SISTEM PERSEDIAAN PESANAN TUNGGAL

(SINGLE ORDER QUANTITIES)

KELOMPOK 13

ANNISE SINDIKIA ( 1110932005 )

HUSNUL KABRI ( 1110932058 )

MURTI SARI DEWI ( 1110932072 )

RAHMAN IBRAHIM NUMARE ( 1110931010 )

 Repeat Order
(Sistem Pemesanan Berulang)
Masalah persediaan
berdasarkan frekuensi
pemesanan

Single Order
(Sistem Persediaan Pemesanan Tunggal)
DEFINISI DAN KONSEP
Single order quantities adalah sistem persediaan dengan satu kali
pemesanan untuk satu periode.

Diaplikasikan untuk demand yang noncontinuous, changeable, and short-

lived.

Contoh:
ILUSTRASI
KLASIFIKASI PERMASALAHAN
SINGLE ORDER QUANTITIES
PERSEDIAAN PESANAN TUNGGAL
 SOURCE
Outside Supply
Self Supply

 DEMAND AND LEAD TIME

Demand dan lead time pasti
Demand pasti dan lead time variabel
Demand variabel dan lead time pasti
Demand dan lead time variabel
DEMAND DAN LEAD TIME PASTI

Pada keadaan ini maka tidak ada permasalahan yang ditemui

untuk
single order inventory.

Pada kondisi ini diasumsikan segala perencanaan telah sempurna

sehingga kemungkinan terjadinya delay, stockout, overstock,
dianggap tidak ada.

Note: kondisi ini sangat jarang terjadi pada penerapannya

DEMAND PASTI & LEAD TIME VARIABEL

Pada permasalahaan ini perusahaan ingin memastikan pesanan

datang pada awal waktu sehingga tidak terjadi idle produksi,
ataupun lost sales.

Sebagai contoh, kondisi ini dapat terjadi pada proyek konstruksi

bangunan dimana keterlambatan pengiriman barang akan
berpengaruh pada keterlambatan proses konstruksi.
EXAMPLE I

 The Norflok Boys Club paln to sell Christmas trees for the building fund. Local
merchants have placed orders for the trees to be delivered on specified dates, starthing
with the earliest lot on 1 december. When should the order be placed if an 85%
chance of the trees arriving on time is desired? The lead time distribution is given in
table 7-1. TABLE 7-1
Lead Time (days) Number of Occurences
10 10
11 10
12 15
13 20
14 30
15 10
16 5
100

To satisfy all demand, the largest lead time of 16 days would be selected.
Thus, the trees would be ordered 16 days prior to 1 december.
When should the order be placed if an 85% chance of the trees arriving on time is
desired?
TABLE 7-2
Lead Time Probability Probability of
L P(L) Lead Time ≤ L
10 .10 .10
11 .10 .20
12 .15 .35
13 .20 .55
14 .30 .85
15 .10 .95
16 .05 1.00

From table 7-2 , it is seen that if an 85% chance of tress arriving ontime
is desired , the lead time must be 14 days. In this case, the trees should
be ordered 14 days prior to 1 December.
DEMAND VARIABEL DAN LEAD TIME PASTI

Pada permasalahan demand yang tidak pasti namun leadtime pasti, masalah yang harus
dipecahkan yaitu berapa besar order yang harus dilakukan.
Jika demand tidak pasti namun probabilitas demand itu ada, masalah dapat dipecahkan
dengan membuat keputusan berisiko.
Keputusan yang diambil yaitu dengan memperkirakan:
1. Keuntungan tersebesar
2. Biaya terkecil
Dalam membuat keputusan tersebut, perlu ditentukan strategi demand dengan nilai
optimum yang diharapkan
Pada single order kuantiti, probabilitas demand itu kurang atau sama untuk distribusi
diskrit adalah
P(M<=Q) = 1 -

Nilai yang diharapkan untuk masing-masing strategi permintaan diskrit adalah

P (M>Q) = = 1-
=
EXAMPLE 2

 A merchant wish to stock chistmas tree for sale during teh crhistmas season. There
is only enough time for single order. Each tree cost $2.00 and sells for $6.00.
Ordering cost are negligible, and unsold trees can be sold for $1.00 as firewood.
The mercant must order trees in multiples of ten, and the demand distribution during
the season is given in table 7-4. How many trees should be merchant order?

TABLE 7-4
Demand M Probability P(M)
10 .10
20 .10
30 .20
40 .35
50 .15
60 .10
1.00
A payoff matrix is developed (Table 7-5) with teh profit from each strategy and state of nature.
Teh expected value of each strategy is obtained by multipying its probabilities of occurence by
the values of its outcomes and summing the products. The final selection is based on the
strategy with the highest expected value. The best strategy is to order 50 trees with the
expected value $127.50

TABLE 7-5
Probability: 0.10 0.10 0.20 0.35 0.15 0.10 Expected
Strategy State of Nature: 10 20 30 40 50 60 Value
10 40 40 40 40 40 40 $40.00
20 30 80 80 80 80 80 75.00
30 20 70 120 120 120 120 105.00
40 10 60 110 160 160 160 125.00
50 0 50 100 150 200 200 127.50
60 -10 40 90 140 190 240 122.50
BENEFIT (MARGINAL) ANALYSIS

Keputusan yang dihasilkan berdasarkan analisis terhadap keuntungan terbesar.

 Expected profit (EP) = Expected Revenue (ER) – Expected Cost (EC)
 Expected Revenue (ER) = Expected Sales Revenue + Expected Salvage Revanue
 Expected Cost (EC) = Purchase Cost + Order Cost + Expected Stockout Cost

Maka optimum stockout probability yaitu:

P (M>Q) = P(s) = =
ML = P – V = marginal cost
MP = P1 – P = marginal profit
EXAMPLE 3

 Using the marginal approach, how many christmas trees should be ordered from the
iformation given in example 2?

From Table 7-6, the optimum stockout probability is between 0.25 and 0.10, so the smaller
value is selected and 50 tress should be ordered
TABLE 7-6
Demand M Probability Probability of Demand > M
10 .10 .90
20 .10 .80
30 .20 .60
40 .35 .25
50 .15 .10
60 .10 .00
1.00
COST ANALYSIS

 Keputusan yang didapatkan untuk memecahkan masalah didasarkan pada analisis

biaya tercecil.

 Expected Cost (EC) = Order Cost + Purchase Cost + Expected Stockout Cost –
Expected Salvage Value

 Maka optimum stockout probability yaitu:

P (M>Q) = P(s) =
EXAMPLE 4

 A large departement store has just purchased a new central air contditioning unit.
The lifetime of the air conditioner is estimated at 12 years. The manager must
decide how many compressors to purchase for the unit. If he purchase the
compressors now, they will cost $100 each. If he purchases them when they fail, the
cost will be $1000 each. Table 7-10 gives the probability distribution of the number
of failures of the part during the life of the air conditioner, as supplied by the
manufacturer. The installation cost of the compressor, as well as its salvage value,
is assumed to be negligible. How many compressors should be purchased if the
holding cost is the holding cost is neglected?
 TABLE 7-10
No. of Failures, Probability of No.
M Probability of Failures > M
0 .030 .070
1 .040 .030
2 .025 .05
3 .05 .00

With holding cost neglected, the cost matrix can be developed, as shown in table 7-11

TABLE 7-11
Probability: 0.30 0.40 0.25 0.05
Expected Cost
Strategy State of Nature: 0 1 2 3
0 0 1000 2000 3000 $1050
1 100 100 1100 2100 450
2 200 200 200 1200 250
3 300 300 300 300 300
DEMAND DAN LEAD TIME VARIABEL
(DISEBUT JUGA INVENTORI TAK TENTU)

Jarang
ditemukan
• Permintaan tidak pasti
• Lead time tidak pasti

 Kasus diatas dalam kehidupan karena kompleks.

 Tapi dalam hal ini cenderung bervariasi dalam hal demand dengan memperhitungkan resiko
dari single order.
Penyebab kejadian hal ini terjadi :

1. Nilai ekspektasi biaya/pengeluaran (minimasi)

ataupun nilai ekspektasi keuntungan (maksimasi)
2. Variansi/kemencengan
3. Pola distribusi

Pada akhirnya akan berkaitan dengan dengan pengelolaan invonteri jangka

pendek hingga tidak mungkin adanya reorder atau backorder.
 SINGLE ORDER
RESIKO

PROFIT
1.OVERSTOCK
2. OUTSTOCK

Profit :
(harga jual x jumlah unit)-(biaya yang
diperlukan dalam pengadaan barang)
CONTOH SOAL :

 CV Numare merupakan sebuah perusahaan roti. CV ini memiliki beberapa retailer

di daerah padang dimana permintaan untuk keempat retailer yaitu 100, 200, 300 dan
400 unit roti.
Keuntungan yang didapat perusahaan ini dirasa kurang optimal disebabkan persediaan
pada masing-masing retailer kurang optimal.

harga jual 600

biaya sotckout 300

biaya transportasi 50000

biaya produksi 600

PENYELESAIAN

Q1 = M1 + Z1
= 100 + 0,5x18= 100 + 9 = 109
Q2 = 210
Q3 = 309
Q4 = 407
Total = 1035 roti