Anda di halaman 1dari 22

Curriculum Vitae

Nama : dr. AGUS SURYANTO,SpPD-KP, MARS, MH.


TT Lahir : Indramayu, 18 Agustus 1961
Alamat : Jl.Raya Beringin 205 Ngalian Semarang
Jabatan : Direktur SDM dan Pendidikan RSUP Dr.Kariadi 2010-1015
Direktur Umum dan Operasional RSUP Dr.Kariadi 2015 -2016
Direktur Utama RSUP Dr.Kariadi Semarang 2016 - 2020
Direktur utama RSUP Persahabatan Jakarta 2020 – 2021
Dokter Pendidik Klinik di RSUP Dr.Kariadi. 2021 - Sekarang
Organisasi : Ketua PERSI Jawa Tengah
Kompartemen Litbang PERSI Pusat
Ketua Kompartemen Fasilitas Kesehatan IKKESINDO
Pendidikan : Dokter lulus tahun 1988, Undip
Spesialis Penyakit Dalam lulus 1997, Undip
Konsultan Pulmonologi lulus 2006, Kolegium PAPDI
Magister Administrasi Rumah Sakit lulus 2013, UI
Magister Hukum (Kesehatan) lulus 2017, Untag Semarang
Pendidikan Jabatan : 1.Diklatpim Tingkat 2 lulus 2015 LAN RI
2.Program Pendidikan Reguler Anggatan 55 lulus 2016, LEMHANNAS RI
Akreditasi Fasilitas Kesehatan;
Antara Harapan & Kenyataan

Agus Suryanto
Ketua Kompartemen Fasilitas Kesehatan IKKESINDO
Pendahuluan
5 tahun terakhir Petumbuhan Faskes
semakin meningkat

Tuntutan masyarakat akan mutu


layanan faskes semakin meningkat

Persaingan Pelayanan kesehatan


semakin kompleks

Faskes perlu memiliki daya saing yang


tinggi
TANTANGAN TATAKELOLA PELAYANAN KESEHATAN

RI
4.0/5. Persain
Pandemi 0 gan
C-19
Bisnis

Obat dan SDM


alkes Kesehatan

Tuntutan Pajak,
Pemilik perijinan
Faskes faskes
Tatakelola
Faskes

Kebijakan Tuntutan
Faskes Mayarakat

Mutu
JKN, UHC
pelayanan

Klasifikasi
Pembiayaan
faskes dan
Kesehatan
rujukan
Agus Suryanto, 2021
Akses lebih mudah
Harapan Layanan yang berkualitas (curing, caring)
Masyarakat
Biaya kompetitif
Terhadap
Faskes Teknologi modern

Memiliki nilai tambah


Regulasi Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Primer

• Permenkes No. 71 tahun 2013 ttg Pelayanan Kesehatan pada JKN:


• Pasal 6 ayat 2:Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Fasilitas
KesehatanTingkat Pertama juga harus telah terakreditasi.
• Permenkes No. 9 tahun 2014 ttg Klinik:
• Pasal 38:1)Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinik, dilakukan akreditasi secara
berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.2)Setiap klinik yang telah memperoleh izin
operasional dan telah beroperasi paling sedikit 2 (dua) tahun wajib mengajukan
permohonan akreditas
• Permenkes No. 75 tahun 2014 ttg Puskesmas:
• Pasal 39 ayat 1:Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan,Puskesmas wajib
diakreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.
AKREDITASI : Audit eksternal untuk menilai
kesesuaian sistem pelayanan dan sistem
mutu dengan standar yang ditetapkan
Fungsi Akreditasi dalam Bisnis RS

• Quality Indicator
• Decision making
• Quality Improvement

PROSES
BISNIS RUMAH HARAPAN
STAKEHOLDES
SAKIT

Standar
Akreditasi
Agus Suryanto,2021
Akreditasi Dapat Dicapai

Komitmen

Pengetahuan

Konsistensi
STRATEGI MENCAPAI AKREDITASI FASKES

Pengetahuan
bersifat
kompetitif

Standar
Implementasi HASIL
Akreditasi

PUBLIC VELUES

Agus Suryanto, 2015


Proses Evaluasi
Akreditasi Faskes
Fokus Pada Pengalaman Pasien
Selama Dirawat
(Patient Tracer)
Dilakukan Secara Pro-Aktif &
Berkesinambungan

Meliputi
seluruh
bagian di
Faske Manajemen
Faskes Sistem
Pelayanan &
Perawatan
Harapan Terhadap Akreditasi Faskes
Fasilitas Kesehatan
• Institution’s Performance
• sustainable quality improvement.

Masyarakat
• Quality and safety assurance
• Public trust / values

Pengelola Faskes
• Penilaian kinerja
• Meningkatkan produktivitas
• Akuntabilitas
Kelulusan akreditasi tidak hanya memperoleh
“sertifikat/predikat” semata, akan tetapi
sebagai sebuah pengakuan terhadap proses
berkelanjutan dalam meningkatkan tata kelola
pelayanan kesehatan dan organisasi yang
bermutu bagi masyarakat demi mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Fakta Dan Isu :
• Jumlah FKTP and FKTL semakin bertambah secara signifikan
• Jumlah Faskes (FKTP dan FKTL) yang terakreditasi semakin meningkat
• Badan Akreditasi yang ada selama ini hanya KARS dan Komisi Akreditasi FKTP
• KARS sudah terakreditasi internasional
• Secara umum terdapat peningkatan mutu RS dan FKTP yang telah terakreditasi
• Pengelola RS dan FKTP dapat merasakan pentingnya akreditasi dalam
pengembangan bisnisnya
• Akreditasi menjadi kebanggaan institusi FKTP/FKTL (new branding)
• Akreditasi menjadi persaratan kerja sama dengan penjamin pelayanan Kesehatan
(BPJS) dan Asuransi lain
• Kini Terbuka peluang / kebijakan baru untuk berdirinya Badan Akreditasi Baru
Fakta Dan Isu :
• Masyarakat belum sepenuhnya merasakan perbedaan antara FKTP/FKTL
yang terakreditasi dan yang belum, bahkan yang sudah terakreditasi
internasional sekalipun.
• Masih terdapat faskes yang terakreditasi hanya sekedar memperoleh
setifikat
• Dalam proses penilaian akreditasi sering terjadi perbedaan persepsi antar
surveior
• Menjadi surveior akreditasi faskes sebagi jenjang karir kedua
• Terkesan KARS cenderung eksklusif, komisi akreditasi FKTP ?
• Terkesan biaya untuk mencapai akreditasi faskes mahal
• Monitoring pasca akreditasi, apakah cukup dg survey verifikasi ?
bagaimana peran Badan Pengawas Faskes atau Lembaga/institusi lain ?
Permasalahan dan Usulan Solusi
1. Akreditasi kurang berpengaruh terhadap budaya mutu Faskes

Masalah: Usulan solusi:


•Pengetahuan pengelola dan pemilik faskes thd •Seleksi / peningkatan kompetensi pengelola
fungsi akreditasi faskes
•Akreditasi hanya sebagai persyaratan / tujuan •Menyamakan visi dan misi antara pemilik dan
•Orientasi bisnis tertentu pengelola RS
•Faskes tidak memiliki daya saing di tempat •Gunakan pengetahuan dalam memahami dan
tertentu mengimplementasikan standar akreditasi
•Merubah paradigma akreditasi dari kewajiban /
persaratan menjadi kebutuhan untuk
meningkatkan mutu pelayanan
•Ada pemerataan pendirian faskes baru
terhadap kebutuhan masyarakat
2. Lembaga Akreditasi Faskes Tungal vs Multi
Masalah (Lembaga Tunggal)

• Cenderung eksklusif
• Tidak memiliki pilihan lain
• Biaya tidak kompetitif

Usulan solusi

• Bila tetap menggunakan satu Lembaga maka diperbaiki tatakelolanya dan


mengakomodasi usulan stakeholders, lebih inklusif.
• Bila multi Lembaga maka harus dijamin independensinya, terstandarisasi dan
standar akreditasi yang digunakan harus satu yang dikeluarkan oleh kemenkes RI.
• Surveior akreditasi harus memiliki kompetensi yang sama antar Lembaga
• Standar akreditasi lebih dititik beratkan pada pengukuran output / out came
Akreditasi Faskes mahal
Masalah
• Komponen biaya terbanyak dalam proses akreditasi adalah melengkapi sarpras,
pelatihan, bimbingan dll.
• Sebaran faskes yang jauh sehingga berpengaruh terhadap akomodasi dan
transportasi proses akreditasi
• Kesiapan faskes dalam menghadapi akreditasi terutama bila harus mengulang

Usulan Sosialisasi
• Penentuan biaya akreditasi harus terstandar
• Kelengkapan SDM,Sarpras dll seharusnya sudah sesuai dengan regulasi pada saat
ijin operasional (sudah selesai sebelum di akreditasi).
• Proses akreditasi lebih cenderung dilaksanakan secara online / virtual
Ringkasan
• Tantangan pengelolaan faskes semakin kompleks dan harus terakreditasi
untuk menjamin mutu pelayanan dan persaingan yang sehat antar faskes.
• Akreditasi merupakan audit eksternal untuk menilai kesesuaian sistem
pelayanan dan sistem mutu dengan standar yang ditetapkan
kesesuaian sistem pelayanan dan sistem mutu dengan standar yang
ditetapkan
• Agar terjadi persaingan yang sehat maka diperlukan badan akreditasi
lain selain KARS, dengan usulan setiap badan akreditasi harus
terstandarisasi, terjamin indepedensinya, standar akreditasi harus
sama dan penilaian lebih mengutamakan standar output /outcame.
• Penyelengaraan akreditasi faskes diutamakan dengan menggunakan
system online/virtual.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai