Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sistemik (SLE)
KELOMPOK 5 :
Wespa vika f. Matuan
Alfonsina daimboa
Etiana gaman
Definisi
Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah radang kronis yang
disebabkan oleh
penyakit autoimun (kekebalan tubuh) di mana sistem pertahanan
tubuh yang tidak
normal melawan jaringan tubuh sendiri. Antara jaringan tubuh dan
organ yang dapat
terkena adalah seperti kulit, jantung, paru-paru, ginjal, sendi, dan
sistem saraf.
Etiologi
Factor predisposisi :
- Factor genetic
- Factor Humoral
- Factor lingkungan
- Kontak dengan sinar matahari
- Infeksi virus/bakteri
- Obat golongan sulva
- Penghentian lehamilan
- Trauma psikis
Patogenesis
Lupus ditandai oleh peradangan kronis atau berulang mempengaruhi satu atau
lebih jaringan dalam hubungan dengan beberapa autoantibodi. Beberapa, seperti
anti – sel merah dan antibodi antiplatelet, jelas patogen,. Etiologi tetap misteri,
tetapi seperti dalam banyak penyakit kronis, tampaknya mungkin bahwa
penyakit ini dipicu oleh agen lingkungan dalam kecenderungan tiap individu
(Malleson, Pete; Tekano, Jenny. 2007). Yaitu :
2.Faktor eksogen
Klasifikasi
Kriteria
Hasil :
- Kemampuan aktivitas adekua
Mempertahankan nutrisi adekuat
Kesrimbangan aktivitas dan istrahat
Menggunakan energi konservasi
Mempertahankan interaksi sosial
Mengidentivikasi faktor fisik dan psikologis
yang menyebabkan kelelahan.
Mempertahankan kemampuan untuk konsentrasi.
Intervensi :
Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas (takikardi,
disritmai, dyspnea ,diaphoresis, pucat, tekanan hemodinamik dan
jumlah respirasi )
Monitor dan catat pola dan tidur pasien.
Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri selama bergerak dan
aktivitas.
Monitor intake nutrisi.
Monitor pemberian dan efek samping obat depresi.
Kolaborasi dengsan ahli gizi tentang cara meningkatkan intake
makanan tinggi.
Jelaskan pada pasien hubungan kelelahan dengan proses penyakit.
Catat aktivitas yang dapat meningkatkan relaksasi.
Tingkatkan pembatasan bed rest dan aktivitas.
Batasi stimulasi lingkungan untuk memfasilisasi relaksasi.
5. Dx. Kerusakan integritas kulit berhubungan devicit
imunologi.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24
jam kerusakan integritas kulit berkurang dengan
kriteria hasil :
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperature,hidrasi, pigmentasi).
Tidak ada luka atau lesi pada kulit.
Perfusi jaringan baik.
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
perawatan alami.
Menunjukan proses terjadi penyembuhan luka.
Intervensi :
Anjurkan pasien untuk menggunakan pasien yang longgar.
Hindari kerutan pada tempat tidur
Jaga kebersihan dan kering
Monitor kulit akan adanya kemerahan.
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali .
Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang tertekan.
Monitor status nutrisi pasien.
Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan.
Obsevasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik, warna cairan, granulasi,
jaringan netrotik, tanda infeksi lokal, formasi traktus.
Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka.
Kolaborasi ahli gizi, pemberian died TKT, vitamin , cegah kontaminas feses dan urin.
Lakukan teknik perawatan luka dengan steril.
Berikan tekanan pada luka.
Sekian dan Terimakasih