Anda di halaman 1dari 27

UNDANG UNDANG NO.

44
TAHUN 2009

TENTANG
RUMAH SAKIT
Latar belakang
• RS adalah institusi pelayanan kesehatan
bagi masyarakat dgn karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan tehnologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
UU. RS. TERDIRI ATAS
15 BAB
66 Pasal
(2 pasal ketentuan peralihan)

• BAB I Ketentuan Umum


• BAB II Asas dan tujuan
• BAB III Tugas dan fungsi
• BAB IV Tanggung jawab pemerintah
dan pemerintah daerah
• BAB V persyaratan

Bagian kesatu Umum


Bagian kedua lokasi
Bagian ketiga bangunan
Bagian keempat prasarana
Bagian kelima Sumber Daya Manusia
Bagian keenam ke farmasian
Bagian Ketujuh peralatan
BAB VI
JENIS DAN KLASIFIKASI

BAB VII
PERIZINAN

BAB VIII
HAK DAN KEWAJIBAN
BAB IX
PENYELENGGARAAN
• Bagian kesatu pengorganisasian
• Bagian kedua pengelolaan klinik
• Bagian ketiga akreditasi
• Bagian keempat jejaring dan sistem rujukan
• Bagian kelima keselamatan pasien
• Bagian keenam perlindungan hukum rumah
sakit
• Bagian ketujuh tanggung jawab hukum
• Bagian kedelapan bentuk
BAB X
PEMBIAYAAN

BAB XI
PENCATATAN DAN PELAPORAN

BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB XIII
KETENTUAN PIDANA

BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
PENGERTIAN
• Rumah sakit adalah institusi pel.kes yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat
• Pelayanan kesehatan paripurna adalah pel.
Kesehatan yang meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif
• Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien
yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut
Pengaturan penyelenggaraan RS
bertujuan :
• Mempermudah akses masyarakat untuk
mendapat kan pelayanan kesehatan
• Memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan RS dan sumber
daya manusia di RS
• Meningkatkan mutu dan mempertahankan
standar pelayanan rumah sakit
• Memberikan kepastian hukum kepada pasien,
masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit
dan rumah sakit
FUNGSI RS
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pel. Kes yg paripurna tingkat
kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dlm rangka peningkatan
kemampuan dalam pemberian pel. Kes
d. Penyelnggaraan penelitian dan pengembangan
serta penapisan teknologi bid. kes dlm rangka
peningkatan pel.kes dgn memperhatikan etika
ilmu pengetahuan bid.kesehatan
PSL 13
• Tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran
di RS wajib memiliki Surat izin Praktik sesuai
ketentuan perundangan
• Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di RS
wajib memiliki izin sesuai ketentuan perundangan
• Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan rumah sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatanpasien
Pasal 17

RS yang tidak memenuhi


persyaratan sesuai uraian yang
dimaksud dalam pasal 7, psl8,
psl 9, psl10, psl 11, psl 12, psl
13, psl 14, psl 15 dan pasal 16
tidak diberikan izin mendirikan ,
dijabut atau tidak diperpanjang
izin operasional rumah sakit
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT UMUM
- RSU Kelas A
- RSU Kelas B
- RSU Kelas C
- RSU Kelas D

RUMAH SAKIT KHUSUS


- RSU Kelas A
- RSU Kelas B
- RSU Kelas C
PASAL 27

IZIN RUMAH SAKIT DAPAT DICABUT JIKA :

- Habis masa berlakunya


- Tidak memenuhi persyaratan dan standar
- Terbukti melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan; dan/atau
- Atas perintah pengadilan dalam rangka
penegakan hukum
Pasal 30 hak rumah sakit
• Menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber
daya manusia sesuai klasifikasi RS
• Menerima imbalan jasa pelayanan, menentukan
remunerasi, insentif dan penghargaan
• Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam
rangka pengembangan pelayanan
• Menerima bantuan pihak lain
• Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian
• Mendapat perlindungan hukum
• Mempromosikan layanan kesehatan yang ada
• Mendapat insentif pajak bagi RS publik dan RS yg
ditetapkan sebagai RS pendidikan
Pasal 32 Hak pasien, antara lain
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan RS
b. Memperoleh informasi tentang hak kewajiban
pasien
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur
tanpa diskriminasi
q. Menggugat dan/atau menuntut RS apabila RS
diduga memberikan pelayanan yg tdk sesuai dgn
standar, baik secara perdata atau pidana
r. Mengeluhkan pelayanan RS yg tdk sesuai dgn
standar pelayanan melalui medis cetak dan
elektronik sesuai ketentuan perundangan
Pasal 43 keselamatan pasien
• RS wajib menerapkan standar keselamatan
pasien
• Standar keselamatan dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, menganalisa dan
menerapkan pemecahan masalah dalam
rangka menurunkan angka kejadian KTD
• RS melaporkan kegiatan kepada komite yg
membidangi keselamatan pasien
• Pelaporan insiden dibuat anonim ditujukan
untuk mengkoreksi sistem dlm rangka
meningkatkan keselamatan pasien
Pasal 44 Perlindungan Hukum Rumah
sakit
• RS dapat menolak mengungkapkan segala
informasi kepada publik yang berkaitan dengan
rahasia kedokteran
• Pasien dan/atau yang menuntut RS dan
menginformasikannya melalui media massa
dianggap telah melepaskan hak rahasia
kedokteran kepada umum
• Penginformasian kepada media massa
memberikan kewenangan kepada RS untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien
sebagai hak jawab RS
Pasal 45

• RS tidak bertanggung jawab secara hukum


apabila pasien dan/atau keluarganya
menolak atau menghentikan pengobatan
yang dapat berakibat kematian pasien
setelah adanya penjelasan medis yang
komprehensif
• RS tidak dapat dituntut dalam
melaksanakan tugas dalam rangka
menyelamatkan nyawa manusia
Pasal 46 Tanggung Jawab Hukum
• RS. bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan
atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di Rumah Sakit
KETENTUAN PIDANA
psl 62
• Setiap orang yang dengan sengaja
menyelenggarakan RS tidak memiliki
izin; dipidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling banyak
Rp. 5.000.000.000,-(lima milyar rupiah)
psl.63
Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi, selain
pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya,
pidana yang dapat dijatuhkan terhadap koorporasi
berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali
dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam psl 62

Selain pidana denda, koordorasi dapat


dijatuhi pidana tambahan berupa :
a. Pencabutan izin usaha; dan/atau
b. Pecabutan status badan hukum
Mengatur apa
yang boleh
dan tidak boleh

HUKUM

Berisi Hak dan


Kewajiban
timbal balik

Sangsi (hukuman)
Selalu diberikan
Oleh Penguasa

Hanya mengatur
Hal-hal yang bersifat
lahiriah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai