B. Indikasi
5. Dilakukan kepada pasien yang mengalami gangguan pola napas
6. Dilakukan kepada pasien yang mengalami peningkatan usaha pernapasan
C. Kontraindikasi
1. Tidak boleh dilakukan kepada pasien dengan kondisi akut medis & bedah Tradition of Excellenc
2. Tidak boleh dilakukan kepada pasien yang sedang mengalami penurunan kesadaran
3. Tidak boleh dilakukan kepada pasien yang memiliki nyeri berat
D. Persiapan Klien
4. Memberikan penjelasan mengenai tindakan apa saja yang akan dilakukan dan juga menjelaskan
alasan kenapa dilakukan tindakan tersebut.
E. Persiapan Alat
5. Menyiapkan tempat tidur sesuai aturan bed making
6. Menyiapkan bantal
F. Langkah Kerja Tradition of Excellenc
1. Mengkaji program terapi untuk klien
2. Mencuci tangan 6 langkah
3. Menjelaskan kepada klien tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
4. Memposisikan pasien pada posisi yang paling nyaman(supinasi,low Fowler, semi Fowler, Fowler,
high Fowler)
5. Menempatkan bantal di bawah kepala dan lutut klien
6. Meletakkan tangan perawat tepat di atas perut bagian atas klien di bawah rusuk
7. Meminta klien untuk menarik napas perlahan-lahan dari hidung sampai perut mengembang tetapi
dada tidak mengembang
8. Meminta klien untuk menghembuskan napas melalui mulut, berikan tekanan lembut pada perut
sehingga perut yang tadinya mengembang menjadi mengempis
9. Mengulangi langkah ke 7 dan 8 sampai beberapa kali
Lanjutan..
Tradition of Excellenc
10. Meminta klien untuk mengulangi prosedur dengan tangan klien ditempatkan di atas dada dan
perut atas
11. Meminta pasien merasakan kembang-kempis perut ketika bernapas, dalam hal ini dada
tidak ikut mengembang dan mengempis
12. Melakukan latihan sampai pernapasan efektif berhasil dicapai
13. Memberitahukan kepada klien bahwa tindakan yang dilakukan telah selesai
14. Membereskan alat-alat yang telah digunakan
15. Memposisikan klien dalam posisi ternyaman
16. Mengkaji respon klien(subyektif dan obyektif)
17. Memberikan reinforcement atau penguatan positif kepada klien
18. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya terhadap klien
19. Mencuci tangan 6 langkah
2. Pursed Lip Breathing
A. Tujuan
1. Untuk meningkatkan ventilasi Tradition of Excellenc
2. Untuk membebaskan udara yang terperangkap di paru-paru
3. Untuk membuat jalan napas terbuka dan menurunkan kerja dari pernapasan
4. Untuk menurunkan RR
5. Untuk melakukan relaksasi
B. Indikasi
6. Dilakukan kepada pasien yang mengalami peningkatan usaha pernapasan
7. Dilakukan kepada pasien yang didapati udara terperangkap di dalam paru-parunya(asma, PPOK)
C. Kontraindikasi
8. Tidak boleh dilakukan kepada pasien dengan kondisi akut medis & bedah
9. Tidak boleh dilakukan kepada pasien yang sedang mengalami penurunan kesadaran
10. Tidak boleh dilakukan kepada pasien yang memiliki nyeri berat
D. Persiapan Klien
1. Memberikan penjelasan mengenai tindakan apa saja yang akan dilakukan dan juga menjelaskan
alasan kenapa dilakukan tindakan tersebut. Tradition of Excellenc
E. Persiapan Alat
2. Menyiapkan tempat tidur sesuai aturan bed making
3. Menyiapkan bantal
F. Langkah Kerja
4. Mengkaji program terapi untuk klien
5. Mencuci tangan 6 langkah
6. Menjelaskan kepada klien tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
7. Memposisikan pasien pada posisi yang paling nyaman(supinasi,low Fowler, semi Fowler, Fowler,
high Fowler)
8. Menempatkan bantal di bawah kepala dan lutut klien
Lanjutan..
6. Meminta klien untuk menarik napas perlahan melalui hdung selama 2 hitungan Tradition of Excellenc
7. Meminta klien untuk menghembuskan napas secara perlahan melalui mulut seperti sedang
meniup lilin, selama 4 hitungan
8. Mengulangi langkah 6 & 7 beberapa kali
9. Melakukan latihan sampai pernapasan efektif tercapai
10. Memberitahukan kepada klien bahwa tindakan yang dilakukan telah selesai
11. Membereskan alat-alat yang telah digunakan selama tindakan
12. Memposisikan klien dalam posisi ternyaman
13. Mengkaji respon klien(subyektif dan obyektif)
14. Memberikan reinforcement atau penguatan positif kepada klien
15. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya terhadap klien
16. Mencuci tangan 6 langkah
3. Batuk Efektif
A. Tujuan
Tradition of Excellenc
1. Untuk mengeluarkan mukus/lendir dari saluran napas
2. Untuk mencegah adanya penumpukan mukus/lendir dan komplikasinya
B. Indikasi
3. Dilakukan kepada pasien yang mengalami penumpukan mukus di jalan napas
4. Dilakukan kepada pasien yang mengalami batuk berdahak
C. Kontraindikasi
5. Tidak boleh dilakukan kepada pasien dengan kondisi akut medis & bedah
6. Tidak boleh dilakukan kepada pasien yang memiliki nyeri berat
7. Tidak boleh dilakukan kepada pasien hemaptoe
8. Tidak boleh dilakukan kepada pasien yang mengalami gangguan kardiovaskuler
D. Persiapan Klien Tradition of Excellenc
1. Memberikan penjelasan mengenai tindakan apa saja yang akan dilakukan dan juga menjelaskan
alasan kenapa dilakukan tindakan tersebut.
F. Persiapan Alat
2. Menyiapkan masker
3. Menyiapkan sarung tangan(hand scone)
4. Menyiapkan tempat tidur sesuai aturan bed making
5. Menyiapkan bantal
6. Menyiapkan wadah tertutup yang didalamnya berisikan cairan antiseptik untuk sputum
7. Menyiapkan tisu
8. Menyiapkan handuk sebagai pengalas
9. Menyiapkan bengkok sebagai tempat pembuangan
F. Langkah Kerja
1. Mengkaji program terapi untuk klien Tradition of Excellenc
2. Mencuci tangan 6 langkah
3. Memakai sarung tangan dan masker
4. Menjelaskan kepada klien tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
5. Memposisikan pasien pada posisi yang paling nyaman (supinasi,low Fowler, semi Fowler, Fowler,
high Fowler)
6. Menempatkan bantal di bawah kepala dan lutut klien
7. Meminta klien untuk menyilangkan kedua tangannya di perut
8. Meminta klien untuk menarik napas melalui hidung dan menghembuskan napas melalui mulut
(dilakukan sebanyak 2 kali)
9. Meminta klien untuk menarik napas perlahan melalui hidung
10. Minta klien untuk menekan perutnya dengan tangan dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke
depan
Lanjutan..
11. Meminta klien untuk batuk-batuk sebanyak 2 sampai dengan 3 kali Tradition of Excellenc
12. Menampung pada wadah sputum jika didapati sputum keluar dari tumbuh klien
13. Melakukan istirahat sejenak
14. Mengulangi langkah 7 sampai dengan 10 beberapa kali
15. Terus melakukan latihan sampai sputum klien berkurang atau bahkan sampai bersih
16. Memberitahukan kepada klien bahwa tindakan yang dilakukan telah selesai
17. Membereskan alat-alat yang telah digunakan
18. Memposisikan klien dalam posisi ternyaman
19. Mengkaji respon klien (subyektif dan obyektif)
20. Memberikan reinforcement atau penguatan positif kepada klien
21. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya terhadap klien
22. Melepaskan sarung tangan yang dan masker yang dipakai
23. Mencuci tangan 6 langkah
EVALUASI EFEKTIFITAS TINDAKAN TEKNIK DAN PROSEDUR
PELAKSANAAN ASUHAN PRAKTIK KEPERAWATAN
Tradition of Excellenc
Dalam melakukan prosedur untuk pemenuhan kebutuhan oksigen klien ada beberapa hal terkait
yang perlu diperhatikan antara lain yaitu:
1. Gangguan jantung
2. Alergi pada Saluran Napas
3. Gaya hidup dan kebiasaan
4. Kapasitas darah untuk membawa oksigen
5. Peningkatan aktivitas tubuh
6. Gangguan pergerakan paru
7. Obstruksi saluran pernapasan, meliputi asma
8. Faktor fisiologi
setelah dilakukan prosedur pemenuhan kebutuhan oksigenasi perlu di evaluasi kembali apakah
terdpat kesalahan selama prosedur berlangsung. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa caraof Excellenc
Tradition
berikut:
• Bronkosopi: untuk memperoleh sempel biopsi dan cairan atau sampel sputum atau benda asing
yang menghambat jalan nafas.
• Endoskopi: untuk melihat adanya lesi atau luka dan lokasi kerusakan.
• Fluroskopi: untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, seperti pada kerja jantung dan
kontraksi paru.
• CT-Scan: untuk mengetahui adanya massa abnormal.
• Pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri: dapat dilakukan dengan menggunakan masker
mulut yang dihubungkan dengan spirometer yang berfungsi untuk mencatat volume residual
volume cadangan ekspirasi, cadangan inspirasi, dan mencatat volume paru (Andarmoyo, 2012).
• Kecepatan aliran ekspirasu puncak: kecepatan aliran ekspirasi puncak merupakan dimana titik
aliran yang tertinggi yang dicapai selama ekpirasi berlangsung dan pada titik ini mencerminkan
perubahan ukuran napas yang menjadi lebih besar (Andarmoyo, 2012).
• Pemeriksaan gas darah arteri: pemeriksaan jenis ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel
Traditionion
darah dari pembuluh darah arteri untuk mengetahui tekanan parsial oksigen, konsentrasi of Excellenc
hidrogen, dan karbondioksida dan saturasi hemoglobin (Andarmoyo, 2012).
• Oksimetri: oksimetri dapat digunakan dalam pengukuran saturasi oksigen kapiler. Prosentase
hemoglobin yang disaturasi oksigen disebut dengan saturasi oksigen.
• Pemeriksaan darah lengkap: apabila jumlah sel darah merah meningkat maka kapasitas darah
yang mengangkut oksigen juga akan meningkat. Namun peningkatan jumlah sel darah merah akan
meningkatkan kekentalannya dan juga akan ada risiko terbentuknya trombus (Andarmoyo, 2012).
• X-Ray Thorax: salah satu contoh pemeriksaan sinar X-Ray yaitu radiologi thoraks, dimana dalam
pemeriksaan ini berfungsi bagi dokter serta perawat untuk mengamati lapang paru untuk
mendeteksi atau melihat terhadap adanya cairan.
• Pemindaian paru: CT Scan pada Paru
• Spesimen Sputum: untuk mengidentifikasi tipe organisme yang berkembang dalam sputum yaitu
seperti TB paru maka dilakukanlah pemeriksaan spesimen sputum. Spesimen sputum yang diambil
dalam mengidentifikasi adanya kanker paru abnormal serta dengan tipe sel yang terdapat
didalamnya disebut sputum untuk sitologi (Andarmoyo, 2012).
HASIL PRAKTIKUM
Tradition of Excellenc
1. PERNAPASAN DADA DAN PURSED LIP BREATHING
Batuk efektif merupakan suatu tindakan keperawatan membersihkan sekresi pada jalan napas
dengan tujuan untuk meningkatkan mobilisasi sekresi serta mencegah risiko tinggi retensi sekresi
dengan diberikannya tindakan dalam waktu 1 x 24 jam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Pranowo (2012), telah terbukti bahwa latihan batuk efektif sangatlah efektif untuk
mengeluaran sputum dan membantu membersihkan secret pada jalan napas juga mampu mengatasi
sesak napas. terdapat suatu penelitian mengenai pengaruh Latihan batuk efektif terhadap frekuensi
pernapasan pasien yang mengalami TB paru di Instansi Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang tahun 2013, didapatkan dari 32 responden. Rata-rata frekuensi pernapasan
sebelum melakukan batuk efektif yaitu 23,37 kali per menit dengan standar deviasi 6,45, nilai
minimum 8 dan maksimum 31, sebagian besar frekuensi pernapasannya cepat sebelum
dilakukannya latihan batuk efektif. Tetapi setelahnya dilakukan latihan batuk efektif frekuensi
pernapasannya menjadi normal, yaitu 19,81 kali per menit dengan standar deviasi 4,17, nilai
minimum 10 dan maksimum 25. Dari penelitian tersebut dapat kita lihat perbedaan signifikan
antara frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan latihan batuk efektif.
PEMBAHASAN
Tradition of Excellenc
KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN OKSIGENASI
Kebutuhan oksigenasi menjadi kebutuhan dasar dalam pemenuhan oksigen untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Potter & Perry,
2005). Tanpa adanya oksigen dalam waktu tertentu maka akan menimbulkan kerusakan pada sel
tubuh bahkan yang paling parah hingga menyebabkan kematian.
2) Perfusi Paru, yaitu proses dimana mengalirnya darah melalui sirkulasi paru untuk dioksigenasi,
yang pada sirkulasi paru darah yang dioksigenasi mengalir dalam arteri pulmonalis dari ventrikel
kanan jantung. Pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal = V) orang dewasa sehat sekitar 4
lt/menit, sedangkan untuk aliran darah kapiler pulmonal (Q) terdapat sekitar 5 lt/menit (Wartonah,
2006).
3) Difusi, Komponen yang berperan penting dalam difusi pernapasan yaitu alveoli dan darah. Difusi
gas adalah pergerakan O2 dan CO2 atau partikel lain dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke
arah tekanan yang rendah. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi Proses difusi, antara lain:
ketebalan membran, luas permukaan membran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2,
serta perbedaan tekanan gas anatara O2 dan CO2 (Muttaqin, 2010).
B. Sistem Kardiovaskuler Tradition of Excellenc
Fungsi jantung sebagai pemompa darah pada proses transport oksigen sangatlah mempengaruhi
kemampuan oksigenasi pada jaringan. Awal mulanya darah masuk ke atrium kiri dari vena
pulmonaris. Aliran darah yang keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian
dari aorta darah disalurkan keseluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta
menyatu kembali membentuk vena yang di alirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari
atrium kanan masuk ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis kemudian keluar ke arteri
pulmonalis untuk kemudian di alirkan ke paru - paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir
di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersirkulasi secara sistemik. Sehingga tidak
adekuatnya sirkulasi sistemik berdampak pada kemampuan transpor gas oksigen dan karbon
dioksida (Wartonah, 2006).
C. Sistem Hematologi
Membutuhkan transpor dari paru - paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru –
paru (Tarwoto Wartonah, 2006). Terdapat sekitar 97% oksigen dalam darah yang dibawa eritrosit
yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Sel darah merah
mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin
berikatan dengan satu molekul oksigen yang kemudian membentuk oksihemoglobin (HbO2).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
OKSIGENASI
No Faktor-faktor mempengaruhi kebutuhan oksigenasi Tradition of Excellenc
2. Faktor
Bayi prematur, bayi dan toddler, anak usia sekolah dan remaja, dewasa muda dan
Perkembangan
pertengahan , serta dewasa tua .
3. Faktor Perilaku Nutrisi, exercise, merokok, alkohol dan obat-obatan, serta kecemasan.
Terapi oksigen digunakan untuk memberikan aliran gas lebih dari 20% pada tekanan 1 atmosfir
sehingga konsentrasi oksigen menjadi meningkat dalam darah (Andarmoyo, 2012).
A. Indikasi
Menurut Standar Keperawatan ICU Depkes RI (2005) dan Andarmoyo (2012):
1. Pasien dengan hipoksia
2. Kurangnya oksigenasi sedangkan paru normal
3. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal
4. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal
5. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen dengan tekanan
6. konsentrasi tinggi
7. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah.
Indikasi terapi oksigen pada neonatus adalah :
1. Pasien asfiksia Tradition of Excellenc
2. Pasien Takipnu
3. Pasien Febris
4. Pasien dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
5. Pasien dengan napas lebih dari 60 kali/menit
B. Kontraindikasi
Menurut Potter (2005) meliputi :
6. Kanul nasal atau Kateter binasal atau nasal prong.
7. Kateter nasofaringeal atau kateter nasal.
8. Pasien dengan PaCO2 tinggi menggunakan sungkup muka dengan kantong rebreathing,
gunanya agar lebih meningkatkan kadar PaCO2 nya lagi.
C. Metode pemberian oksigen Tradition of Excellenc
Menurut potter (2005) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk pemberian oksigen,
sebagai berikut:
1. Melalui inkubator
2. Head box
3. Nasal kanul ( low flow atau high flow)
4. Nasal CPAP (continuous positive airway pressure)
5. Nasal Intermittent Positive Pressure Ventilation (NIPPV)
6. Ventilator (dengan memasukkan endotracheal tube)
DASAR TEORI OKSIGENASI Tradition of Excellenc
Menurut Levine peran perawat yaitu membantu klien untuk beradaptasi terhadap
lingkungan baru klien dan mempertahankan kesehatan klien. Berdasarkan teori konservasi
Levine, intervensi dapat dilakukan dengan memberikan perawatan secara langsung kepada klien
untuk meningkatkan adaptasi klien dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Intervensi
diberikan berdasarkan prinsip konservasi energi, integritas struktural, integritas personal, dan
integritas sosial. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konservasi
integritas struktur adalah dengan memberikan posisi untuk meningkatkan ventilasi, melakukan
fisioterapi dada,melakukan pengisapan sekret, memantau tanda vital, memantau fungsi
neurologis, memantau respon klien terhadap pemberian ventilator, dan kolaborasi alam
pemberian antibiotik. Pemberian posisi pronasi bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi,
meningkatkan mekanika pernafasan, mengurangi jumlah daerah atelektasis, memfasilitasi
pengeluaran sekret, dan mengurangi cidera paru terkait dengan ventilator.
B. Teori Comfort Katherine Kolcaba
Konsep utama teori comfort adalah melakukan penilaian terhadap struktur taksonomiTradition of Excellenc
antara tiga
kenyamanan dikaitkan dengan empat pengalaman kenyamanan. Kebutuhan oksigenasi merupakan
kebutuhan yang sangat mutlak dan primer yang harus dipenuhi bagi semua manusia. Untuk
mencapai suatu kenyamanan, maka pemenuhan kebutuhan oksigen harus seimbang antara inspirasi
O2 dan ekspirasi CO2. Perawat harus sangat memperhatikan kenyamanan pada saat memberikan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Salah
satu teori keperawatan dengan fokus kenyamanan adalah model Comfort Katherine Kolcaba.
Kolcaba dalam teori tentang kenyamanan mensintesis tiga tipe kenyamanan dalam analisis
konsepnya yaitu terdiri atas relief yang berarti ketika kenyaman spesifik yang dibutuhkan klien
terpenuhi, ease berarti ketika klien merasa tenang dan puas, dan transdendence yaitu ketika klien
berhasil melampaui kebutuhan rasa nyaman.
Selain itu, tiga tipe kenyamanan tersebut dapat terlihat melalui kenyamanan fisik, psikospiritual,
sosiokultural,dan lingkungan. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi juga dapat berdampak
stress dan keidaknyamanan pada kondisi keseluruhan pasien dan keluarga. Tindakan sebagai upaya
untuk mengurangi gangguan pemenuhan oksigenasi melalui tindakan kolaborasi yaitu terapi
farmakologi dan non farmakologi diantaranya adalah pemberian oksigenasi, inhalasi, fisioterapi dada
dan suction. Pemberian oksigen dan membersihkan jalan nafas karena penumpukan dahak menjadi
solusi untuk mengatasi masalah oksigenasi pada klien. Peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan, advokat, konselor, edukator, kolaborator dan agen perubah.
Tradition of Excellenc
KESIMPULAN
Oksigen menjadi peran utama dalam semua proses dalam tubuh secara keseluruhan. Jika
tidak ada oksigen dalam tubuh kita maka akan menyebabkan tubuh secara fungsional akan
mengalami kemunduran hingga kematian. Bila terdapat masalah pada salah satu organ sistem
respirasi, maka akan berhubungan dengan kebutuhan oksigen yang akan mengalami gangguan
juga. Sering kali individu menyepelekan pentingnya oksigen bagi tubuh. Proses pernapasan
dianggap sebagai suatu hal yang biasa-biasa saja. Tetapi ketika terdapat gangguan dalam
pemenuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi tersebut,
barulah individu merasakan pentingnya oksigen.
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TINDAKAN KEPERAWATAN : NEBULIZER
Tradition of Excellenc
NO REVISI: HALAMAN:
PROSEDUR KERJA NO DOKUMEN:
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
1. Pengertian Pemberian inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat menggunakan nebulator
2. Tujuan 1. Membuat secret menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan
2. Memperlebar jalan napas agar pernapasan menjadi lebih lega
3. Membuat selaput lendir pada saluran napas menjadi lebih lembab
4. Mengobati peradangan pada saluran pernapasan bagian atas
5. Memperbaiki pertukaran gas
3. Indikasi 1. Kesulitan mengeluarkan sekret
2. Penyemitan jalan napas (Misal: pada klien dengan asma atau empisema)
3. Klien yang mengalami penyakit paru obstruksi kronik
Respon : Klien kooperatif dalam melakukan tindakan sehingga memudahkan untuk melakukan terapi.
2. Dahak berkurang
11. Evaluasi Terapi inhalasi dengan nebulizer lebih efektif dan sangat cocok untuk anak- anak dan lansia yang
Tradition of Excellenc
mengalami gangguan pada pernapasan terutama adanya mukus yang berlebih, batuk atau pun sesak
napas karena dapat memberikan efek bronkodilatasi atau melebarkan lumen bronkus, dahak menjadi
encer sehingga mempermudah dikeluarkan, menurunkan hiperaktifitas bronkus serta dapat mengatasi
infeksi.
12. Sumber Referensi Astuti, W. T., dkk. 2019. Penerapan Terapi Inhalasi Nebulizer untuk Mengatasi Bersihan Jalan Napas
pada Pasien Brokopneumonia. Jurnal Keperawatan. 5(2): 7-13
Djaharuddin, I., dkk. 2017. Terapi Inhalasi Nebulisasi. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Perofesional. Jakarta:
Salemba Medika.
Rofiliah, F. D., dkk. 2019. Oksigenasi Humidifikasi Dan Nebulizer. Surabaya: Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga