Anda di halaman 1dari 15

A S I T PADA TI KUS

EKTOPA R

.  Te n g ke r , M. Kes .
dr. Anita C. C
TIKUS (RODENT)
CIRI-CIRI
 MONCONG TUMPUL
 GIGI SERI (INCISOR) YANG SELALU AUS PADA UJUNGNYA
 CELAH (DIASTEMA) ANTARA GIGI SERI DAN GERAHAM  KERAT
 TELAPAK KAKI UNTUK BERJALAN
 PROMISCUOUS
 MASA HIDUP : 19 S.D. 26 BULAN

SPESIES PENTING
ALAT INDERA
Mencium, Menyentuh, Mendengar,
Melihat, Mengecap
KEMAMPUAN
TIKUS
FISIK
Menggali, Memanjat, Melompat,
Penya
kit yan Menggerogoti, Berenang, Menyelam
g ditu
larkan
 Pes (Plaque)  Murine Typhus
 Leptospirosis  Rat Bite Fever
 Scrub Typhus  Dll
SUMBER PENYAKIT

TIKUS
• LUDAH EKTOPARASIT
• URINE • PINJAL
• FESES • KUTU
• CAPLAK
• TUNGAU
KUTU MORFOLOGI KUTU

Selama hidup menempel pada rambut


inang, banyak ditemukan menempel
pada rambut punggung dan perut.
BIOLOGI KUTU DAN EKOLOGI

SIKLUS HIDUP KUTU


 Kutu betina bertelur, dapat mencapai
butir butir per hari
 Telur menetas menjadi nimfa setelah 1
minggu
 Pada tahap nimfa terjadi perkembangan
dari instar I – III kemudian dewasa

Suhu, kelembaban dan cahaya


 Suhu optimal untuk perkembangan pinjal 18 – 27oC.
 Kelembaban yang sesuai untuk perkembangan pinjal 75 – 80%
PINJAL
MORFOLOGI

Pinjal Tikus (Xenopsylla ch eopis)


 merupakan artropoda yang telah
lama dikenal sebagai vektor penyakit
mematikan yaitu pes.

 Terdapat lebih dari 30 spesies pinjal


yang mampu menularkan Yersinia
pestis, namun diantara semuanya,
X.cheopis (pinjal tikus oriental)
merupakan spesies paling banyak
ditemukan sebagai vektor di dunia
termasuk Indonesia.
Pada umumnya, X.cheopis lebih suka pada tikus rumah
karena karena berhubungan dengan perkembangan
larva pinjal yang memerlukan kondisi kering seperti
pada sarang tikus rumah.

Pinjal tidak dapat bertahan di tempat lembab dan suhu


udara rendah.
Gangguan pinjal secara langsung adalah gigitan pada
inangnya.

Efek gigitan pinjal bergantung pada kepekaan


korbannya.

Ektoparasit ini menghisap darah inangnya, sehingga


dalam tingkat parah dapat menyebabkan anemia.

Pinjal juga menyuntikan saliva saat menghisap darah sehingga mengiritasi inangnya. Reaksi hipersensitif
tersebut dikenal sebagai Flea Alergic Dermatitis yang disebabkan oleh saliva pinjal (Cheeseman 2001 ).
Penyakit yang dapat ditularkan pinjal adalah pes
(pes plague), murine thypus, tularemia dan
listeriosis.

Cara penularan penyakit tersebut melalui gigitan


ginjal terutama oleh pinjal betina karena
membutuhkan darah untuk pengembangan telur.
TUNGAU
CAPLAK
CAPLAK
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai