat K3 tidak ada kaitannya dengan
profit, hanya Kuncinya, harus berbicara dalam menambah biaya
produksi
4. Bahasa bisnis : MONEY
5. Jelaskan : Cost of poor OSH habits and Savings of good OSH habits
6. Tunjukkan pilihan : biaya preventif atau reaktif
7. Cara untuk menjelaskannya : menghitung Cost Benefit Analysis
dalam pelaksanaan K3
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3
• LANGKAH 1 :
– Tunjukkan alasan yang spesifik, misalnya : terhadap
rekomendasi penyelenggaraan TRAINING atau
pengadaan EQUIPMENT :
• Jenis cidera atau kerusakan yang akan dicegah
• Berapa banyak kasus kecelakaan yang telah terjadi
pada tahun lalu
• Tunjukkan data bahwa solusi ini akan membantu
mencegah jenis kecelakaan diatas
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3

• LANGKAH 2 :
– Tetapkan biaya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan K3 pd Langkah 1 :
• Semua Biaya termsk : harga pembelian, biaya
pemasangan, jam kerja dan upah yang
diperlukan untuk melatih bagaimana cara
menggunakannya dll.
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3
• LANGKAH 3 :
– Lakukan Perkiraan/Estimasi Biaya untuk
satu kasus kecelakaan :
• Biaya Langsung (Direct Cost) :
– Medical Cost
– Medical and Workers’ Compensation
– Legal Cost
– Time and Material Cost to repair equipment or tools
• Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) :
– Hiring and training, Lost time by others helping, watching or
talking about accident.
– Machine or equipment down time
– Cost of overtime etc
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3

• LANGKAH 4 :
– Bandingkan :

Biaya yang telah ditetapkan pada LANGKAH 2 dan


Perkiraan/Estimasi Biaya pada LANGKAH 3

( langkah 2 : langkah 3 = Cost of OSH : Cost of Accident )


COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3
• LANGKAH 5 :
– Tetapkan berapa banyak kecelakaan yang
dapat dicegah dengan biaya yang disediakan
untuk penyelenggaraan Training dan
pengadaan Equipment :
• Kemungkinan I :
– Langkah 3 > Langkah 2 Tentukan pilihan
program training/equipment
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3
• LANGKAH 6 :
Kemungkinan akan disetujui penyelenggaraan
pelatihan dan pengadaan equipment, lakukan
hal sbb. :
• Cari Informasi tentang Peralatan K3
• Kontak Lembaga Pelatihan K3
• Pelajari program perusahaan yang lain
• Buat jaringan kerja dengan OSH professional yang
lain
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3
• LANGKAH 7 :
– Hitung jumlah potensi kecelakaan yang
dapat dicegah
– Hasil perkalian jlh rata-rata kecelakaan per tahun
(langkah 1) dgn kemungkinan kecelakaan yg dapat
dicegah (langkah 6)
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3
• LANGKAH 8 :
– Hitung potensi loss yang dapat dicegah pada
tahun pertama
– Hasil perkalian cost of accident (langkah 3) dgn
jlh potensi kecelakaan yg dapat dicegah
(langkah 7)
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3

• LANGKAH 9 :
– Tetapkan Profit Margin Perusahaan (dapat
diperoleh dari Finance Dept.)
COST BENEFIT ANALYSIS
DALAM PELAKSANAAN K3
• LANGKAH 10 :
– Tentukan jumlah product yang dihasilkan
untuk menutupi kerugian :
• Hitung : (dibagi)
– Langkah 8 : Langkah 9
KONTRIBUSI KEBIJAKAN K3 TERHADAP
KINERJA USAHA

• Dukungan Pengembagan • Mengakui bhw


SDM pengembangan budaya K3
• Meminimumkan Kerugian diperlukan untuk
pengendalian bahaya/risiko
Finansial
• Menjamin pendekatan yg
• Mengakui bhw Kecelakaan, sistematik dlm pengendalian
PAK dan insiden lainnya di bahaya/risiko dan alokasi
tempat kerja adalah hasil sumber daya
dari kegagalan didalam • Dukungan inisiatif utk
manajemen kontrol mempertahankan dan
meningkatkan kualitas dalam
bentuk perbaikan terus
menerus
PERAN K3
DALAM PERUSAHAAN

