Anda di halaman 1dari 37

EVALUASI DAN PEMELIHARAAN

PERKERASAN

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR

Program Studi - Teknik Sipil


Institut Teknologi Bandung
PENDAHULUAN
Konsep Manipulasi Tegangan

s >>
Perkerasan

Tanah Dasar
s <<

Parameter Tinjauan:
- Tegangan (P/A)
- Kekauan lapis perkerasan (Stiffness)
- Daya dukung tanah dasar (CBR)
- Repetisi Beban
Prinsip Sebaran Tegangan
per Lapisan Struktur Perkerasan

Permukaan (surface)

Pondasi (base)

Pondasi B awah
(subbase)

Tanah Dasar
(subgrade)
Karakter Struktur Perkerasan
1. Stress à Perubahan Bentuk
Perkerasan Lentur
s s
kelenturan

deformasi
s’

2. Stress à Kekakuan (Kontra Stress)


Perkerasan Kaku/ Perkerasan Lentur yang Kaku
s s
kekakuan

s’
Kelompok Perkerasan Lentur (Pelaksanaan)

1. 3 D mix (Campuran Premix)

- Asphaltic Concrete
- Hot Rolled Asphalt
- Stone Mastic Asphalt

2. 2 D layering (Segregasi)

- Conblock
- Mc Adam  MAKADAM
JENIS
PERKERASAN
LENTUR
Perkerasan Konvensional

 Menggunakan lapisan dengan


fungsi yang unik
 Lapisan Sub Base
menyebarkan strees dan
menjadi interface dari Base
dan Subgrade
 Lapisan Base menyebarkan
stress mayor
 Lapisan Permukaan
menyebarkan stress dan
menjadi lapisan pengedap air

 Biasanya didesain untuk 10


tahun

 Sumber: Berbagai Sumber


Perkerasan Perpetual

High Quality PG Binder – High Quality


 Telah berhasil dikembangkan HMA
di Amerika Serikat (40 – 75mm)

 Menggunakan prinsip High Modulus – Rut Resistance Material


menahan kerusakan sesuai (100 – 175mm)
Failure Criteria

Flexible Fatique Resistant Material


 Dapat mencapai umur lebih (75 – 100 mm)
dari 75 tahun

Base Material
 Sumber:Asphalt Pavement (As Required)
Alliance (APA) tahun 2002
dan TRB, 2004
Subgrade
Failure Criteria

• Retak yang dimulai dari batas lapisan


bituminous dan granular, akibat dilampauinya Lapis
batas regangan horisontal lapisan bituminous. Bituminous
Regangan ini terjadi akibat perilaku yang εh
berbeda antar lapisan tersebut dalam
menerima beban (lalu lintas atau lingkungan)
Lapis Granular
(Croney, 1992)

• Penurunan permanen yang terjadi pada


permukaan tanah dasar, akibat dilampauinya Permukaan
batas regangan vertikal (daya dukung) tanah
dasar. Regangan ini terjadi karena kekakuan Pondasi
lapis permukaan tidak dapat menyebarkan
beban (tegangan) pada tingkat yang masih Pondasi
bisa diterima tanah dasar (Croney, 1992) Bawah εv

Tanah Dasar
Perkerasan Long-Life

 Kombinasi perkerasan konvensional dan High Quality PG Binder – High Texture Mix,
perpetual dapat berupa AC WC, SMA dll.

 Menggunakan Binder dengan Stiffness


yang tinggi sehingga bersifat kaku High Modulus – Rut Resistance Material
sehingga dapat menahan tegangan dapat berupa AC BC, Superpave Surface

 Menggunakan Binder dengan nilai PI yang


tinggi sehingga tahan perubahan cuaca

 Mengandalkan Base sebagai lapisan stress Base Material


bearing mayor (As Required)

 Untuk perkerasan lama, lapisan Base dapat


berupa lapisan hasil proses Recycling

 Sumber: Berbagai Sumber Subgrade


JENIS
PERKERASAN
KAKU
Sistem Pelapisan
Konstruksi Perkerasan Kaku
 Tanah Dasar
Daya dukung tanah dalam perkerasan kaku dinyatakan dalam Modulus Reaksi Tanah (k) yang
didapatkan dari pengujian Plate Bearing Test. Nilai k, dengan pendekatan tertentu dapat juga
ditentukan oleh nilai CBR.
 Lapis Pondasi Bawah
Lapisan ini berfungsi sebagai pengendali pengaruh kembang susut tanah dasar; mencecah intrusi dan
pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi pelat; memberi dukungan yang mantap dan seragam
pada pelat; serta sebagai perkerasan jalan selama masa konstruksi.
 Lapis Perkerasan Beton
Secara teoritis kuat lentur beton dapat juga dihitung dari kuat tekan beton (bk’), yaitu:

dimana :
MR = Modulus Retak atau Kuat Lentur (kg/cm2)
bk = Kuat Tekan Beton pada umur 28 hari (kg/cm2)
Nilai minimum MR sebaiknya digunakan minimum 40 kg/cm2. Untuk kondisi tertentu dapat
digunakan sampai 30 kg/cm2.
Perkerasan Kaku

Prasyarat Khusus Rigid Pavement (SNI Pd T-14-2003):

 Tebal Minimum slab beton 15 cm dan lean Concrete 10 cm.


 Sistem pelapisan terdiri atas tanah dasar, lapisan pondasi bawah, dan lapisan beton.
Jenis Perkerasan Kaku 1

 Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan


(Jointed Unreinforced Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton semen yang dibuat


tanpa tulangan dengan ukuran pelat
mendekati bujur sangkar, dimana panjang
dari pelatnya dibatasi oleh adanya
sambungan-sambungan melintang.
Panjang pelat dari jenis perkerasan ini
berkisar antara 4-5 meter. (SNI Pd T-14-
2003)

Sumber: AASHTO 1993


Jenis Perkerasan Kaku 2

 Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan


(Jointed Reinforced Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton yang dibuat dengan


tulangan, yang ukuran pelatnya berbentuk
empat persegi panjang, dimana panjang
dari pelatnya dibatasi oleh adanya
sambungan- sambungan melintang. Panjang
pelat dari jenis perkerasan ini berkisar
antara 8-15 meter. (SNI Pd T-14-2003)

Sumber: AASHTO 1993


Jenis Perkerasan Kaku 3

 Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan


(Continuously Reinforced Concrete Pavement)
Jenis perkerasan beton yang dibuat
dengan tulangan dan dengan panjang
pelat yang menerus yang hanya dibatasi
oleh adanya sambungan-sambungan muai
melintang. Panjang pelat dari jenis
perkerasan ini lebih besar dari 75 meter.
(SNI Pd T-14-2003)

Sumber: AASHTO 1993


Jenis Perkerasan Kaku 4

 Perkerasan beton semen pra-tegang


(prestressed concrete pavement)
Jenis perkerasan beton menerus, tanpa tulangan yang menggunakan kabel-kabel pratekan
guna mengurangi pengaruh susut, muai dan lenting akibat perubahan temperatur
dan kelembaban. (SNI Pd T-14-2003)

Sumber: AASHTO 1993


PEMBANGUNAN JALAN
Potongan Melintang …

Bahu Jalan Lapis Permukaan


Lapis Pondasi
Drainase Lapis Pondasi Bawah
Tanah Dasar
Tahapan Pekerjaan Konstruksi Jalan

 Mobilisasi dan Demobilisasi


 Pekerjaan Persiapan
 Penyiapan Tanah Dasar, Bahu dan Drainase
 Pekerjaan Lapis Pondasi dan Pondasi Bawah
 Pekerjaan Lapis Permukaan (Lapis Penutup
dan Perkerasan)
Persiapan Tanah Dasar

 Pembersihan (Clearing and Grubbing)


 Pengelupasan Lapisan Tanah Atas (Top Soil
Stripping)
 Pembongkaran Bangunan (Demolition)
 Penggalian (Excavation)
 Penimbunan (Embankment/Fill)
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Pekerjaan Timbunan

 Jenis tanah
 Jenis alat pemadat
 Tebal lapis yang dipadatkan
 Jumlah lintasan alat pemadat
 Kadar air pada saat pemadatan
Konsep Optimum Moisture Content
rentang
Massa Jenis (ton/m3) kadar air

Kadar Air (%)


Pekerjaan Lapis Pondasi dan
Lapis Pondasi Bawah

Pada umumnya material lapis pondasi dan pondasi bawah terdiri dari
campuran asli atau buatan, antara lain crushed stone, soil-aggregate
material, crusher-run, crushed-stone dust, natural sand, dan tanah
pilihan/timbunan.

Bila konstruksi lapis pondasi dan pondasi bawah menggunakan material


bergradasi menerus, maka sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut:

• Seluruh material agregat ditempat penyimpanan/penimbunan harus


bebas dari kotoran.

• Penyebaran agregat sebaiknya langsung menggunakan kendaraan


bergerak dengan diperlengkapi spreader-boxes atau alat penyebar
agregat lainnya.
Pekerjaan Lapis Pondasi dan
Lapis Pondasi Bawah (lanjutan)

• Usahakan mengurangi/menghilangkan sama sekali pengaruh


segregasi (pemisahan butiran kasar dengan butiran halus), yang
selalu timbul pada material bergradasi menerus, antara lain:

• usahakan gradasi material pada tempat penimbunan tidak banyak


terganggu
• sistem pengangkutan material
• sistem penyebaran material dan ukuran maksimum agregat

• Kadar air material harus selalu terkontrol dan untuk menjaga


perubahan kadar air maka material yang telah dihamparkan harus
segera dipadatkan.

• Persyaratan lainnya, tebal padat maksimum yang diijinkan,


ketinggian hamparan harus selalu terkontrol.
Pekerjaan Lapis Permukaan

Tahapan yang umum digunakan pada pekerjaan


Laston (dan juga umumnya campuran hot mix lainnya)
adalah sebagai berikut:

 Coating
 Penghamparan
 Penggilasan (rolling)
Urutan Pekerjaan
Lapis Permukaan

(a) (b) (c) (d) (e)

a. Dump Truck
b. Spreading Mix
c. Breakdown Rolling
d. Secondary Rolling
e. Finshing Rolling
Prosedur Konstruksi MAKADAM (MacAdam)
DAUR ULANG
PERKERASAN
Perkerasan Daur-ulang

 Perbaikan terhadap struktur perkerasan lentur pada prinsipnya mencakup:


pelapisan ulang (overlaying), daur-ulang (recycling) dan rekonstruksi
(reconstruction). Material dari perkerasan yang rusak (deteriorated) yang
dikenal sebagai Perkerasan Aspal yang Diundang Kembali atau Reclaimed
Asphalt Pavement (RAP), sebagian atau seluruhnya digunakan pada
konstruksi baru. Digelar &
+ dipadatkan
Diambil
RAP Material
Segar
Aspal
+
Agregat

1: Eksisting 2: Pengambilan 3: Pencampuran 4: Penghamparan Kembali


Jenis Proses Daur-ulang

 Hot in-Place Recycling


(Daur-ulang Panas di Lokasi)
 Cold in Place Recycling
(Daur-ulang Dingin di Lokasi)
 Hot Central Plant Recycling
(Daur-ulang Panas di Kilang)
 Cold Central Plant Recycling
(Daur-ulang Dingin di Kilang)
Hot in-Place Recycling
Daur-ulang Panas di Lokasi

Sumber: Lebuhraya Malaysia (2005)


Cold in-Place Recycling
Daur-ulang Dingin di Lokasi

Sumber: EDP Consultant, USA (2006)


Hot Central Plant Recycling
Daur-ulang Panas di Kilang

Surge
Hopper
Main Unit

RAP Feeding

Drum
Mixer

Sumber: Fujian South Highway Machinery Co., Ltd., Japan (2006)


Cold Central Plant Recycling
Daur-ulang Dingin di Kilang

Sumber: Public Work Deparment, Malaysia (2005)


Kelebihan Perkerasan Daur-ulang

 Mempersingkat gangguan yang dirasakan


pengguna
 Konservasi kebutuhan energi
 Preservasi kondisi lingkungan
 Memperkecil biaya konstruksi
 Konservasi kebutuhan material dasar (agregat dan
aspal)
 Preservasi geometri perkerasan eksisting

Anda mungkin juga menyukai