dalam kehamilan
Dr. Suryanto, SpPK
Materi
1. Anemia dalam kehamilan
2. Gangguan Hemostasis
3. Imunohematologi
4. Penyakit Hepatitis B
5. TORCH
Anemia Dalam Kehamilan
Kasus:
Ibu muda 25 tahun datang ke dokter keluarga
dengan keluhan badan lemas, muka pucat,
pusing, penglihatan berkunang-kunang, jantung
berdebar-debar. Sudah dirasakan sejak 3 bulan
yang lalu. Kuatir dengan dampaknya apabila
istrinya hamil anak pertama nanti. Pemeriksaan
fisik: konjungtiva anemik, sklera tidak ikterik,
Tidak ada riwayat menstruasi yang lama.
Problem
• Mengapa pada ibu tersebut timbul gejala
pucat, pusing, palpitasi?
• Apakah makna pemeriksaan fisik pada kasus
tersebut?
• Adakah hubungan menstruasi yang panjang
dengan keluhan di atas.
• Apakah yang terjadi pada ibu muda tersebut?
Hasil Lab
• Pemeriksaan fisik : tekanan darah: 100/60 mmHg, pulsus
nadi 100x/mnt dan respirasi 20x/mnt. Konjungtiva pucat
+/+, sklera tidak ikterik -/-, kuku pucat dan ujung jari pucat.
Pemeriksaan laboratorium
Hasil : Nilai rujukan :
• Hb 9,8 13 - 16 g/dl
• hematokrit 32,8 40 – 48 %
• jumlah eritrosit 4,8 (4,5-5,5) x 106/ml
• Jumlah leukosit 6.300 5000 – 10.000/mm3
• Jumlah trombosit 160.000 150.000 – 400.000/mm3
Hasil indeks eritrosit
• MCH 20,4 27 - 31 pg
• MCV 68,3 86 - 96 fL
• MCHC 29,8 32 - 36 g/dl
• Dari perhitungan indeks eritosit didapatkan
mikrositik hipokromik (MCV dan MCH yang
rendah)
• Berdasarkan indeks eritrosit ini anemia secara
morfologi dibagi menjadi tiga :
1. anemia normositik normakromik (MCV dan
MCH normal)
2. anemia mikrositik hipokromik (MCV dan MCH
normal)
3. Anemia makrositik normokromik (MCV
meningkat, MCH normal)
Untuk menentukan adanya anemia perlu diperika
terlebih dahulu Hb, penyebab anemia sehingga
pengobatan dapat dilaksanakan dengan tepat.
Tahapan yang harus dilakukan adalah :
• anamnesis/keterangan klinis dan pemeriksaan fisik
• pemeriksaan : kadar Hb, Ht, , indeks eritrosit
(MCV,MCH, MCHC), jumlah retikulosit, jumlah leukosit,
jumlah trombosit dan morfologi darah tepi
• pengukuran kadar besi serum(SI), daya ikat besi total
(TIBC) dan saturasi transferin.
• evaluasi sediaan sumsum tulang
• pemeriksaan khusus lainnya untuk mencari penyebab
anemia.
Anemia Anemia Anemia
Defisiensi Chronic Thalassemia Sideroblast
Besi Disease (ACD) ik
Etiologi Morfologi
Defek Fungsional Ukuran, AE, kand. Hb
Produksi eritrosit ↓
Defek maturasi Maturasi sitoplasmik
Eritropoiesis inefektif Anemia megaloblastik
Maturasi inti
Defek proliferasi
Hipoproliferatif Anemia aplastik, anemia peny. kronik, dll
Fibrinolisis
lekosit .. ..
eritrosit
.. ..
Inhibitor
trombosit
..
SISTEM HEMOSTASIS
KESEIMBANGAN
koagulasi fibrinolisis
h
ra
Tr
da
om
h
bo
lu
bu
sit
m
Pe
Fa
kt
r
or
to
bi
oak
hi
gu
In
l as
i
SISTEM HEMOSTASIS
TIDAK SEIMBANG
fibrinolisis
la s i >>
u
Koag
h
Tr
ra
om
da
bo
h
lu
sit
bu
m
Pe
Fa
kt
r
or
to
Trombosis
bi
ko
hi
ag
In
ul
as
i
SISTEM HEMOSTASIS
TIDAK SEIMBANG
Koagulasi
Fibrinolisis >>
h
Tr
ra
om
da
bo
h
lu
sit
bu
m
Pe
Fa
kt
r
or
to
bi
ko
hi
ag
In
ul
Perdarahan
as
i
Skema mekanisme proses hemostasis
BERSAMA
X, V PF3,
Sumbat trombosit Protrombin,
fibrinogen
Fibrin
Sumbat hemostasis stabil
Hemostasis PRIMER
Sel endotel
Melepaskan Kolagen
endothelin terpapar
VASOKONSTRIKSI
Adesi
trombosit
Tr teraktivasi
Perubahan
btk
Reaksi pelepasan
Agregasi trombosit)
Sumbat hemostatik
HEMOSTASIS PRIMER
Faktor jaringan / tissue factor
dilepaskan dr. perlukaan
Induksi tr
& reaksi
pelepasan Fibrin polimerisasi
fibrinogen fibrin
HEMOSTASIS SEKUNDER
Utk keseimbangan:
t-PA & trombomodulin dilepaskan
FIBRINOLISIS
A. Pembuluh darah Fibroblas (serabut otot)
Membran
basalis
Sel endotel
Eritrosit
lumen
Trombosit
Kolagen
B. Trombosit
1. Adesi trombosit
• merupakan perlekatan antara trombosit dg kolagen yg
terpapar
• dimediasi oleh von Willebrand factor (VWF) sebagai
jembatan antara reseptor GpIb dg kolagen yg terpapar
• Perubahan bentuk trombosit (pseudopodia)
3. Agregasi trombosit
Kolagen
terpapar
Adesi
trombosit
Tr teraktivasi
Perubahan
btk
Reaksi pelepasan
Agregasi trombosit)
Sumbat hemostatik
(di dlm subendotelium)
/ sumbat trombosit
HEMOSTASIS PRIMER
SISTEM KOAGULASI
Proses koagulasi:
Serangkaian reaksi enzimatik yg melibatkan:
1. Protein plasma sbg faktor koagulasi/prokoag
2. Fosfolipid
3. Ca ++
Mekanisme koagulasi
teori cascade / waterfall berturutan
konversi satu faktor koag. (zymogen) menjadi btk aktif
(enzim/protease) yg akan mengaktifkan faktor koagulasi
berikutnya dlm serangkaian reaksi enzimatik
FAKTOR KOAGULASI
I Fibrinogen -
II Prothrombin -
IV Ca 2+ -
1. Instrinsik
3. Jalur bersama
3 jalur
2. Ekstrinsik Formasi fibrin
fibrinolisis
Sejarah perkembangan
Tahap proses
koagulasi
Anak tangga
PT koagulasi
APTT
‘coagulation
cascade’
TT ‘waterfall’
Sistim fibrinolisis
Sistim fibrinolisis
KONSEP BARU KASKADE KOAGULASI
Model 1 Model 2
A B
Handin et al., 2003
PEMERIKSAAN
DIATESA HEMORRHAGIKA
(faal hemostasis)
Skrining :
CT TT
BT PPT
APTT
Capillary fragility
Torniquet
test
PEM. LABORATORIUM
• Masa perdarahan / Bleeding time (BT)
• Mendeteksi kualitas dan kuantitas trombosit
• Masa jendal / Clotting time (CT)
• Mendeteksi kualitas dan kuantitas faktor koagulasi secara keseluruhan
• Jumlah trombosit: kuantitas trombosit
• Plasma Prothrombin Time (PPT) / PT
• Mendeteksi kualitas & kuantitas faktor ekstrinsik
• Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)
• Mendeteksi kulaitas & kuantitas faktor intrinsik
• Thrombin Time (TT)
• mendeteksi fibrinogen dan pemecahannya
Masa Protrombin (MP)/
Plasma Prothrombine Time (PPT)
Definisi :
Pemeriksaan laboratorium untuk mengukur
kemampuan faktor koagulasi ekstrinsik dan bersama
yang ada di dalam plasma untuk membentuk koagulasi
fibrin.
Tujuan :
1. Menentukan defisiensi faktor koagulasi jalur
ekstrinsik dan bersama
2. Memonitor terapi antikoagulan oral
Prinsip pemeriksaan PPT/PT
+ antikoagulan
(Na sitrat)
darah mengikat Ca
Mengandung semua
faktor koagulasi kec. Ca
2
+
Ditambah faktor jaringan, Ca
Terjadi jendalan
Definisi:
Pemeriksaan laboratorium untuk mengukur
kemampuan faktor koagulasi jalur intrinsik dan
bersama yang ada dalam plasma untuk membentuk
koagulasi fibrin
Tujuan :
1.Menentukan defisiensi faktor koagulasi jalur
intrinsik dan bersama
2. Memonitor terapi heparin
Prinsip pemeriksaan :
+ antikoagulan
(Na sitrat)
darah mengikat Ca
Mengandung semua
faktor koagulasi kec. Ca
2 + & trombosit
Terjadi jendalan
1. Hemofili
2. Inhibitor Faktor Koagulasi instrinsik
3. Defisiensi Vitamin K
4. Penyakit Hati
5. DIC
6. Pemberian Antikoagulan
INHIBITOR
Trombositopenia Trombosis
• arterial
didapat kongenital
• vena
ITP
Kongenital
• Jarang
• Bisa disebabkan ok. anemia aplastik kongenital,
• Trombositopenia dengan absent radii (TAR) syndrome
atau Wiskot-Aldrich syndrome (trombositopenia dg.
eksema dan hipogammaglobulinemia)
• Ok. Infeksi kongenital (rubella, CMV)
Trombositopenia
Didapat
Sebab:
Akut
Kronik
• dewasa
• membaik dengan terapi and bersifat kronik
• wanita : laki : 1:4
• autoantibodi ada di permukaan tr.
• mungkin juga didapatkan autoantibodi dlm
serum
Autoimmune thrombocytopenia
Pemeriksaan lab
Obat
Gambaran klinik
Pemeriksaan laboratorium
Skrining
• CT normal
• BT memanjang
• Jumlah trombosit normal
• APTT normal
• PT normal
• TT normal
Penyakit Von Willebrand
Pemeriksaan laboratorium
Diagnosis
• Defisiensi reseptor GP Ib
• Jumlah trombosit : normal
• BT : memanjang
• Adesi trombosit menurun
Herediter:
• Hemofilia A & B
Didapat:
• DIC
• Penyakit hati
• Defisiensi vitamin K
• Lain-lain
HEMOFILIA
Karier
Penderita laki-2 memp. ibu dengan defek/mutasi genetik atau delesi gena F
VIII/F IX pada khromosom X
Kompleks Tenase
MANIFESTASI KLINIK
• Perdarahan spontan berat :perdarahan pada sendi
(haemarthrosis) dan otot
• Perdarahan sedang
• Onset terjadi pada awal masa anak2 (post
sirkumsisi)
• Meningkatkan resiko perdarahan post-operatif atau
post-trauma
• Persendian lemah ok perdarahan berulang
Mekanisme terjadinya perdarahan
pada hemofilia:
Pemb darah terluka
Hem. A Hem. B
• CT memanjang
• BT normal
• CT memanjang
• APTT memanjang
• BT normal
• PT normal
• APTT memanjang
• F VIII rendah (N: 50-200%):
• PT normal
– < 1% : berat
– 1-5% : sedang • F. IX rendah (N:50-150%):
– 6-50% : ringan – < 1% : berat
– 1-5% : sedang
– 6-50% : ringan
Khusus untuk hemofilia A:
Karakteristik def FVIII ditegakkan dg pengukuran secara imunologik:
- Kdr Ag FVIII C (bag yg memp aktifitas koag)
- Kdr Ag FVIII R (bag non-koag mol F VIII) N
membedakan hemofilia A dg peny. Von Willebrand
Hemofilia B :
• Defisiensi F IX :
– manifestasi klinik spt hemofilia A,
– frekuensi > jarang, biasanya > ringan
Hemofilia C:
• Defisiensi F XI jarang didapatkan
Penyakit Hati
F. V
F. VIII N/
vWF N/
Fibrinogen Trombosit
Jumlah atau normal
BT atau normal
Adesi atau normal
Agregasi atau normal
Defisiensi vitamin K
Pemeriksaan Laboratorium
• PPT, APTT memanjang sp 3-4 x
• CT memanjang
• BT normal
• Jumlah trombosit normal
• Ditemukan prekursor protein koagulasi (vit-K dependent
yg tdk a/ sebagian terkarboksilasi
Definisi:
Suatu penyakit koagulasi yg didapat, dimana terjadi
formasi mikrotrombus, konsumsi faktor koagulasi,
aktivasi fibrinolisis dan kecenderungan perdarahan
secara simultan a/ berurutan
Gambaran klinik
• Terjadi perdarahan dan trombosis
• Terdapat kerusakan jaringan disebabkan ok. trombosis,
cenderung nekrosis dan aktivasi koagulasi dan fibrinolisis
lanjut
• Purpura, ekhimosis, perdarahan gastrointestinal,
perdarahan intravena dan sesudah venapuncture
sebab: kadar faktor koagulasi dan trombosit rendah ok
peningkatan konsumsi
• Fungsi ginjal menurun disebabkan ok trombosis
mikrovaskuler
• Acute respiratory distress syndrome
• Nekrosis adrenal, shock dan tromboembolisme
Skema gambaran klinik DIC
Patofisiologi DIC
Pemeriksaan laboratorium
DIC AKUT
• Bervariasi
• Jumlah trombosit: normal/rendah
• PT : normal
• APTT : normal
• Kadar fibrinogen : normal
• FDP (Fibrin degradation products) : meningkat
• D-Dimer : meningkat