PADA NEUROMUSKULAR
BAYI BARU LAHIR
KELOMPOK 11
MOHAMAD SYAHDAN TUNE
NUR AFIA FACHRUDIN
DEFINISI
Neuromuskuler adalah dua system yang tidak
dapat di pisahkan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam keadaan olahraga. Muskuler
(perototan) dalam funsinya adalah mengerut /
memendek/ kontraksi. Dalam pemendekan, otot
di rangsang (dikontrol) oleh system saraf
sehingga otot terkontrol kekuatan, akurasi, dan
powernya. Hal ini di sebabkan semakin besar
berkehendak, semakin kuat dan cepat
kontraksinya sehingga tidak mungkin otot
menampilkan kerjanya dengan baik tampa
sumbangan dari saraf (Herimasmur, 2012).
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA
NEUROMUSKULAR
Hipertropi
Kapasitass strengtth suatu otot berkaitan
langsung dengan ukuran diameter serabut
otot. Diameter serabut otot berkaitan
dengan besarnya otot. Kekuatan otot
berkembang/meningkat, ukuran serabut
otot dapat meningkat disebut hipertropi.
Hiperplasia
Hiperplasia merupakan bertambahnya
jumlah dari serabut otot akibat proses
pembelahan. Pada otot manusia belum
ditemukan bukti, bahwa pembebanan
latihan fisik dapat terjadi hiperplasia,
kalaupun terjadi jumlahnya sangat sedikit
(Guyton dan Hall dalam Pardjiono, 2008:
144).
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. ASPEK BIOLOGIS
USIA
Faktor usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan aktifitas,
terkait dengan kekuatan muskuloskeletal. hal yang perlu dikaji
diantaranya adalah postur tubuh yang sesuai dengan tahap
pekembangan individu
RIWAYAT KEPERAWATAN
Hal yang perlu dikaji diantaranya adalah riwayat adanya gangguan
pada sistem muskuloskeletal, ketergantungan terhadap orang lain
dalam melakukan aktifitas, jenis latihan atau olahraga yang sering
dilakukan klien dan lain-lain
PEMERIKSAAN FISIK
meliputi rentang gerak, kekuatan otot, sikap tubuh, dan dampak
imobilisasi terhadap sistem tubuh
B. ASPEK PSIKOLOGIS
Aspek psikologis yang perlu dikaji di antaranya adalah bagaimana
respons psikologis klien terhadap masalah gangguan aktifitas yang
dialaminya, mekanisme koping yang digunakan klien dalam
menghadapi gangguan aktifitas dan lain-lain.
D. ASPEK SPIRITUAL
Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah bagaimana keyakinan dan
nilai yang dianut klien dengan kondisi kesehatan yang dialaminya
sekarang, seperti apakah klien menunjukan keputusasaannya
bagaimana pelaksanaan ibadah klien dengan keterbatasan
kemampuan fisiknya
E. KEMUNDURAN MUSCULOSKELETAL
Indikator primer dari keparahan imobilitas pada system mus!
uloskeletal adalah penurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan
ketahanan otot, rentang gerak sendi, dan kekuatan skeletal.
pengkajian fungsi secara periodik dapat digunakan untuk
memantau perubahan dan keefektifan intervensi.
F. KEMUNDURAN KARDIOVASKULER
Tanda dan gejala kardiovaskuler tidak memberikan bukti
langsung atau meyaknkan tentang perkembangan komplikasi
imobilitas. hanya sedikit petunjuk diagnostik yang dapat
diandalkan pada pembentukan trombosis. Tanda-tanda
tromboflebitis meliputi eritema, edema, nyeri tekan dan tanda
homans positif. intoleransi ortostatik dapat menunjukkan suatu
gerakan untuk berdiri tegak seperti gejala peningkatan denyut
jantung, penurunan tekanan darah, pucat, tremor tangan,
berkeringat, kesulitan dalam mengikuti perintah dan sinkop
G. KEMUNDURAN RESPIRASI
Indikasi kemunduran respirasi dibuktikan dari
tanda dan gejala atelektasis dan pneumonia.
Tanda-tanda awal meliputi peningkatan
temperature dan denyut jantung. Perubahan-
perubahan dalam pergerakan dada, perkusi, bunyi
napas, dan gas arteri mengindikasikan adanaya
perluasan dan beratnya kondisi yang terjadi.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN