Anda di halaman 1dari 18

SUSPENSI 1

TIM DOSEN
Teknologi Sediaan Farmasi 1
2021
PENDAHULUAN
 Suspensi adalah sediaan cair yang Suspensi Kasar :
mengandung partikel padat tidak larut 1 µm
yang terdispersi dalam fase cair (FI Umumnya 10 – 50 µm
 VI)
Zat aktif tidak larut/kelarutannya Suspensi Koloid :
terbatas dalam air, tapi tetap
< 1 µm
dibutuhkan bentuk cair,
 misal untuk anak2 dan lansia Umumnya 1,0 µm & 0,5 µm
JENIS SEDIAAN
Contoh : Contoh :
susp. hidrokortison asetat, Susp. hidrokortison
neomicyn

Contoh : Contoh :
Susp. Kloramfenikol, Susp. Penicillin G ( i.m )
Rifampisin,
asam mefenamat, dll

Contoh :
Susp. Budesonide Contoh :
Susp. Paranitro Sulfathiazol
WHY?
1. Zat berkhasiat tidak larut dalam air atau mempunyai kelarutan rendah
2. Zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit dalam bentuk larutan dibuat
derivat yang tidak larut
Contoh : kloramfenikol base (larut air, rasa pahit)  kloramfenikol palmitat
(tidak larut air, rasa tidak pahit)
3. Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam air
Contoh : oxytetrasiklin hcl ( larut air , mudah terhidrolisis)  oxytetrasiklin
ca (tidak larut air, stabil)
4. Mempersingkat kontak zat padat dengan medium dispersi  sirup kering
5. Meningkatkan luas permukaan di saluran cerna (dibandingkan bentuk
tablet)  kaolin, mg carbonat, dsb
Suspensi Dengan Medium Non Air
1. Zat berkhasiat yang tidak stabil dalam air  menggunakan medium non air
Contoh :
 tetrasikilin hcl dalam minyak kelapa (ocular),
 phenoxymethil penicilin dalam minyak kelapa ( oral )
2. Basis lemak (semi padat)
Contoh :
 Tetrasiklin HCl dalam basis lemak
 Pasta mengandung padatan yang terdispersi dalam basis paraffin
 Suspensi obat padat dalam basis emulsi (krim zinc)
3. Untuk memperpanjang pelepasan obat menggunakan pembawa minyak
Contoh : vaksin, antisera, zink insulin, medroxy progesteron asetat
4. Suspensi Barium Sulfat (Radiopaque Contrast Media) untuk kontras dalam pemeriksaan x-ray
Syarat suspensi yang baik

● Suspensi Harus Tetap Homogen


● Harus Mudah Didispersikan Kembali
● Mudah Dituang
● Partikel Suspensi Harus Kecil & Seragam
Komponen penyusun Suspensi

● Zat padat tidak larut medium (zat aktif)


Fase terdispersi/fase internal/fase diskontinyu
● Medium cair
Fase pendispersi/fase eksternal/fase kontinyu
● Suspending agent (alam & sintesis)
● Pengawet
● Antioksidan
PENGAWET
Dapat digunakan :
- Butil parabenzoat
- Etil parabenzoat
- Propil parabenzoat
- Nipagin
- Nipasol
- Garam kompleks merkuri (fenil merkuri nitrat, fenil merkuri klorida, fenil
merkuri asetat).
SUSPENDING AGENT
1. meningkatkan viskositas suspensi  pengendapan dapat diperlambat.
2. Suspending agent berfungsi mendispersikan partikel tidak larut kedalam pembawa dan
meningkatkan viskositas sehingga kecepatan pengendapan bisa diperkecil.
3. Mekanisme kerja :
 mengikat molekul air pada rantai intertwined macromolecular yang menyebabkan
penghambatan pergerakan air.
 viskositas yang meningkat menyebabkan laju sedimentasi menjadi lambat pada
sediaan suspensi dan meningkatkan stabilitas fisik sediaan.
 berlebihan dalam menambahkan suspending agent akan menyebabkan masalah
pada suspensi  penggumpalan dan sulit untuk terkonstitusi dengan pengocokan.
PENGGOLONGAN SUSPENDING AGENT

1. polisakarida : gom akasia (gom arab)/PGA, tragakan, na-alginat (sodium


alginat), starch (amilum), karagen (chondrus extract), xanthan gum
(polysaccharide b-1449/ corn sugar gum), serta guar gum (guar flour).
2. turunan selulosa : metilselulosa, CMCNa (karboksimetil selulosa), avicel,
dan hidroksi etil selulosa.
3. clay (Tanah Liat) : bentonit, aluminium-magnesium silikat (veegum), dan
hectocrite (salah satu senyawa mineral berbentuk tanah liat).
4. polimer sintetik : golongan carbomer
SUSPENDING AGENT DARI
● Golongan gom ALAM
a. Akasia (Pulvis Gummi Arabica/PGA)
Diperoleh dari tanaman Acasia sp.
Dapat larut dalam air, tidak larut etanol.
Mudah rusak oleh bakteri sehingga ke dalam suspensi perlu ditambahkan pengawet.
b. Chondrus
Diperoleh dari tanaman Chondrus crispus atau Gigartina mamilosa. Dapat larut
dalam air, tidak larut etanol. Ekstrak dari chondrus disebut karagen.Mudah dirusak
oleh bakteri sehingga perlu penambahan pengawet.
SUSPENDING AGENT DARI ALAM

c. Tragakan
Diperoleh dari tanaman Astragalus gummifera. Mucilago tragakan lebih
kental dibanding mucilago dari gom arab. Mucilago tragakan hanya baik
sebagai suspending agent, tetapi bukan sebagai emulgator.
d. Alginat
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Di perdagangan terdapat
dalam bentuk garamnya, yaitu natrium alginat.
Mudah dirusak oleh bakteri sehingga perlu ditambahkan pengawet.
Konsentrasi yang biasa digunakan 1-2%.
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
2. Golongan bukan gom (golongan tanah liat)
a. Bentonit
b. Hectorite
c. Veegum
Jika tanah liat dimasukkan ke dalam air, mereka akan mengembang dan
mudah bergerak/mengalir jika dilakukan pengocokan. Peristiwa ini disebut
“tiksotropik”.
Ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air sehingga penambahan bahan
tersebut ke dalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran
suspensi.
Keuntungan gol. Tanah liat : tidak dipengaruhi oleh suhu/panas maupun
fermentasi oleh bakteri karena tanah liat merupakan senyawa anorganik, bukan
dari golongan karbohidrat.
SUSPENDING AGENT SINTETIS
1. Derivat selulosa
 Metil selulosa (methosol, tylose)
 Karboksimetilselulosa (CMC)
 Hidroksi metil selulosa.
Di belakang nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor, misalnya
methosol 1500. angka ini menunjukkan kemampuan suspending agent tersebut
untuk meningkatkan viskositas cairan pelarut. Semakin besar angkanya,
kemampuannya semakin tinggi.
Golongan ini tidak diabsorpsi oleh usus halus dan tidak beracun sehingga banyak
digunakan dalam produksi makanan.
Dalam farmasi digunakan pula sebagai laksansia dan bahan
penghancur/disintegrator dalam pembuatan tablet.
SUSPENDING AGENT SINTETIS
2. Golongan organik polimer
Yang paling terkenal : Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik).
Konsentrasi yang biasa digunakan : ± 1%.
CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM SUSPENSI

1. Metode dispersi
 Suspending Agent dilarutkan terlebih dahulu dengan air  Mucilago
 menambahkan serbuk bahan obat ke dalam mucilago yang telah
terbentuk, kemudian baru diencerkan.

2. Metode Presipitasi
 Zat yang akan didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam pelarut
organik yang hendak dicampur dengan air.
 Setelah larut dalam pelarut organik, larutan zat ini kemudian
diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air.
 Cairan organik : etanol, propilenglikol, polietilenglikol.
SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI

1. Sistem flokulasi
 Partikel beragregat dengan ukuran besar
 Sedimentasi cepat
 Endapan longgar  mudah diresuspensikan kembali (tidak terjadi cake)
 Volume sedimentasi besar
2. Sistem deflokulasi
 Partikel terdispersi sebagai unit terpisah
 Sedimentasi lambat
 Endapan kompak/memadat  terbentuk cake
 Volume sedimentasi kecil
Kelebihan dan Kekurangan Suspensi
1. Kelebihan
 Dapat digunakan untuk pasien anak dan lansia, atau yang tidak dapat menelan
tablet.
 Stabilitas terhadap hidrolisis relatif lebih baik dibanding sediaan bentuk larutan
(karena kontak zat dengan air lebih sedikit).

2. Kekurangan
 Ketepatan dosis pemakaian tergantung pada ketelitian pasien dalam menakar.
 Wadah penyimpanan (botol) relatif besar dan berat  transport sulit, kurang
praktis.
 Wadah rusak, keseluruhan isi tidak dapat dipakai lagi.

Anda mungkin juga menyukai