Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH & ALIRAN

PSIKOLOGI
RR. DINI DIAH NURHADIANTI, S.PSI, M.SI
Pendahuluan

01 Arti kata psikologi

02 Pendapat tokoh tentang arti psikologi

03 Perkenalan awal dengan dua tokoh psikologi


• Sigmund Freud

• Aristoteles
Psikologi?

Sebagian berpen-
Ilmu tentang dapat bahwa hewan,
Ilmu jiwa tingkah laku atau tumbuhan juga Parapsikologi
perilaku manusia mempunyai jiwa

Jiwa atau tingkah laku Setidaknya hewan dan yaitu gejala seperti:
yang dimaksud adalah tumbuhan bertingkah telepati, kemampuan
jiwa atau tingkah laku laku berhubungan dengan
manusia mahluk halus atau ke-
mampuan meramalkan
masa depan
Psikologi
Berasal dari kata dalam Bahasa Yunani, Psyche dan Logos

Psyche Logos
Bahasa Inggris  soul, mind, spirit
Bahasa Indonesia  ketiga kata di atas Nalar, logika atau
dicakup dalam satu kata, ilmu
yaitu: jiwa
Bahasa Jerman  Seelenkunde
Bahasa Arab  Ilmun-nafsi
Jika diartikan semua kata di atas,
merujuk pada kata “ilmu jiwa”
Carl Gustav Jung
Tokoh Psikoanalisa dari Swiss (1875-1961)

Seorang sarjana Ia mencoba men- Misalnya, ia tertarik Di sisi lain, kata Jung menduga ada
yang banyak mencu- cari arti-arti dari pada kata anemos “psycho” (Bahasa hubungan antara
rahkan perhatian kata “psyche” dan (Bahasa Yunani) Yunani) berarti apa yang
dan mengorbankan arti kata-kata lain yang berarti angin, pula meniup. bernyawa dengan
waktunya untuk yang berdekatan, sedangkan dalam Dalam Bahasa apa yang bernafas
menyelidiki arti kata serta mencoba Bahasa Latin, kata- Arab ia mene- (angin), dan menu-
psikologi, ditinjau menghubungkan kata animus dan mukan kata-kata rutnya psikologi
dari segi harfiahnya arti kata-kata itu anima masing- ruh dan rih, yang adalah ilmu ten-
masing berarti jiwa masing-masing be- tang sesuatu yang
dan nyawa rarti jiwa atau bernyawa
nyawa dan angin
Pada masa psikologi Padahal, untuk membuk-
merupakan sesuatu tikan adanya “jiwa” se-
yang dipikirkan oleh bagai sesuatu yang ny-
para Filsuf, definisi Namun, sejak psikologi berdiri ata adalah tidak
psikologi sebagai sebagai ilmu yang berdiri mungkin, apalagi jika
“ilmu jiwa” belum diukur atau dihitung den- Oleh karena itu,
sendiri dan terpisah dari ilmu para sarjana
menimbulkan induknya (filsafat), mulailah gan alat-alat yang objek-
banyak kesulitan tif mulai memikirkan
timbul kesulitan-kesulitan, untuk memberi
Your karena
Text Here
salah satu tuntutan Your Text Here
definisi lain pada
dalam ilmu pengetahuan psikologi
adalah hal-hal yang dipelajari
dalam ilmu itu harus dapat
dibuktikan dengan nyata
Bertitik tolak pada anggapan bahwa psikologi haruslah mempelajari sesuatu yang nyata (konkrit), maka
muncul sebagian sarjana yang mengartikan psikologi = karakterologi

Karakterologi adalah ilmu tentang karakter atau sifat kepribadian. Tipologi adalah ilmu tentang berbagai tipe
atau jenis manusia berdasarkan karakternya

Jelas bahwa pendefinisian psikologi sebagai karaterologi atau tipologi saja merupakan pendefinisian yang ter -
lalu sempit, meskipun karakterologi atau tipologi termasuk di dalam psikologi, tetapi cakupan psikologi lebih
luas daripada kedua hal tersebut
Titik tolak lain dalam pendefinisian psikologi, adalah …

Anggapan bahwa jiwa selalu diekspresikan Adalah benar bahwa kita bisa mempelajari
melalui raga atau badan. Dengan mempela- jiwa manusia melalui ekspresi-ekspresinya,
jari ekspresi yang tampak pada tubuh karena dalam pengalaman sehari-hari kita
seseorang, maka kita dapat mengetahui bisa mengetahui seseorang sedang
keadaan kejiwaan orang yang bersangku- bersedih karena menangis, dan seseorang
tan, karena itu psikologi kadang juga diar- sedang bergembira karena ia tertawa
tikan sebagai ilmu ekspresi

Beberapa ekspresi bahkan menetap se-


Definisi ini sebagian benar, tetapi sebagian hingga kita bisa mengetahui karakter orang
juga tidak benar tersebut melalui ekspresinya yang menetap
itu, misalnya: orang yang pemurung akan
terlihat dari wajahnya yang selalu berkerut
dan sudut-sudut bibir yang selalu bertekuk
ke bawah
Namun, mempelajari jiwa hanya melalui ekspresi saja juga tidak mungkin,
mengapa?

Karena ada ekspresi-ekspresi yang tidak lang- Selain itu, kita juga tahu bahwa satu
sung, misalnya: seseorang yang mendengar macam
Yourekspresi
Text Heredapat mewakili
berita sedih tidak langsung menangis, bahkan berbagai macam keadaan kejiwaan.
mungkin ia tetap tersenyum sehingga orang You can simply impress your
Misalnya ekspresi senyum. Selain
lain mengira bahwa berita sedih itu tidak ada audience and add a unique zing.
senyum bahagia, ada juga senyum
pengaruh terhadap pribadinya. Tetapi saat ramah, senyum malu bahkan
sampai di rumah orang itu menangis sejadi- senyum sinis
jadinya untuk melampiaskan kesedihannya zing.

Jadi, kesimpulannya apakah yang akan kita pikirkan jika melihat orang tersenyum? Meskipun demikian,
umumnya kita dapat membedakan arti senyum yang diperlihatkan orang lain pada diri kita
sampai pada akhirnya,

Para sarjana mengemukakan satu definisi lagi tentang psikologi, yaitu psikologi adalah ilmu
tentang tingkah laku

Pengertian tingkah laku jelas sudah lebih jauh lebih nyata daripada pengertian jiwa, karena tingkah
laku dapat dibuktikan dengan nyata, dapat dihitung dan dapat diukur secara objektif

Jadi, definisi psikologi sebagai ilmu tentang tingkah laku sudah memenuhi syarat ilmu pengetahuan

Tetapi, sulitnya lagi psikologi bukanlah satu-satunya ilmu yang mempelajari tingkah laku.
Sosiologi, antropologi, biologi dan sebagainya juga mempelajari tingkah laku dari sudut
pandang keilmuan masing-masing

Oleh sebab itu, kita perlu menelaah lebih lanjut apa yang dimaksud tingkah laku dalam psikologi,
karena pengertian tingkah laku yang khas ini membawa konsekuensi metodologi pada psikologi seba -
gai ilmu yang berbeda dengan ilmu lainnya
• Buku harian merupakan jejak permanen
• Tingkah laku dalam psikologi tidak hanya berarti tingkah laku nyata dari tingkah laku dan kejiwaan seseorang.
itu sendiri (misalnya tertawa, memukul, dsb), tetapi juga meliputi ek- • Jejak permanen lainnya dari tingkah laku
sistensi atau perpanjangan dari tingkah laku nyata tersebut dapat kita lihat dalam kebiasaan sehari-
hari, cara berbicara, cara berpikir, pandan-
• Eksistensi itu antara lain terdapat pada bekas-bekas atau efek per- gan hidup, taraf kecerdasan, sikap dan se-
manen yang terdapat pada tubuh sebagai akibat terlalu sering bagainya
melakukan tingkah laku tsb
• Adanya jejak-jejak permanen inilah yang
• Seorang yang sering tertawa akan meninggalkan bekas-bekas di wa- memungkinkan psikologi mempelajari jiwa
jahnya, sehingga dengan melihat wajahnya kita bisa mengetahui manusia melalui tingkah laku.
bahwa orang itu periang • Satu prinsip mutlak dalam psikologi, yaitu
bahwa tingkah laku merupakan ekspresi
dari jiwa, karena itu ekspresi mempun-
• Eksistensi tingkah laku ini dapat juga kita temui misalnya pada buku yai peranan yang penting dalam
harian seorang remaja. Dengan membaca buku harian seorang re- psikologi, meskipun tidak semua yang ter-
maja yang rajin mencurahkan isi hatinya ke buku harian itu, maka kita dapat dalam jiwa bisa diekspresikan dalam
akan dapat mengenali keadaan kejiwaan remaja tersebut tingkah laku
Tiga Macam Ekspresi

Ekspresi motoris,
Ekspresi grafis juga khas pada manusia,
Ekspresi verbal, Ekspresi grafis, yaitu: pernyataan
yaitu: pernyataan yaitu: pernyataan melalui perbuatan, tetapi tidak semua manusia mampu
keadaan jiwa melalui lukisan, tindakan, gerakan mengekspresikan dirinya secara grafis.
melalui kata-kata coretan, tulisan (disebut juga ek- Seseorang yang buta huruf, misalnya tidak
spresi kinestetis) akan mungkin mengekspresikan dirinya
melalui tulisan

Ketiga ekspresi ini penting dalam psikologi. Namun, khususnya Meskipun demikian, ekspresi grafis menjadi
dalam psikologi yang mempelajari manusia, yang terpenting adalah sangat penting bagi seseorang yang pen-
ekspresi verbal
diam, bisu atau tuli, atau yang sangat ter-
Mengapa?
ampil dalam menyatakan perasaannya
melalui coret-coretan
karena ekspresi verbal adalah khas manusia dan bisa memberikan
kemungkinan-kemungkinan yang tidak terbatas
dalam hubungan dengan eksistensi tingkah laku dan jejak-jejak permanen dari tingkah laku,
Freud mengemukakan

bahwa jejak-jejak permanen dari


tingkah laku tidak hanya terdapat
Sigmund Freud (1856-1939)
dalam kesadaran seseorang,
Tokoh pendiri psikoanalisa
tetapi juga terdapat dalam keti-
daksadarannya
dengan teorinya ini, Freud
teorinya tentang kehidupan keji- menggagalkan teori-teori se-
waan seseorang terdiri dari tiga belumnya yang hanya mengakui
kualitas, yaitu: 1) Kesadaran hal-hal yang sadar dalam
(consciousness) berisi hal-hal psikologi, antara lain teori ke-
yang sadar, 2) Bawah sadar sadaran yang dikemukakan oleh
atau subsadar (subconscious- seorang sarjana Perancis, Rene
ness) berisi hal-hal yang se- Descartes (1596-1650)
waktu-waktu dapat muncul ke ke-
sadaran, 3) Ketidaksadaran
(unconsciousness) berisi hal-hal
yang tidak dapat atau tidak mau
dimunculkan ke kesadaran
Aristoteles (384-322 SM)

Tingkah laku tidak hanya pada manusia, melainkan juga ter-


dapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, demikian penda-
pat sebagian para sarjana

Aristoteles, seorang ahli filsafat di zaman Yunani kuno adalah


salah satu yang setuju dengan pendapat tersebut
Pandangan ARISTOTELES
taraf hidup secara sistematis dapat diklasifikasikan dalam tingkatan, yaitu:

01 Anima Vegetatifa 02 Anima Sensitiva

taraf hidup terendah yang terdapat pada tumbuh- taraf hidup yang terdapat pada hewan. Pada taraf
tumbuhan. Pada taraf ini mahluk hidup mampu ini, mahluk yang bersangkutan sudah mempunyai
melakukan reaksi terhadap rangsang-rangsang alat-alat indera, reaksi mahluk bervariasi sesuai
yang datang dari luar dan tujuannya semata-mata dengan alat inderanya. Tingkat ini ditandai dengan
hanyalah untuk mempertahankan hidup dan tum- adanya kemampuan seleksi. Mahluk dapat
buh. Contoh reaksi pada taraf ini adalah gerakan memilih mana rangsangan yang perlu didekati dan
menguncup pada tanaman “putri malu” yang harus dijauhi

03 Anima Intelektiva

taraf hidup yang tertinggi, terdapat pada manusia dalam dunia yang jauh lebih kaya. Pada taraf ini terdapat
kehidupan yang lebih dari sekedar kehidupan sadar belaka, misalnya potensi kecerdasan, terdapat ke -
mampuan untuk menyimpan rangsang yang kemudian timbul sebagai jejak-jejak dalam kesadaran yang
disebut fungsi mneme (mnemic function). Pada manusia terdapat kemampuan untuk belajar dan kemam-
puan memilih yang lebih tinggi. Pada akhirnya, Aristoteles mengemukakan bahwa taraf anima intelektiva
mengandung kedua taraf yang lain, tetapi tidak sebaliknya
Your Text Here
Thank you

Anda mungkin juga menyukai