• Sebagai LOSS CONTROL untuk • Sebagai ADVISORY BODY terhadap


mengendalikan kerugian atau unit usaha/karyawan dalam
inefisiensi penerapan K3

• Sebagai COMPLIANCE AGENT • Sebagai MANAGEMENT TOOLS


untuk meyakinkan terpenuhinya dalam menjalankan fungsi
norma2 dan peraturan K3 dalam kontrolnya dalam aspek K3
perusahaan
Contoh :
A memiliki kekayaan bernilai Rp 100 juta dan dihadapkan pada risiko
kebakaran. Jika kebakaran terjadi, kekayaan A akan berkurang menjadi Rp
10 juta. Probabilita terjadinya kebakaran adalah 50%.

Pertanyaaan:
Apakah A akan menghindari risiko kerugian karena kebakaran dengan
membeli proteksi ?

Expected Losses
Jika terjadi kebakaran, kerugian yang diderita adalah :
Rp 100 juta – Rp 10 juta = Rp 90 juta
50% X Rp 90 juta = Rp 45 juta

Fair Risk Premium


Harga proteksi murni yang wajar adalah harga yang mencerminkan
expected loss, yaitu Rp 45 juta.
Contoh :

Jika A tidak membeli proteksi, maka:


*Risiko kerugian karena kebakaran berada pada A
*Kekayaan yang dimiliki bisa tetap Rp 100 juta atau hanya menjadi Rp 10 juta jika
kebakaran terjadi. Oleh karena itu expected kekayaan adalah:
Probabilita kekayaan tanpa kebakaran + probabilita kekayaan setelah
kebakaran
= (0,5 X Rp 100 juta) + (0,5 X Rp 10 juta)
= Rp 55 juta ………….> masih bersifat tidak pasti ( uncertain)

Jika A membeli proteksi, maka:


•Risiko kerugian karena kebakaran hilang (risiko menjadi 0 )
•Kekayaan yang pasti dimilikinya menjadi:
Kekayaan tanpa kebakaran - proteksi dibayar
= Rp 100 juta – Rp 45 juta
= Rp 55 juta …………> bersifat pasti (certain)

Apakah A akan membeli proteksi atau tidak, tergantung dari bagaimana preferensi
A terhadap risiko. Keputusan yang akan diambil adalah keputusan yang
memberikan expected utility yang lebih tinggi.
Pelaksanaan pengendalian anggaran adalah sebagai berikut :
•Anggaran disetujui oleh seluruh bagian perusahaan
•Selama tahun anggaran, hasil actual dibandingkan dengan
anggaran. Penyimpanan anggaran diperiksa dan dilaporkan pada
tingkat manajemen yang lebih tinggi. Frekuensi perbandingan
antara actual dan anggaran tergantung pada kebutuhan
perusahaan.
•Tindakan perbaikan dilakukan setelah mengetahui sebab
terjadinya penyimpangan.
Tindakan perbaikan bisa dilakukan secara langsung atau tidak
langsung, yang bertujuan untuk menghilangkan penyimpangan
(variance). Contoh: Manajer yang memiliki jumlah pegawai
melebihi jumlah yang dianggarkan perlu menguranginya.
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan :
•Dalam menjalankan usahanya, perusahaan perlu
mempertimbangkan faktor-faktor resiko yang selalu dihadapi baik
menyangkut operasional perusahaannya sendiri maupun resiko
terhadap harta bendanya.
•Untuk mengetahui, mengenai dan memperlakukan resiko perlu
dilakukan manajemen resiko agar dapat mengantisipasi secara
benar dan seakurat mungkin.
•Sesudah mengetahui dan mengenal resiko, diperlukan pemilihan
strategi yang tepat untuk mengantisipasi.
•Diperlukan perhitungan yang cermat dalam menentukan
manfaat dan biaya yang harus dilakukan, agar keputusan yang
diambil dapat tepat guna dan tepat sasaran
Contoh kebutuhan untuk penambahan sistem proteksi kebakaran
Perhitungan Cost Benefit Analysis
Contoh kebutuhan untuk penambahan sistem proteksi kebakaran
Perhitungan Cost Benefit Analysis
Contoh Perhitungan Cost Benefit Analysis

Harga Total

Anda mungkin juga menyukai