Anda di halaman 1dari 28

MOBILISASI

Definisi

Mobilisasi adalah : Kemampuan seseorang untuk


bergerak secara bebas (Perry dan Potter,1994).

Mobilisasi adalah : Kemampuan seseorang untuk


bergerak secara bebas,mudah dan teratur yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat
(Wahid Iqbal, 2007).

Setiap manusia butuh untuk bergerak, sehingga apabila


individu kehilangan kemampuan untuk bergerak maka
ia akan mengalami ketergantungan dalam beraktivitas
dan membutuhkan tindakan keperawatan.
1. Meningkatkan kemandirian diri
2. Meningkatkan kesehatan
3. Memperlambat proses
penyakit,khususnya penyakit
degeneratif.
4. Meningkatkan aktualisasi diri (harga
diri dan citra tubuh).
1. Gaya Hidup
Mobilisasi dipengaruhi oleh latarbelakangi
budaya/nilai-nilai yang dianut serta tempat tinggal.
Contoh: Ditempat mereka tinggal wanita jawa dituntut
untuk berpenampilan lemah lembut selainitu tabu
bagi mereka untuk melakukan aktivitas yang berat.

2. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental akan mempengaruhi
seseorang untuk melakukan aktivitas hidup sehari-
hari.
Ketidakmampuan di bagi menjadi 2 yaitu :
 Ketidakmampuan Primer terjadi akibat penyakit atau
trauma (Gg jantung,Gg pernafasan,Gg
persarafan,DHF, fraktur).
 Ketidakmampuan sekunder terjadi akibat dampak
dari ketidakmampuan Primer (kelemahan
otot/hemifarise, atrofi otot,food).

3. Tingkat energi
Energi sangat dibutuhkan untuk mobilisasi.
4. Usia
Pada lansia kemampuan untuk melakukan mobilisasi
menurun sejalan dengan penuaan.
Tirah Baring
Merupakan suatu intervensi dimana
individu dibatasi untuk tetap berada di
tempat tidur untuk tujuan terapeutik
(Perry dan Poter).

Lama tirah baring tidak dapat dibatasi


tergantung penyakit atau cidera dan
status kesehatan sebelumnya.
Lanjutan…
Tujuan tirah baring :
1. Mengurangi aktivitas fisik dan mengurangi
kebutuhan O2 tubuh.
2. Mengurangi nyeri seperti nyeri pasca operasi.
3. Untuk beristirahat dan mengembalikan
kekuatan

Dengan adanya perubahan tingkat mobilisasi fisik


maka dilakukan intervensi untuk pembatasan
gerak/imobilisasi dalam bentuk tirah baring.
Imobilisasi / Gg Mobilisasi fisik
Definisi

Imobilisasi merupakan suatu kondisi dimana


individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya
secara total atau sebagian tetapi juga mengalami
penurunan aktivitas dari kebiasaan normal (Wahid
Iqbal).

Imobilisasi adalah ketidakmampuan seseorang untuk


bergerak dengan bebas (Perry dan Potter,1994).
Jenis Imobilisasi
1. Imobilisasi Fisik : Kondisi ketika seseorang
mengalami keterbatasan fisik yang disebabkan
oleh faktor lingkungan atau kondisi orang tersebut.
2. Imobilisasi Intelektual : Kondisi ini disebabkan
oleh kurangnya pengetahuandisebabkan karena
kerusakan otak.
3. Imobilisasi Emosional : Terjadi karena proses
pembedahan/kehilangan seseoarang yang dicintai.
4. Imobilisasi Sosial : Terjadi akibat adanya penyakit
yang mengakibtakan perubahan interaksi sosial.
Tingkat Imobilisasi
1. Imobilisasi komplit : Imobilisasi ini
dilakukan pada individu yang
mengalami penurunan kesadaran.
2. Imobilisasi parsial : Imobilisasi ini
dilakukan pada individu yang
mengalami trauma (fraktur) atau karena
alasan pengobatan (penyakit jantung,
DHF, Typoid, gg pernafasan.
Pengaruh Imobilisasi terhadap Sistem
Tubuh
1. Metabolisme
Imobilisasi mempengaruhi fungsi metabolisme
energi. Suplai metabolisme tubuh menurun, nafsu
maka berkurang, BB menurun,penurunan massa
otot, penurunan kekebalan tubuh.
2. Sistem Gastrointestinal
Imobilisasi lama akan mengakibatkan penurunan
motilitas usus sehingga terjadi konstifasi.
3. Sistem Pernafasan
Imobilisasi lama atau klien posop bisa
menyebabkan terjadi komplikasi paru
( Bronkopnemoni).
Pengaruh Imobilisasi terhadap Sistem Tubuh

Imobilisasi lama

Penurunan kemampuan klien untuk batuk

Penyebaran mukus dalam bronkus meningkat

Mukus menumpuk dibronkus

Pertumbuhan bakteri meningkat di bronkus

Bronkopnemoni
Pengaruh Imobilisasi terhadap Sistem Tubuh

4. Sistem Kardiovaskuler
Imobilisasi yang lama bisa menyebabkan hipotensi ortostatik,
peningkatan beban kerja jantung dan pembentukan trombus .
Imobilisasi lama

Sirkulasi volume darah menurun

Pengumpulan darah pada ekstermitas bawah

Penurunan aliran balik vena

Penurunan co

Hipotensi ortostatik : TD menurun.


Pengaruh Imobilisasi terhadap Sistem Tubuh

Imobilisasi lama

Peningkatan kebutuhan konsumsi O2

Peningkatan kerja jantung

Jantung bekerja cepat

Co menurun

Hipertensi
Faktor pembentuk Trombus
 Atherosklerotik
 Aliran darah yang lambat akibat imobilisasi
Pengaruh Imobilisasi terhadap Sistem
Tubuh
5. Sistem Muskuloskletal
Imobilisasi mempengaruhi penurunan massa
otot. Penurunan massa otot yang lama
menyebabkan otot mengalami atropi dan
kontraktur sendi (pemendekan serat otot).

Bila terjadi kontraktur sendi maka sendi tidak


dapat mempertahankan rentang gerak. Contoh
kontraktur sendi adalah food drop (kekakuan
sendi). Food drop terjadi di pergelangan
tangan dan kaki (posisi plantar fleksi).
Pengaruh Imobilisasi terhadap Sistem Tubuh

Gangguan metabolisme kalsium di tulang

Reabsobsi kalsium tulang menurun

Jaringan tulang tidak padat

Osteoporosis

Resti terjadinya fraktur patologis


Pengaruh Imobilisasi terhadap Sistem Tubuh

6. Sistem Integumen
Imobilisasi menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem integumen yaitu
dekubitus.
Imobilisasi lama

Penekanan kulit di daerah bokong, siku dan tumit

Aliran darah terhambat disekitar penekanan

Fase kontriksi pembuluh darah

Iskemik jaringan

Nekrosisi jaringan

Dekubitus
Pengaruh Imobilisasi terhadap Sistem Tubuh

7. Sistem Perkemihan
Imobilisasi menyebabkan terjadinya stasis urin, resiko ISK, resti batu ginjal

Imobilisasi lama

Ginjal yg membentuk urin masuk kedalam buli melawan gaya grafitasi

Mengakibatkan terjadinya kontraksi ureter

Urin masuk kembali ke pelvis ginjal

Penumpukan urin di pelvis ginjal

Stasis urin
Lanjutan…

Imobilisasi lama

Gg metabolisme kalsium

Hiperkalsemia

Diginjal difiltrasi

Urin tertumpuk di ginjal

Stasis urin

Pengendapan urin di pelvis ginjal

Terbentuk batu kalsium di ginjal


Asuhan Keperawatan Gangguan
Mobilisasi
A. Pengkajian Fisik
1. Sistem Respiratori : Kaji frekuensi
pernafasan, bunyi nafas, pergerakan
dinding dada, auskultasi adanya sekret.
2. Sistem Kardiovaskuler : Pantau TD,
nadi afek dan ferifer, Adanya edema
tungkai, Auskultasi suara jantung,
observasi adanya trombus disekitar betis.
Asuhan Keperawatan Gangguan
Mobilisasi
3. Sistem Muskuloskletal: Kaji penurunan
tonus otot, kaji kehilangan massa otot (atropi
otot), adanya kontraktur, observasi
pemendekan ekstermitas, kaji keadaan tulang
belakang ( skoliosis, kifosis, lordosis ) bunyi
nafas, pergerakan dinding dada, auskultasi
adanya sekret.
4. Pemeriksaan penunjang: -Hasil lab : HB
menurun, hiperkalsemia,Densitometri
Asuhan Keperawatan Gangguan
Mobilisasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilisasi fisik b/d penurunan
rentang gerak, tirah baring, penurunan kekuatan
otot.
2. Intoleransi aktivitas b/d penurunan mobilisasi.
3. Resiko cidera b/d penurunan kekuatan otot,
hemifarise.
4. Gg integritas kulit b/d imobilisasi, penekanan
permukaan kulit.
Asuhan Keperawatan Gangguan
Mobilisasi
C. Rencana tindakan
1. Gangguan mobilisasi fisik b/d penurunan rentang
gerak, tirah baring, penurunan kekuatan otot.
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
mobilisasi fisik klien kembali normal atau menjadi
lebih baik.
Kriteria hasil
 Klien mampu mempertahankan rentang gerak pada
sendi.
Asuhan Keperawatan Gangguan
Mobilisasi
 Kekuatan otot meningkat
 Klien mampu melakukan mobilisasi dibantu atau
dengan mandiri.
Intervensi :
 Kaji tingkat mobilisasi klien
 Kaji kekuatan otot klien
 Kaji rentang gerak aktif klien
 Ajarkan klien melakukan rentang gerak aktif
 Bantu dan motivasi klien untuk melakukan mobilisasi
bertahap.
Asuhan Keperawatan Gangguan
Mobilisasi
2. Intoleransi aktivitas b/d penurunan
mobilisasi.
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
Aktifitas fisik klien kembali normal atau menjadi
lebih baik.
Kriteria hasil
 Klien mampu melakukan aktivitas fisik secara
mandiri atau dengan bantuan.
Asuhan Keperawatan Gangguan
Mobilisasi
Intervensi :
 Kaji tingkat aktivitas klien
 Kaji kekuatan otot klien
 Kaji rentang gerak aktif klien
 Bantu dan motivasi klien untuk
melakukan mobilisasi bertahap.
3. Gg integritas kulit b/d imobilisasi, penekanan
permukaan kulit.

Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
integritas kulit menjadi utuh.

Kriteria hasil
 Integritas kulit klien kembali utuh
 Tidak ada tanda-tanda perluasan luka
 Tidak ada tanda infeksi
 Kulit Klien halus dan lembut.
lanjutan
Intervensi :
 Kaji integritas kulit klien
 Observasi adanya kemerahan atau lika
pada kulit
 Observasi tanda-tanda infeksi
 Lakukan massase di ekstermitas klien
 Berikan lotion pada kulit
 Lakukan perawatan luka dengan tehnik
aseptik dan anti septik.

Anda mungkin juga menyukai