Anda di halaman 1dari 49

Dasar Teknologi

Instrumen Laboratorium

Adi H

LOGO
D-IV TLM
Dasar Intrumentasi

Pada dasarnya pengukuran (intrumentasi) bertujuan untuk


mendapatkan informasi mengenai sifat-sifat fisik, kimia dan
biologi dari suatu keadan atau proses atau untuk pengaturan
sesuai dengan informasi yang diinginkan.
Bantuan alat atau instrumen diperlukan untuk
mentransformasikan informasi tersebut secara kualitatif dan
kuantitatif untuk dapat ditanggapi oleh indera

Masukan Instrumen Keluaran

Sistem Pengukuran

Company Logo
Catatankimia.com
Istilah

 Teknik analisis = suatu fenomena ilmiah


dasar yang telah terbukti berguna untuk
memberikan informasi mengenai susuna
zat-zat yang dianalisis

 Metoda analisis = penerapan yang


spesifik dari suatu teknik analisis untuk
memecahkan persoalan analisis

Company Logo
Catatankimia.com
Pemilihan Metoda

 Rangka molekul mempunyai ciri-ciri dan


sifat fisiko kimia yang khas
 Atom atau gugus samping memberi sifat
khusus

Company Logo
Catatankimia.com
Tinjauan Umum

 Spektrofotometri merupakan teknik analisis


yang berhubungan dengan penggunaan cahaya
untuk mengukur konsentrasi bahan kimia.

 Akan dipelajari :
 Prinsip dasar penyerapan dalam emisi radiasi
oleh molekul
 Bagaimana proses tersebut digunakan dalam
analisis kualitatif dan kuantitatif
Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis
Spektrum Elektromagnetik
Unit dan Simbol

 Panjang gelombang () :


Jarak dari puncak ke puncak antara gelombang.
 Frekuensi (  ) :
Jumlah osilasi lengkap (jumlah unit panjang gelombang
lengkap) yang dibuat gelombang per detik. Satu osilasi per
detik = satu hertz (Hz).
 Bilangan gelombang () = 1/λ = cm-1
Tahap – Tahap Analisis

Reaksi Deteksi Kuantitasi

• Kolorimetri • Besaran • Kurva


• Turbidity ukuran kalibrasi
• Elisa yang
digunakan
.

Company Logo
www.themegallery.com
Colors of visible light
λ maks. Warna yg Warna yg
absoprsi diserap terlihat
380 – 420 Violet Green-yellow
420 – 440 Violet-blue Yellow
440 – 470 Blue Orange
470 – 500 Blue-green Red
500 – 520 Green Purple
520 – 550 Yellow-green Violet
550 – 580 Yellow Violet-blue
50 – 620 Orange Blue
620 – 680 Red Blue-green
680 - 780 Purple Green
Ketika Sinar Menabrak Sampel ???

Ditransmisikan
Diserap
Dipantulkan
Dihamburkan

Apabila sampel tidak


menyerap cahaya,
proses yang terjadi hanyalah :
- pemantulan
- transmisi (diteruskan)
Instrumentasi Spektrometri
Klasifikasi teknik dan metoda analisis

 Teknik Spektroskopi
 Spektrofotometri UV/Vis
 Spektrofotometri infra merah
 Spektrofotometri fluoresensi dan fosforesensi
 Spektrofotometri serapan atom
 Spektrometri raman
 Spektrometri resonansi magnet inti
 Spektrometri radiokimia
 Spektrometri sinar X
 Teknik Kromatografi
 Kromatografi cair knerja tinggi
 Kromatografi gas cair dan padat
 Kromatografi elusi CO2 pada superkritik
 Kromatografi planar

Company Logo
www. Catatankimia.com
Klasifikasi teknik dan metoda analisis

 Teknik Elektrokimia
 Potensiometri
 Voltametri
 Coulometri
 Elketrogravimetri
 Amferometri
 Teknik Berbagai fenomena ilmiah
 Analisis termik
 Spektrometri massa
 Kinetika reaksi
 Teknik terpadu
 GC/FT-IR/MS
 HPLC/FT-IR/MS
 MS-MS

Company Logo
www. Catatankimia.com
KUANTITASI ?

Company Logo
www.themegallery.com
HUKUM LAMBERT-BEER

 Jika sinar monokromatik dilewatkan melalui lapisan larutan


pengabsorpsi dengan ketebalan db, maka penurunan intensitas
sinar dI, karena melewati lapisan larutan berbanding langsung
dengan intensitas sinar I, konsentrasi zat pengabsorpsi C ,
dan dengan ketebalan lapisan larutan db. Secara matematis
dapat dituliskan :

I = Io 10-abC, dimana
Io = intensitas sebelum melewati lapisan pengabsorpsi
I = intensitas setelah melewati lapisan pengabsorpsi
SYARAT PENGGUNAAN HUKUM BEER

1. KONSENTRASI : Hukum Beer baik untuk larutan


sampel yang encer, sebab jika pekat ( 0,01 M),
tidak maksimal mengabsorpsi cahaya pada maks
yang digunakan. Peristiwa ini menyebabkan
penyimpangan kelineran hubungan antara
absorbansi dan konsentrasi.
2. KIMIA : Zat pengabsorpsi tidak boleh berdisosiasi,
bereaksi dengan pelarut menghasilkan produk yang
berbeda dengan zat yang dianalisis
3. CAHAYA : Hukum Beer hanya berlaku untuk sinar
monokromatik (hanya satu macam ).

4. KEJERNIHAN : Larutan sampel harus jernih,


karena kalau tidak jernih intensitas sinar yang
diabsorpsi berkurang dari yang seharusnya.
3. Pemilihan Panjang Gelombang :
Dipilih panjang gelombang yang memberikan
absorbansi maksimal, yaitu pada max, karena di
daerah tersebut kepekaannya maksimal atau
perubahan absorbansi untuk setiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar.
1
A
2


A A

Pada 1
Pada 2

Konsentrasi Konsentrasi
 Disekitar max, bentuk kurva absorbansi
datar dan pada kondisi tersebut hukum
Beer akan terpenuhi

 Jika dilakukan pengukuran ulang maka


kesalahan yang disebabkan oleh penggunaan
ulang panjang gelombang, akan sangat kecil
ketika digunakan max.
4. Pembuatan Kurva Baku.
Mula-mula dibuat seri larutan baku dari zat
yang akan dianalisis dalam berbagai konsentrasi
dan masing-masing diukur absorbansinya pada
max , kemudian dibuat kurva baku yang
merupakan hubungan antara absorbansi dengan
konsentrasi.
Bila hukum Beer terpenuhi maka diperoleh garis
liner, dimana kemiringan atau slope adalah nilai
a (absortivitas) atau  (absortivitas molar)
Penyimpangan dari garis liner dapat disebabkan
oleh : kekuatan ion yang tinggi, perubahan suhu
saat pengukuran, dan reaksi ikutan yang terjadi
Kurva Standar Kalibrasi

Y = ax

Y = ax + b
Single Point

Multi point
Company Logo
www.themegallery.com
1,0 -

0,8 - -
Absorbansi
0,6 - -

0,4 - -

0,2 - -
! ! ! ! !
-4
0 2 4 6 8 10 Konsentrasi 10 M
Plot Hk. Beer untuk Teofillin dalam Pelarut Air

Tabel Hasil Pengukuran Absorbansi Teofillin dalam Pelarut Air pada  272 nm

KONSENTRASI TEOFILLIN  pada  272 nm


( X 10-5 M) A pada  272 nm
( X 10-4 )

2,04 0,209 1,025


4,08 0,414 1,015
6,12 0,621 1,015
8,16 0,827 1,013

 pada  272 nm = 1,02 X 10-4 M-1Cm-1


5. Pembacaan Absorbansi Sampel.
Batas terendah dan batas tertinggi nilai
absorbansi atau transmitansi yang diperkenankan
sehingga kesalahan fotometrik dalam pembacaan
A atau T paling kecil sebesar 5% (0,05) adalah
antara 0,2 sampai 0,8 atau 15% sampai 70% T.

25 -
Kesalahan
20 -
Relatif %
15 -

10 -

5 -

! ! ! !
20 40 60 80 100 % Transmitan
! ! ! ! ! ! ! ! !
1 0,8 0,5 0,3 0,2 0,1 0,05 0 Absorbansi

Grafik Hubungan Transmitansi/Absorbansi dengan Persen Kesalahan Relatif


ANALISIS KUANTITATIF

 Analisis kuantitatif dengan metode


spektrofotometri UV-Vis dibagi dalam
dua cara pelaksanaan :

 Analisis kuantitatif zat tunggal

 Analisis kuantitatif campuran dua atau


lebih zat (Analisis multi
komponen)
ANALISIS KUANTITATIF ZAT TUNGGAL
 Ada empat cara pelaksanaan analisis :

1. Membandingkan absorbansi zat yang dianalisis


dengan suatu larutan standart, dan diukur pada
max. Persyaratannya harga absorbansi sampel dan
larutan standart dalam pengukuran tidak jauh
berbeda, maka :

A(S) x C(SR) = A(RS) x C(S)


A(S) = absorbansi larutan sampel
C(S) = konsentrasi larutan sampel
A(RS) = absorbansi larutan standart
C(RS) = konsentrasi larutan standart
2. Menggunakan kurva baku dari larutan standart
dengan pelarut tertentu pada max. Kemudian dibuat
grafik sistem koordinat Cartesian, dimana sebagai
ordinat (sumbu Y) adalah absorbansi dan sebagai
absis (sumbu X) adalah konsentrasi. Lalu, tentukan
persamaan regresi linernya, seperti :
Y = a ± bX atau A = a ± bC

A – a
A
C =
A = absorbansi b
b
a = Intersep (perpotongan) } a
b = Slop (kemiringan garis) C
C = Konsentrasi
Analisis kualitatif

Struktur yang berbeda


mengabsopsi pada panjang
gelombang yang berbeda

Merupakan data pendukung


untuk penentuan struktur molekul

Company Logo
www.themegallery.com
Kesahihan metoda analisis

Adalah suatu prosedur yang


digunakan untuk membuktikan
bahwa metoda analisis tersebut
secara taat asas memberikan hasil
seperti yang diharapkan dengan
kecermatan dan ketelitian yang
memadai

Company Logo
www. Catatankimia.com
Penggunaan
Spektrofotometer UV-Vis

LOGO
Penggunaan Spektrofotometer UV-Vis

Analisis
Kualitatif

Analisis
Kuantitatif
Analisis Kualitatif

 Untuk analisis kualitatif yang


diperhatikan
 adalah :
 a. Membandingkan λ maksimum.
 b. Membandingkan serapan (A), daya
serap (a),
 c. Membandingkan spektrum
serapannya.
Analisis kualitatif
Spektrum ultraviolet Mesitil oksida 9,2 x 10-5 M, sel 1,0-cm

1,5
mak = 232 nm
O
1,2
1,0 (CH2)2C=CHCCH3
ABSORBNS

0,5

0 200 250 300 350 400 nm

PANJANG GELOMBANG
Analisis kualitatif

Absorpsi cahaya
 Setiap senyawa mengabsopsi cahaya pada panjang gelombang yang
berbeda (lA vs. lB)

lA lB

Company Logo
www.themegallery.com
Analisis kualitatif

Struktur yang berbeda


mengabsopsi pada panjang
gelombang yang berbeda

Merupakan data pendukung


untuk penentuan struktur molekul

Company Logo
www.themegallery.com
Kecermatan

Adalah keterdekatan hasil analisis yang


diperoleh dengan memakai metoda
tersebut dengan harga sebenarnya

 Biasanya dinyatakan dengan persen perolehan kembali


terhadap sample yang kadarnya diketahui dengan
pasti.

 Persyaratan perolehan kembali metoda


analisis adalah 80 – 120%

Company Logo
www. Catatankimia.com
Ketelitian

Adalah simpangan baku atau simpangan


relatif dari beberapa kali penentuan
kuantitatif terhadap sample yang
dianalisis dengan metoda terpilih yang
dilaksanakan dengan normal

 Makin kecil simpangan baku makin baik


metoda tersebut

Company Logo
www. Catatankimia.com
Keterulangan

Suatu metoda analisis harus dapat diulang


terhadap sample yang sama dengan
prosedur yang sama dan hasil penetuan
yang memenuhi persyaratan statistik
secara umum

Company Logo
www. Catatankimia.com
Sensitifitas

 Adalah batas terkecil yang dapat


ditentukan untuk analisis kuantitatif
(masih memberikan tanggap detektor
yang berbeda dengan pembanding) =
limit of detection

Company Logo
www. Catatankimia.com
Galat pada Analisis Instrumen

Penyebab :
 Prosedur analisis
 Zat yang ditentukan
 Instrumen
 Faktor manusia yang mengerjakan

Company Logo
www. Catatankimia.com
Galat pada Analisis Instrumen

1. Galat Sistematik (determinate errors)


disebut juga galat prosedur, adalah hasil
analisis yang menyimpang secara tetap dari
kadar sebenarnya karena kesalahan prosedur

untuk menghindari :
 Kaliberasi instrumen secara berkala
 Pemilihan metoda dan prosedur dari badan resmi
 Pemakain bahan kimia dengan derajat p.a.
 Peningkatan pengetahuan dan kemampuan para
peneliti

Company Logo
www. Catatankimia.com
Galat pada Analisis Instrumen

2. Galat tidak sistemik (indeterminate


errors)
 disebut juga galat rawu (random) adalah
penyimpangan yang tidak tetap dari hasil
penentuan kadar yang disebabkan fluktuasi dari
instrumen yang dipakai (derau)
 penyebab biasanya tidak diketahui dan tidak
terkontrol.
 derau bisa terjadia pada tiap bagian instrumen
dan terakumulasi

Company Logo
www. Catatankimia.com
Derau Instrumen (noise)

 Adalah tanggap detektor yang


merupakan fluktuasi yang rawu yang
tidak disebabkan oleh materi yang
dianalisis.
 Sumber : tranduser, prosesor, perekam
(read out)

Company Logo
www. Catatankimia.com
Derau Instrumen (noise)

1. Johnson noise (thermal noise)


disebabkan oleh kenaikan temperatur yang
mempengaruhi elektron-elektron pada elemen atau arus
listrik
2. Shot noise
disebabkan oleh temperatur tapi efeknya lebih rendah
dan terjadi pada entrumen yang menggunakan
semikonduktor dengan prinsip pengalihan arus listrik
3. Flicker noise
dipengaruhi besarnya frekuensi
4. Environmental noise
disebabkan oleh energi lingkungan dimana kita bekerja
seperti medan listrik, medan magnet, radiasi
elektromagnetik, getaran mekanik dan interaksi listrik.
Dikurangi dengan pemasangan ground

Company Logo
www. Catatankimia.com
Tugas

Dilakukan pengukuran kadar hormon TSH dengan teknik ellisa, hasil ukur
diperoleh sbb :

Kurva : 1

Kurva Kalibrasi Standar


Kadar ( ug/ml) Absorban
0,0 0,000
5,0 0,010
10,0 0,019
20,0 0,040
40,0 0,080
80,0 0,160

Company Logo
www.themegallery.com
Tugas

Dilakukan pengukuran kadar hormon TSH dengan teknik ellisa, hasil ukur
diperoleh sbb :

Kurva : 2

Kurva Kalibrasi Standar


Kadar ( ug/ml) Absorban
0,0 0,000
5,0 0,012
10,0 0,028
20,0 0,042
40,0 0,086
80,0 0,174

Company Logo
www.themegallery.com
Tugas

Dilakukan pengukuran kadar hormon TSH dengan teknik ellisa, hasil ukur
diperoleh sbb :

Data Hasil ukur sampel :

No. Sampel Absorban


1 0,030
2 0,046
3 0,056
4 0,085
5 0,120
6 0,150
7 0,160
8 0,168

Company Logo
www.themegallery.com
TSH
0.18

0.16 0.16
f(x) = 0.00200350230414746 x − 0.000257142857142845
0.14 R² = 0.999957135683464

0.12

0.1

0.08 0.08

0.06

0.04 0.04

0.02 0.019
0.01
0 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Company Logo
www.themegallery.com
TSH
0.18

0.16 0.157
f(x) = 0.00190433179723502 x + 0.00197142857142858
0.14 R² = 0.979207611079119

0.12

0.1

0.08
0.067
0.06
0.054
0.04

0.02 0.018
0.008
0 0.003
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Company Logo
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai