Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

SOLVING BERBASIS MASALAH DAN POE2WE

192153006_Wita Puzi Lestari


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara dua model pembelajaran, yaitu model
pembelajaran problem solving dan model pembelajaran POE2WE, dan menganalisis
bagaimana kelebihan dan kelemahan dari dua model pembelajaran tersebut. Penelitian ini
menggunakan study Pustaka.
PEMBAHASAN

Pendahuluan Hasil dan Diskusi

Metode penelitian Kesimpulan


Pendahuluan
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Pengembangan kurikulum 2013 didasarkan pada kompetensi dalam konteks pendidikan abad ke - 21. Proses pembelajaran
dalam kurikulum 2013 diarahkan agar dapat membekali siswa dengan empat ragam pengetahuan mulai dari pengetahuan
yang bersifat faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Melalui empat
jenis pengetahuan tersebut diharapkan siswa akan mampu menjadi seseorang yang dapat berpikir kritis, kreatif dan
inovatif. Menurut Trilling & Fadel (2009), kompetensi utama yang harus dimiliki dalam konteks pendidikan abad ke-21
berkenaan dengan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berkomunikasi
dan berkolaborasi, serta kemampuan untuk berkreativitas dan berinovasi.
Menurut Redish tujuan pembelajaran fisika baik ditingkat sekolah menengah maupun tingkat universitas adalah
meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran kemampuan
pemecahan masalah dapat dikembangkan melalui model pembelajaran berbasis masalah. Salah satu model
pembelajaran berbasis masalah yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Problem Solving Problem Solving.
Pendahuluan
Karakteristik pengetahuan fisika yang saling berhubungan antara konsep fisika yang satu dengan yang lain menjadi salah
satu permasalahan bagi siswa dalam menguasai konsep - konsep fisika, misalnya pada materi momentum dan impuls.
Berdasarkan hasil penelitian Lawson dan McDermott menunjukan bahwa siswa melakukan kesalahan dalam memahami
teori momentum dan impuls, misalnya mengaitkan hubungan antara konsep momentum dan konsep impuls dalam
penyelesaian soal.
Model pembelajaran POE2WE (predict, observe, explanation, elaboration, write, dan evaluation) merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan dari model pembeljaran POEW dan model pembelajaran Fisika dengan pendekatan Kontruktivistik. Model
pembelajaran POE2WE ini merupakan model yang tepat untuk pembelajaran berbeasisi ilmiah, terutama pada pelajaran fisika.
Selain itu, model pembelajaran POE2WE merupakan model pembelajaran yang dapat menjawab tantangan revolusi industri 4.0.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode studi pustaka (Library Research) yakni teknik
pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian yang
berasal dari jurnal-jurnal ilmiah, buku, literatur-literatur, catatan, serta berbagai laporan yang
berkaitan dengan topik permasalahan yang hendak dipecahkan. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang bersifat teoritis sehingga peneliti mempunyai landasan teori yang kuat
sebagai suatu hasil ilmiah. Data dalam penelitian ini berdasarkan buku dan jurnal yang relevan untuk
diteliti penulis.
Metode Penelitian
Teknik analisis data dilakukan secara Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
cara membaca dan mengumpulan literatur terkait dan referensi teori yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, dokumentasi, dan data di internet.
Selanjutnya pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptifanalitis, yaitu model
penelitian yang berupaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan
kondisikondisi yang ada sehingga dapat mengungkapkan fakta-fakta terkait dengan Penggunaan
Model Pembelajaran Demonstrasi dan POE2WE. kualitarif dimana dalam penelitian ini baik berupa
pendapat yang dikemukaan oleh para ahli maupun hasil penelitian terdahulu mengenai analisis model-
model pembelajaran khususnya Integrated Learning dengan model POE2WE.
Hasil dan Diskusi
• Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Secara umum, model
dipandang sebagai suatu representasi (baik visual maupun verbal) yang menyajikan sesuatu atau informasi yang
kompleks, luas, panjang, dan lama menjadi sesuatu gambaran yang lebih sederhana atau mudah untuk dipahami.
• Secara bahasa problem solving berasal dari dua kata yaitu problem dan solves. Makna bahasa dari problem
yaitu “a thing that is difficult to deal with or understand” (suatu hal yang sulit untuk melakukannya atau
memahaminya), dapat jika diartikan “a question to be answered or solved” (pertanyaan yang butuh jawaban atau
jalan keluar), sedangkan solve dapat diartikan “to find an answer to problem” (mencari jawaban suatu masalah).
Sedangkan secara terminologi problem solving seperti yang diartikan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
adalah suatu cara berpikir secara ilmiah untuk mencari pemecahan suatu masalah.
Hasil dan Diskusi
Metode problem solving yang dimaksud adalah suatu pembelajaran yang menjadikan masalah kehidupan
nyata, dan masalah-masalah tersebut dijawab dengan metode ilmiah, rasional dan sistematis. Mengenai bagaimana
langkah-langkah dalam menjawab suatu masalah secara ilmiah, rasional dan sistematis ini akan penulis dalam sub
bab di bawah. Pembelajaran dengan problem solving ini dimaksud agar siswa dapat menggunakan pemikiran
(rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir
dengan menggunakan kemampuan berpikirnya. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan
prinsip-prinsip dan dasardasar pengertian dalam menjawab pertanyaan dan masalah. Dalam berpikir rasional siswa
dituntut menggunakan logika untuk menentukan sebabakibat, menganalisa, menarik kesimpulan, dan bahkan
menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan.
Dari berbagai pendapat di atas metode problem solving atau sering juga disebut dengan nama metode
pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar yang merangsang seseorang untuk menganalisa dan
melakukan sintesa dalam kesatuan struktur atau situasi di mana masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Metode ini
menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau relasi-relasi diantara berbagai data, sehingga pada
akhirnya dapat menemukan kunci pembuka masalahnya.
Hasil dan Diskusi
Melalui metode pembelajaran, pendidik dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir
dan mengekspresikan kreativitas. Metode pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Penggunaan metode pembelajaran tertentu memungkinkan guru dapat
mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan bukan tujuan pembelajaran yang lain . Oleh karena itu, model pembelajaran
POE2WE merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, karena siwa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Menurut
Nana dan Surahman (2019: 84 -87), penggabungan tahapan -tahapan pembelajaran model POEW dan model pembelajaran
Fisika dengan Pendekatan Konstruktivistik maka dapat di susun langkah - langkah pembelajaran model POE2WE secara terinci
sebagai berikut :

1. Prediction

Tahap prediction yaitu peserta didik membuat prediksi atau dugaan awal terhadap suatu permasalahan. Permasalahan yang
ditemukan berasal dari pertanyaan dan gambar tentang materi yang disampaikan oleh guru yang ada di Lembar Kerja peserta
didik (LKS)/buku peserta didik sebelum peserta didik membuat prediksi.
Hasil dan Diskusi
2. Observation
Tahap Observation yaitu untuk membuktikan prediksi yang telah di buat oleh pesera didik. Peserta didik diajak melakukan eksperimen
berkaitan dengan masalah atau persoalan yang di temukan

3. Explanation
Tahap Explanation atau menjelaskan yaitu peserta didik memberikan penjelasan terhadap hasil eksperimen yang telah dilakukan

4. Elaboration
Tahap elaboration yaitu peserta didik membuat contoh atau menerapkan konsep dalam kehidupan sehari -hari.

5. Write
Tahap write atau menulis yaitu melakukan komunikasi secara tertulis,merefleksikan pengetahuan dan gagasan yang dimiliki peserta
didik. Seperti peserta didik menuliskan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS.
Hasil dan Diskusi
6. Evaluation
Tahap Evaluation yaitu evaluasi terhadap pengetahuan, keterampilan dan perubahan proses berfikir peserta didik.
Pada tahap ini peserta didik di evaluasi tentang materi gerak lurus berupa lisan maupun tulisan. Tahap ini
merupakan pengembangan dari pendekatan konstruktivistik.
Model pembelajaran POE2WE dapat menjadikan peserta didik sebagai subjek di dalam pembelajaran. peserta
didik secara aktif menemukan suatu konsep melalui pengamatan atau eksperimen secara langsung, bukan dari
menghafal buku materi maupun penjelasan dari guru. Model ini memungkinkan peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkonstrukssi pengetahuannya,
mengkomunikasikan pemikirannya dan menuliskan hasil diskusinya sehingga peserta didik lebih menguasai dan
memahami konsep yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Kesimpulan
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa
menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun kelebihan metode problem solving adalah sebagai berikut:
1.  Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
2.  Berpikir dan bertindak kreatif
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7.  Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kesimpulan
Adapun kekurangan metode problem solving adalah sebagai berikut:
1.  Memerlukan cukup banyak waktu,
2. Melibatkan lebih banyak orang
3. Dapat mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru,
4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah
Untuk model POE2WE memiliki kelebihan
5. Memungkinkan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran,
6. Membangun sebuah pengetahuan, mengkomunikasikan pemikiran, dan menuliskan hasil diskusi sehingga lebih memahami & menguasai
7. Dapat melakukan pengamatan terhadap fenomena yang disajikan.
Sedangkan untuk Kekurangan POE2WE antar lain
8. Harus membuat persiapan yang sangat matang dalam setiap sintaksnya karena saling berkaitan,
9. Kurang responsif peserta didik memberi jawaban prediksi karena kurang kepekaan terhadap fenomenma disekitar
Terimakasih...
Wassalamua’alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai