Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)

Ruaida (P07120120066)
Siti Sahara (P07120120067)
Syukrinawati (P07120120069)
Udrikal muna (P07120120070)
A. Dengue Hemmorhagic Fever (DHF)

Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat
tipe virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik (WHO, 2011).

Terdapat tiga tahapan yang dialami penderita penyakit DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan
fase pemulihan (WHO,2009).
B. Penyebab

1. Demam berdarah merupakan penyakit disebabkan oleh virus dengue


(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti (Suriadi, 2011).
2. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus
betina yang umumnya menyerang pada pada musim hujan dan musim panas.
Virus itu menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada
sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan
bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah (Sari,
2013)
C. Patofisiologis (Path Way)\

Patofisiologi primer DBD dan dengue syock syndrome (DSS) adalah


peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma
ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan
penurunan tekanan darah.

D. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and Prevention,
2009), yaitu :
 Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak istirahat.
 Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu mereka.
anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama fase demam.
 Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti
inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
 Memantau hidrasi pasien selama fase demam
 Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau
output urine
 Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral,
mereka mungkin perlu cairan IV.
 Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler,
nadi, tekanan darah, dan Output urine.
 Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah trombosit.
 Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg normal.
 Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal dan
berlangsung 24-48 jam
E. Pengkajian

 Identitas pasien (Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua)
 Keluhan utama (Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang
kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah)
 Riwayat penyakit sekarang (Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil dan saat demam kesadaran composmetis)
 Riwayat penyakit yang pernah diderita (Penyakit apa saja yang pernah diderita)
 Riwayat Imunisasi (Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka
kemungkinan akan timbulnya koplikasi dapat dihindarkan)
 Riwayat Gizi (Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual,
muntah dan tidak nafsu makan)
 Kondisi Lingkungan (Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih)
 Pola Kebiasaan (Nutrisi dan metabolisme, Eliminasi Tidur dan istirahat, Kebersihan,
Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan)
 Pemeriksaan fisik (meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut
sampai ujung kaki). Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak adalah sebagai berikut :

 Grade I yaitu kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan
nadi lemah.

 Grade II yaitu kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada perdarahan


spontan petechie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak
teratur.

 Grade III yaitu kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil
dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.

 Grade IV yaitu kesadaran coma, tanda-tanda vital


 Sistem Integumen

 Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul


keringat dingin, dan lembab

 Kuku sianosis atau tidak

 Kepala dan leher

 Dada Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati atau


hepatomegaly dan asites

 Ekstremitas

 Pemeriksaan laboratorium
F. Diagnosis keperawatan
NANDA
 Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual,muntah, tidak ada nafsu makan .
 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus .
 Nyeri Akut b/d Agen injuri fisik (DHF), viremia, nyeri otot dan sendi
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan .
 Resiko syok ( hipovolemik ) berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu
akibat spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi .
G. Intervensi keperawatan

NO. Diagnosis keperawatan Tujuan dan kritea hasil Intervensi


1. Defisit volume cairan NOC : NIC :
berhubungan dengan - Fluid balance Fluid management
peningkatan - Hydration Timbang popok/pembalut
permeabilitas kapiler , - Nutritional Status : Food and fluid jika diperlukan
perdarahan, muntah, dan Intake  Pertahankan catatan
demam Kriteria Hasil : intake dan output yang
- Mempertahankan urine output sesuai akurat
dengan usia dan BB,BJ urine  Monitor status  hidrasi
normal,HT normal ( kelembaban
- Tekanan darah,nadi dan suhu tubuh membrane mukosa,
dalam batas normal nadi adekuat, tekanan
-Tidak ada tanda dehidrasi,Elastisitas darah ortostatik ) ; jika
turgor kulit baik, membrane mukosa diperlukan
lembab,tidak ada rasa haus
berlebihan .
 Monitor hasil lab yang sesuai
dengan retensi cairan ( BUN,
Hmt, osmolalitas urine )
 Monitor vital sign
 Monitor masukan makanan atau
cairan dan hitung intake kalori
harian .
 Kolaborasi pemberian cairan IV
 Monitor status nutrisi
 Berikan cairan
 Berikan Diuretik sesuai interuksi
 Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
 Dorong keluarga untuk membantu pasien makan .
 Tawarkan snack ( jus buah , buah segar )
 Kolaborasikan dokter jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk
 Atur kemungkinan transfuse
 Persiapan untuk transfuse
2. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari - Nutrisional status :  Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Food and Fluid Intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan dengan - Nutrisional status : menentukan jumlah kalori dan nutrisi
mual,muntah, tidak nutrient intake yang dibutuhkan pasien
ada nafsu makan . - Weight control  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
- Adanya peningkatan protein dan vitamin C
berat badan sesuai  Berikan subsasi gula
tujuan  Yakinkan diet yang dimakan
- Berat badan ideal mengandung tinggi serat untuk
sesuai dengan tinggi mencegah konstipasi
badan  Berikan makanan yang terpilih
- Mampu ( sudah dikonsltasikan dengan ahli
mengidentifikasi gizi )
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda  Ajarkan pasien bagaimana
malnutrisi membuat catatan makanan
- Menunjukkan harian.
peningkatan fungsi  Monitor jumlah nutrisi dan
pengecapan dari menelan kandungan kalori
- tIdak terjadi penurunan  Berikan informasi tentang
berat badan yang berarti kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan .
 
Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal

 Monitoring adanya penurunan


berat badan
 Monitoring tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
 Monitoring interaksi anak dan orangtua
selama makan
 Monitor lingkungan selama makan
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
 Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake
nutrisi
 Catat adanya
edema,hiperemik,hipertonik,pap
illa lidah dan cavitas oral
 Catat jika lidah berwarna
magenta ,scarlet
3. Ketidakefektifan perfusi NOC : NIC :
jaringan perifer berhubungan - Circulation status Peripheral Sensation Management
dengan perdarahan - Tissue perfusion : cerebral ( Management sensasi perifer )
Kriteria Hasil :  Monitor daerah tertentu yang hanya
Mendemonstrasikan status peka terhadap
sirkulasi yang ditandai dengan panas/dingin/tajam/tumpul
:  Monitor adanya paretes
- Tekanan systole dan diastole  Intruksikan keluarga untuk
dalam rentang yang mengobservasi kulit jika ada isi atau
diharapkan laserasi
- tidak adata ortostatik  Gunakan sarung tangan untuk
hipertensi proteksi
- Tidak ada tandai – tanda  Batasi gerakan pada kepala,leher dan
peningkatan tekanan punggung
intracranial ( tidak lebih dari  Monitor kemampuan BAB
15 mmHg )  Kolaborasi pemberian analgetik
 Monitor adanya tromboplebitis
 Diskusikan mengenai penyebab
perubahan sensasi
Mendemonstrasikan kemampuan
kognitif yang ditandai dengan :
- Berkomunikasi dengan jelas dan
sesuai dengan kemampuan
- Menunjukkan perhatian,konsentrasi,
dan orientasi
-Memproses informasi
- Membuat keputusan dengan benar
Menunjukkan fungsi sensori motori
cranial yang utuh : tingkat kesadaran
membaik, tidak ada gerakan-gerakan
involunter .
H. Implementasi keperawatan

Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan.


Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan
oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi,
dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan
kesehatan (Ali 2016).

I. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian proses menentukan apakah ada
kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan
dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
J. Dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan adalah suatu sistem pencatatan dan


pelaporan informasi tentang kondisi (status) kesehatan pasien serta semua
kegiatan asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses
keperawatan, meliputi : pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan,
impelementasi dan evaluasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan dapat
dikatakan sebagai “pegangan” bagi perawat dalam mempertanggung
jawabkan dan membuktikan pekerjaannya.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai