Anda di halaman 1dari 37

SISTEM SIRKULASI

Sistim kardiovaskuler terdiri dari jantung sebagai


pemompa dan pembuluh darah sebagai saluran.
Jadi darah dipompakan oleh jantung ke dalam
pembuluh darah dan akan disebarkan ke seluruh
tubuh dan kemudian kembali lagi ke jantung sebagai
suatu sirkulasi.

 
Sistim sirkulasi dapat dibagi atas :

1. Sirkulasi paru-paru
Mulai dari ventrikel kanan, ke arteri pulmonalis, arteri
besar dan kecil, kapiler, vena kecil, vena pulmonalis
dan akhirnya kembali ke atrium kiri.

2. Sirkulasi sistemis
Mulai dari ventrikel kiri ke aorta, arteri besar,
arteri kecil, arteriole, kapiler, vena kecil, vena
besar, vena cava superior dan inferior, dan akhirnya
kembali ke atrium kanan.
SISTIM SIRKULASI
Tekanan dan volume darah di segmen
sistim sirkulasi
Sistim vaskuler ini dapat dibagi atas 3 tipe
pembuluh darah dengan fungsi yang berbeda-
beda :

1. Distributing system : Aorta,arteri, dan


arteriole (resistance vessels)

2. Diffusion and filtration system : mikrosirkulasi


( kapiler. metaarteriole, venule)
3. Collecting system : vena
Potongan melintang segmen pembuluh darah

Jenis pembuluh darah Luas potongan melintang


(cm2)
 
 
Aorta 2,5
Arteri kecil 20
Arteriole 40
Kapiler 2500
Venule 250
Vena kecil 80
Vena cava 8
 
Q = P/R

Q = Aliran darah
P = Tekanan
R = Resistensi
P1 Q
P2

R
Aliran darah (Q)
Aliran darah adalah jumlah darah yang melewati titik
tertentu dalam pembuluh darah pada waktu tertentu.
Biasanya dinyatakan dalam liter/menit atau ml/menit
bahkan ml/detik. Darah yang mengalir sepanjang pembuluh
darah yang panjang dan permukaan yang halus akan
mengalir lurus dan disebut aliran darah laminer. Darah yang
mengalir secara laminer maka kecepatan di bagian tengah
pembuluh darah paling besar, makin ke tepi kecepatan
makin menurun. Sehingga pada aliran darah laminer
dijumpai gambaran parabola akibat perbedaan kecepatan
aliran darah di tengah dan di tepi.
Fenomena parabola

Aliran darah laminer

Aliran turbulen
Arus Eddy Re = DV/
Tekanan darah
Tekanan darah adalah kekuatan dari darah melawan setiap
luas dinding pembuluh darah. Jika tekanan pada pembuluh
darah 50 mmHg berarti terdapat kekuatan yang mampu
mendorong kolom air raksa setinggi 50 mmHg. Terkadang
satuan tekanan darah dinyatakan dalam cm H20 dengan
perbandingan 1 mmHg = 1,36 cmH20.
Resistensi/Tahanan
Merupakan hambatan/tahanan yang dialami darah
ketika mengalir dalam pembuluh darah. Resistensi tidak
dapat diukur secara langsung tetapi harus dikalkulasi dari
perbandingan ∆P/Q. Pada pembuluh darah yang seri
(sistemik) Rtot = R1 + R2 + R3 …..; sedang yang paralel
(organ) 1/Rtot = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ………
Konduktansi

Merupakan ukuran dari jumlah darah yang


mengalir setiap pemberian tekanan yang
berbeda, dan dinyatakan dalam
ml/detik/mmHg. Secara singkat konduktans
merupakan kebalikan dari resistensi.

Konduktansi = 1/resistensi
Konduktansi = diameter 4
d=1 1 ml/mnt

P=100 mmHg d=2 16 ml/mnt

d=4 256 ml/mnt


 
Dari hukum Poiseulle terbukti bahwa perubahan
kecil dari diameter pembuluh darah akan sangat
mempengaruhi jumlah darah yang mengalir
pr4
Q =
8 nl
p = tekanan
 r 4 = Luas penampang
r = diameter
l = panjang
n = kekentalan
Distensibilitas
Bila tekanan darah dinaikkan maka diameter pembuluh
darah akan meningkat pula oleh karena pembuluh darah
mempunyai distensibilitas (dapat mengembang).
Kenaikan volume
Distensibilitas =
Kenaikan tekanan x Vol. semula
 
Jadi bila volume semula 10 ml dan kenaikan tekanan
sebesar 1 mmHg, maka distensibilitas = 0,1 mmHg atau 10%
/ mmHg.
Komplians vaskuler

Adalah jumlah darah yang dapat disimpan dalam suatu


bagian tertentu dalam sirkulasi untuk setiap mmHg kenaikan
tekanan.
 
Kenaikan volume
Komplians =
Kenaikan tekanan
 
Komplians berbeda dengan distensibilitas, karena meskipun
suatu pembuluh darah sangat distensibel tetapi jika
hanya mampu menampung volume darah yang sedikit
berarti kompliansnya kecil, sebaliknya meskipun suatu
pembuluh darah kurang distensibel tetapi jika mampu
menampung volume darah yang banyak akan mempunyai
komplians yang besar. Komplians juga dapat dinyatakan
sebagai distensibilitas x volume.
Vena 6-10 kali lebih distensibel dari arteri, sehingga
peningkatan tekanan darah tertentu akan menyebabkan
darah yang memasuki vena dan arteri yang mempunyai
ukuran yang sama akan meningkat, tetapi peningkatan
volume pada vena 6-10 kali lebih besar

Dalam tubuh kita komplians dari vena 24 kali lebih


besar dari komplians arteri, karena vena 8 kali lebih
distensibel dan 3 kali lebih banyak menampung
darah (volume) dibanding arteri.
 
 
Denyut Nadi / Tekanan nadi

Sifat distensibilitas sistem arteri, menjamin darah tetap mengalir pada


saat diastole jantung. Adanya distensibilitas dan resistensi pada sistem
arteri mengakibatkan tekanan nadi makin ke perifer makin berkurang
dan akan menghilang ketika darah mencapai kapiler, sehingga pada
tempat ini aliran darah tidak lagi berpulsasi tetapi kontinus.Tekanan nadi
= sistole - diastole

Ada dua faktor yang mempengaruhi tekanan nadi yaitu :

1. Stroke volume : Jumlah darah yang dipompakan jantung tiap kali


kontraksi
2. Komplians total

Tekanan nadi : SV / Komplians


Transmisi tekanan nadi ke perifer
Kecepatan penghantaran / transmisi tekanan nadi ini pada aorta
3-5 m/det, di arteri besar 7-10 m/det, arteri kecil 15-35 m/det.
Umumnya makin besar komplians di segmen pembuluh darah
maka kecepatan transmisi akan berkurang seperti pada aorta,
tetapi pada arteri besar, arteri kecil sampai arteriole komplains
makin kecil sehingga pada tempat ini kecepatan transmisi
meningkat.

Makin ke perifer maka tekanan nadi makin menurun karena


adanya damping oleh arteri kecil, arteriole dan kapiler. Proses
damping dipengaruhi oleh : 1) resistensi pembuluh darah yang
makin besar ke perifer dan 2) komplians pembuluh darah yang
makin ke perifer makin besar.
 
 
SISTEM VENA
Selama beberapa tahun sistem vena dianggap hanya sebagai
tempat lewatnya darah, ternyata vena mempunyai kemampuan :
1. Konstriksi dan dilatasi sehingga mampu
menyimpan darah
2. Aktifitas pompa vena yang nantinya ikut mengatur
curah jantung semenit.

Tekanan vena sentral (TVS)

Semua darah yang melewati sistem vena akan bermuara pada


atrium kanan jantung, sehingga tekanan pada tempat ini disebut
tekanan vena sentral. Semua faktor yang mempengaruhi tekanan
di atrium kanan ini, akan mempengaruhi tekanan pada semua
vena di seluruh tubuh.
Tekanan vena sentral diatur oleh keseimbangan antara
kemampuan jantung memompa darah dari atrium kanan
dan kecenderungan darah mengalir dari vena perifer masuk ke
atrium kanan
Pengaruh TVS yang tinggi pada tekanan vena perifer

Apabila TVS meningkat di atas 0 mmHg (abnormal) maka


darah akan mulai mendapatkan hambatan mengalir ke atrium
kanan. Tekanan vena perifer lambat laun akan meningkat
sehingga tekanannya lebih tinggi.
 
Pengaruh tekanan abdomen pada tekanan vena di kaki

Normalanya tekanan di rongga abdomen sekitar 6 mmHg,


tetapi suatu saat dapat meningkat mencapai 15-30 mmHg
pada masa kehamilan, adanya tumor-tumor di abdomen,atau
adanya cairan (ascites) di abdomen. Jika hal ini terjadi maka
tekanan vena di kaki harus meningkat lebih tinggi dari tekanan di
abdomen agar darah bisa mengalir ke atrium kanan. Jika
peninggian tekanan ini berlangsung lama di vena kaki, maka
memudahkan terjadinya varises.
Katup vena dan Pompa vena

Setiap kali seseorang menggerakkan kakinya,


maka otot yang mengeras dan berkontraksi itu akan
memeras vena-vena di sekitarnya sehingga darah
akan mengalir menuju jantung. Sistem pompa ini yang
bekerja setiap kali kaki/bagian tubuh digerakkan
disebut pompa vena. Selain itu di vena terdapat
katup yang strukturnya sedemikian rupa sehingga
katup ini akan melewatkan darah ke arah jantung
tetapi menghalangi darah untuk kembali ke arah
perifer (berlawanan dengan arah ke jantung). Katup
ini memungkinkan darah vena hanya bisa mengalir ke
jantung untuk bermuara ke atrium kanan.
MIKROSIRKULASI

Dari sistem arteri, darah akan dialirkan ke dalam


kapiler-kapiler yang terletak pada jaringan tubuh, dan
disinilah terjadi proses yang amat penting, yaitu
transport bahan makanan dan 02 ke jaringan. Kapiler
yang strukturnya terdiri dari selapis sel-sel endotel,
memungkinkan terjadinya pertukaran yang cepat
bahan makanan dan 02 di kapiler dengan C02 dan
sisa metabolisme di cairan interstitiel. Arteriole akan
mengatur aliran darah ke kapiler sedang venule dan
vena kecil merupakan saluran pengumpul dan
penyimpan. Pada batas antara arteriole dengan
kapiler terdapat suatu otot halus yang disebut spinkter
prekapiler, dan spinkter inilah yang dianggap mengatur
aliran darah ke kapiler.
 
Hipotesis Starling
Pada tahun 1896, Ernest Starling
mengemukakan hipotesis tentang
perpindahan/filtrasi cairan di kapiler melalui
suatu persamaan :
 
Filtrasi = K ( Pc - Pi ) - ( Poc - Poi )

K = Konstanta filtrasi
Pc = Tekanan hidrostatis kapiler
Pi = Tekanan hidrostatis intersitiel
Poc = Tekanan onkotik kapiler
Poi = Tekanan onkotik interstitiel
K = Koefisien filtrasi kapiler
 
STARLING EQUILIBRIUM
DONNAN EFFECT
REGULASI SISTIM SIRKULASI
REGULASI OLEH SISTIM SARAF

Vasometer center
Daerah ini terletak pada subtansi retikularis di daerah medulla
oblongata dan sepertiga bagian bawah pons serebri. Daerah inilah
yang akan mentransmisikan impuls yang akan di bawah oleh
serabut simpatis dan parasimpatis dan mengatur kerja sistim
impuls yang datang dari hipothalamus dan korteks serebri

Refleks-refleks saraf
Selain sistim saraf otonom yang mengatur sirkulasi, terdapat
banyak sistim yang tidak disadari juga ikut menjaga perubahan-
perubahan pada sistim sirkulasi agar tetap normal. Termasuk
dalam sistim ini adalah refleks baroreseptor, kemoreseptor,
atrial and pulmonary arterial refleks, refleks atrium ke ginjal dan
susunan saraf pusat iskemik refleks.
 
 
REGULASI LOKAL

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa salah satu


keistimewaan dari sistim sirkulasi adalah setiap jaringan mampu
mengatur kebutuhannya akan darah, lewat pengaturan
diameter pembuluh darah di jaringannya masing-masing.
Regulasi lokal ini dapat dibagi dua, 1). Regulasi akut dan
2). Regulasi jangka panjang.

Regulasi akut
Pada saat jaringan menjadi sangat aktif, maka kebutuhan akan
darah dan oksigen meningkat. Olehnya itu jaringan akan
melebarkan diameter (vasodilatasi) pembuluh darahnya
khususnya pada segmen metaarteriole, kapiler dan spinkter
prekapiler supaya kebutuhan yang meningkat dapat dipenuhi. Ada
dua teori dasar yang mengatur regulasi lokal ini yaitu 1). Teori
vasodilator dan 2) Teori kekurangan oksigen
Regulasi jangka panjang

Bila terjadi perubahan pada aktifitas metabolisme


jaringan dalam waktu yang lama,hal ini akan
menimbulkan perubahan pula pada sistim
sirkulasinya. Misalnya tekanan darah seseorang 60
mmHg selama beberapa minggu , maka akan terjadi
perubahan fisik dari ukuran diameter pembuluh darah
bahkan jumlah pembuluh darah akan bertambah untuk
mengatasi keadaan suplai darah dan oksigen yang
berkurang yang ditimbulkan oleh tekanan darah
serendah itu
REGULASI HUMORAL

Regulasi ini disebabkan oleh adanya zat-zat yang disekresi atau


diabsorpsi ke dalam cairan tubuh seperti hormon atau ion-ion
tertentu.Beberapa dari zat ini memang dihasilkan oleh kelenjar
khusus dan disekresikan ke pembuluh darah, dan sebagian lagi
diproduksi oleh jaringan lokal dan tempat kerjanya juga lokal. Zat
ini terdiri atas zat vasokonstriktor dan zat vasodilator.

Zat Vasokonstriktor
Zat-zat ini jika diproduksi akan menyebabkan penyempitan
pembuluh darah lokal maupun sistemik. Yang termasuk
zat/bahan vasokonstriktor adalah : Epinefrin, Norepinefrin,
Angiotensin, dan Vasopressin .

Zat Vasodilator
Berlawanan dengan vasokonstriktor, zat ini akan mendilatasi
pembuluh darah seperti : Bradikinin, Serotonin, Histamine dan
Prostaglandin.
 
REGULASI GINJAL

Ginjal akan berperan jika terjadi perubahan dalam


sirkulasi yang berlangsung lama, yang oleh sistim saraf
sudah diantisipasi tetapi tidak berubah. Seperti jika
terjadi peningkatan tekanan arteri dalam beberapa
minggu, yang dalam menit/hari pertama telah direspon
oleh sistim saraf tetapi tekanan arteri masih tetap
tinggi, maka ginjal akan memberi respon dengan
pengeluaran air dan atau elektrolit agar tekanan
menjadi normal kembali. Pada ginjal, ada dua sistem
yang mengatur hal ini yaitu 1). Sistem ginjal-cairan
tubuh dan 2). Sistim Renin-Angiotensin.
 
 

Anda mungkin juga menyukai