Anda di halaman 1dari 24

Askep Gangguan

Sistem Perkemihan
Lydia Putri Ayu Ningsih (19022)
Pengertian

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh.

Sistem perkemihan merupakan sistem yang menghasilkan urin untuk mengeluarkan produk-
produk sisa dari tubuh
Sistem
perkemihan
terdiri dari 01. 02.
Ginjal Ureter

03. 04.
Vesika Urinaria Uretra
Anatomi
Fisiologi
01. Ginjal
Kedudukan ginjal : terletak dibagian belakang dari
kavum abdominalis di belakang peritonium pada
kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung
pada dinding abdomen.

Tampilan :
o Berbentuk seperti kacang,
o Berwarna merah tua,
o Sisi cekung menghadap medial,
o Panjang ± 12,5 cm, tebal 2,5 cm (±sebesar kepalan
tangan),
o Berat 125 g - 175 g (pria dewasa : 150-170 g, wanita
dewasa : 115-155 g).
o Ginjal kanan terletak agak di bawah dibandingkan
ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan.
o Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke-11 dan ginjal
kanan setinggi iga ke-12 dan batas bawah ginjal kiri
setinggi vertebrae lumbalis ke-3
02. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing
bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang
± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga
abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :


a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan –


gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria).Gerakan peristaltik mendorong urin
melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum
uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
03. Vesika Urinaria

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis


seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di
dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut
yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :


1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang
dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis.
04. Uretra Laki-Laki

 Pada pria, uretra membawa cairan semen dan


urine.
 Panjang sekitar 20 cm, melalui kelenjar prostat dan
penis. Uretra prostatik, dikelilingi oleh kel prostat.
Menerima 2 duktus ejakulator yang terbentuk dari
penyatuan duktus deferens dan duktus kel vesikel
seminal.
 Uretra membranosa, bagian terpendek (1 cm-2cm).
 Dikelilingi sfingter uretra eksterna.
 Uretra kavernosa (berspons), bag terpanjang.
Menerima duktus kelenjar bulbouretra dan
merentang sampai orifisium uretra eksterna pada
ujung penis.
04. Uretra
Perempuan

Pada wanita, ukuran pendek (3,75 cm),


membuka keluar tubuh mll orifisium uretra
eksterna yg terletak antara klitoris dan mulut
vagina. Wanita lebih berisiko terjadinya
infeksi Kandung kemih (sistitis) dan infeksi
saluran kemih(ISK).
Penyakit

01. 02.
Infeksi Saluran Gagal Ginjal
Kemih (ISK)
Infeksi Saluran Kemih

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi


bakteri pada saluran kemih (Depkes RI, 2014)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman


atau mikroba tumbuh dan berkembang biakdalam saluran kemih
dalam jumlah bermakna (IDAI,2011)
Klasifikasi
1. Kandung kemih (sistitis)
2. Uretra (uretritis)
3. Prostat (prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis) 

Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan


menjadi:
5. ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran
kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini
pada usi lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi
hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.

2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali
kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering
resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi
bakterimia, sepsis dan shock
Etiologi
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK,
antara lain:
1. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK
complicated
2. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK
uncomplicated (simple)
3. Enterobacter, staphylococcus epidemidis,
enterococci, dan-lain-lain.

Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:


4. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat
akibat pengosongan kandung kemih yang kurang
efektif
5. Mobilitas menurun
6. Nutrisi yang sering kurang baik
7. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun
humoral
8. Adanya hambatan pada aliran urin
9. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan


metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat
destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisah metabolit (teksik uremik) di dalam darah
(Muttaqin dan Sari, 2011)
Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium:
 Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum
normal dan penderita asimptomatik.
 Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75% jaringan telah rusak, Blood
Urea Nitrogen (BUN) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
 Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia K/DOQI merekomendasikan
pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG :
 Stadium 1: kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan
LFG yang asih normal (< 90mL/menit/1,73m2 )
 Stadium 2: kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-
89 mL/ menit / 1,73m2
 Stadium 3: kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 Ml/menit/1,73m2
 Stadium 4: kelainan ginjal dengan LFG antara 15- 29mL/menit/1,73m2
 Stadium 5: kelainan ginjal dengan LFG < 15Ml/menit/1,73m2 atau gagal
ginjal terminal.

Untuk menilai GFR (Glomelular Filtration Rate)/CCT (Clearance Creatinin Test)


dapat digunakan dengan rumus :

𝐂𝐥𝐞𝐚𝐫𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐜𝐫𝐞𝐚𝐭𝐢𝐧𝐢𝐧 (𝐦𝐥/𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭) = (𝟏𝟒𝟎–𝐮𝐦𝐮𝐫) 𝐱 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐝𝐚𝐧(𝐤𝐠)


𝟕𝟐 𝐱 𝐜𝐫𝐞𝐚𝐭𝐢𝐧𝐢𝐧 𝐬𝐞𝐫𝐮𝐦
Keterangan: *pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan
0,85
Etiologi
1. Gangguan pembuluh darah : berbagai jenis lesi vaskuler
dapat menyebabkan iskemik ginjal dan kematian jaringan
ginajlGangguan imunologis : seperti glomerulonephritis
2. Infeksi : dapat dijelaskan oleh beberapa jenis bakteri
terutama E.Coli yang berasal dari kontaminasi tinja pada
traktus urinarius bakteri.
3. Gangguan metabolik : seperti DM yang menyebabkan
mobilisasi lemak meningkat sehingga terjadi penebalan
membrane kapiler dan di ginjal dan berlanjut dengan
disfungsi endotel sehingga terjadi nefropati amiloidosis
yang disebabkan oleh endapan zat-zat proteinemia
abnormal pada dinding pembuluh darah secara serius
merusak membrane glomerulus.
4. Gangguan tubulus primer : terjadinya nefrotoksis akibat
analgesik atau logam berat.
5. Obstruksi traktus urinarius : oleh batu ginjal, hipertrofi
prostat, dan kontstriksi uretra.
Asuhan
Keperaw
atan
Pengkajian
A. Pengkajian
1. Data Biologis, meliputi :
 Identitas Klien
 Indentitas keluarga
2. Riwayat Kesehatan
 Riwayat ISK
 Riwayat Penyakit yang pernah diderita
3. Pengkajian Fisik
4. Riwayat Psikososial
 Pekerjaan
 Persepsi terhadap kondisi penyakit
 Mekanisme koping dan sistem pendukung
5. Pengkajian Pengetahuan Klien dan keluarga
 Pemahaman tentang penyebab / Perjalanan penyakit
 Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan
terapi medis
Pemeriksaan
A. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1. Analisis urin rutin pemeriksaan mikroskop urin segar
penunjang
tanpa putar, kultur urin serta jumlah bakteri/ml urin
merupakan protokol standar untuk pendekatan diagnosis
ISK.
2. Pemeriksaan lainnya seperti renal imaging. Namun
pemeriksaan ini tidak boleh rutin dan harus berdasarkan
indikasi klinis yang kuat seperti ultrasonography (USG),
radiografi (foto polos perut, pielografi IV, sistogram
miksi) dan isotop scanning.

B. Gagal Ginjal
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
( LABORATORIUM DARAH DAN PEMERIKSAAN
URIN )
2. PEMERIKSAAN EKG
3. PEMERIKSAAN USG
4. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Diagnosa

A. Diagnosa Infeksi Saluran Kemih (ISK)


1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan
inflansi dan infeksi uretra dan kandung kemih
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan iritasi
kandung kemih
3. Inkontinensia Urin Urgensi berhubungan dengan Iritasi
reseptor kontraksi kandung kemih

B. Diagnosa Gagal Ginjal


1. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keengganan untuk makan)
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi

A. Intervensi Infeksi Saluran Kemih (ISK)


 Dx : Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan
inflansi dan infeksi uretra dan kandung kemih
 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
 KH :
1. Tidak nyeri pada saat berkemih
2. Tidak nyeri pada perkusi panggul
 Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji skala nyeri
3. Monitor haluaran urin (perubahan warna, bau dan
pola berkemih)
4. Berikan posisi nyaman
Intervensi

B. Intervensi Gagal Ginjal


 Dx : Hipervolemia berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
diharapkan hipervolemia teratasi
 KH :
1. Haluaran urin normal
2. Turgor kulit membaik
 Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Monitor intake dan output
3. Batasi asupan cairan
4. Berikan posisi nyaman
Evaluasi

A. Infeksi Saluran Kemih


1. Tidak nyeri saat berkemih
2. Tidak nyeri pada perkusi panggul
3. Pola berkemih dan warna urin membaik

B. Gagal Ginjal
1. Haluaran urin membaik
2. Intake dan output membaik
3. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
4. Pasien dapat beraktivitas secara mandiri
Trimakas
ih

Anda mungkin juga menyukai