KELAS 6B KEPERAWATAN
HIPERTENSI
KRISIS
Hipertensi Krisis
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis di mana tekanan
darah menjadi sangat tinggi dengan kemungkinan adanya
kerusakan organ seperti otak (stroke), ginjal, Arteri perifer
dan jantung. Krisis hipertensi sangat sering terjadi pada pasien
hipertensi lama yang tidak rutin atau lalai meminum obat
antihipertensinya
DISABILITY
Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan fisik dilakukan sesuai dengan kecurigaan organ target yang
terkena berdasarkan anamnesis yang didapat.
- Pengukuran peningkatan tekanan darah (dilakukan konfirmasi: sesuai posisi
pengukuran yang tepat, ukuran cuff yang sesuai, pemeriksaan pada posisi
supinasi dan berdiri, lokasi pengukuran dilakukan dikedua lengan)
- Palpasi denyut nadi dikeempat ekstremitas
Pemeriksaan penunjang
Tindakan Keperawatan
Yang Dilakukan
Pasien usia laki-laki 60 th, datang ke RS dengan keluhan sakit kepala , tengkuk
terasa berat, pasien tampak lemas, klien pandangan klien kabur, pasien memiliki
riwayat hipertensi 8 th lalu, namun ia sempat berhenti mengontrol hipertensinya,
saat dikaji diapatkan skala nyeri 5 dan nyeri seperti ditekan benda berat, TD lebih
dari normal yaitu 180/110 mmhg N : 92x/menit, RR 22x/menit, S: 36,8°c
Pengkajian
A. Identitas
•Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : laki-laki
Status : menikah
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Tangerang
Diagnosa medis : hipertensi Krisis
4. Diagnosa Medis
Hipertensi krisis
Pola aktivitas dan latihan
•Aktivitas
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu
orang lain dan alat, 4: tergantung total
Kemampuan dan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makandan minum √
Mandi √
Toileting √
berpakaian √
berpindah √
D. Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum: Sedang
kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
2.Tanda-tanda vital
Nadi = 92 kali/menit
Suhu = 36,8°C
TD =180/120 mmHg
RR =22 kali/ menit
3.Keadaan fisik
•Kepala dan leher : berbentuk bulat,simetris dan leher simetris. Tidak Terdapat edema atau
sembab pada daerah wajah terutama daerah periorbital.
•Dada
Paru : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
Jantung : tidak ada suara jantung s3 dan s4,
•Abdomen : Normal
•Genetalia : Normal
•Neurosensori
•Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut, gangguan
penglihatan, episode epistaksis
•Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optic
DIAGNOSA HIPERTENSI KRISIS
OTOT
No Data Masalah
Ny.D usia 57 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan sakit di dada sebelah kiri sejak 2
bulan yg lalu,pasien mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes sejak tahun 2017, pasien
mengatakan nyeri nya terasa berat saat melakukan aktivitas dan menjalar sampai ke
punggungpasien mengatakan lemas dan dadanya terasa sesak hasil ttv di dapatkan
TD : 160/120 mmhg
Rr : 23x/ menit
S : 37°c
Nadi 96x/ menit
Skala nyeri 5
PENGKAJIAN FORMAT GORDON
A. Identitas
•Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Umur : 57 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : perempuan
Status : menikah
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Tangerang
Diagnosa medis : Sindroma Aorta Akut
4. Diagnosa Medis
Sindroma Aorta Akut
C. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
klien mengatakan semenjak dirawat di rumah sakit klien merasakan ada perubahan
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Klien mengatakan 3x sehari
Saat sakit : 3x sehari
3. Pola Eliminasi
BAB
Sebelum sakit : BAB Lancar (1-2x/hari)
Saat sakit : BAB Lancar (1-2x/hari)
BAK
Sebelum sakit : Klien mengatakan bak yang lancar sebelum sakit
Saat sakit : Klien mengatakan bak yang lancar
4. Pola aktivitas dan latihan
•Aktivitas
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
Kemampuan dan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makandan minum √
Mandi √
Toileting √
berpakaian √
berpindah √
•Latihan
Sebelum sakit : Klien mengatakan sehari-hari beraktivitas,sebagai pelajar
Saat sakit : Klien mengatakan selama dirawat hanya istirahat untuk memulihkan kesehatan
5. Pola kognitif dan Persepsi
Tampak Ramah Terhadap Perawat Dan Keluarga
8. Pola Peran-Hubungan
klien mengatakan terlihat hubungan pasien dengan keluarga sangat baik dan aktif
9. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :-
Saat sakit :-
E. Pemeriksaan Penunjang
• Foto Rontgen dada, untuk melihat apakah terdapat pelebaran aorta
• Ekokardiografi transesofageal (transesophegeal echocardiogram), untuk melihat gambaran
jantung
• CT scan dengan zat kontras, untuk melihat kondisi jantung, aorta, dan pembuluh darah lain
dengan lebih jelas
• Magnetic resonance angiogram (MRA), untuk melihat aliran darah di aorta
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Nyeri Akut
• Klien mengatakan nyeri dada kanan sampai
punggung
DO :
• Klien tampak meringis dan terlihat kesakitan
• Nyeri dirasakan hilang timbul dengan skala 5
• Hasil ECHO (all segments normokinetik
tampak aneurisma aorta descendend dengan
intima)
nyeri akut b/d aneurisma diseksi Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen nyeri I.08238
aorta di tandai dengan nyeri skala keperawatan 3x24 jam diharapkan • Identifikasi lokasi, karakteristik,
5 1. Tingkat nyeri L.08066 frekuensi, kualitas, skala nyeri,
• Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
• Meringis menurun • Berikan teknik nonfarmakologi
• Gelisah menurun untuk mengurangi nyeri,( terapi
• Mual dan muntah berkurang pijat, aromaterapi, dll)
• Frekuensi nadi membaik • Kontrol lingkungan yang
• Pola nafas membaikt memperberat rasa nyeri (suhu
• Tekanan darah membaik ruangan, pencahayaan dan
kebisingan)
• Fasilitasi istirahat tidur
• Kolaborasi pemberian analgetik
No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
(SDKI)
1 Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Tidur (I.05174)
hambatan lingkungan d.d selama 1x24 jam diharapkan pola tidur klien Observasi
klien sulit tidur kembali normal, dengan K.H : • Identifikasi pola aktivitas dan
Pola Tidur (L.05045) tidur
• Keluhan sulit tidur menurun • Identifikasi faktor
• Keluhan sering terjaga menurun pengganggu tidur
• Keluhan istirahat tidak cukup menurun Terapeutik
• Keluhan tidak puas tidur menurun • Modifikasi lingkungan
• Tetapkan jadwal tidur rutin
Edukasi
• Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
• Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
(SDKI)
3 Pola Nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Pola Nafas
hambatan upaya nafas d.d selama 1x24 jam diharapkan pola nafas I.01011
pasien mengeluh sesak kembali normal dengan KH : Observasi
Pola Nafas L.01004 • Monitor pola nafas
• Ventilasi semenit meningkat • Monitor bunyi nafas
• Kapasitas vital meningkat Terapeutik
• Dipsnea menurun • Berikan minum
• Tidak adanya penggunaan otot bantu hangat
pernapasan • Posisikan semi-fowler
• Tidak ada pernapasan cuping hidung atau fowler
• Frekuensi nafas membaik Edukasi
• Kedalaman nafas membaik • Ajarkan teknik batuk
efektif
THANK YOU