Anda di halaman 1dari 73

PERENCANAAN PROGRAM LATIHAN

SEPAKBOLA

Muh. Sufi Cahya. M., S. Tr. Ftr., ICCA


.

1
ENDAHULUAN
Perencanaan latihan tahunan adalah alat untuk
mengarahkan PROGRAM latihan selama satu tahun
dengan tujuan yang sangat spes ifik.
Perencanaan latihan adalah pedoman latihan yang
direncanakan menuju penampilan yang terbaik
menuju kompetisi
Penampilan puncak yang diharapkan adalah
meningkatkan prestasi atau penampilan seorang
atlet dengan memaksimalkan adaptasi fisiologis.
2
UJUAN
Merangsang adaptasi fisiologis yang maksimal pada waktu yang
ditentukan selama masa kompetisi utama;
Mempersiapkan atlet pada level kesiapan yang kompleks dalam
membangun keterampilan, kemamp uan biomotor, ciri-ciri
psikologis, dan mengatur tingkat kelelahan;
juan perencanaan latihan yang ingin dicapai, membutuhkan latihan
cara terencana dan dibangun dengan logis serta dilakukan melalui
hapan yang berjenjang yang disusun berupa program latihan.
ogram latihan disusun berdasarkan periodesasi/tahapan/fase.
riodesasi adalah proses latihan dalam waktu satu tahun atau
ntang waktu tertentu yang dibagi menjadi fase/blok waktu latihan
ng lebih kecil yang dapat dikontrol 3
Tantangan yang terbaik adalah puncak penampilan atlet
yang dicapai secara logis dalam kurun waktu yang
direncanakan.
Target yang dicapai secara logis tersebut dapat dibuat
langsung oleh pelatih,
Jika yang dilatih adalah atlet yang b elum punya
pengalaman dan informasi yang sangat sedikit, sedangkan
atlet yang dilatih yang sudah berpengalaman maka
komunikasi sangat penting dalam menyusun perencanaan.

4
ENTING!
Program latihan bukan matematika atau kimia, sehingga
tidak ada yang pasti dalam rancangannya.

Faktor konsistensi aspek biomotor dan psikososial dalam diri


setiap individu selalu be beda dan berubah-ubah

Program latihan sangat dipengaruhi faktor internal dan


eksternal dari proses latihan yang berbeda dan berubah-
ubah dari waktu ke waktu

5
PERENCANAAN LATIHAN
rencanaan Latihan adalah proses penyusunan kegiatan
rlatih melatih secara sistematis agar diperoleh efisiensi dan
ektifitas dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

TASAN DIATAS MENGANDUNG ARTI:


Perencanaan melibatkan proses penentuan tujuan.
Memilih dan menentukan carayg akan ditempuh dari semua
alternatif yg mungkin.
Upaya-upaya untuk mencapai tujuan.

6
PENTINGNYA PERENCANAAN
LATIHAN
1. Dapat menentukan arah yang akan dicapai
dengan jelas.
2. Dapat mencapai efisiensi dan efektivitas
yang tinggi.
3. Memudahkan dalam men
gidentifikasi hambatan dalam
mencapai tujuan.
4. Sebagai alat kontrol apakah tujuan sudah
tercapai atau belum.
7
PERENCANAAN TAHUNAN
(MONO CYCLUS)

Perencanaan latihan tahunan adalah alat untuk


mengarahkan latihan selam a satu tahun dengan tujuan
yang sangat spesifik.

Tujuannya adalah memaksim alkan adaptasi fisiologis,


meningkatkan prestasi atau penampilan seorang atlet.

8
Tujuan dari Perencanaan latihan
Tahunan
• Merangsang adaptasi fisiologis
o yang maksimal pada waktu
1 yang ditentukan pada m sa kompetisi utama.
a

• Mempersiapkan Atlet pa a level kesiapan yang kompleks


dalam membangun keterampilan,
d kemampuan biomotor,
2 ciri-ciri psikologis, dan mengatur tingkat kelelahan

• Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka latihan harus


direncanakan dan dibangun dengan logis melalui tahapan
3 yang berjenjang.

9
PERIODISASI LATIHAN

Perencanaan latihan atau periodisasi adalah


fondasi dari program latihan seorang atlet

Terminologi periodizatiation adalah berasal dari kata


period, yang dapat menggam barkan porsi atau
pembagian waktu.

Periodisasi adalah metode dimana latihan dibagi


kedalam bagian terkecil, mudah mengatur bagian-
bagian latihan, dimana bagian-bagian tersebut
disebut sebagai fase latihan . 10
ASE LATIHAN
Hampir semua cabang olahraga, program latihan tahunan
dibagi menjadi tiga fase utama: Persiapan, Pertandingan,
dan Transisi.
Fase persiapan dan pertandingan dibagi menjadi dua sub-
fase, dimana diklasifikasi menjadi umum dan khusus karena
mempunyai mempunyai tujuan dan tugas yang berbeda.
Pada fase persiapan terdapat fase persiapan umum dan
fase persiapan khusus,
Pada fase pertandingan terdapat fase pra-pertandingan dan
pertandingan utama.

11
PERIODE PERSIAPAN
Fase persiapan adalah waktu dim ana pembentukan dasar fisiologis
untuk suatu enampilan.
p

PERIODE KOMPETISI
Fase pertandingan adalah waktu dimana kapasitas prestasi seorang
atlet dimaksimalkan.

PERIODE TRANSISI
Fase Transisi sangat penting untuk membuang kelelahan yang terbentuk sepanjang
masa pertandingan dan memungkinkan atlet kembali pulih dari stres secara fisiologis
dan psikologis selama menghadapi pertandingan. 12
PERENCANAAN KEMAMPUAN BIOMOTOR

STRENGTH ENDURANCE SPEED


• Anatomical • Aerobic • Aerobic and
Enduranc e anaerobic
adaptations • Aerobic and endurance phase
• Maximum Specific • Maximum speed
• strength phase
Conversion Enduranc e and Anaerobic
phase • Specific endurance phase
• Maintenance Enduranc e • Specific Speed
Phase Training Phase
• Cessation • Specific speed,
Phase agility, and
• Reactive
Compensation
Agility Phase
phase
13
DASAR PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN

latih harus mempertimbangkan kesiapan atlet untuk menghadapi jadwal pertandingan


ng intensif:
Monocycle sangat dianjurkan sebagai dasar model program latihan tahunan untuk atlet
pemula dan junior, yang mempunyai persia pan yang panjang untuk mengembangkan
fondasi teknik dan taktik serta elemen fisik.. Model ini sangat cocok untuk olahraga yang
dominan kemampuan biomotornya adalah dayatahan (rowing, sepeda, lari jarak jauh,
dll).
Bi-cycle biasanya digunakan untuk atlet senior atau elit atlet, yang akan mengikuti
kualifikasi kejuaraan nasional, dimana fase persiapan lebih panjang dari fase yang
lainnya.
Multi Puncak digunakan untuk atlet yang berpengalaman atau atlet level internasiona
kiranya atlet ini sudah mempunyai fondasiy ang mantap yang memungkinkan mereka
mengatasi program latihan dengan tiga puncak atau lebih.
14
PERIODISASI LATIHAN
KEKUATAN

15
ADAPTASI ANATOMI

Pada saat tahap awal persiapan (Fase Persiapan), beberapa kunci tujuan latihan di
tujukan untuk :

Merangsang peningkatan massa otot, menurunkan kadar lemak, perubahan kualitas


jaringan ikat (ligamen).

Meningkatkan kerja jangka pendek, dimana akan mengurangi kelelahan dalam proses
latihan selanjutnya saat kebutuhan latihan teknik tinggi

Meletakkan fondasi neuromuskular dan kondisioning, dimana akan mencegah cidera .

Membangun keseimbangan neuromuskular, dengan tujuan untuk mengurangi resiko


cidera.

Pada sub phase ini berlangsung 4-6 minggu sementara untuk atlet
junior 9-12 minggu. Intensitas latihan berkisar 40-65% dari 1 angkatan
maksimal (1RM), dengan pen g ulangan latihan 8-12 kali. 16
Parameter circuit training pada
AA
Parameter Latihan Notice athletes Experienced
athletes 1

Durasi Adaptasi Anatomi 8 – 10 minggu 3 – 5 minggu

Beban (bila menggunakan) 30 -40% 40 – 60%



Jumlah stasiun per sirkuit 9 12 (15) 6-9

Jumlah sirkuit per sesi 2-3 3-5

Total waktu CT per sesi 20 – 25 menit 30 – 40 menit

Interval istirahat antar stasiun 90 detik 60 detik

Interval istirahat antar sirkuit 2 – 3 menit 1–2

menit

Frekuensi per minggu 2-3 3-4


Metode latihan AA

CIRCUIT TRAINING:
1. BEBAN SENDIRI
2. DENGAN BARS ATAU BENCH
3. DENGAN DUMBBELLS DAN BOLA
MEDICINE
4. BARBELLS DAN ST
RENGTH MACHINES
Contoh : Circuit training

Circuit Beban sendiri Circuit Bars and Gym bench

1. Half squats 1. Step ups


2. Push ups 2. Incline push-ups
3. Bent-knee sit-ups. 3. Incline bent-knee sit-ups
4. Chin-ups
4. Two-legged low hops on
spot 5. Zigzag jumps over
benches.
5. Back extensions
6. Trunk lifts
6. Pulls-ups
7. Jumping on and off a
7. Burpees bench 19
Circuit C (Dumbbells and Circuit D (Barbells and
bola medicine) strength machines)

1. Half squats 1. Leg presses


2. Medicene ball chest throws 2. Bench presses
3. Military presses. 3. Incline sit-ups
4. Bent-knee sit-ups (medicine ball) 4. Good-morning (hip ext with light
lod)
5. Lunges
5. Upright rowing
6. Back arches, ball behind the neck 6. Leg curls
7. Upright rowing 7. Lat pull-downs
8. Toe raises 8. Seated bench presses
9. Trunk rotations 9. Toe raises
10. Overhead backward medicine
ball throws
11. Jump squats and medicine
ball throws
20
Ilustrasi tahap
AA
NO Exercise Week 1 Week 2 Week 3 Week 4 Week 5 Week 6
1 Leg Presses 40%:15, 40%:15, 50%:15, 50%:15, 60%:12, 70%: 8,
2set 3set 3set 2set 3set 3set

2 Push – Ups 2 x 12 3 x 13 3 x 15 2 x 15 3 x 18 3 x 20

3 Bent-knee sit- 2 x 12 3 x 12 3 x 15 2 x 12 3 x 15 3 x 18
ups
4 Uprigth rowing 40%: 12, 40%: 15, 50%: 15, 50%: 15, 60%: 12, 70%: 10,
2set 3set 3set 2set 3set 3set

5 Back Arches 2 x 10 2 x 12 3 x 12 2 x 12 3 x 12 3 x 15
(medicine ball)
6 Step-ups 2 x 30 dtk 3 x 30 dtk 3 x 45 dtk 2 x 45 dtk 3 x 45 dtk 3 x 60 dtk

7 Military presses 40%;12, 40%;15, 50%;15, 50%;15, 60%;12, 70%;10,


2set 2set 3set 2set 3set 3set

8 Toe raises 40%;15, 50%;15, 50%;20, 50%;15, 60%;20, 70%;15,


2set 3set 3set 3set 3set 3set

9 Leg curls 40%;12, 40%;12, 50%;15, 50%;12, 50%;12, 60%;12,


2set 3set 3set 2set 3set 2set

10 Burpees 2 x 10 2 x 12 3 x 15 2 x 12 3 x 15 3 x 18
Fase Kekuatan Maksimal

Fase kekuatan maksimal biasa


disebut sbg fase kekuatan dasar.
Jangka waktu untuk fase ini antara
1-3 bulan tergantung jenis
olahraganya, kebutuhan atlet, dan
program lati h an tahunannya.
22
Untuk olahraga yang tergantung pada
kualitas kekuatanmaksimal seperti
rugby, tolak peluru waktunya bisa
mencapai 3 bulan.
Sedangkan olahraga dimana kekuatan
maksimal adalah fondasi, seperti
balap sepeda, lari lintas alam, fase
ini bisa berlangsung selama 1 bulan.
23
Untuk membangun kekuatan
maksimal dianjurkan untuk
dilakukan 3 set dengan 4-6
pengulangan, s dangkan
beban latihan antara 75% dan
85% of kekuatan maksimal
(1RM).

24
Contoh Parameter Latihan Kekuatan Maksimum

Parameter Latihan Usaha

Beban 85 – 100 percent

Jumlah exercises 3–5

Jumlah repetisi per set 1–4

Jumlah sets per sesi 6 – 10 (12)

Interval Istirahat 3 – 6 minutes

Frekuensi per minggu 2 – 3 (4)


FASE KONVERSI
▶ Fase konversi disebut juga fase kekuatan
d
eksplosif (power), dan dayatahan kekuatan.
▶ Jadi karakteristik fisiologis dari olahraga di fase ini
di fokuskan pada pengembangan power dan
dayatahan kekuatan.
▶ Contoh: Power dibutuhkan untuk atlet canoeing
(jarak 200 dan 500m), an ddaya tahan kekuatan
sangat dibutuhkan untuk seorang atlet rowing
(waktu pertandingan 608 menit) atau nomor- nomor
pertandingan renang dengan durasi panjang (400-
1.500m).
26
Latihan Pliometrik

High

Depth jumps

Box drills

Multiple hops and jumps


Standin g jumps

Low Jumps-in-place

Exercises
Sumber: Donald. A. Chu, Jumping into lyometrics
P (Champaign, Illinois:
Human Kinetics Pu .,b1992), p.28. 27
Contoh Volume Pliometrik
LEVEL
Beginning Inter mediate Advance Intensity

Off-season 60 - 100 100 - 150 120 - 200 Low – Mod

Preseason 100 - 250 150 - 300 150 - 450 Mod – High

In-season Tergantung pad a cabang olahraga Moderate

Champioship Hanya recovery Mod - High


season

Dalam Pliometrik volume diukur dari jumlah kontak kaki ke tanah

28
KONVERSI LAT KEKUATA N UNTUK DAYA
TAHAN OTOT
Power - Endurance Daya Tahan Otot
Parameter Latihan Usaha Parameter Latihan Usaha
Beban 50 – 70 % Beban 50 – 60%
Jumlah exercises 2-3 Jumlah exercises 3–6
Jumlah Rep per sets 15 - 30 Lama aktivitas 30 – 60 sec
Jumlah sets per 2–4 Jumlah sets per 3–6
session session
Interval Istirahat 5 – 7 minutes Interval Istirahat 60 – 90 sec
Speed of execution Very dynamic Speed of execution Medium to fast

Frekuensi/mg 2-3 Frekuensi/mg 2-3


29
Fase Pemeliharaan

Pada fase ini program latihan tahunan dibuat untuk


mempertahankan standar fisiologis dan penampilan
yang dicapai saat fase latihan sebelumnya.
Secara umum fase pemeliharaan ini berisi jumlah atau
volume latihan yang kecil dua sampai empat massa
latihan yang besar) dilakukan 1-3 set, 1-3
pengulangan, intensitas la tihan (30-100% dari 1
angkatan maksimal (1RM). Frekuensi latihan saat fase
ini dapat berlangsung 1-5/mg tergantung tujuan
program latihan dan jadwal pertandingan.

30
Fase Istirahat (Cessation)

⦿ Biasanyadianjurkan latihan kekuatan dihentikan 5


sampai 7 hari dari waktu pe rtandingan utama.
⦿ Tujuannya adalah:
1. Mengurangi tingkat kelelahan kumulatif dari seorang
atlet.
2. Mengurangi tingkat stres atlet.
3. Memfasilitasi terjadinya superkompensasi fisiologis dan
psikologis.
4. Meningkatkan kesiapan, bersamaan dengan
meningkatnya potensi prestasi dan penampilan atlet
yang tinggi. 31
Fase Kompensasi
Tujuan utama dari fase ini adalah untuk
menghilangkan kelelahan dan
memungkinkan atlet untuk melakukan
pemulihan. a
Dimana sangat dibutuhk n pelatih
fisik, terapis fisik, ataum
fisioterapis yang
selalu mendampingi atlet dala
proses latihan.
Pada saat berlangsungnya fase ini,
melepaskan diri dari status cidera dan
rehabilitasi, semua atlet harus
memperhatikan istirahat aktif dari program
latihan termasuk melakukan beberapa latihan
32

Periodisasi Kekuatan
kekuatan.
⦿PERIODISASI DAYATAHAN

33
Daya tahan
Aerobik
Aerobik atau dayatahan oxidatif dikembangkan awal fase persiapan (1-3
bulan), biasanya dilakukan dengan menggunakan metode keseragaman
dan terus menerus dengan intensitas yang sedang (misal lari jarak jauh
yang perlahan).

• Adapun fungsi peningkatan daya ta h an cardorespirasi adalah :


1. Meningkatkan kapilarisasi, yang memungkinkan untuk meningkatkan
penyaluran oksigen dan zat makanan.
2. Meningkatkan konsentrasi hemoglo b in, jumlah sel darah merah,
dan volume darah.
3. Menurunkan denyut nadi submaximal dan tekanan darah istirahat.
4. Meningkatkan power aerobik maksimal (VO2 max)
5. Meningkatkan curah jantung (cardiac output)
6. Meningkatkan strok volume (stroke volume)
7. Meningkatkan aliran darah untuk kerja otot
8. Meningkatkan pergantian oksigen d alam paru-paru 34
9. Menurunkan tingkat volume stroke submaximal
Peningkatan fungsi sistem otot
rangka :
1. Meningkatkan isi serabut otot tipe I
2. Meningkatkan kapasitas oxidasi enzim
3. Meningkatkan ukuran dan kepadatan
mitokondria
4. Meningkatakan kons e ntrasi
mioglobin
5. Meningkatkan kapasitas dayatahan otot

35
Aerobik dan Dayatahan
y Khusus
⦿Latihan daya tahan aerobik dan daya
tahan khusus adalah komponen latihan
daya tahan, targetn a adalah
melatih sistem energi yang spesifik
dengan cabang olahraga.
y
⦿Dayatahan khusus dikembangan
menggunakan latihan interval dengan
intensitas yang tinggi atau menggunakan
metode latihan interval sesuai kebutuhan
cabang olahraganya. 36

Periodisasi Dayatahan
Latihan Dayatahan Khusus
Pengembangan latihan daya tahan khusus
bertepatan dengan fase pra-kompetisi dan
kompetisi pada perencanaan latihan tahunan.
Metode latihan yang cocok tergantung pada
karakteristik dari cabang olahraga dan
kebutuhan individu dari atlet.
Untuk beberapa cabang olahraga, pelatih
harus memperhatikan k ebutuhan intensitas
latihan melebihi intensitas saat
pertandingan atau perlombaan.
37

Periodisasi Dayatahan
⦿PERIODISASI KECEPATAN

38
Phase Aerobik dan Dayatahan Anaerobic

Metode latihan extensif, repetisi yang banyak, lebih dari 200m dilakukan
dengan kurang dari 70% dari kecepatan maksimal, 45 detik diantara
pengulangan dan kurang dari 2 menit diantara set. Tipe latihan dengan
tempo ini akan mengembangkan kapasitas aerobik dan power aerobik.
Latihan dengan tempo Intensif (high intensity interval training): intensitas
yang tinggi (80-90% dari maksimal) dan dengan jarak yang panjang (>80m)
dengan istirahat 30 detik-5 menit antar pengulangan dan 3-10 menit
antar set. Metode latihan ini meningkatkan kapasitas anaerobik dan
targetnya pada sistem energi campuran.
Alternatif metode latihan intensif, tujuannya
t adalah peningkatan
dayatahan kecepatan dilakukan dengan jarak latihan 50-150m, dengan
intensitas tinggi (90-100%dari maksimal) dengan waktu istirahat yang
panjang 1-10 menit antar pengulangan dan 3-4 menit antar set. Tujuannya
adalah untuk menciptakan tingkat stress fisiologis yang tinggi,
membangun fondasi untuk membangun kemampuan kecepatan dimasa
yang akan datang.
39
Kecepatan Maksimal dan Fase Dayatahan Anaerobic

Kecepatan dapat di bangun dengan sprint jarak


pendek (20-60m) dilakukan dengan intensitas
yang tinggi (90-100% d a ri maksimal) dengan
istirahat yang panjang 3-5 menit antar
pengulangan, dan 6-8 enit antar set.
Latihan daya tahan kecepatan menggunakan
intensitas latihan 95-10 0% dari maksimal,
sprint jarak pendek <80m dilakukan dengan
istirahat 1 menit antar pengulangan dan 4
menit antar set.
40
Fase Kecepatan Khusus
Pada fase ini harus mengandung
bentuk-bentuk latihan untuk
membangun kecepatan reaksi,
khususnya untuk o lahraga tim,
olahraga bela diri.
Pada saat ini program latihan harus
dimulai untuk menggabungkan
bentuk latihan kelincahan dan
kecepatan reaksi. 41
Kecepatan Khusus, Kelincahan , dan Fase Kelincahan
Reaktif

Pada fase ini latihan menggunakan metode dan


bentuk latihan untuk membangun kecepatan dan
memperbaiki kemampuan yang terkait, seperti
kelincahan dan reaksi.
Komponen lain dari keli cahan adalah persepsi
untuk mengambil sebuah keputusan, yang
berhubungan dengan w a ktu reaksi atau
pemindahan visual, antisipasi, pengenalan pola
gerak, dan pengetahuan tentang situasi yang ada.
Ini disebut dengan istilah kelincahan reaktif
(reactive agility) dan ini ditandai oleh
42

kemampuan untuk bereaksi terhadap situasi.


⦿FASE-FASE
PERIODISASI

43
Fase Persiapan
Fase persiapan mempunyai tujuan sebagai berikut :
Memperoleh dan meningkatkan kapasitas latihan fisik umum
Meningkatkan kemampuan biomotor yang dibutuhkan oleh cabang
olahraga
Memupuk sifat-sifat psikologis
Membangun, meningkatkan, atau teknik yang sempurna
Membuat atlet familier dengan penguasaan dasar strategi dalam
tahapan pada phase selanjutnya
Mengajarkan atlet teori dan metodologi latihan khusus
olahraganya
44
Fase Pertandingan
Beberapa tujuan umum fase pertandingan, berdasarkan cabang
olahraga adalah sebagai berikut :
Melanjutkan atau mempertahankan kemampuan specifik
cabang olahraga
Meningkatkan sifat-sifat psikologis
Penyempurnaan dan konsolidasi teknik
Meningkatkan performa atlet ketin g kat yang tertinggi
Penyempurnaan manuver teknik dan taktik
Memperoleh pengalaman bertanding
Mempertahankan kebugaran fisik sesuai
tuntutan
olahraga cabang 45
Unloading dan Sub-Phase Tapering

Sub-phase tapering dan unloading harus berlangsung


selama 8-14 hari, dan dapat dipakai berbagai metode
menurunkan volume dan intensitas latihan. Pada
siklus mikro pertama volume diturunkan 40% sampai
50%, tergantung dari level latihan dilakukan prioritas
unloading. Untuk siklus micro kedua penurunan
volume dan intensitas latihan diberikan 50% sampai
60%.

46
Fas eraliha
e tekad,n motivasi dan ketekunan menjadi
Setelah periode panjang pada persiapan, kerja keras dan tekanan
pertandingan, dimana kebulatan
tantangan dan ujian.
Atlet mencapai tahapan fisik yang ti n ggi dan psikis mengalami
kelelahan.
Fase peralihan tidak tepat bila disebut fase off-season, hubungan dua
encana tahunan.
Fase ini merupakan fase istirahat psikis, relaksasi dan regenarasi biologi d
mempertahankan diterimanya sebuah tahap persiapan fisik umum (40-50%
pada fase kompetisi). e
Fase peralihan 3-4 minggu. Kadang l bih lama.

47
TIPE SIKLUS MIKRO
SIKLUS MIKRO PENGEMBANGAN
(DEVELOPMENTAL MICROCYCLE)

KHUSUS UNTUK FASE PERSIAPAN SET IAP SIKLUS TERDIRI DUA ATAU
TIGA PUNCAK DENGAN TUNTUTAN TINGGI

INTENSITAS LATIHAN

90 – 100 % TINGGI

80 – 90 % SEDANG

50 – 80 % RENDAH

0 ISTIRAHA
T
HARI SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU
TIPE SIKLUS MIKRO DENGAN 2 PUNCAK

48
TIPE SIKLUS MIKRO

SIKLUS MIKRO GONCANGAN (SHOCK MICROCYCLE)

TIGA SAMPAI EMPAT PUNCAK – TAHAP PERSIAPAN, SEBAIKNYA DIIKUTI


DENGAN SIKLUS MIKRO PEMULIHA N

INTENSITAS LATIHAN

90 – 100 % TINGGI

80 – 90 % SEDANG

50 – 80 % RENDAH

0 ISTIRAHAT

HARI SENIN SELASA R ABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU


TIPE SIKLUS MIKRO 2 PUNCAK DENGAN TUNTUTAN TINGGI

49
TIPE SIKLUS MIKRO
SIKLUS MIKRO REGENERASI
(REGERATION
MICROCYCLE)

Bertujuan Untuk Pemulihan


Karakter Latihan : R
Biasanya Merupakan Aktifitas Aerobic Dengan Intensitas
Rendah, Siklus Mikro Regenerasi Di ekomendasikan
Menjelang Kompetisi Penting Atau Setelah Suatu Aktivitas
Latihan Yang Menggunakan Tipe Shock Microcycle
INTENSITAS LATIHAN

90 – 100 % TINGGI

80 – 90 % SEDANG

50 – 80 % RENDAH

0 ISTIRAHAT

HARI SENIN SELASA RABU KAMI MINGGU


JUMAT SABTU
S TIPE SIKLUS MIKRO REGENERASI

50
CONTOH MENYUSUN PROGRAM
LATIHAN ME UJU PORDA

51
LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT
PROGRAM LATIHAN
Dalam membuat program latihan yang sangat diperlukan dan disiapkan
adalah:
 Jadual kompetesi yang pasti
 Event lainnya yang mendukung
 Kondisi awal atlet.

Sebagai Contoh :
Menyusun program latihan unt u k menghadapi KEJURDA
yang diselenggarakan pada tanggal 10 s.d. 15 September
2015 di Kulonprogo. Sedangkan program dimulai pada
tanggal 1 Januari 2015.
52
Langkah-Langkah Menyusun Program Latihan

 Hitung keseluruhan waktu yang tersedia antara hari 1 latihan sampai


hari “H”, berarti antara 1 Januari 2014 s/ d 20 September 2014
(dihitung dalam satuan minggu)
 Bulan Jan ada 31 hari atau = 4 minggu + 3 hari
 Bulan Feb ada 28 hari atau = 4 minggu
 Bulan Mar ada 31 hari atau = 4 minggu + 3 hari
 Bulan Apr ada 30 hari atau = 4 minggu + 2 hari
 Bulan Mei ada 31 hari atau = 4 minggu + 3 hari
 Bulan Jun ada 30 hari atau = 4 minggu + 2 hari
 Bulan Juli ada 31 hari atau = 4 minggu + 3 hari
 Bulan Agus ada 31 hari atau = 4 minggu + 3 hari
 Bulan Sep ada 20 hari atau = 2 minggu + 6 hari
 Total sebanyak 37 minggu
53
Langkah 2
 Menetapkan Periode Latihan menurut % w aktu yang
tersedia:
 Fase Persiapan : 50% dari 37 minggu = Pd contoh : 19 minggu)
 Fase Kompetisi : 50% = 18 Minggu
 Fase Transisi : 4 Minggu
Langkah 3
Tentukan Peaking dan kompetisi atau ujicoba performance yang diharapkan sesuai
dengan kalender kompetisi
Langkah 4
Masukan tahapan periodisasi kekuatan jika dibutuhkan oleh cabang olahraga, untuk
atlet junior (dibawah 18 tahun) sangat berhati-hati pada tahap kekuatan maksimal dan
tidak disarankan untuk dilakukan.
Langkah 5
Masukan tahapan periodisasi dayatahan jika dibutuhkan oleh cabang olahraga, untuk
atlet junior sebaiknya latihan dayatahan hanya sampai denyut nadi maximal 170-180
permenit, tidak disarankan sampai ke aerobic maximal (denyut nadi 200/menit

54
Langkah 6
Masukan tahapan periodisasi kecepatan jika cabang olahraga membutuhkan
komponen kecepatan dalam bertanding.
Langkah 7
Masukan tahapan periodisasi teknik. Dimana tahap awal adalah pembetulan
atau perbaikan per elemen teknik, dilanjutkan dengan penyempurnaan teknik
lanjutan dan di tingkatkan dengan sim ulasi dan games.
Langkah 8
Siapkan kolom untuk diagram Volume, Intensitas dan peaking.

55
Langkah 9
Buat grafik peaking indeks sesuai deng an angka pada kolom peaking
Langkah 10
Gambar kan grafik Volume latihan, dimana pada minggu awal sampai minggu
ke 5 dan 6, pada cabor yang dominan aerobic diharapkan mencapai volume
maksimal. Sedangkan cabor yang domi nan anaerob cukup sampai 80-90%.
Langkah 11
Gambarkan grafik Intensitas latihan, intensitas latihan memiliki prinsip
terbalik dengan volume latihan, untuk cabor yang dominan anaerob
diharapkan pada tahap Prakompetisi dan kompetisi dipertahankan pada
inetensitas 70-80%.

56
Langkah 12
Masukan diagram batang; fisik, teknik, taktik dan psikis pada setiap siklus
makro, sebagai catatan, total prosentasi tiap komponen fisik, teknik, taktik
dan psikis adalah 100%

(Sumber: Putut Marhaento, M.Or. (FIK UNY))

57
BLANGKO DATA
ATLET

58
59
60
61
62
PE DAN MACAM PROGRAM LATIHAN

63
DISTRIBUSI SIKLUS LATIHAN TIPE KLASIK
JUMLAH MINGGU PER FASE
uktur
ogram Jumlah minggu
tihan per-siklus
hunan Persiapan Pertandingan Transisi

nocycle 52 ≥32 10-15 5

cycle 26 13 5-10 3

-cycle 17-18 ≥8 3-5 2-3

64
BER: Johansyah Lubis, 2013
FORM PROGR AM LATIHAN

65
66
CONTOH PROGRAM
LATIHAN

67
PROGRAM LATIHAN SATU
TAHUN

68
VOLUME, INTENSITAS DAN RECOVERY

FASE PERSIAPAN FASE PERSIAPAN FASE


FASE KOMPETISI
UMUM KHUSU S PRA-KOMPETISI

INTENSITAS RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI

VOLUME TINGGI TINGG I SEDANG RENDAH

RECOVER RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI


Y 69
ONTOH LATIHAN FISIK 4 MINGGU

70
PENUTUP
Program latihan disusun bertujuan u ntuk menentukan tahapan
proses latihan yang harus dilakukan secara terencana dan
sistematis dengan dosis yang disesuaikan dengan individu dan
kelompok atlet
Penyusunan Program latihan memerlukan kecermatan pelatih
dengan didukung data atlet yang akan mengikuti proses latihan
Program latihan yang sudah disusun dengan baik dan rapi dapat
dievaluasi selama proses latihan berlangsung
Keberhasilan pencapaian tujuan atau prestasi atlet sangat
dipengaruhi banyak faktor, sehingga peran pelatih dan Pembina
adalah meminimalisir hambatan yan g muncul

71
EFERENSI:
Bompa, Tudor. O. 2004. Theory of Training.
a
Donald. A. Chu.1992. Jumping into Plyometrics .Ch mpaign, Illinois: Human
Kinetics Pub.
Johansyah Lubis. 2013. Penyusunan Program Latihan. Jakarta.
http://www.humankinetics.com/products/all-products/periodization-training-for-
sports-3rd-edition

72
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA
DRS. HERWIN, M.PD
FIK UNY

08156858957
herwin@uny.a
c.id
73

Anda mungkin juga menyukai