Anda di halaman 1dari 18

Komponen-Komponen

Pendidikan
&
Keterkaitan Antar
Komponen
Kelompok 5 :
Afinsya Rohadanil Aisy (215110600111012)
Diva Zulfadhila (215110600111016)
Gisha Ardelia Salsabila (215110601111001)
Moh. Heidar Hikmal Abrori (215110600111023)
Komponen-komponen Pendidikan
Komponen Dalam Pendidikan
Apa itu Komponen dalam pendidikan?
 
Menurut Prof. Dr. Noer Muhadjir, seorang dosen filsafat pendidikan di UNY mengatakan bahwa
komponen pendidikan dibagi menjadi 4 komponen yakni :
- Tujuan
- Subjek didik
- Pendidik
- Lingkungan

Menurut Aminuddin Rasyad yang merupakan dosen pendidikan dan psikologi dari IAIN Syarif
Hidayatullah menuturkan bahwa unsur unsur essensial pendidikan adalah
- Materi pendidikan - Alat pendidik
- Siswa dan pendidik - Lingkungan pendidik
- Tujuan pendidikan - Evaluasi pendidikan
Komponen-komponen Pendidikan
Komponen dalam pendidikan merupakan bagian bagian dalam pendidikan, yang
mana jika salah satu dari komponen ini tidak ada, maka akan berdampak pada
komponen yang lain, contoh paling mudah adalah jika tidak ada pendidik namun tidak
ada peserta didik, maka proses kegiatan mendidik tidak akan bisa berjalan, atau jika
tujuan pendidikan tidak ada, maka kegiatan mendidik akan sia sia, karena tujuan
pendidikan merupakan pondasi utama dalam komponen ini.

Tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan


terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan
yang normatif dan praktis. Sebagai ilmu pengetahuan normatif , ilmu pendidikan
merumuskan kaidah-kaidah; norma-norma dan atau ukuran tingkahlaku perbuatan
yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas
pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkam sistem-sistem norma
tingkah-laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung
oleh lembaga pendidikan danpendidik dalam suatu masyarakat (Syaifulah, 1981).
Komponen-komponen Pendidikan
Tujuan
Tujuan umum atau tujuan mutakhir pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau
pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkahlaku manusia akan
menjiwai tingkahlaku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan
manusia.
Urutan hirarkhis tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang
terjabar mulai dari
1) Cita-cita nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945),
2) Tujuan Pembangunan Nasional (dalam Sistem Pendidikan Nasional),
3) Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah),
4) Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajran atau kuliah),
5) Tujuan instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus.

Dengan demikian tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang dicapai


guru dalam pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang
bersumber dari falsafah hidup yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
Komponen-komponen Pendidikan
Peserta Didik

Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah
saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang
mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka
sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
Persoalan yang berhubungan dengan peserta didik terkait dengan sifat atau sikap
anak didik dikemukakan oleh Langeveld sebagai berikut :

Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak memiliki sifat
kodrat kekanak-kanakan yang berbdeda dengan sifat hakikat kedewasaan. Anak
memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan pertolongan dan bimbingan baik
jasmaniah maupun rohaniah. Sifat hakikat manusia dalam pendidikan ia
mengemukakan anak didik harus diakui sebagai makhluk individu dualitas, sosialitas
dan moralitas. Manusia sebagai mahluk yang harus dididik dan mendidik.
Komponen-komponen Pendidikan
Guru
Guru sebagai pendidik disekolah yang secara lagsung maupun tidak langsung
mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan.
Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratan-
persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan
pribadi didasrkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang
dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi)
terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan
yang ingin disampaikan maupun cara penyampainannya, dan memiliki filsafat
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Komponen-komponen Pendidikan

Interaksi Edukatif

Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen


Komponen pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan anak didik. Interaksi
Pendidik dengan anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik dalam interaksi tersebut mungkin berupa
Tindakan berdasarkan kewibawaan, tindakan berupa alat pendidikan, dan metode
pendidikan.
Komponen-komponen Pendidikan

Isi Pendidikan

Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/bahan yang biasanya
disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Isi pendidikan berkaitan dengan tujuan
pendidikan, dan berkaitan dengan manusia ideal yang dicita-citakan. Untuk mencapai
manusia yang ideal yang berkembang keseluruhan sosial, susila dan individu sebagai
hakikat manusia perlu diisi dengan bahan pendidikan. Macam-macam isi pendidikan
tersebut terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril, pendidikan estetis, pendidikan
sosial, pendidikan civic, pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan dan pendidikan
jasmani.
Komponen-komponen Pendidikan
Lingkungan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak
membatasi pendidikan pada sekolah saja. Lingkungan pendidikan dapat
dikelompokkan berdasarkan lingkungan kebudayaan yang terdiri dari lingkungan
kurtural ideologis, lingkungan sosial politis, lingkungan sosial anthropologis, lingkungan
sosial ekonomi, dan lingkungan iklim geographis. Ditinjau dari hubungan lingkungan
dengan manusia dapat dikelompokkan menjadi lingkungan yang tidak dapat diubah
dan lingkungan yang dapat diubah atau dipengaruhi, dan lingkungan yang secara
sadar dan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari sudut
tinjauan lain.
Keterkaitan Antar Komponen

Komponen-komponen
Sekolah Bermutu yang terlibat:
 
Ketika menjadikan sekolah bermutu, proses • Kebijakan Nasional
supervisi pendidikan • Kepala Dinas Diknas Kabupaten/Kota
harus berjalan dengan baik pada tingkat sekolah • Supervisor Kabupaten/Kota,
dan semua komponen yang terlibat, • Kepala sekolah
sehingga menghasilkan prestasi belajar • Guru
siswa yang unggul. • Siswa
• Dewan Sekolah
• Dan staf lainnya
Keterkaitan Antar Komponen
Keterkaitan antar komponen secara skematis
Keterkaitan Antar Komponen
Fungsi dari masing-masing komponen

1) Kepala Dinas Diknas Kabupaten/Kota


Kepala Dinas Diknas Kabupaten/Kota sebagai pejabat penyelenggara pendidikan
tertinggi di Kabupaten/Kota. Berfungsi untuk mengkoordinir, mengarahkan dan mengontrol
seluruh komponen yang ada dalam sistem.
2)Pengawas Umum dan Pengawas Bidang Studi
Pengawas berfungsi menciptakan kondisi yang kondusif untuk terjadinya pembaharuan diri
(self-renewal) pada para guru. Juga membina guru dari aspek penguasaan materi pelajaran.
3) Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai seorang supervisor dan pejabat strukrutal,
kepala sekolah harus menekankan pentingnya memimpin sekolah agar guru merasa betah
berada dalam tim kerja yang efektif, merasa senang dengan pekerjaannya, merasa meraih
sesuatu yang berguna dalam pekerjaannya.
Keterkaitan Antar Komponen
Fungsi dari masing-masing komponen

4) Guru
Guru merupakan anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya sebagai agen pembaharuan,
pemimpin belajar dan fasilitator dalam pembelajaran pada pendidikan formal, bertanggung
jawab secara profesional dalam menjamin mutu pendidikan demi tercapainya hasil belajar
peserta didik.
5) MGMP, KKKS, dan KKPS
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah wadah kegiatan profesional guru mata
pelajaran sejenis sanggar. Kegiatan-kegiatan MGMP sebagai berikut :
1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
mengevaluasi program kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
keyakinan diri sebagai guru.
2) Menyetarakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan belajar-
mengajar.
3) Mendiskusikan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari dan mencari cara penyelesaian.
Keterkaitan Antar Komponen
Fungsi dari masing-masing komponen

6) Pusat Kegiatan Guru (PKG)


PKG merupakan wadah guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah yang pada waktu tertentu
dapat bertemu/bersama-sama untuk memikirkan, membahas dan memecahkan masalah secara
bersama.
7) Siswa
Siswa sebagai subyek belajar memegang peranan penting dalam PBM. Hasil
pembelajaran akan sangat ditentukan sejauh mana siswa mau belajar.
8) Leboran, Teknisi, Petugas Perpustakaan dan Staf Administrasi
Adanya komitmen dari masing-masing unit untuk memberikan
pelayanan terbaik, akan memberikan kualitas PBM seperti yang telah direncanakan (mudah
dicapai).
9) Informasi dan Komunikasi dalam Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Untuk dapat meningkatkan dukungan masyarakat terhadap program sekolah, diperlukan upaya
sungguh-sungguh dalam penyampaian informasi kepada masyarakat.
Keterkaitan Antar Komponen
Ciri dan indikator keberhasilan:
Hubungan Antar Komponen

Faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan:


 
Gugus-gugus kendali mutu (MGMP, PKG, KKKS, KKPS) dengan memberikan
layanan terbaik sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing akan meningkatkan kualitas
PBM di sekolah. Semua komponen harus terlibat secara profesional, sehingga akan berdampak
positif pada kemajuan pendidikan.
Daftar Pustaka 01
Deden NK. (2003). Strategi Pemberdayaan Peranserta Orang tua dan Masyarakat dalam
Progran Sekolah. Disertasi, tidak dipublikasikan. Bandung : PPS UPI Bandung. 02
Herawan, D. (2004). Pengembangan Model Supervisi Akademik Mata Pelajaran IPA
(Biologi) di SMU (Efektivitas Model Inovasi Supervisi Akademik Mata Pelajaran Biologi dalam Upaya
Meningkatkan Kinerja Guru IPA/ Biologi di SMU). Disertasi, tidak dipublikasikan. Bandung : PPS UPI Bandung. 03
Paratama, Y. (2001). Pengembangan Model Sosialisasi Inovasi dan Supervisi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(Studi Kualitatif pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Se Kota Gorontalo). Disertasi. Tidak Dipublikasi. Bandung : PPS
UPI Bandung 04
Siregar, N. (1999). Pedagogi Materi Subyek. Hand Out. Bandung : PPS UPI Bandung.
Satori, D. (1989). Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar (Penelitian terhadap Efektivitas Sistem
Pelayanan/Bantuan Profesional Bagi Guru SD di Cianjur, Jawa Barat). Disertasi. Tidak Dipublikasi. Bandung : PPS UPI 05
Bandung
KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN - Blog UNNES
http://blog.unnes.ac.id › seputarpendidikan  06
http://etheses.iainkediri.ac.id
01

02

03

Terima Kasih 04

Apakah ada pertanyaan? 05

06

Anda mungkin juga menyukai