Anda di halaman 1dari 84

Pencegahan Pencemaran

Diklat : MI SDP

Jakarta , 17 September 2020


Muhammad Nurdin,SAP,M.Mar.E,MSi
Widyaiswara Madya (BPPTL- Perhubungan)
Pembina Utama Muda(IV/c )
Permen Perhubungan NO.29 Tahun 2014
Tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim.

Pencemaran dari kapal: adalah kerusakan pada perairan dengan


segala dampaknya yang diakibatkan oleh tumpahnya atau
keluarnya bahan yang di sengaja atau tidak sengaja berupa
minyak ,bahan cair beracun ,muatan berbahaya dalam
kemasan ,kotoran ,sampah dan udara dari kapal
Permen Perhubungan NO.29 Tahun 2014
Tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim.

Pencegahan Pencemaran dari kapal: adalah Upaya yang harus


dilakukan Nakhoda dan/ atau awak kapal sedini mungkin untuk
menghindari atau mengurangi pencemaran tumpahan
minyak ,bahan cair beracun ,muatan berbahaya dalam
kemasan,limbah kotoran( sewage ),sampah ( garbage ) dan gas
buang dari kapal keperairan dan udara.
Fungsi Syahbandar (Sesuai dengan PM. 34 Tahun
2012 Pasal 3):
•Pelaksanaan· pengawasan dan pemenuhan kelaiklautan
kapal, keselamatan, keamanan dan ketertiban di pelabuhan
serta penerbitan Surat Persetujuan Berlayar;
•Pelaksanaan pengawasan tertib lalu lintas kapal di
perairan pelabuhan dan alur pelayaran;
•Pelaksanaan pengawasan kegiatan alih muat di perairan
pelabuhan, kegiatan salvage dan pekerjaan bawah air,
pemanduan dan penundaan kapal;
- kegiatan bongkar muat barang berbahaya,
barang khusus, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
pengisian bahan bakar, ketertiban embarkasi dan debarkasi
penumpang, pembangunan fasillitas pelabuhan, pengerukan dan
reklamasi;

- Pelaksanaan bantuan pencarian dan penye1amatan


(Search And Rescue/ SAR) pengendalian dan koordinasi
penanggulangan pencemaran dan pemadaman kebakaran
di pelabuhan serta pengawasan pelaksanaan perlindungan
lingkungan maritime.
- Pelaksanaan pengawasan keselamatan dan keamanan
pelayaran terkait dengan
Pencemaran Laut :

Masuknya /dimasukan oleh manusia secara langsung


maupun tidak langsung bahan bahan/ energi berbahaya
kedalam lingkungan laut yang dapat merusak fungsi laut
KONVENSI MARPOL 73/78 TERDIRI DARI
6 ANNEX

ANNEX I : Pencegahan Pencemaran oleh Minyak dari Kapal (Oil)

ANNEX II : Pencegahan Pencemaran oleh Bahan Cair Beracun (Noxious


Liquid Substances)

ANNEX III : Pencegahan Pencemaran oleh Bahan-bahan yang


membahayakan / terbungkus (Harmful Substances)

ANNEX IV : Pencegahan Pencemaran Kotoran dari Kapal (Sewage)

ANNEX V : Pencegahan Pencemaran Sampah dari Kapal (Garbage)

ANNEX VI : Pencegahan Pencemaran Udara dari


Kapal (Air Pollution)
Metode Pembersihan Tumpahan Minyak
1. Secara Mekanik
 Menggunakan oil boom, oil skimmer
 Efektip pada laut tidak berombak, dan arus tidak kuat (maksimum satu knot)
 Ketebalan minyak tidak melampaui ketinggian oil boom
4. Dispersant
 Bercampur dengan 2 komponen
 Masuk ke lapisan minyak kemudian membentuk emulasi
 Stabilizer akan menjaga emulsi tadi tidak pecah
 Proses penghancuran secara mikrobiologi
Protokol Kyoto

Adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi kerangka Kerja PBB


tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional
mengenai pemanasan global. Negara-negara yang meratifikasi protokol
ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida
dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam
perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi
gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.

15
Tujuannya adalah :

Untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam


gas rumah kaca .
1.karbondioksida(CO2),
2.Nitroksida (N2O),
3.Methana (CH4),
4.Sulfurheksafluorida (SF6),
5.Perflurokarbon (PFC)
6.Hidrofluorokarbon (HFC)
• Indonesia yang telah meratifikasi Protokol Kyoto
pada 3 Desember 2004, melalui UU no. 17/ 2004
PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH
MINYAK DARI KAPAL
OWS (Oil Water Separator)
adalah sebuah pesawat bantu yang
digunakan untuk memisahkan air dan minyak
yang dipasang diruang mesin dengan
pembuangan berkadar tidak melebihi 15 ppm
(15 part per million)

ORB (Oil Record Book)


Adalah buku catatan minyak yang digunakan
untuk mencatat kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan minyak
Cara kerjanya adalah

Air yang mengandung minyak sebelum


dibuang keluar kapal akan dilewatkan
melalui rangkaian filter tersebut dan
pada penyaringan yang terakhir
kandungan minyak tidak akan lebih dari
15 ppm. Untuk menjaga bahwa
kandungan minyak tidak melebihi 15 ppm
maka secara berkala filter harus
dibersihkan atau harus diganti.
Sesuai dengan persyaratan untuk kapal
yang dipasang peralatan Oily Water
Separator (OWS) dengan penyaringan
sampai 100 ppm harus dilengkapi dengan
peralatan tambahan yang disebut Oil
Discharge Monitoring and control system
(ODM)

ODM dapat mendeteksi kadar kandungan


minyak sampai memenuhi persyaratan
bahwa air yang dihasilkan memiliki kadar
minyak maksimum 15 ppm
Peralatan untuk mendeteksi kadar minyak
pada ODM disebut oil content meter.
Apabila kadar minyak melebihi 15 ppm
maka alarm system pada Oil content
meter akan berbunyi atau menyala
sebagai peringatan.
Oil record book
Terdiri dari 2 bagian,sebutkan dan kegiatan apa
yang perlu dicatat dalam masing masing bagian :
Untuk kapal Tangki Minyak
Untuk ruang permesinan,
- Pencucian tangki minyak
BB
- Pembuangan air bilge
melalui alat pemisah air
minyak.
-Penyaluran limbah
berminyak dari tangki
penampungan
Untuk ruang muatan.
- Pemuatan minyak muatan
- Pemindahan muatan
minyak di dalam kapal
selagi berlayar

Pembongkaran minyak muatan


- Pencucian tangki muatan -
Dari tangki slop kapal ke
fasilitas penampungan
didarat
Persyaratan pembuangan minyak dari ruang muatan kapal
tangker :

1.diluar daerah special area


2.saat kapal sedang berlayar
3.minyak yang tergabung tidak boleh lebih dari 1/30 liter/mile
4.total minyak yang tergabung tidak boleh lebih dari 1/30.000
dari muatan
5.mengoperasikan ODM dan control systemnya serta slop
tank
6.Lokasi pembuangan lebih dari 50 mil dari pantai
Persiapan waktu bungker untuk mengantisipasi pencemaran

1.menentukan dimana tempat bungker stasion


2. moring di cek ( slack atau kencang )
3.alat pemadam kebakaran di siapkan
4.SOPEP di siapakan
5.sounding tangky yang akan di isi dan di catat
6.souding dry tangky darat dan dicatat
7.alat komunikasi disiapkan
8.darat diberitahu berapa kapasitas ton minyak  setiap jamnya
9.menaikan bendera B pada siang hari/lampu merah pada malam hari
10.tanda melarang merokok dipasang
11.kapal dijaga agar trim tidak terlalu besar
12.Selang diperiksa terhadap kebocoran dan letak selang harus bebas
dari hambatan
13.flange diperiksa
PENCEMARAN DARI PENGOPERASIAN KAPAL

PENCEMARAN BAHAN
CAIR BERACUN PENCEMARAN BARANG
PENCEMARAN MIYAK BERBAHAYA DALAM KEMASAN

POLUSI

PENCEMARAN SAMPAH
PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN KOTORAN
SOPEP :SHIP BOARD OIL
POLLUTION EMERGENCY
PLAN
BERLAKU UNTUK:
KAPAL TK MINYAK > 150 GT
BUKAN KAPAL TK MINYAK >
400 GT
Oil Boom
Apa isi dari sopep :

prosedur yang harus diikuti oleh nakhoda dan awak kapal


yang bertugas melaporkan pencemaran yang terjadi, daftar
instansi pemerintah atau perorangan yang perlu di hubungi
sewaktu terjadi pencemaran. Rincian petunjuk tindakan yang
akan ditempuh segera setelah terjadi pencemaran oleh
personil yang ada di atas kapal untuk mengontrol dan
mengurangi pencemaran prosedur perhubungan di atas
kapal melakukan koordinasi nasional dan internasional dalam
menanggulangi pencemaran yang terjadi.
PEMBUANGAN MINYAK
ATAU
Sesuai dengan peraturan Internasional :
CAMPURAN MINYAK
A. Untuk daerah tertentu (special
area)
- Laut Tengah
- Laut Baltik
- Laut Hitam
- Laut Merah
- Daerah Gulf (Teluk)
Oily water separator :
Alat untuk memisahkan campuaran minyak dari kotoran / air

Incinerator :
Alat untuk membakar sisa sisa minyak yang tidak dapat
dibuang kelaut

Sewage plant :
Alat untuk memproses kotoran menjadi cairan,yang di
tambah dengan zat zat kimia
Contingency plant :
Daftar tugas tugas dan segala tinndakan  awal apabila terjadi
pencemaran yang harus segera dilakukan oleh seluruh abk
tanpa melihat apakah itu abk bagian deck,abk mesin pelayan
dan koki

Load on top procedure :


Suatu tata cara untuk pencegahan pencemaran yaitu bagai
mana menangani bekas pembersihan muatan kapal tangker
minyak mentah
ketentuan yang diatur dalam ANNEX V tentang :

Larangan Pembuangan sampah dilaut , semua barang plastic,


tali sintetis, jaring penangkap ikan kantong sampah plastik .

Jenis sampah dari kapal :  sampah dapur sisa makanan ,botol


, kaleng plastik dan sisa kotoran dari palka karet.
Bahan bakar laut
mengandung rata-rata 2,7%
atau 27.000 bagian per juta
(ppm) sulfur
Batas Sulfur 1,5% untuk BBM
yg digunakan oleh semua
kapal di laut baltik dari 19
Mei 2006 dan kapal
penumpang pada layanan
regular UE
Untuk mengecek kandungan sulfur dalam
bahan bakar diesel ada cara sederhana.
"Tuangkan cairan bahan bakar di cawan
kemudian langsung dibakar, tunggu hingga
pembakaran selesai dan lihat hasil
pembakarannya, jika banyak menyisakan
abu maka menunjukkan banyaknya
kandungan sulfur atau jelaga," tambah
Wawan.
Peraturan yang berlaku mensyaratkan kadar sulfur pada
bahan bahan bakar (bbm) memiliki kadar maksimal
tertentu. Bensin 88, bensin 91 dan bensin 95 kandungan
sulfur yang diperbolehkan maksimal 0,05 %m/m atau
500 ppm. Minyak Solar 48 maksimal 0,35 %m/m atau
3500 ppm berlaku tahun 2015 dan untuk 1 Januari 2025
maksimal 0,005 %m/m atau 50 ppm.
Jika kita tidak bisa menahan laju kenaikan
suhu bumi hingga dibawah 2 derajad
Celsius dan membiarkan pemanasan
global akan menimbulkan cuaca ekstrim yg
menimbulkan bencana
alam ,kekeringan,naiknya suhu air
laut,naiknya keasaman air laut dan bisa
menurunkan jumlah oksigen dalam laut.
Ecospec Global Technology :

Sebuah perusahaan riset dan teknologi berbasis di


Singapura berhasil mengembangkan suatu
terobosan sistem yang ringkas, tidak saja  dapat
secara efisien menghilangkan sulfur dioksida (SO2)
dan nitrogen oksida (NOx) dari pembuangan kapal
besar, pusat pembangkit listrik, pabrik-pabrik
pengolahan dan industri-industri lain, tapi yang
lebih mengesankan, menekan dalam jumlah besar
karbon dioksda (CO2) secara simultan.
Sistem ini, yang diberi nama CSNOx, adalah
teknologi baru yang dikenal untuk secara
signifikan menekan SO2, NOx dan CO2 dalam
gas buang secara bersamaan dalam satu
proses kerja, menggunakan air sebagai
medium.
Di bulan Februari 2010, CSNOx menunjukkan
hasil yang mengesankan ketika sistem dipasang
pada kapal tanker Aframax berbobot 100,000-
ton. Kapal tersebut berlayar dari Singapura ke
Timur Tengah melalui Sri Lanka. CSNOx secara
membanggakan melakukan efisiensi buangan
sebesar 99 persen untuk SO2, 77 persen untuk
CO2 dan 66 persen untuk NOx, dengan hasil
yang diverifikasi oleh American Bureau of
Shipping (ABS). hasil ini menunjukkan bahwa
CSNOx dapat membantu kapal-kapal dalam
memenuhi persyaratan bahan bakar  0.1 persen-
sulfur di wilayah-wilayah kontrol emisi atau
Emission Control Areas (ECA),
Nitrogen oksida (NOx) adalah

Senyawa gas yang terdapat di udara


bebas (atmosfer) yang sebagian
besar terdiri atas nitrit oksida (NO)
dan nitrogen dioksida (NO2)
Keberadaan NOx di udara dapat dipengaruhi oleh sinar
matahari yang mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai
berikut :

NO2 + sinar matahari → NO + O

O + O2 → O3 (ozon)
O3 + NO → NO2 + O2
Oksida Nitrogen (NOx) adalah
kelompok gas nitrogen yang
terdapat di atmosfir yang terdiri
dari nitrogen monoksida (NO) dan
nitrogen dioksida (NO2)
Energi matahari tidak mengubah NO menjadi NO2 (melalui
reaksi hidrokarbon) tetapi O3 yang terkumpul sepanjang hari
akan bereaksi dengan NO. Akibatnya terjadi kenaikan kadar
NO2 dan penurunan kadar O3.
BATASAN EURO
(kawasan eropa)
 Euro-1berisi aturan batasan emisi NOx 8
gr/km dan PM 0,36 gr/km. Peraturan ini
diterapkan dari tahun 1992 hingga 1995.

 Euro-2(NOx 7 gr/km & PM 0,15 gr/ km) mulai


1995 sampai 1999

 Euro-3(NOx 5 gr/km & PM 0,10 gr/km PM)


dari 1999 hingga 2005.

 Euro-4(NOx 3,5 gr/km & PM 0,02 gr/km


mulai 2005 sampai 2008.
Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor 20
Tahun 2017 tentang penerapan standar
bahan bakar standar Euro 4.
Peraturan yang berlaku mensyaratkan kadar sulfur pada
bahan bahan bakar (bbm) memiliki kadar maksimal
tertentu. Bensin 88, bensin 91 dan bensin 95 kandungan
sulfur yang diperbolehkan maksimal 0,05 %m/m atau
500 ppm. Minyak Solar 48 maksimal 0,35 %m/m atau
3500 ppm berlaku tahun 2015 dan untuk 1 Januari 2025
maksimal 0,005 %m/m atau 50 ppm. Minyak solar 51
maksimal 0,05 %m/m atau 500 ppm
Kandungan sulfur yang terkandung di bbm
ketika terjadi pembakaran akan menjadi
gas SO2 yang dibuang ke udara dan akan
mengakibatkan masalah lingkungan seperti
hujan asam dan pemanasan global. Hal itu
menjadi salah satu alasan mengapa
kandungan sulfur di bbm dibatasi.
Kalau sulfur sudah 50 ppm
berarti sudah memenuhi
standar Euro4,"
Ozone terbentuk dari oksigen diatomik
biasa (O2) yang terekspos loncatan
muatan listrik. Di alam, ozone terbentuk
ketika terjadi petir. Jadi, bersyukurlah jika
ada petir karena itu artinya ALLAH sedang
memperbaiki lapisan ozone yang sudah
kita rusak.
Para ilmuwan menemukan penyebab
utama rusaknya lapisan ozone adalah
kebocoran gas Chlorofluorocarbons
(CFC) yang digunakan sebagai
pendingin pada kulkas dan AC serta
gas pendorong pada produk-produk
semprot (aerosol) seperti parfum dan
cat semprot.
Pencemaran Lingkungan ;
Masuknya atau dimakannya mahluk
hidup, zat, energi atau componen
lain kedalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau proses
alam sehingga kualitas lingkungan
Turun sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan kerusakan
lingkungan
Sebab-sebab terjadinya
tumpahan minyak :
Kerusakan mekanis :
• Kerusakan sistim peralatan
• Kebocoran badan kapal
• Kerusakan katub-katub isap /
buang
• Kerusakan slang-slang muat
Kesalahan manusia

Kurang perhatian dari


personal
Kurang mentaati aturan
Kurang pengawasan
Tidak serius
SUMBER PENCEMARAN
Minyak Bumi

• Pembukaan Industri dan Perkantoran 37 %


• Operasi kapal-Kapal 33 %
• Kecelakaan Tanker 12 %
• Atmosfir 9%
• Sumber-Sumber Alam 7%
• Ekplorasi dan Produksi 2%
Peraturan Marpol Protokol
1978
Ketentuan-Ketentuan
Pencegahan

• Pengadaan tangki Ballast terpisah dan Peralatan


ODM (Oil Discharge Monitoring) Oil Separator dll
• Batasan jumlah minyak yang dapat di buang
• Daerah-daerah pembuangan minyak
• Keharusan pelabuhan-pelabuhan minyak untuk
menyediakan tangki penampungan ( Slop Ballast
Kotor )
• Tersedianya peralatan-peralatan seperti :
SUMBER-SUMBER
PENCEMARAN
 Ladang Minyak Bawah Laut / Kesalahan Pengeboran
 Kecelakaan Pelayaran
 Operasi Tanker
 Pembuangan Air Got (Bilge)
 Operasi Terminal Pelabuhan Minyak
 Sumber-Sumber di Darat Minyak Bekas Mengandung
Hydro Carbon
• Hydro Carbon yang jatuh dari
atmosfir

Cerobong Pabrik
Cerobong Kapal
Pesawat terbang
• Pembuangan Secara Ilegal
Minyak Atau Limbah Minyak
• Ledakan Sumber Minyak
• Kecelakaan Kapal
. Tubrukan
. Kebakaran
. Ledakan
. Kandas
Bahan - Bahan Pencemaran dari Kapal yang
diatur Pencegahannya Secara Internasional
dibedakan menjadi beberapa Jenis :
1. Minyak (Oil) → Termasuk Minyak Mentah, Bahan
Bakar, Kotoran Minyak hasil Olahan Minyak
Yang Lain.
2. Bahan Cair Beracun → Bahan Cair Yang
Mengandung Racun
 Kategori A : Cresols, Acrolein, Carbon
Disulphide dll
 Kategori B : Allyl Alcohol, Amonia Carbon Tera
Chloride
 Kategori C : Silicon Tetra Chloride, Acetic Acid
 Kategori D : Acetone, Silicon Tetra Chloride
3. Bahan Yang Merugikan : Dalam Bentuk Terbungkus Seperti
Bahan Kimia Padat
4. Kotoran ( Sewage ) → Air limbah Dari Toilet, Medis Dsb
5. Sampah ( Garbage ) → Semua Jenis Sisa Makanan, Bahan
Buangan Hasil Olahan :
 Kertas
 Barang Plastik
 Barang Sintetis
Dampak Tumpahan Minyak di Laut

1. Pada kegiatan Pantai


- Kegiatan wisata
- Industri
2. Pada habitat laut :
- Di perairan terbuka dan dasar laut -
Plankton, Benthos, Ikan dan mamalia laut
3. Pada daerah pasang surut
- Hutan bakau, sawah garam
- Terumbu karang
- Unggas
- Organisme pasang surut
4. Pada perikanan dan budi daya laut
- Daerah perikanan
- Pembiakan rumput laut
- Dan lain-lain
• Beberapa cara Pembersihan Tumpuhan Minyak
Teknik Pembersihan di air
Penggunaan : Oil Boom
Penyedotan : Skimmer
Fasilitas penampungan
Dispersi secara kimia
Penyerapan
Pembakaran
 Teknik Pembersihan Pantai
Mengambil secara Mekanis
Membersihkan secara hydrolik
Pencucian oleh bahan kimia
Penyerapan sorbent
Pembakaran ,penguburan
Biarkan jika kapasitasnya sedikit
Teknik Mekanis Oil Boom
Pengurungan Minyak
Pembelokan
Pengumpulan
Perlindungan
• Tehnik Mekanis : Skimmer
• Menyedot minyak dari
permukaan air
• Keterbatasan yang
mempengaruhi daya guna
 Ketebalan minyak
 Kekentalan minyak
 Keadaan laut
 Kemampuan penampungan
Hal-hal yang harus diingat
Tidak ada skimmer yang efektif 100%
Skimmer biasanya menyedot campuran
minyak dan air
SUMBER ASAL DAN
TERJADINYA
1.PENCEMARAN MINYAK
Kecelakaan kapal : Tubrukan, kebakaran, ledakan dan
kandas
2. Kegiatan sumber minyak lepas pantai :
* Bocoran instalasi
* Ledakan sumur
3. Pembuangan secara ilegal minyak atau limbah minyak
4. Tumpahan yang tidak disengaja pada waktu bongkar muat
kapal ke kapal atau kapal ke Darat
Kapal Bukan Tanki 400 GRT ke
atas dan semua kapal Tanki ->
tidak diperbolehkan membuang
air yang bercampur minyak air
ballast, got kamar mesin
kecuali keadaan terpaksa yang
menyangkut keselamatan jiwa
di laut.
B. Perairan Laut yang
lain :
 Minyak yang terbuang dari Tanki tidak boleh
lebih dari 60 liter/mil
 Kapal sedang berlayar
 Kapal berada paling dekat 50 mil dari pantai
terdekat
Konvensi Marpol 1973 dan Protokol Marpol
1978 Berlaku secara Internasional tanggal
02 Oktober 1983
 KEWAJIBAN ANGGOTA KONVENSI
 MENERIMA SETIAP AMANDEMEN
 MENATA PER UNDANG 2 AN
 MELAKSANAKAN KETEN KONVENSI
 MELAPORKAN PENGEMBANGAN KONVENSI
 HAK NEGARA KONVENSI
 MENERBITKAN SERTIFIKAT KPL BENDERA
INDONESIA
 MELAKSANAKAN PENGAWASAN TERHADAP KPL
DAN BERHAK MENAHAN
Yang dimaksud limbah B3 ialah; Sisa
usaha dan / atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan /
atau beracun yang karena sifat dan /
atau konsentrasinya dan / atau
jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan / atau merusakkan
lingkungan hidup , dan / atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan , kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain
 PRIORITAS OPERASI PENANGGULANGAN
1 HENTIKAN TUMPAHAN MINYAK
2 LINDUNGI LINGKUNGAN YANG TERANCAM YANG MEMILIKI NILAI YANG
PALING TINGGI
3KURUNG(TIADAKAN) MINYAK AGAR TIDAK MENDEKATI PANTAI
4.PULIHKAN LINGKUNGAN YANG
RUSAK
5. TANGANI LIMBAH SELANJUTNYA
 LAPORAN SETELAH SELESAI
MELAKSANAKAN
PENANGGULANGAN
 1 JENIS,SEBAB DAN WAKTU
TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL
YANG MENGAKIBATKAN
PENCEMARAN LAUT.
 2 LOKASI DAN LUAS PENCEMARAN
DENGAN PENUNJUKAN TITIK-TITIK
KOORDINAT PADA PETA LAUT
 3 JENIS DAN JUMLAH MINYAK YANG TUMPAH
 4 DAMPAK LANGSUNG YANG DITIMBULKAN OLEH
PENCEMARAN LAUT
 5 TINDAKAN PENANGGULANGAN YANG
DILAKSANAKAN
 PENGELUARAN BIAYA

Anda mungkin juga menyukai