Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN

DIVIDEN
Manajemen Keuangan II
I Ketut Yudana Adi, SE., MM
Nama Kelompok

NI MADE DWI SURYA RAHAYU


20192413021

NI PUTU EKA ASTITI PUTRI


20192413023

NI MADE MIA WULANDARI


20192413026

NI LUH MADE PUTRI CANDRA DEWI


20192413027
Pengertian Dividen

Dividen adalah hak para pemegang


saham yang merupakan bagian dari laba
bersih perusahaan dapat berupa kas,
saham, barang, surat berharga, dan
lainnya yang dibayarkan oleh badan
usaha berbentuk perseroan terbatas
pada setiap akhir periode sesuai dengan
persentase saham yang dimiliki para
pemegang saham.
Tujuan Dividen

Berikut adalah beberapa tujuan pembagian deviden :


1. Memaksimalkan kemakmuran bagi pemegang saham
2. Memperlihatkan likuiditas perusahaan
3. Investor memamdang risiko deviden lebih rendah
dibandingkan dengan risiko capital gain
4. Memenuhi kebutuhan pemegang saham sebagai
pendapatan tetap untuk kebutuhan konsumsi
5. Sebagai alat komunikasi antar manajer dengan para
pemegang saham.
Jenis – jenis Dividen
Dividen Tunai (Cash Dividend)

Dividen Saham (Stock Dividend)

Dividen Hutang (Scrip Dividen)

Dividen Interim (Interim Dividend)

Dividen Properti (Property Dividend)

Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)


1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Adalah metode pembayaran keuntungan secara tunai dan dikenai pajak hanya pada di tahun saat pengeluarannya.

2. Dividen Saham (Stock Dividend)


Adalah metode pembagian laba saham yang dilakukan melalui penambahan jumlah saham namun mengurangi nilai
setiap saham dengan tujuan untuk tidak mengubah kapitalitas pasar.

3. Dividen Properti (Property Dividend)


Adalah metode pembagian laba saham yang dibayarkan melalui bentuk aset seperti pada bisnis properti, namun
metode ini jarang digunakan dalam bisnis.

4. Dividen Interim (Interim Dividend)


Adalah pembagian laba saham yang diumumkan serta dibayarkan sebelum perusahaan selesai membukukan
keuntungan tahunan.

5. Dividen Hutang (Scrip Dividen)


Adalah pembagian laba saham kepada para pemegang saham dalam bentuk janji tertulis dimana perusahaan akan
membayarkan sejumlah kas di masa mendatang. Dividen scrip bisa berbentuk bunga atau tidak berbunga, dan bisa
diperjual belikan kepada para pemegang saham lainnya.

6. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)


Adalah pembagian laba saham yang dikeluarkan saat dewan direksi akan melakukan likuidasi bisnis dan
mengembalikan semua aset bersih yang tersisa kepada para pemegang saham dalam bentuk uang tunai.
Jenis Ukuran Dividen

Dividend per Share (Dividen per lembar saham)

Dividend Payout Ratio (Rasio Pembagian Dividen)

Dividend Yield (Tingkat Pendapatan Dividen)


Dividend per Share
(Dividen per Lembar Saham)
Dividen per lembar saham mencerminkan besar kecilnya
pendapatan dalam rupiah yang diperoleh oleh setiap lembar
saham.

Contoh:
Perusahaan ingin membagikan keuntungannya sebesar
Rp600 juta sebagai dividen. Jumlah lembar saham perusahaan yang beredar adalah sebesar 10 juta lembar. Maka
besar dividen per lembar saham perusahaan adalah
Dividend Payout Ratio
(Rasio Pembagian Dividen)
Ukuran besar kecilnya dividen yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan (rasio) antara
jumlah (bagian) keuntungan yang disediakan untuk dividen dengan jumlah seluruh keuntungan
yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu dan dinyatakan dalam presentase.

Jumlah dividen
D 𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜= ×100 %
J umlah Keuntungan
Contoh:
Laba yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 1 milyar, sedangkan jumlah dividen yang Semakin besar angka dividend payout
akan dibagikan adalah Rp 600 juta. Maka besar dividend payout ratio dari perusahaan ratio, maka semakin tinggi komitmen
tersebut adalah manajemen terhadap pembagian
dividen dibanding komitmen terhadap
pertumbuhan perusahaan melalui
pemanfaatan kembali keuntungan.
Dividend Yield
(Tingkat Pendapatan Dividen)
Ukuran besar kecilnya dividen yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara
dividen per lembar saham dengan harga pasar yang berlaku atas saham yang
bersangkutan dan dinyatakan dalam presentase.

Dividen per lembar saham


D 𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑= × 100 %
Harga per lembar saham
Contoh: Dividend yield mencerminkan tingkat
Dividen per lembar saham perusahaan adalah Rp 60 sedangkan harga pasar dari saham pendapatan atas investasi ke dalam
tersebut adalah Rp 1.000 per lembar. Maka dividend yield perusahaan tersebut adalah saham.
Dengan dividend yield sebesar 6%
berarti investasi ke dalam saham
perusahaan senilai Rp 1.000 akan
memperoleh pendapatan dividen
sebesar Rp 60 per periode.
Prosedur Pembagian Dividen

Declaration Date Cum Devidend Date

Date of Record

Ex Dividend Date Date of Payment


1. Declaration Date
Declaration date atau tanggal pengumuman adalah tanggal yang secara resmi diumumkan oleh
perusahaan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Cum Devidend Date


Cum dividend date adalah tanggal yang dimana semua pemegang saham perusahaan sampai batas
tanggal yang sudah ditentukan berhak untuk mendapatkan dividen.

3. Date of Record
Date of record adalah tanggal pencatatan para pemegang saham yang berhak untuk mendapatkan
dividen.

4. Ex Dividend Date
Ex dividend date adalah tanggal yang dimana para pemegang saham tidak lagi mendapatkan
pembayaran dividen.

5. Date of Payment
Date of payment adalah tanggal dilakukannya pembayaran dividen kepada para pemegang saham
yang berhak.
Pengertian Kebijakan
Dividen

Kebijakan dividen adalah kebijakan atau


keputusan yang berhubungan dengan berapa
banyak jumlah laba yang harus dibayarkan
kepada para pemegang saham dan berapa
banyak jumlah yang harus ditahan sebagai
tambahan modal perusahaan.
Teori Kebijakan Dividen

1. Dividen Irrelevance Theory 


2. The Bird in The Hand Theory
3. Tax Preference Theory
4. Signaling Theory
5. Residual Theory
6. Clientele Effect Theory
7. Agency Theory
8. Expectation Theory
9. Teori Stakeholder
1. Dividen Irrelevance Theory (Teori Ketidak Relevanan Deviden)
Dividen irrelevance theory di kemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani pada tahun
1961.Miller dan Modigliani berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh
pada nilai perusahaan. Yang dimana menurut Miller dan Modigliani nilai perusahaan hanya
ditentukan oleh profitabilitas asset perusahaan dan kompetensi manajemen perusahaan. Dalam
merumuskan teori ini mereka mengasumsikan suatu pasar yang sempurna, invsetor bersifat
rasional dan terdapat kepastian yang sempurna (perfect certainty).

2. The Bird in The Hand Theory


The bird in the hand theory menyatakan bahwa dividen mempunyai tingkat kepastian yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan capital gain. Berdasarkan teori ini, investor akan lebih memilih
dividen yang sudah pasti jumlah nominal nya daripada mengharapkan capital gain yang masih
mungkin berfluktuasi. Karena tingkat kepastian dari dividen lebih tinggi dibandingkan dengan
capital gain, maka investor akan cenderung membeli saham – saham yang akan membagikan
dividen. Semakin tinggi jumlah dividen yang dibagikan maka akan semakin tinggi juga minat
investor terhadap saham. Tingginya minat investor tersebut akan menyebabkan naik nya harga
saham. Sehingga, harga saham yang terjadi akan ditentukan oleh besar kecilnya dividen yang
dibagikan.
3. Tax Preference Theory
Tax preference theory ini menyatakan bahwa seorang investor menghendaki suatu perusahaan
untuk menahan laba setelah pajak dan digunakan untuk melakukan pembiayaan investasi daripada
dividen dalam bentuk kas. Sehingga perusahaan sebaiknya menentukan dividen payout ratio yang
rendah atau bahkan tidak membagi dividen. Hal tersebut dikarenakan dividen cenderung
dikenakan pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Dengan demikian investor
akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen yield yang tinggi.

4. Signaling Theory
Signaling theory menyatakan bahwa terdapat ketidak istimewa-an informasi yang terjadi antara
manajer dan investor. Berdasarkan teori ini, jika suatu perusahaan mengumumkan dividen yang
lebih tinggi daripada yang di-antisipasi pasar, maka hal tersebut akan diinterpretasikan sebagai
sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek kinerja keuangan di masa depan yang lebih baik
daripada yang diekspektasikan.

5. Residual Theory
Residual theory menyatakan bahwa pembayaran dividen dilakukan apabila perusahaan
mempunyai dana sisa setelah melakukan pembiayaan berbagai investasi yang memiliki Net Present
Value positif dengan memakai pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earnings). Artinya,
pembayaran dividen adalah prioritas terakhir bagi perusahaan.
6. Clientele Effect Theory
Clientele effect theory, menjelaskan bahwa kebijakan dividen ditujukan untuk dapat memenuhi
kebutuhan segmen investor tertentu.Hal tersebut karena setiap investor mempunyai preferensi
tersendiri terhadap imbal hasil yang mereka dapatkan.

7. Agency Theory
Agency theory ini menjelaskan bahwa dividen bisa dijadikan sebagai alat yang dapat digunakan
untuk meminimalisir biaya agensi.Dengan dilakukannya pembayaran dividen, maka manajer
harus mengeluarkan saham baru atau pun memakai utang baru untuk membiayai investasi.

8. Expectation Theory
Expectation theory menjelaskan bahwa para pemegang saham mempunyai harapan terhadap
setiap besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan.Harapan tersebut dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor internal perusahaan, misalnya seperti besarnya dividen yang dibayarkan
tahun lalu, keputusan investasi perusahaan, dan pendapatan perusahaan tahun ini.

9. Teori Stakeholder
Teori ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan mempunyai berbagai pihak yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan.Berbagai pihak tersebut bisa meliputi investor, dan berbagai
pihak non investor. Menurut teori ini, perusahaan mempunyai kontrak dengan stakeholdernya.
Jenis – Jenis Kebijakan Dividen

Kebijakan Dividen Stabil  Kebijakan Dividen Fleksibel

Kebijakan Dividen Rasio Tetap Kebijakan Dividen Residual

Kebijakan Dividen Rendah + Ekstra


1. Kebijakan Dividen Stabil
Jenis kebijakan dividen yang stabil adalah jumlah nominal dividen yang dibayarkan tetap
disetiap periodenya. Nominal pembayaran dividen tidak akan naik dan turun. Stabil diangka
yang sama. Alasan perusahaan yang melakukan kebijakan dividen stabil ini adalah untuk
menciptakan kesan terhadap pemegang saham (investor) bahwa pembayaran dividen yang
stabil mengindikasikan kinerja perusahaan juga stabil dari tahun ketahun. Walaupun
perusahaan secara akuntansi mengalami kerugian, pemegang saham akan tetap menerima
dividen dengan jumlah sama seperti tahun sebelumnya.

2. Kebijakan Dividen Rasio Tetap


Maksud dari kebijakan dividen rasio yang tetap adalah bahwa dividen dibagikan berdasarkan
rasio yang tetap disetiap periodenya. Besar kecil jumlah nominal dividen yang dibagikan tidak
sama dari tahun ketahun. Tergantung pada laba yang dihasilkan. Misalnya, apabila perusahaan
menetapkan dividen ratio sebesar 40 persen dari laba bersih yang dihasilkan. Maka setiap
tahun, dividen yang dibagikan sebesar 40 persen dari laba bersih perusahaan. Setiap tahun,
laba yang dihasilkan jumlahnya tentu berbeda beda. Kadang naik kadang turun. Maka jumlah
nomina dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan berbeda beda setiap tahunnya
yang diambilkan dari 40 persen dari laba yang dihasilkan
 3. Kebijakan Dividen Fleksibel
Pada tipe kebijakan dividen ini, besar kecil dividen yang dibayarkan setiap tahunnya akan
disesuaikan dengan kondisi finansial perusahaan. Setiap waktu perusahaan akan selalu mengalami
perubahan, baik kondisi internal maupun eksternal. Untuk itu, dividen yang dibagikan akan
mengikuti perkembangan kondisi perusahaan yang berbeda beda setiap tahunnya. Bahkan apabila
kondisi keuangan perusahaan dirasa tidak memungkinkan, maka dividen tidak akan dibayarkan.

4. Kebijakan Dividen Residual


Tipe kebijakan dividen residu adalah dividen dibayarkan hanya apabila ada laba yang tersisa
setelah perusahaan melakukan investasi. Apabila laba yang diinvestasikan kembali tidak tersisa,
maka tidak ada pembagian dividen. Jadi laba yang dihasilkan akan digunakan untuk investasi, baru
setelah investasi dilakukan dan ternyata masih ada sisa laba, maka sisa tersebut dibagikan dalam
bentuk dividen.

5. Kebijakan Dividen Rendah + Ekstra


Maksudnya adalah Kebijakan dividen yang dibayarkan secara rutin disetiap periode dengan jumlah
yang rendah.Ketika kondisi laba normal, dividen yang dibagikan akan tetap rendah. Namun
walaupun ditetapkan rendah, ketika perusahaan berhasil meraih laba yang tinggi, perusahaan akan
menambah "ekstra" dividen tersebut. Penambahan dividen ekstra ini biasanya akan direspon baik
oleh pasar dan harga saham perusahaan mengalami kenaikan.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen

1. Likuiditas Perusahaan

2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Kewajiban

3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

4. Peluang ke Pasar Modal

5. Batasan – Batasan dalam Kontrak Hutang


KESIMPULAN

Dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada


pemegang saham.
Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti
dalam membuat keputusan dividen (dibagikan/ditahan).
Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan
oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang
dikelola itu sendiri, maupun pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai